Khotbah Ev. Christin Jedidah : Mengenal Yesus

Bacaan : Matius 16 : 5 – 12 (Tentang ragi Orang Farisi dan Saduki)
Dalam Matius 16 : 5 -12, Yesus menjelaskan kepada murid-muridNya untuk tidak mengikuti cara-cara Orang Farisi dan Saduki. Yesus berbicara kepada murid-muridNya melalui perumpamaan ragi. Tetapi rupanya murid-muridnya salah menangkap apa yang Yesus katakan; Murid-muridNya tidak sungguh-sungguh memahai Yesus sebagai orang yang selama ini dekat dengan mereka. Bahkan dalam Matius 16:5-12 Yesus kembali mengingatkan mereka tentang kejadian dan mujizat-mujizat yang mereka lihat dan rasakan bersama dengan Yesus. Mereka bersama dengan Yesus, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh mengenal Yesus.
Sudahkah kita sungguh-sungguh mengenal pribadi Yesus dan mengenal rencanaNya dalam hidup kita?
Dalam Markus 8:14-21, yang juga bercerita tentang Yesus yang memperingatkan murid-muridNya tentang ragi Orang Farisi dan Saduki, Yesus mengatakan “kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidak ingat lagi,..” (ayat 18). Terkadang kita seperti murid-murid Yesus. Kita mungkin mengaku anak Tuhan, tetapi seringkali kita tidak bisa melihat perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib, kita juga tidak mendengarkan Tuhan dengan baik.
Yesus mengecam pada Ahli Taurat dan Orang Farisi karena mereka begitu mengikuti tradisi keagamaan, tetapi tidak sungguh-sungguh mengenal pribadi Yesus.
Mereka selalu protes kepada Yesus karena merasa Yesus tidak mematuhi hukum taurat: ketika Yesus makan bersama dengan pemungut cukai (Matius 9:11), ketika murid-muridNya memetik gandum pada hari Sabat (Matius 12:2), Ketika Yesus tidak membasuh tangan ketika makan (Markus 7:3). Mereka terlalu berpegang kepada tradisi, dan mengira Yesus telah melanggar dan mengacaukan hukum taurat yang selama ini mereka pegang.
Hati-hati dengan kebiasaan Orang Farisi ini! Mereka rajin beribadah, bahkan hafal semua isi kitab, tetapi tidak hidup dibawah pimpinan Tuhan. Mereka suka menceritakan isi Taurat, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya (Matius 23:1); semua dilakukannya supaya dilihat oleh orang lain dan dipandang hebat. Jangan menjadi orang Kristen Farisi! Yang hidupnya hanya penuh dengan pencitraan dan penghormatan diri sendiri. Jika kita diberi kesempatan untuk melayani, biarlah semua penghormatan hanya milik Tuhan.
Kita seringkali berpikir apa yang orang lain pikirkan tentang kita, tetapi kita yang perlu kita pikirkan adalah “Apa yang Tuhan pikirkan tentang Saya”.
Bergantung dengan apa opini orang lain, tetapi tidak mengindahkan apa yang Tuhan katakan. Seperti itulah sifat orang Farisi dan ahli taurat. Ketika kita selalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, kita hanya akan berfokus pada diri sendiri dan akan mengusahakan diri terlihat baik (pencitraan). Hati-hati terhadap jebakan sombong rohani! Bahkan hal rohani pun bisa menjadi sebuah kedok bagi kita meninggikan diri. Karena itu, kita harus senantiasa menjaga hati kita tetap murni di hadapan Tuhan.
Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak, Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Matius 3:7-8)
Mari kita menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan. Hasilkanlah buah-buah yang baik di hadapan Tuhan supaya jangan kita “ditebang” saat kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Jangan biarkan hal-hal kecil yang bersifat buruk dalam hidup kita. Karena ketika kita biarkan, itu bisa menjadi dosa yang semakin berkembang dan berbuah-buah dalam hidup kita.
Kita tidak pernah tahu sampai kapan kita hidup di dunia ini. Karena itu, mari kita berikan yang terbaik buat Tuhan. Kita sungguh-sungguh mengenal Tuhan dan mengasihiNya dengan segenap hati kita. Dengan kita sungguh-sungguh mengenalNya, maka kita mengerti kerinduan dan hatiNya bagi setiap kita.