Khotbah Pdm. Silvia Marryasa Hannah : Perhatikan dengan Siapa Anda Bergaul

“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.” (
1 Korintus 15:33-34
“Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang yang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20)
Jika kita bergaul dengan orang bijak, maka kita akan menjadi bijak. Jika kita bergaul dengan orang bebal, maka kita akan menjadi malang. Satu hal yang perlu kita perhatikan dalam hidup ini adalah dengan siapa kita bergaul hari ini, menentukan kehidupan kita di masa mendatang. Tentu hal ini juga berlaku sebaliknya, jika kita bergaul dengan orang yang takut akan Tuhan, orang yang mencintai Tuhan, melayani dan memberikan hidupnya sepenuhnya bagi Tuhan, maka hidup kita juga akan seperti itu. Bukan berarti kita sedang membeda-bedakan dengan siapa kita berteman dan tidak mengasihi orang lain, tetapi terkadang kita tidak menyadari bahwa pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan kita.
Pesan ini disampaikan kepada jemaat di Korintus. Bukan jemaat yang tidak mengenal Tuhan, tetapi justru jemaat yang kehidupannya sudah dibangun untuk mengenal Tuhan. Kenapa? Karena nyatanya, sekalipun kita merupakan seorang Kristen yang sudah lama pergi ke gereja dan melayani Tuhan, pergaulan yang buruk bisa merusakkan segala kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah kita miliki.
-
Salomo
“Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.” Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta” (1 Raja-Raja 11:1-2).
Tidak dalam satu malam Salomo meninggalkan Tuhan dan mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain. Pergaulannyalah yang melakukan itu. Ia bergaul dengan perempuan-perempuan bangsa asing yang membuatnya menyimpang dari Tuhan. Sekalipun Tuhan sudah memperingatkan, tetapi hati Salomo sedang tertuju kepada perempuan-perempuan yang tidak takut akan Tuhan. Apakah penting memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini? Tentu saja!
-
Lot
Keponakan Abraham, Lot, memilih untuk tinggal di lembah Yordan dan dekat gerbang Sodom dan Gomora, kota yang penuh dengan dosa amoral yang sangat tinggi. Lot adalah seorang yang benar, tetapi ia memiliki pilihan dengan siapa ia bergaul. Sudahkah kita berdoa sebelum kita memilih? Lot mengandalkan apa yang ia lihat dan yang ia rasa baik. Banyak hal yang harus ia tanggung karena bergaul dengan orang Sodom.
dan ia berkata: “Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.” (Kejadian 19:7-8)
Ayat 7-8 menunjukkan bahwa moral Lot telah sama seperti orang Sodom dan Gomora pada umumnya. Ia menjual anak-anaknya perempuan untuk diperkosa. Ini menunjukkan bahwa pergaulan kita dapat menjadikan diri kita seperti apa. Lot awalnya seorang yang benar dan mempercayai Tuhan, tetapi ia salah memilih pergaulan. Lot diselamatkan, tetapi ia harus kehilangan istri dan kedua menantunya.
Lot membawa kedua anaknya perempuan. Kedua anaknya memiliki darah Sodom dan Gomora, sebab istri Lot berasal dari bangsa Sodom. Anak-anaknya yang masih terbiasa dengan perilaku kota Sodom, membuat ayahnya mabuk dan tidur dengan ayahnya. Lahirlah bangsa Moab dan Amon, yang menjadi musuh bangsa Israel di kemudian hari. Nama Lot kemudian tidak lagi dicatat setelah kejadian tersebut.
Lot merasa kuat, ia merasa tidak masalah dekat-dekat dengan orang Sodom dan membawanya pada kebinasaan. Kita juga mungkin sering merasa kuat, tidak memilih-milih pergaulan, tanpa kita sadari kita mulai menjadi serupa dengan dunia.
-
Bileam
Bileam adalah seorang nabi Tuhan, tetapi ia bergaul dengan Balak. Ketika Balak mengutus pemukanya untuk mengutuki bangsa pilihan Tuhan, ia goyah, apalagi mendapat imbalan yang besar. Bileam bisa langsung menolak, tetapi karena hati dan pikirannya tidak tertuju pada Tuhan, ia goyah dan menyuruh pemuka-pemuka untuk bermalam sekali lagi. Ia tidak dapat dengan tegas menolak, meski sudah tahu apa yang Tuhan mau, karena pergaulannya dengan Balak. Bileam memang tidak mengutuki bangsa Israel, tetapi dari Bileam, bangsa Israel dibujuk untuk menyembah allah-allah lain.
Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN. (Bilangan 31:16)
Bangsa Israel berubah setia karena perempuan-perempuan yang dikirim oleh Balak atas saran dari Bileam. Bangsa Israel bergaul dengan perempuan-perempuan tersebut dan berbalik menyembah allah lain.
Hari ini kita mungkin berkata bahwa kita adalah seorang Kristen yang takut dan mengasihi Tuhan. Tetapi jika kita tidak sungguh-sungguh mengarahkan hati kita kepada Tuhan dan terus membiarkan pergaulan yang buruk itu masih ada dalam kehidupan kita, maka pergaulan yang buruk itu akan merusakkan setiap kebiasaan baik yang kita miliki dan membuat kita secara perlahan semakin menjauh bahkan meninggalkan Tuhan.
Memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini, itu artinya kita peduli dengan masa depan kita.
Tuhan Yesus memberkati.