Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Rahasia Panggilan
Saudaraku, hari ini saya rindu menyampaikan rahasia panggilan dari Tuhan. Sejujurnya, ketika kita dipanggil Tuhan, apakah yang menjadi jawaban kita? Seringkali yang terjadi adalah kita dalam keadaan yang tidak siap. Ada yang dipanggil saat marah, saat kecewa, saat terluka dan kita tidak benar-benar siap untuk panggilan kita. Sebetulnya ada rahasia yang besar dalam setiap panggilan Tuhan dalam hidup kita yang tidak semua orang dapat memahaminya.
Mari kita belajar sama-sama, apa yang perlu kita pelajari untuk mengerti rahasia-rahasia panggilan Tuhan dalam hidup kita?
Amsal 3:1-10
1. Pelajarilah kata-kata ini, apa yang baik, belum tentu itu berguna bagi saya, apa yang baik, belum tentu itulah yang terbaik bagi saya. Misalnya dalam hal pekerjaan, pasangan, pelayanan, dll. Jika kita mengerti prinsip ini maka kita tidak akan mudah kecewa terhadap kehendak Tuhan karena kita menginginkan yang baik, belum tentu itulah yang terbaik bagi kita. Kita akan mulai lebih dalam mencari kehendak Tuhan dalam mengerti rahasia panggilan-Nya.
2. Kalungkanlah kesetiaan dan kekonsistenan dalam kehidupan kita. Dalam menjalani panggilan Tuhan, kita perlu kesetiaan dan kekonsistenan. Orang yang selalu mendapatkan “panggilan hidup” yang berbeda-beda di satu masa ke masa yang lain hampir dapat dipastikan sebetulnya ia belum dapat mengenali panggilan Tuhan, tetapi jika misalnya dari SMU dia bermimpi jadi pengusaha yang memberkati banyak orang, kuliah dan sampai lulus, panggilannnya di perteguh dan terjadi, itulah panggilan Tuhan yang konsisten. Tetapi tentu saja kita perlu mendengarkan suara Tuhan dalam kesetiaan dan kekonsistenan kita.
3. Percaya kepada Tuhan dan janganlah bersandar pada pengertian kita sendiri. Seringkali kita memang percaya pada Tuhan tetapi juga suka mengartikan jalan hidup kita sesuai pengertian dan kehendak sendiri. Jangan kita mengartikan jalan Tuhan dengan pikiran kita yang sempit, misalnya sekarang kita bekerja, apakah tidak mungkin jika ternyata Tuhan mau panggil kita menjadi hamba-Nya? Berhati-hatilah dengan rekaan pikiran-pikiran kita jika kita mau berjalan dalam rahasia-rahasia panggilan Tuhan sebab seringkali rahasia panggilan-Nya hanya dapat kita mengerti saat kita benar-benar bergantung pada hikmat-Nya, bukan pengertian kita sendiri.
Tuhan merindukan kita mempersembahkan yang terbaik, berilah hasil pertama usahamu untuk Tuhan. Banyak sekali kesaksian yang membuktikan ketika kita memberikan mungkin setahun, 6 bulan, 1 bulan pertama bagi Tuhan, tanpa kita jadi pusing dengan ini dan itu, terbukti Tuhan sanggup memberkati orang tersebut dan dia juga dapat menemukan rahasia panggilan Tuhan. Mungkin banyak teman-teman yang mau lulus, atau sudah lulus, carilah kehendak-Nya, berikanlah persembahan yang terbaik bagi Tuhan, maka Tuhan dapat mengisi lumbung-lumbung kita penuh melimpah.
Setiap kita pasti pernah bermimpi, atau berangan-angan. Orang yang tak memiliki mimpi adalah seperti mayat hidup yang tidak berpengharapan. Saudaraku, jangan biarkan musuh-musuh kita mengambil mimpi Tuhan dalam hidup kita. Beranilah berimpi karena dalam mimpi ada begitu banyak pengharapan dan kekuatan. Saya perah menuliskan mimpi saya sejak kelas 5 SD dahulu tentang suatu negeri impian yang begitu indah dan saya rindu untuk membawa teman dan sahabat-sahabat saya masuk ke negeri Perjanjian itu. Sion adalah suatu negeri impian, suatu pemulihan yang besar, kota kesempurnaan. Saya percaya kita merindukannya. Saat terang kita datang, kegelapan dalam hidup kita akan lenyap dan kita dapat memasuki negeri impian itu. Setelah itu Dia akan membebaskan para tawanan sehingga mereka memiliki kembali gairah akan panggilan dan negeri Perjanjian mereka. Biarkan pengertian kita diterangi oleh cahaya Firman Tuhan yang membawa langkah-langkah kita. Kita akan menerima Perjanjian demi perjanjian-Nya.
Saudaraku, mari kita saling bergandeng tangan dalam menuju negeri perjanjian Tuhan. Mari saling menguatkan dan mengasihi. Saya dan Yesus Kristus akan membawa kita masuk bersama-sama ke negeri impian kita. Tuhan Yesus memberkati.