Khotbah Ev. Evie Mehita : Perhatikan Bait Sucimu!

Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Allah dengan semua domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedangang merpati Ia berkata, “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Lalu teringatlah murid-murid-Nya bahwa ada tertulis: Cinta untuk rumah-Mu akan menghanguskan Aku. (Yohanes 2:15-17)
Yesus datang ke Bait Suci dan membersihkannya dari pedagang-pedagang yang berjualan di depan Bait Suci. Dia melihat bait suci tidak lagi menjadi tempat yang kudus, sehingga Dia mau mengembalikan fungsi Bait Allah yang sebenarnya. Demikian juga dengan hidup kita; Kita adalah bait sucinya Tuhan.
Perhatikan Bait Sucimu! Bait suci berbicara tentang hati kita dan hidup kita.
Apakah hatimu penuh dengan kepahitan, dosa, dan hal yang tidak berkenan di mata Tuhan? Dia akan obrak-abrik dan usir itu, karena Tuhan mau mengembalikan fungsi bait Allah kita sesuai dengan panggilannya yang semula. Kalau Yesus masuk dalam hati kita dan mengintervensi kita, apa reaksi kita? Kita seringkali bisa menjadi seperti para Imam dan pedagang yang marah kepada Yesus atas tindakannya tersebut, karena mungkin seringkali kita mencari keuntungan diri kita sendiri. Tanpa kita berusaha mengerti, bahwa apa yang Tuhan lakukan tujuannya baik, yaitu supaya kita diubahkan dan dikuduskan.
Seringkali kita bisa memiliki “kamar-kamar rahasia” kita, dimana dosa kita ditutupi dan tidak ada seorang pun yang tahu. Sepertinya kita baik-baik, sepertinya melayani Tuhan, ternyata ada dosa mengerikan yang tersimpan.
Hal itu pula yang diceritakan dalam Yehezkiel 8:6-17 tentang bangsa Israel yang memiliki berhala yang mengerikan: Para tua-tua Israel mengukir binatang berhala di tembok kamar mereka smbil membawa bokor ukupan mereka (ay 10-12); Perempuan2 menangisi dewa Tamus pada musim gugur (ay 14); dan banyak Laki-Laki membelakangi bait Allah sambil sujud kepada matahari (ay. 16). Mereka berbalik dari Tuhan menyembah kepada berhala lain.
Perkara Kecilkah Itu??
Apakah itu sebuah perkara kecil? Tidak! Karena itu jangan anggap remeh hal-hal yang tidak baik dalam dirimu: malas ke gereja.. malas doa.. malas persekutuan. Itu menghambat kerohanian kita bertumbuh, membuat kerohanian kita bisa mati; kita tidak lagi suka pergi ke gereja.. atau tidak lagi bersemangat untuk berdoa. Belajarlah disiplinkan dirimu untuk tidak menjauhi jam-jam ibadah. Itu yang akan membuat kita tetap kuat di dalam Dia.
Jangan biarkan bait sucimu dicemari!
Jagalah setiap perkataanmu. Lidah kita bisa menjadi berkat, tetapi juga bisa menjadi kutuk buat orang lain. Dan Tuhan berjanji kita jikalau kita mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka kita akan dipakaiNya menjadi penyambung lidah bagiNya (Yeremia 15:19).
Maukah kamu membiarkan Dia masuk dan mengintervensi hatimu? Dia mau membersihkan hatimu.. Dia mau mengubahkan hidupmu, sehingga hidupmu dikuduskan dan sesuai dengan panggilanNya yang semula untuk hidupmu. Jaga lidah dan perkataanmu, maka kita akan dijadikanNya penyambung lidah bagiNya.