Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Rasa Aman dalam Tuhan

Maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab Tuhan, Allahmu mencoba kamu untuk mengetahui apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, Allahmu, segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Tuhan, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya kamu harus berbakti dan berpaut. Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap Tuhan, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari tanah perbudakan – dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan Tuhan, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. (Ulangan 13:3-5)
Hari-hari ini banyak orang lebih mempercayai karunia seseorang, kehebatan seseorang, daripada percaya kepada kuasa Tuhan. Sehingga tidak sedikit anak Tuhan yang ngakunya percaya Tuhan, tetapi punya banyak berhala; mereka percaya pada ramalan, dukun, ataupun suhu. Kepercayaan kita akan hal-hal itu adalah kekejian di mata Tuhan, dan itu sungguh dapat menjauhkan kita dari kasih karunia Tuhan.
Berhala juga berbicara tentang sesuatu atau seseorang yang kita gantungi dalam hidup kita. Bahkan Anak kita, keluarga kita, dan harta kita juga bisa menjadi berhala dalam hidup kita. Mereka merasa bahwa tidak menemukan rasa aman dalam hidupnya.
Rasa Aman Kita di Tangan Tuhan
Rasa aman terbesar kita seharusnya ada dalam tangan Tuhan; Bukan di deposito yang besar, pencapaian karier tertinggi, atau keluarga yang jauh dari masalah. Kita harus menyadari rasa aman kita, karena jika tidak, Iblis akan mengambil kesempatan dan membuat kita jauh dari Tuhan.
Tuhan mau kita hidup dalam berkat yang disediakan-Nya; Dia tidak mau kita hidup dalam kutuk. Karena itu, mari kita menjaga dengan baik seluruh kehidupan kita. Sama halnya dengan seorang yang memiliki riwayat keluarga keturunan Diabetes. Dia bisa tidak terkena diabetes jika dia dapat mengendalikan apa yang dimakannya. Mengendalikan diri itu penting. Jika kita tidak dapat mengendalikan diri, kita bisa binasa.
Hidup dalam perjanjian berkat pun demikian, kita harus mampu menjaga hidup kita: Jaga perkataan kita. Katakan yang baik-baik, katakan hal-hal yang membangun dan memberkati orang lain, jangan mengutuki orang lain. Hati-hati dengan apa yang kita tabur, karena kelak kita akan menuai apa yang kita tabur.
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu (Filipi 4:8)
Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. (Efesus 5:1-3)
Berkat Tuhan tidak selalu berbicara tentang menjadi kaya atau memiliki banyak harta. Ada banyak berkat yang Tuhan bisa dalam kehidupan kita. Berkat Tuhan bisa juga berupa kesehatan, pernikahan, atau kesempatan untuk melayani Tuhan. Untuk menikmati semuanya itu, kita harus belajar untuk mau terus dimurnikan oleh Tuhan. Mintalah hati yang rela untuk diproses dan dimurnikan oleh Tuhan.
Tuhan tidak bangga dengan orang yang tidak pernah berbuat dosa sama sekali, tetapi Tuhan bangga dengan orang berdosa yang bisa bangkit dari dosa-dosanya.
Mari kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan terus melakukan kebaikan. Kebaikan yang kita lakukan bukan untuk digembor-gemborkan supaya orang melihat kita baik. Karena kebaikan yang diceritakan tidak akan menjadi dampak, Kebaikan yang diceritakan bukanlah kebaikan. Menjadi anak Tuhan yang semakin dewasa semakin merunduk, semakin rendah hati.
Alami Hidup penuh kemenangan bersama dengan Kristus. Miliki rasa aman di dalam Dia, dan jadilah anak Tuhan yang dewasa, jadilah anak Tuhan yang bangkit!