Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane (Holy Spirit Series #1) : Karunia Roh Kudus Masih Ada

Dalam kehidupan ini, ada peristiwa-peristiwa yang dapat diulang, tetapi ada juga yang tidak dapat diulang kembali. Misalnya peristiwa Yesus disalib. Itu hanya akan terjadi sekali saja. Demikian juga dengan peristiwa turunnya lidah-lidah api ke atas para rasul yang dapat kita baca kisahnya di Kisah Para Rasul 2; itu tidak akan pernah terjadi lagi. Tetapi juga ada peristiwa-peristiwa tertentu yang bisa diulang dan berkesinambungan.
Akan tetapi pada hari-hari terakhir-demikianlah Firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orang tua akan mendapat mimpi
Kisah Para Rasul 2:17
And it shall come to pass in the last days, says God, That I will pour out of My Spirit on all flesh; Your sons and your daughters shall prophesy, Your young men shall see visions, Your old men shall dream dreams.
Acts 2:17
Maksud dari kata nubuat yang disampaikan oleh Petrus berbicara tentang kebenaran Firman Tuhan yang memerdekakan. Kata-kata Petrus ini dikutip dari perkataan nabi Yoel yang merupakan peristiwa present continues, yaitu peristiwa yang akan terus berlanjut dan berkesinambungan sampai kedatangan Tuhan.
Demikian juga dengan mujizat. Mujizat masih ada dan terjadi sampai kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Maka dari itu, mimpi dan penglihatan yang datangnya dari Tuhan juga masih ada. Ketika Roh Kudus turun ke bumi, manusia memperoleh karunia pengenalan akan Dia. Mujizat bukan terjadi karena hamba Tuhan, tetapi mujizat terjadi kepada siapapun yang berharap kepada Tuhan. Mujizat masih ada. Karena itu, janganlah kita merampas pengharapan anak Tuhan untuk memperoleh mujizat itu. Tetapi kita harus tetap berfokus kepada Tuhan yang memberikan mujizat, diatas mujizat itu sendiri.
Munculnya gambaran mimpi yang tidak berasal dari Tuhan karena seringkali kita mendengar banyak kesaksian yang tidak bertanggungajawab. Mereka merekayasa mimpi dan penglihatan untuk menciptakan sebuah brand, dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengikutnya semata. Karena itu, kita perlu menguji segala sesuatu sesuai dengan Firman Tuhan, sebab tidak semua kesaksian yang nampaknya “rohani” benar-benar berasal dari Tuhan.
Kebenaran adalah kebenaran. Separuh kebenaran adalah ketidakbenaran. Kebenaran yang ditambahkan bukanlah kebenaran.
Pengetahuan terus bertambah. Maka marilah kita belajar Kekristenan yang tidak hoax dan sungguh-sungguh. Kekristenan yang hoax adalah kekristenan yang menyenangkan daging manusia saja. Tetapi dalam kekristenan yang benar, Tuhan bukan Tuhan yang selalu memberikan apa yang kau inginkan. Kekristenan hoax membuat banyak anak Tuhan merasa bahwa jalannya lurus, tetapi sebenarnya berujung kepada maut. Mari kita memuji dan menyembah Tuhan. Bukan supaya Tuhan memberikan semua yang kita inginkan, tetapi karena kita sungguh-sungguh mencintai Tuhan.
Kala ini begitu banyak mujizat palsu. Gereja masa kini menjadi “panggung pertunjukan”. Pada jaman Yesus, ketika Ia mengadakan mujizat dan kesembuhan, orang yang lumpuh seketika melompat dan mata yang buta seketika dapat melihat. Namun, di jaman kini begitu banyak trik dalam KKR-KKR kesembuhan. Seolah-olah mereka benar-benar sembuh dan dipertontonkan di depan banyak orang. Tetapi janganlah kita menjadi hambar ketika melihat ada banyak mujizat palsu dalam “panggung pertunjukkan”, sebab mujizat yang asli pun masih terjadi.
Siapakah Roh Kudus? Roh kudus adalah pribadi Tuhan. Dia adalah Roh Tuhan sendiri yang dikaruniakan kepada kita semua untuk memberikan pertolongan, kekuatan, dan penghiburan. Roh Kudus juga yang memampukan para misionaris. Mereka menderita aniaya, tetapi mereka menjalaninya dengan sukacita karena ada Roh Allah dalam diri mereka. Karena itu masih ada pengharapan, masih ada mujizat. Janganlah kita kehilangan pengharapan kita. Bersama dengan Roh Kudus yang menghibur kita, Dia yang memampukan kita untuk bangkit dan berdiri ketika dunia meminta kita berhenti.
Bahasa roh tidak selalu diungkapkan dengan bahasa lidah. Menangis juga merupakan bahasa roh kita kepada Tuhan. Bahasa roh tidak selalu harus diucapkan, karena Roh kudus ada dalam setiap kita. Saat kita percaya kepada Roh Kudus, dalam air mata kita, Dia bersaksi dan mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan.
Mari koreksi hati kita, karena dari sanalah terpencar kehidupan kita. Roh Kudus ada di dalam diri kita. Karena Roh Tuhan ada dalam diri kita, Dia yang akan membantu kita untuk bersaksi kepada orang lain. Mari kita bersaksi kepada orang lain dan undang mereka untuk mengenal kebenaran Firman Tuhan yang sejati. Teruslah setia, bertahan, dan berharap kepada-Nya. Pengharapan kita di dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan.