Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup dalam Kasih Karunia

Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “Jangan mengingini!”
Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.
Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup,
sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku. Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.
Roma 7:7-12
Kita percaya bahwa Tuhan datang bukan untuk membatalkan hukum taurat tetapi justru menggenapinya. Dahulu pada perjanjian lama, orang-orang yang ingin datang kepada Allah harus lewat perantara nabi. Setelah zaman perjanjian baru, kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan kapan saja. Itu semua karena kemurahan-Nya. Tanpa kemurahan Tuhan, upaya kita mengerjakan kebenaran di dunia ini adalah sia-sia.
Kita tidak bisa menaati hukum taurat tanpa pertolongan Tuhan. Banyak anak-anak Tuhan yang berusaha untuk menyenangkan hati Tuhan, tetapi itu semua sia-sia karena kita tidak bisa menyenangkan hati Tuhan tanpa perkenanan dari-Nya. Kita juga tidak bisa menyenangkan hati Tuhan dengan kekuatan sendiri.
Kita hidup di dunia ini dengan berbagai macam doktrin tentang kasih karunia. Ada kasih karunia versi ‘sekali selamat tetap selamat meskipun kita dapat berbuat dosa lagi’ dan lain-lain. Tetapi firman Tuhan itu “ya” dan “amin”. Pemahaman yang benar tentang kasih karunia hanyalah yang tertulis dalam Alkitab. Kita semua telah diberikan kasih karunia tak bersyarat dari kematian Yesus Kristus. Kasih karunia itulah yang memampukan kita melawan dosa. Jadi, hiduplah dalam kasih karunia! Apa bedanya hidup dalam kasih karunia dan hidup dalam hukum taurat? Orang yang hidup dalam kasih karunia benci terhadap dosa. Mereka mengusahakan kekudusan. Sedangkan orang yang hidup dalam hukum taurat, mereka tidak menyukai dosa, namun sering jatuh ke dalam dosa berkali-kali–tidak dapat berhenti untuk melakukan dosa. Orang yang masih hidup dalam dosa tidak mengerti arti kasih karunia.
Bagaimana hidup dalam kasih karunia?
- Jangan bandingkan keadilan Tuhan dengan orang lain. Keadilan Tuhan bukan keadilan yang “komunis”. Ia melihat seberapa besar hati yang kita berikan untuk-Nya. Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan. Ingatlah, kebutuhan setiap manusia adalah khas–berbeda satu dengan yang lainnya. Bayangkan, apa yang akan terjadi bila Tuhan menyamaratakan kebutuhan kita? “Sama rata, sama rasa” tidak berlaku untuk keadilan Tuhan. Seperti halnya talenta, jika kita bisa menerima dan menggunakannya dengan benar, Tuhan akan melipatgandakan.
- Hidup dalam Roh dan meninggalkan hukum taurat. Bacalah firman Tuhan. Jangan membaca ayat hanya sebagian atau frase yang membuat daging kita nyaman! Firman Tuhan bukan untuk mengisi kekosongan pikiran kita yang haus akan ilmu. Kita tidak boleh berpatok pada satu ayat saja sebab firman Tuhan berkesinambungan.
- [Amsal 23:26] “Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku.” Berikan hati kita seutuhnya untuk-Nya. Minta Tuhan agar menolong kita untuk tinggal di dalam kasih karunia. Sebab, kasih karunia yang akan memampukan kita untuk hidup dalam kemurnian. Kita akan menyukai jalan-jalan Tuhan, jadi jangan keraskan hati kita.
- Berkarya untuk Tuhan. Mempersiapkan jiwa-jiwa untuk kekekalan. Berdampaklah dan jadilah terang!
Mari kita menjadi dewasa dalam Tuhan dan anak-anak dalam dosa karena Yesus telah menggenapi hukum taurat. Kasih karunia diberikan untuk semua orang, tetapi tidak semua orang hidup dalam kasih karunia. Kita akan diberikan skill kehidupan dari Tuhan untuk menginjili. Pemahaman yang datangnya bukan berasal dari Kristus adalah sia-sia. Jadi, jangan ada yang bermegah dalam dunia yang fana.