Khotbah Ev. Elita Chandra : Berjalan dalam Panggilan

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Efesus 2:10)
Mungkin ketika kita mendengar kata “panggilan”, kita tidak mengerti apa artinya. Padahal sebenarnya panggilan itu adalah rancangan Tuhan bagi hidup kita, yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan Tuhan mau supaya kita hidup di dalamnya. Manusia diciptakan untuk sebuah tujuan. Di dalam tujuan ada kerinduan–detak jantung Tuhan untuk setiap kita. Berbicara kerinduan itu adalah sebuah perjalanan, bukan pijakan akhir. Panggilan itu tidak diam, tetapi terus bergerak seiring kita belajar menggenapinya dalam hidup kita.
Panggilan bukan hanya berbicara tentang pekerjaan, bukan juga sebatas profesi. Tetapi panggilan Tuhan ada di sekitar kehidupan kita.
Ketika mendekati kelulusan saya, saya kebingungan, “apa yang akan saya kerjakan? Saya mau kerja apa? “ Hal semacam ini sering terjadi di setiap orang yang mendekati kelulusannya. Dan ketika saya belajar melangkah dan masuk lebih dalam menjadi pekerja penuh waktu, itu membuat saya lega. Saya berpikir bahwa perjuangan saya menemukan panggilan sudah selesai. Tetapi ternyata itu bukanlah akhir dari perjalanan saya berjalan dalam panggilan. Itu adalah sebuah awal dimana Tuhan akan mengajar saya untuk menggenapi tujuan yang lebih besar dalam hidup saya. Jadi panggilan bukan hanya berbicara tentang pekerjaan atau menjadi apa, tetapi panggilan Tuhan itu ada setiap hari dalam hidup kita. Hanya apakah kita mendengarnya atau tidak.
Kita perlu mengalami Perjumpaan dengan Tuhan (Yesaya 6:1-6)
Sebelum kita berbicara jauh soal panggilan, kita harus masuk ke step pertama, yaitu perjumpaan. Kita harus belajar mengenal Tuhan. Ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Dia akan memberitahukan siapa Dia sebenarnya. Dia adalah Tuhan yang berkuasa atas hidup kita. Perjumpaan akan membuat kita sadar akan dosa kita. Tuhan rindu kita tidak hanya berhenti di perjumpaan, tetapi juga ke level berikutnya, yaitu kerinduan.
Perjumpaan tidak cukup sekali. Jikalau kita hanya berjumpa sekali saja, mungkin kita hanya melihat sekilas, kita tidak mengenal lebih lagi. Butuh berkali-kali supaya kita ingat, lebih kenal, dan sampai kita mengenal seluruh kepribadian Tuhan. Karena itu, jangan puas menjadi penikmat kebaikan Tuhan, tetapi kita diciptakan Tuhan untuk melakukan kerinduan Tuhan.
Panggilan adalah sebuah Proses
Setelah kita menemukan panggilan, Tuhan akan memanggil kita untuk masuk lebih lagi ke dalam panggilan yang sesungguhnya (Keluaran 3:11-12). Jangan kita menjadi seperti Musa yang sering berkata “Kok aku?“; Kita fokus dengan diri kita sendiri. Ataukah berkata “Apa yang harus aku lakukan?” Terkadang kita bisa dengan mudahnya menolak panggilan Tuhan karena kita merasa kita tidak bisa apa-apa. Bagus kalau kita tidak tahu apa-apa. Karena pada saat itu, kita belajar untuk mengandalkan Tuhan. Atau mungkin kita pernah berkata, “Aku punya banyak kelemahan. Apakah orang lain akan percaya kalau Engkau memanggilku?”
Ketika kita tidak bisa, Tuhan akan mengajari kita lewat tantangan-tantangan yang harus kita lalui. Jangan kita menjadi banyak alasan ketika Tuhan memanggil kita, karena ketika Tuhan memanggil kita, Dia yang akan memperlengkapi kita. Akan selalu ada alasan untuk segala sesuatu di dunia ini. Tetap pertimbangan yang terlalu banyak membuat kita tidak akan bisa maju lebih lagi dalam Tuhan.
Panggilan Tuhan bukan soal kita siap atau tidak, tetapi tentang mau taat atau tidak
Panggilan Tuhan bukan soal siap apa tidak, tapi tentang mau taat atau tidak. Di dunia akan selalu ada alasan. Tetapi Tuhan mau KETAATAN kita; kita mau atau tidak untuk dipakai oleh Tuhan dalam rencanaNya atas hidup kita.