Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kebenaran Alkitab, DIAlah Tuhan (Cry Out – Good Friday Revival Service)

Sejak kecil kita ditanamkan bahwa Tuhan Yesus mati pada hari Jumat. Tapi benarkah Yesus mati pada hari Jumat? Alkitab tidak mencatat Yesus mati pada hari Jumat.
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Matius 27:51-53
Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: “Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.”
Matius 27:62-64
Pada ayat ke 62 dikatakan “sesudah hari persiapan”, mereka pergi menemui Pontius Pilatus dan meminta kubur Yesus dijaga. Kita tahu bahwa orang Farisi sangat menghormati hari sabat. Kalau kita tidak mengerti rentang waktu Tuhan Yesus mati disalibkan dan dibangkitkan kembali, kita akan mengalami kebingungan besar akan hal ini.
Ada 2 jenis sabat, yaitu sabat mingguan yaitu pada hari Sabtu dan sabat besar yang dirayakan setiap tahun. Kita dapat membaca ini di Perjanjian Lama, yakni kitab Ulangan dan Imamat. Sabat besar tidak selalu jatuh pada hari Sabtu. Pada saat itu, sabat besar jatuh pada hari Kamis. Sejarah menyatakan bahwa Yesus wafat pada tanggal 15 di bulan Nissa. Penanggalan Yahudi berbeda dengan penanggalan jaman ini, yaitu pada saat matahari terbenam. Hari berganti pada saat matahari terbenam,
Sederhananya, jika kita mengikuti penanggalan sekarang di mana Yesus meninggal pada hari Jumat yang merupakan hari persiapan Sabat, maka orang Farisi sedang melakukan kehinaan besar karena mereka melakukan aktifitas pada hari Sabat, yaitu hari Sabtu dengan menemui Pontius Pilatus. Yang benar adalah pada hari persiapan mereka menyambut Sabat besar, yaitu hari Kamis.
Kita perlu ketelitian dan tidak ikut-ikutan dalam memahami kebenaran Firman Tuhan. Ada orang yang mengatakan tidak boleh mengatakan “Happy Easter” karena itu adalah nama seorang dewa. Dengan menyebutkan demikian, kita sedang menyembah dewa tersebut. Betapa mudahnya kita mendengarkan berita-berita tersebut. Tetapi sebenarnya kata Easter berasal dari kata Oster berbahasa Jerman yang berarti rise atau kebangkitan. Kalau kita mau konsisten, jangan menggunakan bahasa Inggris. Sunday bisa dikatakan dewa matahari, Monday dikatakan sebagai dewa bulan. Betapa mudahnya kita menghubungkan segala sesuatu yang tidak berhubungan.
Paulus pada suratnya ke jemaat di Korintus mengatakan bahwa sampai saat ini mereka menggunakan selubung atau cadar, karena itu percuma kita berdebat dengan orang kafir dan orang-orang Farisi. Kalau mereka tidak disingkapkan oleh Kristus sendiri, yaitu dengan berbalik hatinya kepada Kristus, mereka tidak pernah dibukakan. Karena itu mereka menyerang dengan berkata “tidak ada di Alkitab yang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan”. Kemudian kita dibuat bingung dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu.
Sesungguhnya, Yesus telah dinubuatkan jauh-jauh sebelumnya bahwa Ia adalah Tuhan, Anak Manusia yang mengungkapkan segala sesuatunya dengan perlambang atau perumpamaan. Bagaimana seseorang bisa dipercaya jika ia mengatakan kepada banyak orang bahwa ia adalah Tuhan? Bagaimana seseorang bisa layak disebut Tuhan jikalau ia menyebutkan dirinya sendiri adalah Tuhan? Logikanya, seseorang tidak layak disebut profesor kalau keilmuannya tidak bisa dipertanggung jawabkan. Ia harus membuktikan bahwa ia adalah profesor dan kemudian diakui bahwa dia adalah seorang profesor. Hanya tukang tipu yang menyatakan “aku adalah Tuhan dan ikuti saya, percayai saya”. Yesus hanya berkata “setelah apa yang telah Aku lakukan selama ini, tidak bisakah engkau lihat siapakah Aku?”
Kita harus belajar Firman Tuhan lebih lagi karena itulah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan-jalan kita.
Yesus melakukan perjamuan bersama para muridNya sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Mengapa Yesus melakukan perjamuan makan terakhir? Bukan untuk kenang-kenangan semata Yesus melakukannya. Itu terjadi karena mereka ingin memperingati hari Sabat besar erekhpesa (14 Nisa) dan Yesus diperkirakan melakukan perjamuan pada tanggal 12-13 bulan Nissa.
Yunus di perut ikan selama 3 hari 3 malam dan Yesus berada di perut bumi 3 hari 3 malam. Orang bodoh menyatakan bahwa Yesus tidak mati, Ia hanya menyatakan tanda nabi Yunus. Nabi Yunus tidak mati di perut ikan, maka Yesus pun tidak mati di perut ikan. Orang yang tidak pernah disingkapkan hanya menelan mentah-mentah. Sudah dikatakan bahwa Yesus menyatakan segala sesuatunya dengan perlambang. Mereka menyatakan bahwa Yesus tidak benar-benar mati tetapi digantikan dengan orang yang serupa dengan Yesus. Semua orang mengenal Yesus. Prajurit saat itu adalah prajurit pilihan. Tidak mungkin tiba-tiba Yesus yang lain yang didandani serupa dengan Yesus menggantikan Yesus yang asli untuk disalibkan sedangkan Yesus yang asli sudah diangkat ke Surga. Kemudian mengatakan Yesus sudah tidak dikenali wajahNya sehingga mudah untuk digantikan.
Iblis takut dengan peristiwa penyaliban. Tanpa salib, tidak ada surga dan perdamaian.
Ketika dihitung dari Jumat hingga Minggu hanya ada 2 hari, kemudian mereka berkata “hanya 2 hari, nggak digenapi”. Ia mati kira-kira tanggal 14 atau 15 Nissa, kemudian hingga 17 Nissa, Ia berada dalam perut bumi, menginjili orang-orang mati dan hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati.
Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.
Matius 28:1
Mereka pergi ke kuburan membawa rempah-rempah. Tidak mungkin mereka membeli pada hari Sabtu karena itu adalah hari Sabat. Kira-kira mereka membeli pada hari Jumat, yakni hari persiapan Sabat mingguan. Tetapi apakah mereka sudah memperkirakan Yesus mati pada hari Jumat? Tidak, mereka tidak berharap Yesus mati.
Alkitab ya dan amin, sempurna dan tidak pernah gagal.
Semakin kita berusaha menggagalkan Alkitab, semakin itu pula kita semakin dibenarkan dan disingkapkan. Barangsiapa tidak mengenal Kristus, tidak ada pengharapan dalam hidupnya. Barangsiapa tidak melalui Kristus, tidak bisa menuju surga. Dosa kita begitu besar dan banyak. Kita iri hati sepersekian detik kepada teman kita, kita sudah berdosa. Kita saja tidak sadar bahwa kita berbuat dosa, bisakah kebaikan kita lebih besar dari dosa-dosa kita?
Manusia sudah berdosa sejak dalam kandungan karena dosa warisan. Oleh karena itu, manusia tidak layak untuk masuk dalam Kerajaan Surga, karena itu manusia butuh korban pendamaian yakni Yesus Kristus sebagai domba yang kudus untuk dipersembahkan.
Paulus adalah seorang yang hebat. Ia memahami kitab taurat dan sangat pintar, tetapi sebelum menjadi Paulus, yakni masih Saulus, pikirannya tidak terbuka. Dalam Korintus dikatakan percuma jika selubung itu tidak dibukakan, tidak ada penyingkapan. Lalu mengapa tidak dibukakan saja? Karena mereka memilih untuk mengeraskan hatinya dan tidak percaya. Ketika mereka mau percaya, maka selubung itu akan dibukakan dan mengerti bahwa Yesus adalah Tuhan. Hari-hari ini banyak nabi-nabi palsu dan penyesat-penyesat bahwa Yesus bukan Tuhan. Mereka mempercayai satu sisi keajaiban Yesus, bahwa Yesus adalah Firman Tuhan yang hidup tetapi mereka menolak kematian Yesus di kayu salib karena mereka menganggap hina sekali Tuhan yang begitu dimuliakan dapat disalibkan. Tidak konsisten!
Orang yang lemah iman dan hatinya, orang yang punya logika lebih dari segalanya akan mudah sekali disesatkan dengan nabi-nabi palsu dan rasul-rasul palsu.
Kematian Yesus adalah kebenaran yang mutlak. Ketika Yesus mati di kayu salib ada sebuah teriakan ke Surga “Eloi Eloi lama sabakhtani”. Teriakan itu memisahkan tabir yang selama ini menghalangi Bapa dengan umat manusia. Tabir itu sudah dibuka tetapi teriakan dari dari Surga akankah membuat hati kita kembali robek dan membuat kita mengakui kembali bahwa Yesus adalah Juruselamatku dan tidak ada jalan2 lain selain dengan Yesus.
“Cukup sebut nama Yesus dan kamu akan diselamatkan”
Ada banyak pengajaran di muka bumi ini dan kita dibingungkan dengan berbagai macam pengajaran tersebut. Ada pengajaran yang menyebutkan “cukup sebut nama Yesus maka akan diselamatkan“, tetapi semua orang menyebut Yesus. Kitab Matius mencatat ucapan Yesus “tidak semua orang yang berseru2 nama Yesus akan diselamatkan”. Tapi hanya orang-orang yang percaya, yang menyerahkan dirinya, hidupnya, serta hatinya sepenuhnya pada Yesus yang akan diselamatkan. Setelah kita percaya dan diselamatkan, kita bisa berbuat dosa dan jatuh, tapi tangan Tuhan tidak akan membiarkan kita tergeletak. Dan bersama dengan Dia, kita akan menanggung semua akibat dari dosa. Akibat dosa itu sudah ditanggung Yesus, oleh karena itu ada kemerdekaan di dalam orang-orang percaya. Yang tidak percaya berusaha melogika bagaimana masuk surga. Mereka menyiksa diri untuk masuk dalam surga. Mereka tidak menyadari bahwa pembebasan itu sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Semakin dipojokkan Firman Tuhan, semakin mejadi sumber terang untuk kita. Kepandaian manusia tidak dapat mengalahkan kedaulatan Tuhan.
Sudahkah kita menceritakan anugerah keselamatan yang telah diberikan? Atau kita mengalami kebingungan2 dengan segala pengajaran yang ada. Dulu saya membeli buku-buku untuk menunjukkan bahwa alkitab tidak sebenarnya salah. Saya beli untuk memuaskan dahaga logika pengetahuan saya yang menolak kebenaran Firman Tuhan. Setelah sempat yakin bahwa Yesus bukan Tuhan, teriakan dari Surga menyadarkan saya kembali.
“Bagaimana perbuatan baik saya dapat mengantarkan saya ke pintu gerbang Surga sedangkan dalam setiap langkah hari-hari saya, saya punya pikiran negatif yang saya perangi?”
Di pikiran saja sudahlah perbuatan jahat. Tidak ada keselamatan selain di dalam Kristus Yesus. Jikalau kematian Yesus adalah dusta, maka sia-sialah iman kita.
Tidak peduli hari apa Yesus mati karena penanggalan kita dan penanggalan Yahudi berbeda. Tapi yang terpenting adalah Yesus menggenapi nubuatan yang lampau itu, bahwa Anak Manusia 3 hari 3 malam di perut bumi dan bangkit di antara orang mati. Ia tidak 2 hari 3 malam atau 3 hari 2 malam. Kematian Yesus diperkirakan jam 3 siang dan hari belum dikatakan berganti. Dalam penanggalan Yahudi, hari berganti saat sudah jam 6 sore, yaitu saat matahari terbenam. Pada malamnya, Ia sudah turun ke perut bumi untuk menginjili kepada orang-orang mati dan nabi-nabi sebelum Dia bahwa Dialah Tuhan dan Raja yang diceritakan oleh nabi-nabi itu. Kitab Matius mencatat paling lengkap bahwa kubur terbelah dan orang-orang kudus bangkit. Ini merupakan sebuah pengharapan.
Waktu berlalu begitu cepat, betapa mengerikannya jika hidup di bumi dan ketika meninggal di bumi, semua tertutup, tidak ada kehidupan setelah kematian. Ini merupakan sebuah pengharapan bahwa ada kehidupan setelah kematian. Betapa mengerikannya keyakinan yang menyatakan semua orang masuk surga karena Yesus itu baik. Atau juga tanpa pertolongan Tuhan, tanpa Juruselamat, kita bisa masuk dalam kerajaan Surga. Tidak ada seorang pun yang dapat mengandalkan kekuatannya sendiri untuk berjumpa dengan Bapa.
Kubur terbuka dan orang kudus bangkit kemudian menampakkan diri pada penduduk dan penduduk menjadi percaya. Artinya orang-orang kudus yang bangkit adalah orang-orang yang mereka kenal. Tidak mungkin Elia dibangkitkan pada waktu itu karena mereka tidak mengenal muka Elia. Orang-orang kudus adalah orang-orang yang hidupnya benar semasa mereka, sebagai tanda ada kemenangan di atas kayu salib. Mereka menggunakan tubuh kemuliaan dan menjumpai keluarga mereka bahwa ada upah mengikut Yesus.
Apakah kita mulai ragu Yesus adalah Tuhan? Takut mempercayai Yesus adalah Tuhan. Menggunakan logika-logika untuk menentang Yesus adalah Tuhan. Jika iya, maka kita sedang diluar keselamatan. Betapa berharganya jiwa-jiwa yang ada di luar keselamatan itu, diperebutkan oleh Tuhan dan iblis. Api penghakiman untuk mereka yang berada di luar keselamatan. Tidak ada lagi Yesus turun untuk menebus dosa umatNya. Tidak! Sudah selesai! Kesempatan itu sudah diberikan sebelum waktunya kematian tiba. Setelah kematian adalah penghakiman yang kekal di mana Anak Manusia datang sebagai hakim untuk memisahkan. Yesus akan mengadakan pemisahan.
Kita minta Yesus menerangi jalan-jalan kita, jangan minta dunia menerangi kita. Sudahkah kita benar-benar hidup dalam keselamatan dan dijamin untuk memperoleh hidup yang kekal. Hidup hanya sementara, apa yang kita punyai sekarang tidak akan kita bawa mati. “Segala sesuatu adl kesia-siaan” kata Raja Salomo. Daud mengatakan “yang paling menyenangkan adalah tinggal di rumah Tuhan“. Tapi kita berpikir, di rumah Tuhan tidak enak, tidak bisa jalan-jalan, tidak bebas. Padahal ketika kita ikut Tuhan, kita mengalami kebebasan. Bebas dari belenggu tipu daya dunia ini, tipu daya kemakmuran, tipu daya kesenangan pribadi. Kita tidak dibelenggu lagi, kita dikuasai Tuhan yang memberikan kuasa untuk memegang kendali atas uang dan segala tipu daya dunia.
Neraka itu kekal.
Ada seseorang yang mengatakan bahwa neraka tidak kekal. Ketika kita masuk dalam api penyucian, Yesus yang baik akan mengambil kita dari neraka dan kita dibawa ke surga bersama dengan Yesus. Kalau begitu untuk apa kita hidup dan berlomba-lomba dalam perlombaan ini.
Ketika rasul Paulus diterangi terang kemuliaan Tuhan, pikiran logikanya berubah. Yang dulunya ia begitu mencintai pengetahuan dan membuatnya menjadi pribadi tak terkalahkan. Tapi ketika ia berjumpa dengan Yesus, pikirannya berubah, selubung yang menghalanginya dengan surga terbelah. Apa yang dulu ia anggap itu kemuliaan, kini tidak berguna, tidak berharga.
Kebangkitan Yesus adalah sesuatu yang sangat mengerikan bagi iblis. Iblis berusaha memutarbalikkan keadaan. Tanpa kayu salib, percumalah iman-iman kita. Salib adalah lambang keselamatan, lambang pertobatan. Sudahkah kita menerima salib Tuhan? Memberikan hidup kita untuk Tuhan, menyerahkan logika-logika kita untuk diterangi Firman Tuhan. Logika kita hanya bisa dipuaskan ketika kita berdamai dengan Kristus, bukan dengan buku-buku pengetahuan.
Siapkah kita untuk disingkapkan selubung pikiran-pikiran kita? Siapkah kita untuk memberikan hidup kita untuk Tuhan? Jika kita siap, hari ini juga, Yesus yang sama akan membukakan terang pikiran surgawi dan kita akan mengerti awal tujuan penciptaan kita. Apakah kita siap untuk benar-benar menerima Yesus, mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Orang2 yang hanya mengaku Dia Tuhan, tapi tidak mau mengikuti ajaran-ajaranNya, tidak benar-benar menerima Yesus sebagai Tuhan.
Info :
Ada seorang peneliti yang melakukan penelitian terhadap darah Yesus yang ditemukan di bukit Golgota. Sampel darah itu masih dapat didetekesi dan dikenali.
Manusia memiliki 48 kromosom, kurang dari itu, maka mereka cacat dan berkebutuhan. 24 buah dari ayah dan 24 dari ibu. Yang menarik dari darah Yesus ini, jumlah kromosomnya hanya berjumlah 24. Artinya apa? Artinya bahwa Yesus tidak dilahirkan dari hasil pembuahan antara laki-laki dan perempuan, tetapi dari Roh Kudus dan sisi kemanusiaanNya diambil dari Maria, ibu yang mengandungNya.
Begitu banyak Firman Tuhan yang sudah terjadi, tapi kalau kita mengingkari kebenaran terus menerus, mempertanyakan Firman terus menerus, maka selubung itu akan menutup pikiran kita lagi dan kembali sulit untuk menerima kebenaran yang utuh dan sebenarnya.