Khotbah PS. Daniel Hadi Shane – Tak Ada yang Mustahil Bagi Tuhan
Apa kita percaya Tuhan sanggup pulihkan kita? Mungkin kita percaya, namun apa kita percaya bahwa Tuhan mau melakukannya untuk kita? Kita mungkin punya mimpi: punya rumah, bertemu pasangan hidup, menjadi dokter atau astronot. Dan setelah kita dewasa kita mulai megerti ternyata itu tidak mudah. Entah mimpi yang dari Tuhan ataupun dari pribadi kita, seringkali kita merasa putus asa, karena belum terjadi dan kita mulai mendowngrade rencana Tuhan. Rencana Tuhan tidak akan bisa digagalkan. Seringkali kita tidak mau bergumul sama Tuhan, karena kita takut salah. Bergumul berarti kita yang harus menyesuaikan diri kita dengan cara pandang kita dengan Tuhan. Masuk ke dalam secret place dengan Tuhan. Kita semua bisa merasakan rasa sakit. Kita tidak kebal dengan rasa sakit, kita tidak kebal dengan dosa. Tuhan tidak memberikan kita perisai anti rasa sakit, tapi Tuhan memberikan perisai iman. Orang yang sering kalah dalam peperangan akan mengalami rasa takut. Tuhan memang ijinkan kita kehilangan orang yang kita sayangi ataupun rasa sakit apapun. Kita seringkali tidak ingin mengalami kesakitan, kegagalan, tapi semua itu terjadi supaya kita menjadi dewasa.
- Kita harus belajar kepekaan, ada 3 jenis kepekaan:
- Kepekaan akan Tuhan
- Kepekaan akan diri sendiri
- Kepekaan akan orang lain
Dalam Roma 8:12 dikatakan bahwa Paulus bukan orang yang sombong, walaupun ia seorang Rasul, gembala, mencapai tingkatan roh, tapi dia selalu berkata kepada anak-anak rohaninya “doakan saya”. Orang yang sadar bahwa ia berdosa, hidupnya akan radikal. Paulus berkata: “Aku ini Rasul yang paling hina”. 1 Korintus 15:9-10 mengatakan bahwa orang yang yang sadar bahwa dirinya paling berdosa bekerja lebih keras daripada semua orang. Maria Magdalena dan Paulus adalah contoh dari orang-orang yang sadar bahwa hidupnya berdosa. Lukas 7 juga mengatakan bahwa orang yang sadar bahwa dirinya berhutang paling banyak akan lebih banyak mengasihi. Maria melakukan lebih banyak daripada Simon pemungut cukai.
Kita mungkin mengundang Yesus dalam hidup kita, tapi dia lupa melakukan lebih untuk Tuhan. Kita tidak usah berjanji apapun untuk berubah. Pertobatan itu bukan kata-kata yang banyak, tetapi tunjukan saja dengan tindakan. Pernahkah kita merasa jauh dengan Tuhan? Tuhan membutuhkan orang yang berhutang untuk Tuhan pulihkan.