Khotbah Ev. Evie Mehita : Jangan Menganggur!

“Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. (Matius 20:1-7)
Tuhan tidak menginginkan kita menganggur. Sama seperti pemilik tanah yang mencari pekerja di kebun anggur, seperti itulah Tuhan. Kita digambarkan seperti pekerja-pekerja di kebun anggur Tuhan. Ladang Tuhan begitu besar dan luas, dan Tuhan mau kita tidak menganggur. Ketika pemilik kebun anggur berkata, “Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?”, seorang pekerja berkata, “Karena tidak ada orang mengupah kami.” Inilah kadang reaksi anak-anak Tuhan. “Aku tidak pelayanan karena tidak ada yang mengajakku… Tidak ada yang menawariku pelayanan..” dan akhirnya mereka tidak berbuah, tidak berdampak, dan tidak melakukan apa-apa; ini yang disebut dengan menganggur.
Tuhan rindukan kita semua dipanggil masuk dalam kebun anggurNya
Gereja harus bekerja, jangan menganggur di ladang Tuhan! Bekerja bukan berarti memperbanyak kegiatan pelayanan kita, tapi sebenarnya di ladang Tuhan kita tidak mengerjakan apa-apa. Bekerja di ladang Tuhan maksudnya melakukan sesuatu yang diinginkan oleh Tuan kita. Tuhan rindu kita memetik buah-buah kita di ladangNya.
Dalam Matius 21:33, dijelaskan sebuah perumpaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur. Pada masa itu, pemilik kebun anggur akan membuat pagar disekeliling kebun anggurnya menggali lubang-lubang sebagai tempat untuk memeras anggur. Dia juga akan mendirikan pos di tengah-tengahnya untuk menjaga kebun tersebut, kemudian menyewakan kebun tersebut kepada penggarap-penggarap kebun anggur. Sebagai pemilik tanah, tentunya dia berharap kebunnya menghasilkan buah. Sama halnya dengan Tuhan; Dia rindu menemukan kita menghasilkan buah bagiNya.
Dalam kisah selanjutnya, para penggarap-penggarap kebun anggur itu membunuh hamba-hamba utusan pemilik tanah, bahkan mereka juga membunuh anak pemilik kebun anggur yang diutus untuk mengambil bagian dari tuan tanah tersebut (Matius 21:34-39). Ini adalah gambaran orang yang tidak tahu diri. Mereka bukan pemilik, tapi bertindak seperti pemilik dari kebun itu. Kita dipercayakan Tuhan untuk mengelola kebun anggurnya Tuhan. Apa yang kita miliki di dunia bukanlah milik kita, itu adalah milik Tuhan yang dititipkan kepada kita. Tuhan rindu mendapati buah-buah itu dalam hidup kita.
Apa kita sudah dipercaya oleh Tuhan dari apa yang Tuhan berikan?
Jangan kita serakah seperti penggarap-penggarap kebun anggur itu. Kita mau seenaknya sendiri, dan bahkan “membunuh” siapapun yang sebenarnya memiliki hak atas kebun anggur itu. Serakah artinya menginginkan semuanya untuk kepentingan diri kita sendiri. Seringkali manusia itu egois, dan tidak mau mengikuti aturan-aturan Tuhan. Kadang kita tidak mau mengikuti aturan Tuhan, karena kita tidak mau terikat. Kita tidak bisa hidup dalam aturan, karena kita serakah dan maunya sendiri. Marilah kita belajar menjadi orang yang dipercaya di kebun anggur Tuhan.
Tuhan rindu memanggil kita bekerja di ladang Tuhan. Tuhan rindu ada banyak karya yang Tuhan untuk kita semua kerjakan. Tetapi banyak yang melirik ladang lain ketika tuan tanah di depan mata kita memanggil kita untuk bekerja di ladangnya.