Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Lapar dan Haus akan Tuhan

Doa Daud.
Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku.
Mazmur 86:1
Daud adalah contoh dari orang yang haus dan lapar akan Tuhan. Daud adalah seorang raja yang sangat kaya dan makmur pada waktu ia mengatakan hal itu. Apa yang dikatakannya itu sangat kontradiktif dengan kondisi yang sebenarnya. Dia menyebut dirinya “miskin” karena dia sangat menginginkan Tuhan. Sudahkah kita benar-benar menginginkan Tuhan seperti Daud?
Orang yang sakit tidak punya nafsu makan yang baik. Demikian juga dengan roh kita. Ketika roh kita tidak lagi haus dan lapar akan Tuhan, artinya kita sedang sakit. Begitu banyak anak Tuhan yang hidupnya dipakai untuk memuaskan jiwa mereka dengan semua target-target, pencapaian-pencapaian, bahkan mimpi-mimpi pribadi yang akhirnya menggantikan rasa lapar dan haus akan Tuhan. Mereka mengenyangkan jiwa mereka dengan berbagai hal yang terlihat, tetapi lupa bahwa roh kita juga memerlukan persekutuan dengan Tuhan.
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Wahyu 3:15-16
Tuhan ingin setiap kita memiliki hati yang senantiasa lapar akan Dia. Tetapi jika kita sering berkompromi dengan dunia, kita mengenyangkan diri kita dengan hal-hal yang menyenangkan jiwa kita tanpa mempedulikan apa yang menyenangkan hati Tuhan. Kita tidak bisa di saat yang sama menyukai dunia, tetapi juga menyukai hal yang rohani. Kita dikatakan suam-suam, dan Tuhan dapat memuntahkan kita dari mulut-Nya.
Karena engkau berkata: aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta, dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau membeli daripada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, dan agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Wahyu 3:17-18
Seringkali banyak anak Tuhan yang tidak sadar bahwa mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang. Seolah-olah kita tidak membutuhkan perkenanan Tuhan dalam hidup kita. Kita memutuskan berbagai hal tanpa berdoa kepada Tuhan, tanpa bertanya apa yang berkenan bagi Tuhan. Kita tak sadar bahwa kita membutuhkan Tuhan; kita sangat miskin dihadapan Tuhan. Tuhan mau kita memiliki emas, pakaian putih dan minyak. Emas berbicara tentang kemurnian, iman dan harta kita. Tuhan mau kita memiliki hati yang murni dihadapanNya. Pakaian putih berbicara tentang kerendahan hati untuk hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Minyak yang dari Tuhan yang akan membukakan mata kita untuk melihat seperti Tuhan melihat, melihat apa yang Tuhan ingin lihat.. supaya hidup kita mengerjakan panggilanNya dalam hidup kita.
Perumpamaan tentang gadis-gadis bodoh dan gadis-gadis bijaksana mengingatkan kita bahwa kita harus senantiasa berjaga-jaga. Kita harus bersiap untuk kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi, maka marilah kita menjadi orang yang memiliki kebijaksanaan. Menurut Amsal, kebijaksanaan berbicara tentang kepandaian yang Tuhan berikan. Kepandaian yang Tuhan berikan adalah hikmat di dalam Tuhan, bukan atas diri sendiri. Ketika kita menggunakan hikmat kita sendiri, maka kita akan mudah sekali salah dalam mengambil pilihan-pilihan yang ada di depan kita. Gunakan hikmat yang datangnya dari Tuhan, sehingga kita mengambil keputusan sesuai dengan kerinduan Tuhan.
Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,
sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.
Amsal 2:1-5
Apakah engkau menyadari dirimu sedang sakit? Tak lagi haus dan lapar akan Tuhan? Mari kita menjadi sembuh! Kita perlu dibakar dengan api yang datangnya dari Tuhan. Saat persediaan minyak kita tak banyak lagi, Tuhan yang akan berikan kepada setiap kita. Minyak kita akan diperbaharui ketika kita mempersembahkan sepenuh hati kita untuk Tuhan.
Tuhan sedang mengetok hati kita, maka marilah kita relakan hati kita dan bukakan pintu kita bagiNya, supaya Dia mendapatkan kita dan kita menjadi sahabatNya. Dan minyak yang baru akan dicurahkan bagi kita. Minta Tuhan membukakan mata kita dengan minyak yang dariNya. Tuhan ingin kita melihat apa yang Tuhan lihat untuk setiap kita. Mari kita terus lapar dan haus akan Tuhan. Kembali kepada persekutuan dengan Tuhan dan Tuhan mendapati hati kita murni seperti emas di hadapanNya. GBU (EN).
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Wahyu 3:20