Khotbah Ev.Christin Jedidah – Ciri-ciri Warga Kerajaan Allah
(Mei 2010)
Ayat 3: Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Ayat 4: Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Selain itu, dukacita di sini juga berbicara mengenai belas kasih kepada sesama dan dukacita karena jiwa-jiwa yang belum mengenal keselamatan. Apakah saat ini kita juga berdoa, berkabung untuk keselamatan orang lain, mungkin orang-orang yang kita kenal, keluarga dan teman-teman yang kita kasihi atau siapa saja yang Tuhan perayakan kepada kita untuk didoakan. Bahkan merupakan bagian kita untuk berdoa mempertahankan dan mengusahakan kesejahteraan tempat, kota dan bangsa kita saudara. Menabur dalam doa, memperkenalkan keselamatan dalam Yesus Kristus dan menyaksikan kasihNya yang besar dalam hidup kita.
Ayat 5: Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi
Lemah lembut di sini berhubungan dengan respon hati kita, kerendahan hati, orang yang lemah lembut adalah orang yang mudah dibentuk. Memiliki roh yang mudah diajar oleh Tuhan, mudah menerima teguran dari Tuhan dan mewujudkannya dalam pertobatan dan perubahan. Tidak banyak orang yang memiliki hal ini saudara, kebanyakan justru memiliki pertahanan dan pembelaan diri yang begitu kuat. Sehingga kita sulit untuk ditegur dan diubahkan Tuhan, saat kita selalu mempertahankan apa yang salah dalam diri kita dengan pembelaan dan pembenaran-pembenaran diri bukan suatu kesadaran untuk memperbaiki. Ketika dosa masuk pertama kali di dunia itu lewat pembenaran diri Adam dan Hawa serta kecenderungan untuk menyalahkan orang lain. Itulah mengapa sampai saat ini manusia selalu penuh ego dan tidak mau disalahkan.
Ditegur atau dikoreksi/dikritik memang tidak enak saudara, tetapi kita sangat perlu memiliki roh yang lemah lembut, kerendahan hati untuk ditegur dan dibentuk Tuhan. Kita mulai belajar untuk mengakui kesalahan, mengintrospeksi diri dan mau menerima teguran. Orang yang selalu mengintrospeksi diri dan mau berubah akan terus mengalami perkembangan yang progresif/meningkat dalam hidupnya tidak stagnan/berhenti. Sedangkan tanpa kelembutan hati, tidak pernah mengintrospeksi diri karena pembelaan dan pembenaran-pembenaran pribadi yang berlebihan, kita akan terus dalam keadaan yang sama tanpa perubahan dan peningkatan kualitas rohani dan karakter kita.
Ayat 6: Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Ayat 7: Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Ayat 8: Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Ayat 9: Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Firman Tuhan berkata kita bisa disebut dan dikenal sebagai anak-anak Allah salah satunya yaitu dari karakter atau sikap kita yang membawa damai. Yesus adalah Raja Damai, Dialah yang sulung diantara banyak saudara yaitu kita sebagai anak-anak Allah. Seperti halnya Kristus sebagai anak Allah menjadi pembawa damai, maka kita pun harus menjadi orang yang membawa damai ke mana pun kita pergi. Orang yang bisa membawa damai hanyalah mereka yang telah mengalami dan meimiliki damai. Ketika kita sedang dalam keadaan tidak berdamai, ingin marah atau mungkin dalam ketakutan, khawatir, sedang dalam banyak masalah atau sedang tertuduh karena dosa, kira-kira apakah kita bisa membawa damai, saudara? Saat kita penuh dengan kepahitan, luka dan dendam kita tidak mungkin bisa memancarkan damai saudara. Jadi kita harus mengalami damai itu dulu saudara, dalam Yoh 14:27 “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Tuhan telah menjanjikan dan memberikan damai sejahteraNya yang tidak sama dengan yang diberikan dunia kepada kita.
Ayat 10-12: Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.
Tiga ayat ini berbicara hal yang sama yaitu berbahagialah atau diberkatilah jika oleh karena kebenaran kita dianiaya. Adakalanya kita harus menanggung penderitaan, dihina dan dipersalahkan saat kita melakukan apa yang benar. Saat kita mau tetap setia meskipun usaha kita kelihatannya tidak banyak mendapat keuntungan karena kita jujur sementara orang lain mendapatkan banyak keuntungan dengan bisnis kotor dan penuh tipuan. Ini bukan hal yang mudah saudara, banyak orang yang tidak setuju dangan prinsip hidup dalam kebenaran, bahkan tidak sedikit yang dicelah oleh orang-orang terdekat karena imannya kepada Tuhan. Tetapi firman Tuhan berkata; berbahagialah atau diberkatilah jika karena mengikut Yesus dan radikal dalam kebenaran firmanNya, kita dianiaya oleh dunia karena kita akan memiliki kerajaan sorga. Karena Tuhan memperhitungkan semua yang kita lakukan dan kesetiaan kita. Jadi, saudara mari kejarlah apa yang kekal, tetap setia dalam jalan-jalan Tuhan.
Khotbah Ev.Christin Jedidah