PIC (Pro-M Impact City) : 5 Bahasa Kasih

Sabtu 5 Mei 2018 lalu PIC kembali mengadakan Ibadah Dewasa Muda dengan tema 5 Language Of Love, dengan Pembicara Tamu Ko Edey Santoso Pendiri Shallom Family Ministry dan Ce Shinta Oktaviani seorang Psychology Consulting. Agar dewasa muda yang hadir lebih memahami materi maka terlebih dahulu mereka diminta mengisi test agar mengetahui apa bahasa kasih mereka masing-masing. Setelah test selesai maka sesi pun dimulai dengan pembahasan dari sisi ilmu Psikologi.
Ce Shinta menjabarkan dengan contoh anak kecil berusia 2-3 tahun, akan mulai belajar tentang otonomi, yaitu bagaimana mereka diberi kesempatan untuk eksplore sehingga mereka dapat belajar mandiri. Oleh karena itu sebagai orang tua atau guru kita tidak dapat membatasi perkembangan seorang anak. Tahap selanjutnya adalah tahap Sekolah Dasar. Tahap ini berbeda lagi, karena mereka mulai belajar serius dengan pelajarannya. Tahap remaja adalah tahap pencarian identitas untuk diakui, ketika ia merasa diterima oleh lingkungan maka ia akan merasa lebih percaya diri. Tahap berikutnya 20-30 tahunan adalah masuk kategori dewasa awal dan seterusnya, yang tentu saja setiap tahapnya memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Identitas personal yang kuat sangat penting untuk membangun sebuah hubungan. Jika identitas personal kita kurang kuat maka akan mempengaruhi kemampuan kita dalam menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan pasangan. Dalam kesempatan ini, Ce Shinta juga mengaitkan bahasa kasih dengan kepribadian Kolerik, Sanguinis, Melankolis dan Plegmatis.
Jika kita sudah mengenal diri kita maka selanjutnya kita melihat pada teori kebutuhan dari Abraham Maslow. Kebutuhan yang paling dasar adalah kebutuhan fisik, seperti makanan dan minuman. Jika kita berhenti pada kebutuhan fisik saja, maka kita tidak akan dapat berkembang pada kebutuhan selanjutnya, seperti kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial (kebutuhan berelasi), kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Jadi kita harus cek sampai mana tingkat kebutuhan kita.
Selanjutnya sesi dilanjutkan dengan penjelasan dari Ko Edey yang mengupas dari sudut kebenaran firman Tuhan yaitu tentang 4 M. Sebagaimana kita ketahui Gary Chapman membagi bahasa kasih menjadi 5 jenis yaitu :
- Sentuhan Fisik
- Kata-kata penyemangat/dorongan/pujian
- Waktu berkualitas
- Hadiah
- Layanan
Namun bagaimana cara kita menerapkan atau mengkomunikasikan bahasa kasih dalam kehidupan kita sehari-hari? Terutama bagi kita yang adalah orang-orang Kristen. Ingat, orang Kristen berarti adalah orang-orang yang serupa dengan Kristus. Kita perlu belajar untuk hal tersebut, karena ketika kita melakukan sesuatu pasti kita akan mencari tahu apa alasannya.
Kita tidak dapat mengkomunikasikan 5 Bahasa Kasih tanpa memahami apa itu 4 M :
- Menerima
Bagaimana kita akan mengkomunikasikan bahasa kasih jika kita belum dapat menerima seseorang?, artinya kita harus dapat berkomitmen untuk menerima seseorang minimal sebagai pertama sebagai ciptaan Allah (apapun agamanya), apalagi jika kita sebagai saudara seiman, maka kita harus menerimanya sebagai saudara seiman dalam Kristus Yesus, berikutnya jika kita adalah suami istri maka kita harus bisa menerima suami atau istri kita sebagai rekan pewaris kasih karunia, hal ini penting karena kita harus memastikan pasangan kita sama-sama mencintai Tuhan, untuk yang punya anak, maka kita harus berkomitmen menerima anak tersebut sebagai keturunan Ilahi maka kita harus sangat memperhatikan pendidikannya agar anak-anak kita dapat menjadi manusia Ilahi.
- Menghormati
Jika kita sudah bisa menerima maka baru kita bisa belajar menghormati, menghormati adalah memberikan sesuatu nilai yang tinggi terhadap seseorang, apakah bisa kita menghormati sesuatu yang tidak kita nilai tinggi, jika kita menghormari dalam konteks bahasa kasih maka menghormati ini aplikasinya adalah menghormati orang lain sebagai pribadi yang berbeda, sehingga kita bisa belajar untuk memahami dan tidak memaksa untuk merubah seseorang menjadi sosok seperti yang kita inginkan, jangan menyia-nyiakan waktu untuk merubah sifat dasar seseorang, namun belajarlah untuk menerima dan menghormati perbedaan yang ada. Karena itulah ada 5 bahasa kasih yang berbeda, kita kita semua adalah pribadi yang berbeda-beda.
- Melayani
Bahasa kasih adalah salah satu cara untuk kita melayani, mengapa kita harus melayani? Kita harus melayani karena kita semua sudah berproses menuju kepada kedewasaan, karena itulah maka kita mau untuk memberi diri menolong, menyemangati dan memperlengkapi sesama kita, dengan salah satu cara yaitu bahasa kasih, karena itu ada persekutuan/ komunitas, sebagai wadah bagi kita untuk menolong, menyemangati dan memperlengkapi saudara seiman.
- Mengampuni
Tidak dapat dipungkiri bahwa proses mulai dari menerima, ,menghormati dan melayani akan membuat kita terluka, itulah resikonya, atau bahkan kita sendiri bisa membuat orang lain terluka, maka kita harus belajar mengampuni.
Keempat proses ini akan terus berlangsung dan berulang-ulang, ketika kita sudah mengampuni maka pasti kita akan masuk kembali pada proses awal yaitu menerima lagi, demikian seterusnya. Dengan kita terus melakukan proses ini maka kita akan terus menuju kepada kedewasaan. Jika kita tidak memiliki 4M maka kita tidak akan bisa mempraktekkan bahasa kasih. Memahami bahasa kasih agar minimal kita bisa hidup harmonis dengan orang-orang disekeliling kita, harmonis bukan berarti sama namun bagaimana dengan kondisi yang berbeda-beda namun kita dapat hidup berdampingan.
Tujuan dari kita melakukan 4 M ini adalah agar kita sama-sama dewasa dan menjadi serupa dengan Kristus. Untuk agenda bulan Juni, tema Ibadah PIC adalah Failing Is OK yang akan dilayani oleh Bapak Gembala kita Pdt. Daniel Hadi Shane, jadi jangan sampai ketinggalan ya. God Bless You.