Khotbah Ps. Daniel Shane – Membela Anugerah Tuhan
I Timotius 6: 6-16
Setiap perjalanan hidup kita merupakan anugerah dari Tuhan. Namun tidak banyak orang yang mampu menyadari dan mensyukurinya. Bahkan dalam setiap nafas kita mengandung janji Tuhan yang harus kita bela dalam hidup kita. Beberapa waktu yang lalu ketika menghadapi tekanan hidup, seorang gembala pun bisa merasa tidak layak, tidak mampu berbuat apapun, tidak bisa menggenapi rencana Tuhan dan ingin menyerah. Namun Tuhan mengingatkan saya bahwa Tuhan tidak pernah menyerah dengan kehidupan kita. Seringkali kita mungkin sudah menyerah dengan kehidupan kita tetapi ingatlah bahwa Allah kita tidak pernah menyerah terhadap hidup kita. Ada orang-orang tertentu yang menyusahkan diri dengan berbagai hal yang dapat memisahkan kita dari kasih dan anugerah Allah. Kita boleh bekerja keras, siang dan malan, tetapi Tuhan tahu motivasi hati kita. Apakah kita bekerja hanya untuk membesarkan kerajaan kita sendiri atau kita bekerja untuk membesarkan Kerajaan Allah. Uang dan birahi atau hawa nafsu kita dapat memisahkan kita dari anugerah Allah. Bahkan ketidaktahuan kita akan arti anugerah Tuhan dapat membuat kita terpisah dari anugerahNya.
Tuhan mau mengingatkan setiap kita bahwa dalam kehidupan manusia ada tiga hal yang dapat memisahkan manusia dari anugerah Allah.
Berapa banyak orang kristen yang bermalas-malasan dengan kehidupannya sehingga kehidupannya tidak bisa maksimal. Kita tidak boleh menyerah dengan keadaan kita saat ini. Apapun keadaan kita saat ini, mungkin sangat buruk menurut kita, sehingga kita sendiri sudah menyerah dengan diri kita. Tetapi ingatlah satu hal ini bahwa Allah tidak pernah menyerah dengan kehidupan kita. Jangan menjadi pecundang! Kita diciptakan Allah sebagai umat pemenang. Berapa banyak dari kita yang fokus dengan kekurangan-kekurangan yang kita miliki. Itu semua akan menghambat kita. Kita harus bela apa yang menjadi kelebihan kita. Lihatlah apa yang menjadi kelebihan kita dan kembangkan itu untuk kemuliaan nama Allah. Ada orang-orang yang menghabiskan waktu hidup mereka secara percuma dengan main game (PS), facebook, chating, dll. Bukan berarti kita tidak boleh menggunakan facebook atau chating, kalau kita menggunakan itu untuk menjadi berkat buat orang lain itu tidak masalah. Mari kita gunakan waktu hidup kita untuk sesuatu yang tidak sia-sia. Jika kita terikat dengan dosa, jangan pernah menyerah untuk bebas dari dosa kita. Sekalipun mungkin pembimbing rohani kita/gembala/teman-teman kita sudah merasa menyerah dengan kita, namun Allah tidak pernah menyerah dengan kita. Bagi Allah kita adalah anugerah yang berharga sehingga Dia rela mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita.
Hal kedua yang dapat memisahkan kita dari anugerah Allah adalah sikap kita yang menjauhkan diri dari kasih Kristus. Kasih Allah tidak pernah jauh dari kita. KasihNya terus mengejar kita. Tetapi kita dapat terpisah sementara (bukan untuk selamanya) dengan kasih Allah karena dosa-dosa kita, kekerasan hati kita, bahkan kita sendiri yang menolak kasihNya. Ilustrasinya seperti ini, kita lari dengan kecepatan 101 km/jam dan Tuhan mengejar kita dengan kecepatan 100 km/jam. Kelihatannya jarak antara kita dengan Tuhan sangat dekat, tetapi kalau kita tidak pernah berhenti dan berkata pada Tuhan “Ya, aku menyerah” maka kita tidak akan bisa bertemu dengan kasih Tuhan. Selain itu, yang dapat membuat kita tidak bisa menerima kasih Allah adalah ketika kita tidak menyadari anugerahNya. Ada orang-orang tertentu yang tidak terima dengan kehidupannya. Misalkan, orang teesebut tidak terima dengan kehidupannya yang miskin, kemudian terus mengasihani diri, “Kenapa aku miskin? tidak seperti dia yang kaya” terus berpikir bahwa Tuhan tidak adil sehingga membuat dia marah dengan Tuhan. Percayalah saudara bahwa semua yang Allah berikan itu adalah yang terbaik buat kita. Tidak ada Bapa yang memberikan ular beracun pada anak-anaknya. Kita harus belajar mengucap syukur dalam segala hal. Seperti dalam I Tim 6:6, “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar”. Tanpa ucapan syukur maka ibadah kita akan sia-sia.
Hawa nafsu kita akan membuat kita terpisah dari anugerah Allah, karena hawa nafsu yang kita turuti akan membawa kita pada dosa. Kita tahu bahwa Allah sangat membenci dosa. Cara membuang setiap hawa nafsu kita adalah dengan melatih tubuh kita untuk tidak mengikuti hawa nafsu dunia. Misalnya dengan berpuasa.