Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Masa Padang Gurun
Saya pernah merasa patah hati karena panggilan Tuhan, seolah panggilan itu terasa begitu sulit untuk dicapai, saya sering menasehati jemaat dan memberikan peringatan-peringatan tetapi masih saja dilakukan, tetapi ada waktu-waktu tertentu saya merasa yakin itu PASTI tercapai.
Jika kita mau mendengarkan suara Tuhan, saat itulah hati kita akan dilembutkan.
1. Sebuah mimpi yang besar akan ada padang gurun yang besar pula (waste land), saat dimana Tuhan seolah tidak menjawab doa-doa kita dan kita hampir mati. Kita mengharapkan Tuhan melakukan sesuatu seperti waktu dahulu, namun tidak kunjung datang. Namun saat kita mau kembali ke masa lalu karena putus asa, Tuhan kirimkan IMAN.
IMAN bukan PERASAAN
Tuhan ingin melatih kita lebih dewasa dari yang dahulu, setiap mimpi memiliki tantangan yang sama, tapi screen server nya saja yang berbeda.
IMAN adalah sebuah kedekatan, kepercayaan kita dengan Tuhan. Semakin besar mimpi itu, semakin besar iman yang harus kita miliki.
Mungkin kita sedang memasuki sebuah rumah dimana ada lonceng yang sangat besar, ada jubah-jubah berserakan, ada maklumat-maklumat yang berisi kegagalan-kegagalan dan kehancuran demi kehancuran. Kita masuk ke padang gurun sampai suara Tuhan tidak terdengar lagi.
2. Kita melawan raksasa. Kita butuh strategi yang dari Tuhan.
Ciri-ciri mimpi yang dari Tuhan yaitu dimana nama Tuhan dipermuliakan.
Ambisi merupakan visi pribadi kita yang dibungkus hal-hal rohani untuk keegoan kita, contoh : ingin cepat kaya.
3. Ketakutan. Atasi rasa takut itu.
Ketika suara Tuhan terlihat semakin sedikit, berarti ada dua kemungkinan :
– Saat kita jauh dari Tuhan
– Saat Tuhan akan menyatakan sesuatu yang luar biasa pada kita, contoh : saat kelahiran Tuhan Yesus, keadaan di Yerusalem waktu cukup buruk, tidak ada suara Tuhan.
Ada bebarapa hal yang Tuhan yang rindu supaya kita dapat belajar :
– Belajarlah untuk menjadi pemberi roti (Yes 58:7), hal ini berlaku untuk setiap kita anak-anak Tuhan. Di ayat ke 10-12 dikatakan: “Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok yang tembus”, “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”. Pada saat kita mengalami masa-masa kekeringan, justru belajarlah untuk memberi, jangan egois dan hanya memikirkan diri sendiri.
– Belajarlah untuk menjadi buku yang terbuka, sehingga Tuhan bisa menguji kita. Hal ini berarti kita mengijinkan Tuhan mengkoreksi diri kita (Yes 29:15-16)
– Kuatkan tangan yang lemah lesu dan teguhkan lutut yang goyah. (Yes 35:3-4)
– Mintalah roh hikmat dan pengertian, roh nasehat dan keperkasaan, pengenalan dan takut akan Tuhan. (Yes 11:2)
Namun ada juga hal-hal yang harus kita jauhi :
– Jangan menyerobot rumah demi rumah dan mencekau ladang demi ladang, sehingga tidak ada lagi tempat bagi orang lain. (Yes 5:8)
– Jangan menyombongkan diri. (Yes 2:17)
– Jangan memegahkan diri, karena semua karunia kita itu milik Tuhan. (Yes 10:15) Kapak = Karunia kita.
Dari semuanya itu siaplah untuk bertempur, minyakilah perisai kita yaitu iman, jika perisai kita ditembus oleh musuh, maka kita akan menyakiti anak-anak rohani kita, teman-teman rohani kita.