Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : The Promise (Revival Christmas Celebration)

“Aku tidak akan melanggar perjanjianKu, apa yang keluar dari bibirKu tidak akan kuubah”
Mazmur 89:35
“Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satupun yang tidak dipenuhi”
Yosua 23:14
Janji Tuhan itu ya dan amin. Sering kita berpikir janji Tuhan sering gagal. Tapi janji yang sering gagal itu bukan janji Tuhan, karena janji Tuhan pasti terpenuhi. Dan janjiNya mengenai kedatanganNya yang kedua kali dan pasti akan dipenuhi. Ia pasti akan datang. Mengapa janji itu begitu penting? Karena janji adalah mimpi Tuhan yang Tuhan rindu lakukan dalam hidup kita. Kita semua memiliki mimpi, tapi kita juga sering memiliki kekecewaan-kekecewaan dalam hidup kita karena mimpi itu tidak terpenuhi. Kita berpikir kita telah mengenal Yesus, kita telah dibaptis, melayani Tuhan, kita berpikir bahwa mimpi itu pasti terjadi. Kita berpikir janji Tuhan dapat kita atur waktuNya, sehingga kita menganggap Tuhan terlambat dan janjiNya tidak ditepati. Kita berharap setelah pulang gereja, kita segera menerima janji itu. Ketika kita merasa tidak menerima janji itu, kita merasa hidup kita masih di bawah kutuk!
Kutuk itu sudah lenyap ketika kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat kita pribadi. Ketika orang tua memiliki hutang milyaran, meskipun orang tua sudah meninggal, anak masih harus menanggung akibat kutuk dari orang tua, tetapi anak tidak hidup di dalam kutuk. Bagi orang percaya, Tuhan menjanjikan pemulihan yang besar. Pemulihan yang besar tidak akan kita peroleh tanpa kita percaya 100% kepada Yesus.
Mengapa janji Tuhan sering kita pertanyakan? Sering kita anggap kita gagal?
Karena sebenanya yang kita anggap janji-janji Tuhan adalah janji-janji pikiran kita yang menyamar menjadi janji Tuhan. Itulah mimpi-mimpi kita sendiri, mimpi pribadi. Setiap kita memiliki mimpi, untuk diberkati, hidup yang lebih baik, mimpi yang ideal bagi manusia. Tapi mimpi kita bukanlah mimpi Tuhan. Sering kita merasa tidak punya uang adalah kutuk. Sering kita merasa kekayaan melimpah adalah berkat dari Tuhan. Tuhan tidak pernah menjanjikan demikian. Walaupun kita tidak memiliki uang itu bisa menjadi berkat agar kita belajar. Karena Tuhan tahu kita belum siap untuk menerima berkat dari Tuhan. Kalau kita diberkati sebelum waktunya, berkat itu dapat berubah menjadi kutuk. Hati kita berpaling dari Tuhan dan hanya berfokus pada berkat-berkat yang Tuhan berikan.
Tuhan tidak pernah memberikan kutuk!
Jangan sedikit-sedikit kita merasa hidup kita adalah kutuk karena Tuhan tidak pernah memberikan kutuk kecuali kita melakukan tindakan tercela yaitu menyembah allah yang lain. Karena Firman berkata, ketika kita menyembah allah yang lain, kita akan hidup di dalam kutuk. Ketika hal itu terjadi, kita harus datang pada Tuhan dan tersungkur di bawah kaki Kristus. Belajar menerima perjanjian kasih setia Tuhan bahwa Ia berkuasa atas kutuk. Ketika kita berkata ini kutuk itu kutuk, karena kata-kata kita sendirilah maka itu menjadi kutuk.
Kita selalu memutuskan sesuatu dari Tuhan berdasarkan kuantitas, bukan kualitas. Tuhan tidak akan pernah membuat anak-anakNya hidup dalam kemalangan, tapi Tuhan mau melatih kita agar kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Karena ketika kita menjadi serupa dengan dunia ini, kita memakai topeng dunia ini. Kita menunjukkan kita diberkati dengan cara menunjukkan harta atau pasangan kita, padahal tidak berarti demikian. Tuhan ijinkan kita mengalami proses, yang sering kita anggap kutuk, untuk mempersiapkan kita menerima mimpiNya yang begitu luar biasa, yang Tuhan siapkan untuk kita. Tapi untuk menerimanya, kita harus melepaskan topeng-topeng dunia ini, topeng kata dunia, topeng ingin dihargai, topeng ketakutan, topeng-topeng yang membuat kita tidak bisa bersungguh-sungguh kepada Tuhan.
Pada jaman Yesus belum lahir, nabi-nabi yang mempersiapkan kedatangan Yesus bermimpi bahwa Raja mereka akan lahir di sebuah istana yang nantinya akan menolong mereka dari penjajahan. Itu mimpi mereka dan rakyat pada waktu itu, tapi mimpi Bapa begitu berbeda. Bapa tahu, Ia harus datang ke bumi sebagai seorang manusia yang tidak berdaya lahir dalam palungan. Palungan yang benar-benar palungan, bukan palungan dari emas. Persembahan-persembahan yang diberikan oleh orang majus pun tidak dijual mahal. Ia benar-benar lahir dalam segala kesederhanaan dan membongkar semua mimpi rakyat pada saat itu untuk mendapat juruselamat menurut versi mereka.
Manusia suka segala yang instan. Tapi ketika Tuhan berkata “Pada hari ini aku akan mengadakan permusuhan dengan ular. Aku akan menginjak kepala ular itu dan engkau akan menghancurkannya”. Itu perlu proses, iman, kesabaran dan kesetiaan dan tidak mudah dilakukan. Mimpi dari Tuhan pasti tergenapi, tapi proses waktu menunggunya diperlukan kedekatan dengan Tuhan. Kalau kita nggak sabar, kita akan teriak dan mudah protes dengan Tuhan. Mimpi yang tidak diserahkan kepada Tuhan akan membuat ilusi di depan mata kita. Yang bukan janji Tuhan dianggap janji Tuhan.
Manusia seringkali memiliki iman palsu. Mudah tersugesti oleh ucapan pendeta-pendeta dalam KKR. Iman berbeda dengan sugesti. Kita disugesti bahwa kita sembuh, kita merasa kita sembuh, tapi sebenarnya tubuh kita tetap sama. Kita minta umur panjang tetapi tidak menjaga tubuh kita, sama dengan kita mencobai Tuhan.
Rahasia pemenuhan segala sesuatu yaitu berjalan dalam ketetapan dan kebenaran Tuhan.
“Bumi ini sudah dikutuk. Aku sudah mengutuknya, tetapi supaya bumi ini menghasilkan berkat, kamu harus bekerja dan belajar menyerahkan seluruh hasilnya dalam tangan Tuhan”. Saat itulah hidup kita diberkati karena kita berjalan dalam mimpi Tuhan. Kita tidak bisa berjalan dalam pembenaran pikiran kita, kita akan habis dan hancur.
Berkat di bumi tidak akan ada habisnya. Berapa ukuran cukup? Kapan kita mengerjakan mimpi Tuhan kalau kita berkata “nanti, kalau sudah cukup”. Ini adalah bentuk kesombongan, kita akan hidup dalam kutuk bumi ini jika kita menanti kata “cukup”. Kerja tiada habisnya tanpa menikmati anugerah Tuhan, berkat-berkat surga yang telah Tuhan berikan dalam hidup kita. Waktu berlalu dan kita sudah berada di ujung hidup kita. Kita tidak bisa menikmatinya, kita hanya menikmatinya dengan pengobatan mewah di rumah sakit. Banyak waktu yang terlewat.
Tuhan berjanji bahwa hidup kita dipelihara Tuhan. Tuhan tidak akan membiarkan anak cucunya meminta-minta. Waktunya bekerja, bekerjalah. Waktunya memuliakan Tuhan, muliakan Tuhan. Dan seharusnya kita memuliakan Tuhan melalui pekerjaan kita.
Ketika kita berjalan dalam jalan yang salah, Tuhan akan memberikan peringatan-peringatanNya. Kita mungkin marah pada Tuhan, tetapi Ia berusaha dengan keras untuk mempertahankan kita. Ketika kita mengambil jalur yang salah, Ia tetap setia menunggu kepulangan kita. Tidak peduli berapa tahun, Ia akan menunggu kita dengan warisan-warisan dan permata surga yang telah Ia siapkan. Ketika kita memilih jalan yang benar, Tuhan akan melindungi kita dengan tiang awan dan tiang api menjaga hidup kita siang dan malam, di mana Iblis tidak akan mudah memperdaya kita.
Berapa banyak kita berontak kepada Tuhan karena Tuhan tidak mengikuti mimpi-mimpi kita? Karena apa yang terjadi tidak seperti yang kita bayangkan. Manusia sering tidak mengerti dan salah paham dengan jalan-jalan Tuhan. Seringkali kita tidak menyadari hal itu. Walau bumi dikutuk, tapi ada perjanjian bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita, sehingga kutuk itu tidak dapat mengenai kita.
Jangan kita mudah mengeluh dalam didikan Tuhan. Ketika kita mudah mengeluh, kita tidak akan mengerti seni dididik oleh Tuhan. Nikmati saat-saat dibentuk oleh Tuhan, nikmati berkat di dalam proses Tuhan yang begitu menyenangkan. Jangan sampai ketika kita sudah dewasa, di penghujung hidup kita, kita baru menyadari mimpi Tuhan. Hanya penyesalanlah yang tersisa. Hanya orang-orang yang telah memiliki level tinggi yang akan menikmati perjanjian Raja. Seorang anak raja dilatih untuk hidup emnjadi seorang yang dewasa. DIlatih dalam hutan sendirian, dilatih bertahan hidup. Tapi di saat kita merasa ditinggalkan Tuhan, tapi saat itulah tangan Tuhan menjaga kita dengan ekstra. MataNya mengawasi kita untuk menjaga kita.