Khotbah Ev.Christin Jedidah – Ketaatan Mengikuti Kehendak Tuhan
KETAATAN MENGIKUTI KEHENDAK TUHAN (20 Desember 2009)
Mat 13:24-30 ; 36-43 ; Mat 7:21 Dalam Perikup yang pertama, dimana Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan mengenai lalang yang tumbuh bersamaan dengan gandum di sebuah ladang. Perumpamaan ini melambangkan pekerjaan Tuhan (benih yang baik) tumbuh bersama pekerjaan iblis (sesuatu yang jahat). Iblis yang darimulanya adalah perusak, selalu berusaha menggagalkan rencana Tuhan, termasuk dalam kehidupan bergreja. Iblis juga bisa bekerja di Greja, komunitas orang percaya, dan bahkan diantara anak-anak Tuhan sendiri. Ilalang sendiri, dari salah satu bahasa Yunani, dikenal dengan nama darnel. Dimana, ilalang ini adalah tanaman yang sangat mirip dengan gandum, sehingga sulit dibedakan secara kasat mata, bahkan darnel ini memiliki bulir-bulir yang berisi biji-bijian (mirip gandum, namun berwarna hitam).
Secara rohani, hal ini dapat berarti bahwa dapat saja seseorang yang kelihatannya rohani, memiliki pelayanan yang ‘kelihatan’nya luar biasa, namun dihadapan Tuhan, di hanyalah merupakan ilalang, bukanlah gandum. Yang disebut ilalang di hadapan Tuhan adalah seorang Kristen yang belum mengalami pertobatan sungguh-sungguh, maupun yang tidak taat pada kehendak Tuhan. Pertobatan yang sejati, yaitu kita sebagai gandum, dimana akan dikumpulkan di lumbungNya adalah melalui proses pertobatan terus menerus. Seorang yang sungguh-sungguh kepada Tuhan tidak cukup hanya bertobat sekali saja ketika lahir baru, namun harus terus menerus mau untuk diajarkan sesuatu yang baru, mau berubah, melakukan kehendak Tuhan. Terjadi perubahan hidup yang radikal, dari cara berpikir, gaya hidup, gaya berpakaian, cara berbicara, fokus hidup… semuanya tidak sama lagi dengan manusia lama nya. Pertobatan yang tidak sungguh / suam / setengah hati, akan membuat kita tidak dapat taat atau berjalan dalam kehendak Tuhan sepenuhnya. Jika hal ini yang kita alami, maka bisa saja kita hanyalah sebatang darnel di ladangNya. Ilalang yang akan dicabut bersama ilalang, pada akhirnya dianggap tidak berguna dan akan dibakar.
Ilalang juga melambangkan pembuat kejahatan, melanggar hukum Tuhan, menyimpang dari kebenaran, ataupun ketika kita tidak menjaga kekudusan. Ilalang yang masih diberi waktu dalam hukum Tuhan dapat menjadi gandum apabila ia mau bersungguh-sungguh hati berbalik dan bertobat. Ketaatan kita ketika kita menyerahkan keinginan, ambisi, mimpi, hidup kita.. untuk mengikuti rencanaNya akan sangat menyentuh hatiNya. Tuhan akan sangat menghargai setiap keputusan kita. Tidak cukup hanya kemauan atau kerinduan atau kasih kita. Namun sebesar apakah kasih dan kerinduan kita sampai kita mau benar-benar mengikuti rencanaNya atas hidup kita? Penyerahan kepada Tuhan adalah berkali-kali dan selalu ada harga yang harus dibayar. Ketika kita mengatakan bahwa kita mau mengikuti rencanaNya, maka Tuhan akan menguji setiap komitmen kita, ataupun iblis dapat mencobai kita agar dengan segala cara, kita tidak bisa menggenapi rencana Tuhan.
Keselamatan adalah anugrah dan suatu pemberian yang luar biasa dari Tuhan. Namun, untuk mengikuti rencana Tuhan yang sempurna dalam hidup kita adalah suatu keputusan. Kita dapat memilih rencana yang ‘baik’ menurut kita, dan bisa saja hidup kita mulus, diberkati, namun jika kita hidup bukan untuk Kerajaan-Nya.. pantas kah? Penyerahan hidup dan setiap ketaatan mengikuti rencana Tuhan adalah tergantung pada masing-masing pribadi, karena kita memiliki yang namanya kehendak bebas. Bersediakah kita untuk menyerahkan kehendak bebas tersebut jika taruhannya adalah semua yang kita cintai ? (keluarga, mimpi/ambisi, kesenangan hidup, kekasih). Mengapa semua itu bisa dipertaruhkan untuk mengikuti rencana Tuhan? Karena, mengikuti rencana Tuhan berarti fokus kita untukNya, sudah bukan lagi untuk diri kita, keluarga, ataupun dunia. Beranikah kita membayar harganya? Tidak hanya sampai pada kita ‘tahu’ kehendak Tuhan, namun sampai pada kita melangkah dan menyelesaikanNya? Tuhan pasti sangat rindu semua pelayan dan jemaat di tempat ini dapat menangkap hatiNya dan menggenapi rencanaNya.
Khotbah Ev. Christin Jedidah