Khotbah Ev. Evie Mehita : Berada dalam Komunitas

Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Lukas 10:27
Sebagai makhluk sosial, kita perlu berhubungan dengan orang lain; membangun relationship. Nilai suatu hubungan sangat berharga. Tidak ada manusia yang tidak memiliki hubungan dekat dengan orang lain selain keluarga, minimal teman dekat.
Hubungan dibangun oleh kepercayaan, kasih dan kejujuran. Untuk menghancurkan suatu hubungan sangat mudah, tetapi untuk membangun kembali sangat sulit. Kita bisa terluka karena terlalu cinta dan mengasihi seseorang. Firman Tuhan sangat jelas mengatakan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dan juga sesama. Hal itu tidak bisa dipisahkan! Tuhan menginginkan komunitas yang sehat. Iblis senang bila anak Tuhan keluar dari komunitas. Itu berarti mereka juga keluar dari tubuh Kristus. Iblis juga senang ketika hati kita lepas dari hubungan-hubungan komunitas. Ia akan membuat kita merasa malu lalu menjauhkan diri dari komunitas. Ia pun juga tidak senang apabila kita memaafkan dan terbuka satu sama lain. Keterbukaan akan menimbulkan rasa malu dan hal itu dipakai iblis untuk membuat kita berhenti bersaksi. Dengan begitu, belajar terbuka terhadap komunitas rohani sangat diperlukan. Seorang hamba Tuhan pun perlu belajar untuk terbuka.
Gereja yang sehat adalah gereja yang menjangkau, memuridkan, dan menghasilkan pemurid. Gereja adalah kita. Beberapa gereja saat ini berfokus pada acara sehingga jemaatnya tidak kuat dalam penggembalaan.
Kita harus berubah! Jadikan komunitas yang sehat sebagai gaya hidup. Visi tetap harus diceritakan! Kita harus menjadi generasi terang—menciptakan lingkungan komunitas yang kondusif. Harus ada misi Tuhan di dalamnya sehingga kita dapat menjangkau mereka sebagai murid. Apa yang kita bicarakan saat berkumpul dengan teman? Membicarakan tentang firman Tuhan atau hamba Tuhan? Jika sudah menjadi gaya hidup, bicara tentang firman Tuhan menjadi hal yang biasa.
Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan? Apakah hubungan dengan Tuhan lebih berharga dari segala relasi di bumi? Ketika Salomo menganggap hubungan dengan istrinya lebih dari segalanya, ia jatuh.
Kita tidak bisa menjamin diri kita sendiri untuk tetap setiap pada Tuhan. Hanya oleh Roh Kudus yang menjamin kita. Maka dari itu kita tidak bisa berjanji, melainkan Roh Kudus yang menjanjikan kita untuk mampu mengatasi segala hal. Buatlah perjanjian dengan teman kita untuk mengingatkan bila kita sudah melenceng dari kebenaran. Teman yang baik akan membawa kita pada kebenaran.
Kita mungkin bisa tidak cocok satu dengan yang lain. Apa yang bisa menyatukan kita? Kasih Kristus dan tujuan Kristuslah yang menyatukan kita.