Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Anak yang Dewasa

Bacaan: Yoh 3:1-21
Hari-hari ini banyak anak Tuhan yang hanya “kekristenan warisan” semata, yang isinya hanyalah rutinitas ibadah tetapi tidak ada hubungan dan pengenalan akan Tuhan secara pribadi. Oleh karena itu, diperlukan “kelahiran kembali”, dimana kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi yang mengubahkan kehidupan kita.
Sudahkah kita menjadi anak-anak Tuhan yang dewasa?
Hanya seorang anak yang sudah dewasa yang akan dipercaya untuk membantu pekerjaan Bapanya. Demikian juga kita dengan Bapa di sorga, Tuhan rindu mempercayakan karya-karya ajaib-Nya kepada anakNya yang dewasa. Sayangnya banyak anak-anak Tuhan yang sudah lama mengikut Tuhan, tetapi hidupnya belum ada perubahan dan pendewasaan.
Ciri-ciri anak Tuhan yang belum dewasa:
Masih hidup dalam ikatan jiwa dan manipulasi
Cirinya : selalu ingin di layani, selalu menuntut orang lain untuk mengerti dia, dan mempertanyakan kasih orang lain kepadanya.
Memiliki ikatan jiwa masa lalu
Berlarut-larut dalam luka masa lalu. Meskipun sudah diajar bahwa Tuhan mengasihinya, tetapi selalu menganggap Tuhan tidak mengasihinya.
Tidak pernah merasa cukup dan tidak pernah bersyukur
Selalu merasa kurang dalam hidupnya; tidak bersyukur. Tetapi Tuhan berkata, “Cukuplah kasih karuniaKu di dalam hidupmu” (2 Kor 12:9), artinya Tuhan mencukupkan kehidupan kita: tidak kekurangan dan tidak berlebihan.
“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.” (Matius 13:44-46)
Apakah Allah menjadi mutiara berharga dalam hidupmu? Jika kita menjadikan Tuhan mutiara yang berharga, kita pasti memberikan segala-galanya bagi Dia. Mari Kita hasilkan buah-buah roh dalam hidup kita. Mari menjadi roti yang terpecah bagi banyak orang, itu adalah ibadah kita yang sejati.
Maukah anda mengambil pekerjaan Tuhan?
Disitulah Tuhan melihat kita sebagai pribadi yang dewasa. Betapa bahagianya apabila kita apabila kita dianggap dewasa oleh Bapa. Kita dapat dipercaya untuk sanggup mengerjakan hal baik yang menjadi kerinduan-Nya.
Pada waktu perjamuan mula-mula, pada waktu murid-murid memecah roti dan minum anggur, mereka mengambil bagian di dalam Kristus, yang artinya mereka mengambil bagian di dalam penderitaan Yesus; menjadi 1 tubuh, 1 jiwa, 1 roh. Mereka mengerti bahwa ketika mereka mengambil bagian di dalam Kristus, hidup mereka bukan milik mereka lagi.
Walaupun para rasul masuk dalam penjara dan menderitaa, mereka percaya bahwa mereka disertai oleh Tuhan. Dunia tidak akan mengerti hal ini, tetapi Bapa kita di Surga melihat setiap keadaan yang kita alami dan memperhitungkannya sebagai sebuah kebenaran.
Mari luangkan waktu berdoa; minta hati dan kerinduan Tuhan atas hidupmu. Biarlah rasa aman dan pengharapan kita hanya di dalam Tuhan. Kita tidak bergantung kepada yang lain, tetapi kita bergantung hanya kepada Tuhan.
Tahun rahmat Tuhan telah datang. Ini saatnya kita memberitakan Injil Tuhan ke semua orang. Biarlah kita menyadari, bahwa Hanya dengan penyertaan Tuhan Kita dimampukan melakukan semuanya.