Khotbah Ev. Evie Mehita : Semuanya Habel

Pengkhotbah adalah salah satu Kitab Syair dalam Perjanjian Lama yang penuh dengan misteri. Kitab Pengkhotbah berbicara tentang kesia-siaan (Pengk. 1:1-2). Kata sia-sia disini bukan berarti tidak ada gunanya, tetapi merujuk kepada kata Habel (baca: hefel) yang artinya uap, kabut, asap. Uap/asap kelihatannya padat, tetapi tidak bisa ditangkap; Sesuatu yang kelihatan sebentar saja, lalu hilang. Artinya segala sesuatu di bumi ini hanya fana, hanya sementara, yang sebentar saja lalu hilang.
Manusia berusaha mencari apa arti kehidupannya; Mereka membangun kehidupan mereka melalui kekayaan, status, dan pencapaian, namun semuanya itu fana (habel).
Dalam kehidupan ini, kita akan mengalami banyak masa, baik itu masa yang baik maupun masa yang sulit; Itu pun juga sia- habel. Kebahagiaan yang sejati hanya ada di surga, kebahagiaan yang kita rasakan di bumi hanya habel.
Jika semuanya habel, apa kunci yang harus kita miliki untuk menjalani hidup kita?
Menerima dan Menikmati Habel
Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu dengan hati yang senang , karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu. Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu. Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari. Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi. (Pengk. 9:7-10)
Banyak orang berusaha merumuskan pemikiran Tuhan tentang hidupnya. Sehingga banyak dari kita yang sering mempertanyakan keadilan Tuhan: “Kenapa aku? Kenapa aku harus mengalami ini?” Kita merasa bahwa orang baik tidak seharusnya mengalami kemalangan, tetapi tidak ada satupun yang dapat menyelami pikiran Tuhan (Pengk. 8:17). Manusia berusaha melawan habel, tetapi habel bukan untuk dilawan, tetapi untuk dijalani, disyukuri, dan dinikmati.
Apapun yang ada padamu saat ini, terima habelmu dan kerjakan dengan sebaik-baiknya. Semua pekerjaan kita dinilai oleh Tuhan.
Hidup Takut akan Tuhan
Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. (Pengk.12:13)
Menjalani kehidupan yang penuh dengan habel ini, kita harus hidup takut akan Tuhan. Dia sedang menilai kehidupan kita dan mempersiapkan kehidupan kekal bagi kita.