Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Iman dan Kasih Karunia

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
Efesus 2:8
Kata “iman” di sini adalah pistis.yang merupakan sebuah kata kerja (verb). Artinya kita diselamatkan juga oleh tindakan percaya. Orang yang mendapat kasih karunia tapi tidak melakukan tindakan kasih dan imannya pada Tuhan, itu sama dengan bohong.
Ada kata kerja, ada tindakan.
Tunjukkan iman dan kepercayaan kita kepada orang di sekitar kita. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan iman kita. Kerinduan TUHAN adalah pergi dan jadikan semua bangsa muridNya. Biarlah hidup kita dapat menjadi saksi di lingkungan sekitar kita.
Kita seringkali mencari pembenaran dari apa yang terjadi dalam hidup kita. Kita membaca buku lalu menandai setiap quotes yang sesuai dengan hati dan keadaan kita. Misalnya kita sedang terluka karena dikhianati sahabat, kita menandai quotes yang mendukung perasaan terkhianati kita. Hey! Firman Tuhan bukan untuk kepentingan diri kita sendiri. Hidup kita adalah untuk kemuliaan Tuhan.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Matius 6:2
Berapa banyak waktu yang tersisa untuk kita mempersiapkan diri kita untuk dipersembahkan bagi kemuliaan nama Tuhan? Mari ceritakan Yesus karena kita sudah mendapatkan kasih karunia. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Kasih karunia tanpa tindakan bukanlah kasih karunia yang sejati.
Tipu daya iblis
- Hanya kata-kata
Orang yang lapar akan menjadi lebih sensitif, lebih mudah marah, sangat peka dengan keadaan. Tetapi banyak orang yang mengatakan bahwa mereka lapar akan Tuhan, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda demikian, tidak peka dan tidak terlihat benar-benar merindukan Tuhan. Kata-kata yang keluar hanya sekadar kata-kata. Kita belajar untuk menjadi pelaku firman, bukan cuma kata-kata. - Ketidakpercayaan pada pemimpin
Ada suatu waktu ketika orang bercerita pada pemimpin tentang dosanya, contohnya ia seorang gay, kemudian dia berpesan “jangan bilang siapa-siapa”. Kemudian ada orang lain yang mengajak dia untuk pergi bersama dan menginap sekamar berdua. Tentu saja sebagai gembala yang mengetahui hal yang akan mencobainya melarang mereka berdua. Gembala tidak bisa menyebutkan alasannya karena telah berjanji tidak mengatakan pada siapa-siapa. Lalu membuat orang yang tidak mengetahui ini marah-marah dan kecewa seakan gembala tidak memiliki kasih. Betapa sering kita dijebak oleh kata-kata. Menggunakan kata-kata “jangan bilang siapa-siapa”, iblis membuat perpecahan pada anak2 Tuhan. Kita harus belajar percaya pada pemimpin. Pasti ada alasan mengapa pemimpin melarang ini dan itu.
Berhenti juga untuk kepo, tapi bukan berarti tidak peduli. Ketika kita bertanya hanya untuk memuaskan rasa penasaran kita, itu adalah kepo. Tapi kalau kita bertanya dan ditindaklanjuti dengan suatu tindakan, itu peduli.
Kita sering kepo dengan keadaan orang lain. Setelah kita tahu keadaan orang tersebut, itu menjadi panah dalam pikiran kita. “kenapa dia bisa seperti itu” dan lain sebagainya. Lalu kita menjadi kecewa juga kepada orang lain dan bahkan pada Tuhan. Kalau rasa ingin tahu kita membuat kita terpanah-panah, sebaiknya kita berhenti.
Iblis juga sering menjebak anak-anak Tuhan dengan kata-kata “kamu tidak dibutuhkan, biar mereka saja, bukan tanggung jawabmu” dan lain sebagainya. Hati-hati dengan panah iblis, tentu saja kamu dibutuhkan untuk pelebaran kerajaan Tuhan.