Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Sikap Hati
Bacaan : 1 Samuel 1:1-14
Seorang imam, pendeta, pemimpin gereja dapat salah sangka, salah paham. Kita bisa salah sangka dengan sahabat atau teman kita tapi jangan selamanya kita simpan terus menerus. Kita perlu melakukan pemberesan, tetapi pemberesan seperti apa? Kebanyakan orang melakukan pemberesan hanya meluapkan sakit hatinya. Pemberesan seperti ini dapat ditunggangi roh jahat.
Hana disakiti hatinya selama bertahun-tahun oleh Penina. Hana melakukan pemberesan tersebut dengan Tuhan, tidak berbicara pada orang lain, hingga imam Eli berprasangka buruk terhadap imam Eli.
Waktu Hana menjelaskan pada imam Eli, imam Eli langsung menyadari bahwa Hana sedang berdoa.
Pemimpin-pemimpin rohani dapat salah paham dengan kita, tetapi Hana tidak menyimpan kesalahan imam Eli. Ia menceritakan apa yang ada dalam isi hatinya.
Saat kita memasuki masa-masa sukar dalam hidup kita, kita percaya Tuhan tahu cara menjawab doa-doa kita..
Kita punya iman bahwa Tuhan telah menjawab doa-doa kita.
Hana sangat menginginkan anak yang dinamainya Samuel, tetapi ia bernazar untuk memberikannya, ia menepati janjinya tersebut (ayat 19). Bukan hal mudah bagi Hana. Karena Hana meminta anak, yang diinginkannya dengan sungguh. Berapa banyak diantara kita yang lupa dengan janji-janji dan nazar-nazar kita ketika janji tersebut telah diberikan oleh Tuhan.
Mengapa Tuhan menjawab doa-doa Hana? Sebab Hana adalah orang yang bisa dipercaya dan konsisten.
Doa yang digenapi adalah doa yang bisa dipercaya, doa yang sungguh-sungguh, doa yang tulus. Apakah kita bisa dipercaya, jika salah katakan salah, berani meminta maaf.
1 Samuel 2:1-10 berisi puji-pujian Hana. Seorang wanita yang diremehkan. Yang menubuatkan Kristus datang kedua kalinya. Ketika perekonomian keluarga kita kurang baik, Tuhan sanggup mengembalikan keadaan kita. Doa kita akan dijawab Tuhan sampai saat kita sudah siap menjadi orang yang siap dipercaya.
Cinta Tuhan lebih berharga daripada bukti.