Khotbah Ev. Evie Mehita : Gereja yang Hidup

Apakah Yesus segala-segalanya buatmu?
Sebuah pertanyaan sederhana, tetapi perlu menjadi perenungan untuk setiap kita. Mudah bagi banyak orang untuk mengucapkan bahwa mereka mengasihi Yesus, tetapi mereka tidak menjadikan Yesus segala-galanya bagi mereka. Begitu banyak orang yang berkata bahwa kita tidak perlu terlalu sungguh-sungguh kepada Tuhan. Mereka beranggapan bahwa menjadi orang Kristen hanya perlu ke gereja seminggu sekali, berdoa, dan terima berkat, tetapi Kekristenan yang benar lebih dari itu. Karena itu, penting untuk mengenalkan Yesus kepada generasi ini. Kita harus sungguh-sungguh radikal untuk Tuhan.
Di akhir jaman ini terjadi banyak percepatan; kedatangan Tuhan sudah sangat dekat. Oleh sebab itu, Gereja Tuhan juga harus mengalami percepatan. Gereja Tuhan harus bangkit, sebab kalau kita tidak berubah dan mengalami percepatan, kita tidak bisa menghadapi akhir jaman yang mengalami percepatan demikian pesatnya. Gereja Tuhan bukan lembaga, tetapi berbicara tentang kehidupan dengan Kristus itu sendiri. Kehidupan kita dengan Kristus haruslah mengalami pertumbuhan. Apakah kita sudah bertumbuh? Marilah kita bergerak sesuai dengan kerinduan Tuhan. Karena jika tidak, kita akan dengan mudah digandeng oleh Iblis dengan tipu muslihatnya yang menyesatkan.
Banyak anak Tuhan yang hanya suka mendengar khotbah yang menyenangkan telinga mereka. Hingga ketika mendengar Firman Tuhan yang menegur, mereka dengan mudahnya kepahitan. Ketika Firman Tuhan menegur, itu adalah hal baik bagi kita. Kita harus selalu rindu untuk mendengarkan suara Tuhan. Milikilah hati yang mau belajar dan mau ditegur, karena lewat pukulan Tuhan, dia mengasihi setiap kita. Hidup di akhir jaman ini, mari kita semua perlu menjadi Gereja yang bangkit dan hidup untuk Tuhan.
Gereja yang bersumber dan berakar di dalam Yesus Kristus
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, fanatik berarti perilaku berlebihan / keyakinan yang teramat kuat. Kita harus fanatik kepada Kristus, artinya kita perlu percaya/ yakin kepada Yesus dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang benar-benar fanatik kepada Kristus akan merasa sakit ketika melihat saudaranya yang meninggalkan Tuhan. Jika tidak, mari cek hati kita. Apakah kita sudah benar-benar fanatik kepada Kristus?
Gereja Tuhan haruslah bersumber dan berakar di dalam Yesus Kristus. Janganlah hidup kita hanya berdasar kepada harta, hamba Tuhan, atau pengajaran-pengajaran semata. Hamba Tuhan bukan Tuhan, bukan juga dewa; mereka tidak sempurna, bisa salah dan jatuh. Jika kita menggantungkan hidup kita kepada hamba Tuhan semata, kita akan mudah jatuh. Tidak sedikit contoh anak Tuhan yang dulunya begitu mengasihi Tuhan, namun akhirnya mengalami kemunduran karena kurang berjaga-jaga dengan tipu daya si Jahat. Kita harus sadar betul bahwa kita tidak kebal dari dosa, karena itu kita harus senantiasa melekat kepada Tuhan. Tuhan sungguh rindu akan Gereja yang hidup, yaitu Gereja yang senantiasa berjaga dan bersumber kepada Kristus.
Gereja yang berdampak pada dunia
Sebagai anak Tuhan, kita harus memiliki dampak dan terang bagi sesama. Apapun profesi kita, kita harus memenuhi tugas kita sebagai saksi Tuhan dengan berdampak. Apakah kita sudah memenuhi panggilan Tuhan dan berdampak bagi orang lain? Panggilan yang Tuhan berikan bukan selalu hal yang spektakuler, tetapi setiap orang menerima bagian terbaik yang Tuhan tetapkan. Dalam sebuah kehidupan gereja, setiap bagian memiliki peranan yang sangat penting. Ketika kita bisa mengerjakan apa yang menjadi bagian kita sebaik-baiknya, kita akan berdampak secara maksimal untuk banyak orang. Tuhan ingin kita berani menunjukkan terang kita untuk jadi dampak. Kita menjadi saksi Kristus yang memberitakan namaNya kepada banyak orang lewat hidup kita. Menjadi dampak dan terang bukan diri kita yang ditonjolkan, tetapi nama Kristus yang dipermuliakan.
Gereja yang bersenjata kepada Iblis
Kita harus sadar bahwa perperangan rohani itu nyata. Iblis sudah merencanakan kejatuhan kita jauh-jauh hari, karena itu kita harus senantiasa bersiap dan memperlengkapi diri kita dengan senjata-senjata Allah. Kita perlu hati-hati dengan munculnya banyak sekte. Sekte-sekte ini lahir dari kumpulan orang-orang yang belum pulih. Mereka memiliki rasa kesatuan yang begitu erat, tetapi kepada Bapa dari tempat itu, bukan kepada Tuhan. Inti dari sekte adalah berfokus kepada diri mereka sendiri. Mereka hanya tertarik dengan pengalaman-pengalaman rohani yang spektakuler, dan mengajak orang lain dengan cara membujuk, memaksa, didoktrin, bahkan cuci otak. Sekte ini menuntut pengorbanan, mereka hanya boleh membaca buku keluaran mereka saja dan bagi orang yang tidak sepaham dengan mereka akan disebut Yudas. Ini yang perlu kita waspadai. Mari kita selidiki diri kita masing-masing. Kita di gereja bukan karena hamba Tuhan, bukan karena suasana gereja, tetapi karena Tuhan. Kita perlu mengalami Kristus sungguh-sungguh dalam hidup kita.
Yesus berkata kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki. Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti. Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya! Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: “Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.”
Matius 16:6-8,11
Yesus menyampaikan kepada murid-murid-Nya untuk waspada dengan ragi orang Farisi dan Saduki. Orang Farisi dan Saduki adalah orang-orang merasa tersinggung dan tersaingi ketika Yesus menyampaikan kebenaran. Mereka sombong secara pengetahuan karena mereka sangat menguasai Kitab Taurat. Mereka memiliki kebiasaan berdoa kencang-kencang di jalan-jalan dengan tujuan supaya orang menghormati mereka. Tuhan memperingatkan kita supaya kita waspada dengan ragi orang Farisi dan Saduki, yaitu ragi kemunafikan.
Fungsi ragi adalah mengembangkan adonan. Cara kerjanya adalah memasuki adonan secara perlahan, sehingga adonan tersebut mengembang pelan-pelan. Karena itu kita perlu selalu cek hati kita, karena ragi cara kerjanya perlahan-lahan dan sangat halus. Kita harus senantiasa menjaga ucapan dan tindakan kita, jangan sampai kita memiliki kebiasaan seperti orang Farisi dan Saduki. Semua yang kita lakukan dan pikirkan merupakan gambaran dari motivasi kita. Motivasi apa yang ada dalam hati kita? Mari jaga pergaulan kita. Bergaul dengan orang-orang yang belum pulih artinya membiarkan ragi dimasukkan dalam hidup kita perlahan-lahan. Maka ketika pemimpin kita meminta kita berhati-hati dalam bergaul dengan orang tertentu, mari kita belajar taat. Tujuannya bukan untuk mengekang kita, tetapi itu adalah penjagaan Tuhan lewat pemimpin/ pembimbing kita.
Ragi juga dapat mengubah struktur dasar dari adonan. Jika kita memiliki dasar yang benar, jangan biarkan ragi itu masuk dan merusak struktur dasar kita yang benar. Ragi ini sangat berbahaya. Ini adalah siasat yang digunakan Iblis untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan. Maka kita harus selalu hati-hati dan berjaga dengan hati kita. Mari kita memiliki hati yang senantiasa mau dimurnikan dan menerima kebenaran, supaya hati kita selalu dibersihkan dari siasat si jahat yang menjatuhkan.
Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
1 Korintus 5:7-8