Khotbah Ev. Christin Jedidah : Jangan Kompromi dengan Dosa
Bacaan : Yosua 7
Bangsa Israel melewati tembok Yerikho tanpa peperangan, hanya mengelilinginya selama 7 hari. Setelah dari Yerikho, mereka menemui sebuah kota bernama Ai yang kecil. Mereka meremehkan kota Ai yang kecil dan hanya mengutus sekitar 3000 orang saja untuk berperang. Tapi pada akhirnya, mereka lari dari kota Ai setelah mereka melihat 36 orang mati ditewaskan.
Pada ayat ke 7 sampai ayat 10, Yosua protes kepada Tuhan. Yosua juga manusia dan ia protes setelah melihat kekalahan bangsa Israel.
Penyebab kekalahan bangsa Israel :
1. Ketidaktaatan
Ketidaktaatan membawa kita kepada kegagalan dalam peperangan.
Efesus 6:1-9
Belajar taat pada pemimpin rohani, pemerintah di dunia. Selama tidak melanggar firman Tuhan, kita harus taat. Bagaimana kita bisa taat pada Tuhan jika pada yang kelihatan saja, kita tidak taat. Maria, ibu Yesus belajar untuk taat. “Aku ini hanyalah seorang hamba, jadilah seperti kehendak Bapa”. Pasti berat ketika seorang wanita hamil lebih dulu sebelum menikah.
2. Kompromi dengan dosa
Banyak anak Tuhan yang tidak bisa untuk memenangi tanah perjanjian karena kompromi dengan dunia. Mereka tidak tahan dengan godaan dunia dan tanpa berpikir panjang, melupakan janji Tuhan. Ini adalah senjata iblis yang paling ampuh untuk menjauhkan anak-anak Tuhan. Kita harus melawan yang namanya dosa dan tidak berkompromi dengannya.
1 Yohanes 2:15-17
Dunia ini bukanlah tempat asal kita, hanya tempat persinggahan sementara. Kekekalan lah tempat kita, Jangan kita mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Tapi tidak berarti kita “ngawang“, menolak semua yang ada di dunia. Kita butuh uang, tapi kita jangan menjadi hamba uang. Kitalah yang menjadi tuan atas uang kita. Itulah artinya kita tidak mengasihi dunia. Jika kita mengasihi sesuatu lebih dari Tuhan maka kasih Bapa tidak ada di dalamnya.
Pada perjanjian lama, Tuhan seolah-olah adalah Tuhan yang jahat. Tuhan hanya menunjukkan bahwa Ia tidak berkompromi dengan dosa. Tuhan kita adalah Tuhan yang kudus dan Ia menginginkan kekudusan. Ketika dosa itu dimusnahkan, dibereskan, penyertaan Tuhan kembali ada.