Khotbah Ps.Daniel Hadi Shane : Road to REVIVAL series – Bahasa Roh Asli VS Bahasa Roh Palsu
Sebelum saya lebih dalam membahas mengenai bahasa roh, kita terlebih dahulu harus mengetahui asal usul dari “Roh” itu sendiri. Dalam kitab Kejadian 6:1-6 ada di gambarkan mengenai beberapa jenis Roh:
1. Roh yang melayani: tidak punya kehendak bebas, dan ada yang punya kehendak bebas (malaikat ini yang menikahi anak-anak manusia).
2. Roh Tuhan sendiri
Ada beberapa jenis bahasa roh:
* Roh Tuhan
* roh iblis
* roh org mati
Bahasa roh:
1. Sebagai tanda
2. Sebagai karunia
Banyak anak Tuhan yang memakai bahasa roh tapi tidak jelas artinya apa, seperti menggumam. Bahkan ada bahasa roh yang artinya mistis (bisa berarti kutuk). Banyak yang ingin memiliki bahasa roh, tetapi belum tentu itu benar yang dari Tuhan. Dalam Markus 16:17-18, berikut adalah tanda-tanda yang menyertai orang percaya itu merupakan satu kesatuan yang meliputi:
1. Mengusir setan
2. Bahasa-bahasa baru atau bahasa roh : hidup yang dipenuhi dengan kata-kata yang lembut, kata-katanya penuh berkat dan sukacita.
3. Maut tidak berkuasa.
4. Mujizat kesembuhan.
Karunia ini yang dipakai untuk pelayanan kudusnya Tuhan, untuk memudahkan pelayanan. Karunia atau tanda tidak banyak bedanya. Bahasa roh yang diperoleh dari penumpangan tangan hamba Tuhan (jika hamba Tuhan itu masih punya ikatan roh jahat, maka roh jahat itu yang akan masuk ke dalam hidup kita). Bisa juga bahasa roh yang di dapat dari roh orang mati. Roh-roh orang mati yang diluar Tuhan bisa dpanggil, roh jahat, roh yang menyamar sebagai orang percaya (orang yang sudah meninggal tersebut). Seperti halnya pemanggilan arwah juga diawali dengan bahasa yang aneh.
Di dalam Firman Tuhan, bahasa roh itu karunia yang paling rendah, tetapi yang Tuhan inginkan kejarlah kasih. 1 Korintus 14:1-3
Bahasa roh yang benar adalah bahasa tetesan air mata, bahasa kedekatan, bahasa pergumulan, bahasa jeritan hati, bahasa keintiman antara kita dengan Tuhan. Bukan dalam pertemuan jemaat. Saat kita menangis, mungkin tidak mengerti kata per kata, tapi Tuhan mengerti. Bahasa roh itu berdiam diri, menikmati keintiman dengan Tuhan. Bahasa roh yang asli, kita tidak berkata-kata dengan diri kita sendiri, tetapi kepada Tuhan. Bahasa roh yang benar, kosakata yang tidak di mengerti, doa yang mengerang (dari lubuk hati yang terdalam, roh kita yang berbicara, tetapi Tuhan mengerti). Roh kita tahu cara mengungkapannya. Kalau kita tidak sadar pada saat mengungkapkannya, berarti roh kita tidak sedang berdoa dong?? (Menggumam tidak jelas).
Sedangkan karunia bernubuat untuk meneguhkan kebenaran Firman Tuhan yang dibukakan atau disingkapkan, tetapi nubuat bukanlah ramalan! Karena itulah berhati-hatilah dengan Kesesatan yang ada. Nubuat di dalam 1 Korintus 14 adalah karunia untuk memberitakan kebenaran Firman Tuhan, digunakan untuk membangun jemaat, karunia untuk meneguhkan nubuat yang ada saat ini bukan untuk menciptakan Firman Tuhan yang baru. Karena Firman Tuhan sudah tergenapi.
Bagaimana cara dapat bahasa roh yang asli dari Tuhan? Dekat dan intim dengan Tuhan. Ada anak-anak Tuhan yang hidupnya tidak berkenan, memiliki buah-buah yang tidak baik dan terlarang, bisa berbahasa roh, tapi isi dari bahasa rohnya itu mengutuk, menghina, menghujat Tuhan dan menyembah iblis. Kalau kita berbahasa roh, tetapi tidak berbuah roh, patut diragukan keasliannya (belum tentu dari Roh Kudus). Bahasa roh juga bisa dari diri sendiri, sehingga malaikat, Tuhan dan kita sendiripun tidak tahu artinya. Tetapi kenapa bisa ada kelegaan? Sama seperti ketika kita ada pergumulan, lalu kita teriak-teriak dan merasa lega. Itu seperti melampiaskan perasaan, kekesalan, pergumulan.
Saat murid-murid ditinggalkan Yesus, mereka merasa takut, gentar, yang biasanya selalu ada untuk menolong,mendukung, memimpin dan tidak ada yang menuntun. Gereja Tuhan yang lesu, letih, berbeban berat, itu terjadi karena kita tidak melakukan dengan kekuatan Roh Kudus, tapi berjalan dengan kekuatan kita sendiri. Hanya Roh Kudus yang dapat memampukan kita. Jangan menyingkirkan Roh Kudus dengan cara kita berjalan dengan kekuatan kita sendiri.
Khotbah Ps. Daniel Shane