Khotbah Ev. Evie Mehita : Galah Rangsang dari Tuhan

Generasi jaman kini seringkali disebut sebagai generasi micin. Masakan yang diberi micin akan menjadi makanan yang sedap dan enak, tetapi tidak sehat. Demikian juga dengan gereja Tuhan. Cara pandang gereja masa kini telah juga banyak dibumbui dengan hal-hal yang membuatnya terasa sedap secara dunia, tetapi menjadi gereja yang tidak sehat. Tuhan rindu kita bukan menjadi gereja micin, tetapi Tuhan rindu setiap kita menjadi gereja garam yang hidup dan memberikan dampak untuk orang lain. Tuhan mengasihi setiap kita, tapi apakah kita sudah berfungsi sebagai orang yang dikasihi-Nya?
Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
Kisah Para Rasul 26:14-15
Paulus adalah seorang yang berpendidikan. Bahkan dulu dia merasa sangat mengenal dan dekat dengan Tuhan. Dia berpikir apa yang dilakukannya, yaitu membunuh orang-orang yang percaya Yesus, adalah hal yang benar. Ternyata dia salah! Dialah yang justru menyiksa Tuhan dengan tindakannya. Ketika Tuhan menjumpai Paulus, pikiran Paulus menjadi terbuka. Dia akhirnya sadar bahwa apa yang dilakukannya bukan berasal dari Tuhan, tetapi pikirannya sendiri. Seringkali orang yang merasa sudah berjalan di dalam Tuhan, bisa salah dalam mendengar Firman Tuhan, sehingga memiliki cara pikir yang salah. Maka dari itu kita harus sungguh-sungguh dalam belajar Firman Tuhan supaya kita tidak salah dalam melangkah. Kita perlu mengalami perjumpaan dengan Tuhan supaya pikiran kita senantiasa dibukakan dengan kebenaran.
Dikatakan “…… Sukar bagimu menendang ke galah rangsang”. Apa yang dimaksud dengan galah rangsang? Galah rangsang adalah sebuah alat yang Tuhan pakai untuk menangkap orang-orang yang dikasihiNya. Mungkin kita bisa merasa kesakitan saat Tuhan memasangnya kepada kita. Tetapi galah rangsang itu baik untuk sebagai alat pengendali Tuhan atas hidup kita. Paulus pun mengalami galah rangsang. Dia harus mengalami kebutaan selama 3 hari pada awal mula perjumpaannya dengan Tuhan, selanjutnya dia mengalami penganiayaan demi penganiayaan demi memberitakan kabar tentang Kristus.
Maukah kita mengalami galah rangsang? Galah rangsang itu baik dan itulah yang akan mendewasakan setiap kita.
“sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.”
Efesus 4 : 13-14
Orang yang dewasa akan siap untuk mengunyah makanan yang keras. Orang yang tidak mau belajar menelan makanan keras dia akan tetap menjadi anak-anak walaupun secara fisik mereka dewasa. Firman Tuhan katakan bahwa kamu harus tumbuh dewasa agar dapat membedakan yang baik dan salah. Orang yang dewasa akan dapat mendengar dan mengenal visi yg benar-benar dari Tuhan, sedangkan orang yang tidak dewasa, dia akan mudah sekali diombang-ambingkan dengan penyesatan yang diajarkan oleh dunia ini.
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat dihadapan-Nya.
Kolose 1:21-22
Kita bisa secara tidak sadar memusuhi Tuhan. Kita bisa menendang-nendang Firman Tuhan yang rasanya tidak sedap untuk kita. Kita hanya mencintai Firman yang enak di telinga kita. Hati dan pikiran kita tidak mau mendengarkan Firman yang keras dan menegur kita. Janganlah kita keraskan hati kita ketika mendengarkan Firman Tuhan, tetapi terimalah Firman Tuhan dengan hati yang lemah lembut. Di sisi yang lain, kita bisa memusuhi Tuhan dengan menendang keputusan dan kedaulatan Tuhan dalam hidup kita. Kita bisa sangat berontak dengan jalan-jalan Tuhan. Justru ketika kita semakin berontak, kita akan semakin sakit dan terluka. Maka, kita harus belajar untuk diam. Diam artinya berserah. Ada penyerahan yang kita berikan kepada Tuhan. Penyerahan artinya kita taat dan berdamai dengan jalan-jalan yang Tuhan tetapkan dalam hidup kita. Tuhan mau kita memiliki penyerahan, maka mari kita serahkan diri kita dalam tangan Tuhan.
“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, Ia menjadikan dirinya musuh Allah”
Yakobus 4 : 4
Kita bisa dengan sangat mudah memusuhi Tuhan. Ketika kita bergaul karib dengan dunia, kita bisa memusuhi Tuhan. Tetapi ada kabar baik untuk kita semua: kita diperdamaikan dengan Tuhan. Kita harus belajar taat pada Tuhan. Galah rangsang yang Tuhan berikan kepada itu enak untuk kita, bahkan itu dapat membangkitkan kita kalau kita mau.
Firman Tuhan mengajak kita untuk bersabar. Mari kita menguasai diri kita. Kita sangat tidak dapat menahan sakit ketika mengalami galah rangsang dari Tuhan. Kita bisa seringkali berontak ketika galah rangsang itu ada pada kita. Mari kita belajar menguasai diri kita. Hidup kita janganlah dikuasai oleh perasaan atau mood kita. Orang yang seringkali dikendalikan oleh perasaan adalah orang yang tidak dapat menguasai diri. kuasai diri dan bersabar dalam galah rangsang yang Tuhan berikan. Mari kita menjadi pribadi yang lebih dari seorang pahlawan!
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota”.
Amsal 16 : 32