Khotbah Ev. Christin Jedidah : Hiduplah sebagai Anak-anak Terang

Dari zaman dulu, selalu disampaikan bahwa kedatangan Yesus sudah dekat. Banyak orang menunggu tetapi tidak ada kedatangan Yesus. Banyak orang menubuatkan tentang akhir jaman. Ramalan terpopuler adalah 2012 akhir adalah akhir jaman, sampai ada film 2012. Tapi pada kenyataannya, 2012 hanya menjadi sebuah film. Alkitab mencatat bahwa kedatangan Tuhan seperti pencuri. Tidak ada yang tahu kapan datangnya dan tiba-tiba, sehingga kita tidak sadar jika hari itu adalah hari kedatangan Tuhan.
Dalam kita menanti-nantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali, kita belajar untuk hidup sebagai anak-anak terang dan membawa dampak bagi dunia. Menjadi terang dan berdampak adalah salah satu cara kita untuk menyambut kedatangan Tuhan.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
Efesus 5:15
Mari kita renungkan hidup kita, apakah kita seperti orang bebal, ataukah kita seperti orang arif?
Ketika kita melihat di alkitab, banyak dikatakan tentang orang bebal. Tetapi seperti apa orang bebal itu? Jangan sampai ketika hari kedatangan Tuhan, kita disebut sebagai orang bebal.
Orang bebal seringkali diidentikkan dengan orang bodoh (foolish, bukan stupid). Bukan bodoh secara IQ, yang sulit menangkap tentang akademis.
Ciri-ciri orang bebal adalah :
Tidak mengakui keberadaan Tuhan
Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah.” Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik.
Mazmur 14:1
Bukan berarti tidak mengenal Tuhan. Bisa saja dia orang percaya dan rajin persekutuan. Tetapi ia hidup seperti tidak memiliki Tuhan dan tidak percaya akan kuasa Tuhan. Selalu mempertanyakan kuasa dan mujizat Tuhan. Tidak bisa mengalami kebaikan Tuhan.
Mazmur 92:7 mengatakan bahwa orang bebal tidak mengerti akan hal itu (Mazmur 92:1-6). Bagi orang bebal tidak penting untuk memuji Tuhan, tidak mengerti akan mengucap syukur, bagaimana menyanyikan mazmur bagi Tuhan. Karena hatinya tawar dan tidak dapat mengerti kuasa Tuhan. Hatinya keras. Ketika menyanyikan sebuah lagu, orang lain bisa memuji dengan segnap hati, tetapi orang bebal tidak bisa demikian. Pikirannya melayang kemana-mana.
Atau ia dapat bernyanyi, tetapi hanya di bibir saja. Tidak meresap ke dalam hati. Merasa tidak perlu Tuhan dan tidak perlu berdoa. Tidak bisa merasakan kebaikan Tuhan dan tidak akan bisa mengerti apa tujuan hidupnya yang sesungguhnya.
Tidak suka atau benci akan pengetahuan dan hikmat
“Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan?
Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu.
Amsal 1:22-23
Orang bebal tidak mau menerima nasihat dan teguran, tidak bisa menerima kebenaran. Kalau ada nasihat-nasihat yang diberikan kepada kita, kita sudah menjadi orang yang bebal. Memang bukan hal yang mudah untuk menerima teguran akan kesalahan kita, tetapi reaksi hati kita untuk menerima teguran. Ada orang-orang tertentu yang ketika dinasihati, malah semakin membuat benteng.
Tidak semua orang bisa mendengar suara Tuhan secara audible, tetapi Tuhan bisa berbicara kepada kita melalui banyak cara. Bisa melalui gembala, pemimpin ataupun saudara-saudara. Asal jangan sampai kita mendapatkan nasihat dari orang yang salah dan kita mendengarnya. Atau jangan juga kita merasa diri kita benar dan tidak perlu diubahkan, dan merasa “ini bukan untuk saya, ini untuk orang lain“.
Mengulang kebodohan yang sama
Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.
Amsal 26:11
Orang bebal suka mengulangi kebodohan yang sama, mengulang kembali kesalahannya. Seekor tikus dapat mengetahui jebakan-jebakan yang pernah mengenainya, sebab makhluk hidup memiliki insting. Kita harus belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Kita seperti berlomba dengan iblis. Di akhir zaman ini, pasukan iblis semakin gencar untuk menambah jumlah pasukannya, dengan berbagai macam cara untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan. Iblis menggunakan media apapun di perkembangan zaman ini untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan. Iblis merusak hidup anak-anak Tuhan, bahkan sejak kecil, iblis sudah merusak hidup anak-anak Tuhan. Apa yang menjadi kelemahan-kelemahan kita, iblis akan gunakan itu untuk menjatuhkan kita. Iblis menggunakan teknologi untuk mengikat dan membawa kita jauh dari Tuhan.
Untuk membawa dampak bagi dunia, kita mulai dengan mengajarkan hal yang baik juga untuk dunia. Dimulai dengan diri kita sendiri untuk memiliki nilai yang baik. Kita juga tidak boleh kalah gencar dengan iblis untuk menambah jumlah pasukannya. Jangan kita menjadi orang bebal, tidak mau mencari Tuhan dan mudah terpengaruh di lingkungan. Bukan berarti kita tidak boleh mengikuti perkembangan zaman, mengikuti mode terbaru. Tetapi ikuti perkembangan zaman yang tidak bertentangan dengan prinsip Firman Tuhan.
Kita harus mempengaruhi dunia dan menjadi terang, bukan kita yang dipengaruhi oleh dunia dan menjadi gelap.
Kita perlu memiliki perisai iman, untuk menjaga kita dari arus dunia. Miliki komunitas yang baik dan membangun. Seperti dikatakan dalam 1 Korintus 15:33 bahwa pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik. Komunitas akan mempengaruhi kita. Seperti apa kita juga ditentukan dari komunitas kita berada.
Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Efesus 5:14-17