Khotbah Ev. Christin Jedidah : Kuasa Roh Kudus

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:17)
Yesus menjanjikan Roh kebenaran untuk menuntun murid-muridNya. Kita percaya akan Allah Tritunggal, Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi yang sama dengan pribadi yang lain. Kita perlu mengenal satu pribadi ini dan mengalamiNya.
Apa fungsi Roh Kudus ini? Dikatakan dalam perikop ini, Roh Kudus adalah penuntun (ay. 26). Dulu ketika murid-muridNya bersama Yesus, setiap kali mereka bingung, mereka datang pada Yesus dan Yesus banyak memberikan tuntunan pada mereka. Sehingga, penghibur ini turun ke dunia untuk mengajarkan kita dan mengingatkan kita akan sesuatu yang Yesus pernah katakan, yaitu FirmanNya; Supaya kita menjadi serupa dengan Kristus. Inilah peranan Roh Kudus.
Mungkin kita sering dengar Firman Tuhan, kita sering mendengar khotbah atau makanan rohani lainnya. Seringkali tanpa sadar, kita hanya mendengar tetapi kemudian kita melupakannya. Firman Tuhan seperti sebuah energi. Mungkin kita tidak dapat ingat semuanya bersamaan. Kita bisa lupa makanan yang kita makan selama seminggu dari Senin sampai hari Minggu, tetapi Firman Tuhan itu seperti makanan. Kita tidak ingat apa yang kita makan, tapi makanan itu memberikan energi dan kekuatan. Itulah fungsi Firman Tuhan.
Kita mungkin tidak hafal semua khotbah, tetapi ketika kita mendengar Firman Tuhan, kita belajar menyerap nutrisi yang diberikan agar tidak terbuang percuma. Jika Firman itu tidak benar-benar kita tangkap, Firman itu akan menjadi sia-sia. Dan Roh Kudus akan mengingatkan kita akan Firman yang kita dengar. Ketika kita sakit, kita ingat janji-janji Tuhan, bahwa Tuhanlah penyembuhku. Ketika kita mendengar Firman Tuhan, jangan kita berpikir “ah Firman itu bukan untukku, itu untuk temanku”. Firman Tuhan adalah untuk diri kita, jangan lihat orang lain. Roh Kudus akan mengajar kita untuk segala sesuatunya dan menuntun langkah-langkah kita agar kita sesuai dengan FirmanNya.
Hukum kasih yang pertama : yang terpenting dalam hidup kekristenan kita adalah bukan untuk menjadi seorang yang agamawi, tetapi bagaimana kita dapat menjadi pelaku-pelaku Firman. Kita mungkin banyak mengerti Firman Tuhan, tetapi sudahkah kita menjadi pelaku-pelaku Firman? Sudahkah kita benar-benar melakukannya dengan sungguh-sungguh?
Kekristenan jaman sekarang banyak disesatkan oleh dunia dengan pengajaran-pengajarannya
Firman Tuhan seringkali dicampuradukkan dengan ajaran dunia. Sehingga bisa-bisa pikiran kita disesatkan. Hati2! Pengajaran seringkali dicampurkan dengan pemikiran-pemikiran sendiri yang berasal dari dunia. Banyak penafsiran-penafsiran Alkitab yang ditafsirkan tidak sesuai dengan Alkitab dan kita mempercayainya sebagai sebuah kebenaran.
Kita harus belajar mengerti kebenaran Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Roh Kuduslah yang akan menerjemahkan Firman Tuhan dalam hidup kita. Kita berdoa agar kita dijauhkan dari pemikiran-pemikiran yang sesat. Kita minta agar Roh Kudus menuntun kita pada kebenaran. Roh Kudus akan memberikan hikmat. Kita perlu untuk bergaul karib dengan Kristus dan mengenal pribadi Kristus yang sesungguhnya.
Roh Kudus akan mengubah kita untuk menjadi serupa dengan Kristus. (Yoh 16 : 7)
Roh penghibur itu akan mengingatkan kita akan dosa. Seperti apa Roh Kudus itu? Ketika kita bisa percaya pada Yesus, itu adalah peranan Roh Kudus. Karena tidak ada satupun yang percaya pada Yesus jika tidak ada Roh Kudus. Ketika kita mempercayai Yesus, Roh Kudus sudah ada dalam hati kita.
Dalam hidup kita ada 3 suara : suara diri sendiri, suara si jahat, suara Tuhan yang berbicara melalui Roh Kudus dalam hidup kita. Roh Kudus berbicara dalam hidup kita melalui cara yang tidak bisa kita bayangkan. Suara iblis adalah suara yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Si jahat selalu berbicara dengan tipuan manis seolah-olah itu adalah suara Tuhan, suara yg baik, suara yg manis.
Kita belajar dari kisah pencobaan Yesus di padang gurun. Di sini kita mengenal bahwa suara iblis terkadang benar adanya, begitu manis, tapi sebenarnya menyesatkan. Iblis dapat menggunakan Firman Tuhan. Firman Tuhan dapat dipakai untuk menjatuhkan kita jika kita tidak sungguh-sungguh mengerti akan Firman Tuhan.
Roh Kudus selalu rindu bergaul dengan kita bahkan sejak awal pagi kita bangun. Kita berdoa agar Roh Kudus menuntun kita sepanjang hari, bagaimana kita bertingkah laku pada hari itu. Kita perlu Roh Kudus dan kita akan disempurnakan hari demi hari. Kalau kita tidak mau mendengar Roh Kudus, mengabaikanNya, maka hati nurani kita akan tumpul, tidak lagi peka dengan Roh Kudus. Kita belajar taat dengan Roh Kudus.
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
(Kisah Para Rasul 1:8)
Kuasa Roh Kudus diberikan untuk murid-muridNya karena ada 1 tujuan yaitu menjadi saksi Kristus. Yerusalem adalah tempat terdekat dgn kita, bagaimana kita menjadi saksi dalam lingkungan terdekat kita. Yudea, lebih jauh lagi, di kota, di desa. Ini adalah peran Roh Kudus. Saat Roh Kdusu dicurahkan pada waktu itu, memberikan kekuatan besar bagi murid-muridNya saat itu. Saat bersama Yesus, murid-muridNya penuh dengan ketakutan. Mereka hanya mengandalkan Yesus.
Berapa banyak diantara kita yang mengikut Yesus di masa-masa di mana kita nyaman. Kita akan dengan mudah berkata “Aku akan tetap setia pada Tuhan, sekalipun harus mati”. Tapi ketika masa sulit itu datang, bisakah kita mempertahankan janji kita di hadapan Tuhan? Petrus yang terkesan sangat berani, ia menyangkal Yesus bahkan sampai 3x. Murid-murid lainnya pun demikian, ketika dicari oleh tentara romawi, mereka bersembunyi karena mereka takut dibunuh.
Yesus menjanjikan seorang penghibur, penolong dan mereka akan menerima kuasa serta menjadi saksi Kristus. Murid-murid yang awalnya penakut, ketika Roh Kudus itu datang, mereka mendapatkan kuasa dan keberanian untuk menjadi saksi. Ketika pentakosta itu terjadi, mereka berbicara dalam bahasa-bahasa asing bagi mereka, bahasa-bahasa yang tidak mereka ketahui tetapi orang-orang lain memahami. Mereka memuliakan Tuhan dengan bahasa-bahasa yang lain.
Pada hari-hari terakhir, Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus kepada orang-orang, perempuan, laki-laki, anak-anak, anak muda (Kis. 2:17-21). Pentakosta tidak hanya terjadi pada jaman kisah para rasul tapi sampai saat ini. Manifestasi Roh Kudus masih ada sampai saat ini. Kalau kita mmbayangkan manifestasi Roh Kudus seperti jatuh ketika ditumpangtangan saja, itu salah. Manifestasi Roh Kudus adalah ketika kita menjadi saksi-saksi Kristus. Jangan sampai kita menempatkan karunia-karunia Roh Kudus lebih dari kebenaran Firman Tuhan.
Manifestasi Roh Kudus dan karunia Roh Kudus memiliki tujuan, yaitu untuk membangun jemaat dan menjadi saksi Kristus, bukan untuk pembuktian diri bahwa kita lebih hebat, lebih sakti, lebih rohani. Karunia adalah pemberian dari Tuhan. Kita tidak layak, tapi kita dilayakkan (1 Kor 12:7-11)
Dalam pelayanan di akhir jaman, kita membutuhkan Roh Kudus agar kita diperlengkapi untuk melayani. Kita boleh minta karunia pada Tuhan, tapi tujuannya adalah untuk melayani Tuhan. Karunia tidak hanya diberikan kepada penginjil, kepada pendeta, hamba Tuhan. Firman Tuhan mengatakan Karunia Roh Kudus diberikan juga untuk setiap murid Kristus.
Roh Kudus Tuhan berikan untuk kita menjadi saksi Kristus. Dengan karunia-karunia Roh yang Tuhan berikan untuk kita diperlengkapi melayani jemaat. Jangan sampai kita apatis dengan karunia-karunia Roh, apalagi dengan Roh Kudus.
Petrus seorang yang penakut. Tapi saat Roh Kudus dicurahkan, Petrus menjadi orang yang sangat berani. Ia bersaksi akan Kristus dan 3000 orang bertobat. Itulah awal jemaat mula-mula yang menjadi awal kebangunan rohani dan kita boleh mengenal Kristus. Kalau dulu murid-muridNya hanya berani ngomong, tapi tidak melakukan. Setelah peristiwa Pentakosta, mereka menjadi seorang yang tidak hanya berbicara tapi melakukan. Karena Roh Kudus yang ada dalam mereka memberikan keberanian dan kekuatan.