PIC (Pro-M Impact City) : Conflict Management (Manajemen Konflik)

Dalam berorganisasi, konflik merupakan hal yang selalu dapat kita alami. Entah dengan rekan sesama anggota, rekan kerja atau dengan pimpinan atau atasan. Oleh karena itu, diperlukan jurus jitu untuk menangani konflik tersebut agar konflik itu tidak berlarut-larut dan bahkan berujung dengan dampak yang negatif bagi pertumbuhan karakter dan rohani kita. Berlatar belakang itulah, PIC bulan ini kembali melaksanakan seminar dewasa muda yang bertemakan Conflict Management dengan menghadirkan Pembicara Tamu Bapak Ir. Benny Lianto Effendy Sabema, M.M.B.A.T yang merupakan Direktur Politeknik Universitas Surabaya.
Sebagai pembuka, pembicara membagi 4 organisasi yang pengelolaan konfliknya dinilai paling sulit yaitu :
- Rumah Sakit
- Perguruan Tinggi
- Gereja
- Rumah Tangga
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai penanganan konflik yang baik, kita harus sama-sama menanamkan dalam mindset kita bahwa :
KONFLIK ITU BAIK
Mengapa konflik dikatakan baik? Berikut adalah penjelasan-penjelasannya :
- Adanya konflik berarti ada orang yang peduli pada kita
- Konflik hadir karena adanya hubungan/interaksi/relasi dengan sesama Manusia
- Konflik terjadi karena adanya tujuang yang ingin dicapai dalam organisasi tersebut
Karena itulah Konflik jangan dihindari!
Jika kita berpendapat bahwa konflik itu tidak baik maka kita akan cenderung menghindari konflik dan akhirnya bersifat apatis terhadap segala hal yang terjadi dalam organisasi/perusahaan.
KONFLIK AKAN SELALU ADA
Ingatlah, bahwa Tuhan mengijinkan hadirnya konflik dalam kehidupan kita agar kita dapat diproses untuk menjadi makin dewasa.
APAKAH KITA SIAP MENGHADAPI KONFLIK?
Sebenarnya konflik itu sendiri bersumber dari 80% karena manusia dan 20% karena sistem. Banyak orang mengatakan bahwa jika sistem jelas maka tidak akan ada konflik, statement ini jelas keliru karena meskipun sistem telah dibangun dengan sangat baik, namun jika manusia itu sendiri masih “sakit” maka konflik pasti akan timbul.
Sedangkan konflik yang bersumber dari Manusia itu sendiri dapat kita pilah lagi menjadi :
- Intra Individual Conflict (80%) : yaitu konflik yang muncul dari dalam diri manusia itu sendiri, yang masih belum dibereskan, dan ;
- Inter Personal Conflict (20%) : yaitu konflik dengan manusia yang lain
Jadi konflik bisa terjadi pada 1 orang dan pada 2 orang atau lebih, yang muncul akibat ketidakcocokan, ketidaksetujuan dan ketidaksepakatan.
Dalam sebuah organisasi selalu akan muncul apa yang disebut dengan “Biang Konflik” dimana kehadiran sosok ini akan selalu memicu adanya konflik. Kita harus memahami Jika Tuhan mengijinkan adanya konflik hadir dalam kehidupan kita maka jangan biarkan kita hancur karena konflik tersebut, namun jadikan konflik sebagai cara agar kita dapat menjadi dewasa, belajar mencari jalan untuk mengatasinya agar konflik itu dapat dikurangi dan diselesaikan (karena pada dasarnya kita tidak mungkin menghilangkan konflik dalam hidup).
Agar kita siap untuk menghadapi konflik maka kita harus melihat manual book kita yaitu Firman Tuhan.
Apa Kata Firman Tuhan mengenai cara untuk mengatasi konflik?
- Menganggap yang lain lebih utama (Filipi 2 ; 1-4)
Dalam berelasi belajarlah untuk menganggap orang lain lebih utama.
Konflik selalu muncul karena adanya kepentingan-kepentingan pribadi yang bermain didalam sebuat organisasi, seharusnya kita dapat mengesampingkan kepentingan diri sendiri dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi, karena ketika seseorang telah memutuskan untuk bergabung dalam sebuah organisasi maka semestinya yang terjadi adalah 80% kepentingan pribadi kita seudah kita serahkan pada organisasi, sehingga kepentingan pribadi kita hanya tersisa 20% saja.
“Konflik itu baik namun jika sebuah organisasi ingin berkembang maka konflik yang ada tersebut harus dapat dikelola dengan baik”
- Jangan Iri Hati (Yakobus 3;16)
Setiap manusia pasti memiliki rasa iri, hanya saja kadarnya yang berbeda-beda :
Ciri-ciri orang yang memiliki iri hati dengan kadar yang tinggi :
- Selalu merasa terganggu jika ada orang yang lebih berhasil dari dirinya ;
- Suka mencari-cari kesalahan orang lain ;
- Sulit bersyukur dan suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
“Hati yang iri bagaikan kita sedang memberi racun pada orang lain namun pada akhirnya justru kitalah yang mati”
Bahkan akan lebih berbahaya jika ternyata kita justru menikmati racun tersebut.
- Jangan memikirkan perkara-perkara yang tinggi (Roma 12;16)
Maksudnya disini adalah :
- Jangan kita meletakkan posisi kita terlalu tinggi dengan :
– Merasa diri paling senior
– Merasa diri paling berjasa , dan
– Merasa diri paling layak
- Dalam berorganisasi kita perlu melupakan kepentingan/ status kita, karena yang seringkali memicu adanya konflik adalah karena kita merasa diri kita lebih penting dari orang lain.
Kesimpulannya adalah : KUNCI MENGELOLA KONFLIK ADALAH TERLETAK PADA DIRI MANUSIA ITU SENDIRI
# Cara Penyelesaian Konflik :
- Accommodating
Menyelesaikan konflik dengan cara mengakomodir semua keinginan pihak yang berkonflik
- Collaborating
Menyelesaikan konflik dengan mencoba untuk mencari titik temu untuk semua kepentingan
- Competiting
Menyelesaikan konflik dengan memotivasi semua pihak yang berkonflik untuk bersaing dan yang menang adalah pihak yang dipilih kepentingannya.
- Avoiding
Menyelesaiakan masalah dengan mengulur waktu agar akhirnya semua pihak yang berkonflik melupakan konflik yang terjadi.
- Compromosing
Menyelesaikan konflik dengan berkompromi, dimana masing-masing pihak memilih untuk saling mundur/mengalah dan memutuskan untuk menempuh strategi yang baru.