Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pursuit Of God
Semua orang pernah merasa rindu. Kita seringkali rindu dengan orang tua, teman, atau orang-orang kesayangan kita. Tuhan pun sangat merindukan Israel pada masa-masa bulan madu dengan Tuhan. Pada waktu itu ada hadirat Tuhan yang kental dan terasa, mereka begitu bergembira akan Tuhan. Tuhan rindu mengenang masa yang indah tersebut.
Tuhan rindu hati kita seperti anak-anak. Anak-anak tidak ada rasa habisnya dengan rasa “kangen”. Rasa kangen adalah salah satu bagian dalam pengajaran kita akan Tuhan. Kalau kita sudah tidak kangen lagi dengan Tuhan, sebenarnya artinya kita sedang kehilangan sukacita di dalam rumah Tuhan. Ketika kita sudah kehilangan sukacita di dalam rumah Tuhan, kita akan menggantikannya dengan sukacita palsu. Kita bisa memenuhi sukacita kita dengan hal lain atau bersama dengan teman-teman kita yang merupakan sebuah duplikat dari sukacita Sorga.
Mengapa Tuhan merindukan masa-masa bulan madu dengan Israel? Tuhan merindukan Israel pada masa-masa mereka taat kepada Tuhan. Pada masa itu, mereka bersorak-sorai kepada Tuhan. Mereka menjadi anak-anak yang menyenangkan bagi Tuhan. Mungkin dulu kita pernah melihat seorang yang sangat menyenangkan. Namun, ketika bertemu mereka lagi kini, mereka menjadi pribadi yang berubah sama sekali. Apakah kita seperti itu? Dalam siklus kehidupan kita, ada masa-masa dimana kita menjadi sosok yang begitu menyenangkan hati Tuhan. Ketika kita menjadi pribadi yang menyenangkan bagi Tuhan, kita menjadi pribadi yang berbeda di hadapan Tuhan.
Oleh karena itu, ketika kita sering datang ibadah, tapi tidak ada lagi rasa kangen dengan Tuhan, sebenarnya kita sudah menjadi pribadi yang asing.
Pribadi berbicara spirit atau tentang jiwa kita. Meskipun kita tinggal di dalam tubuh, tetapi ketika kita mengalami perubahan ke arah yang positif atau ke arah yang lebih baik, kita menjadi pribadi yang berbeda. Pribadi yang berbeda inilah yang menyenangkan hati Tuhan. Ketika kita melihat teman-teman kita berbuah roh, dia hidup di dalam sukacita Tuhan, kita akan menyenangi pribadinya. Tetapi ketika kita melihat mereka menjadi sosok yang asing, kita merasa tidak mengenalnya. Apakah pribadi kita sekarang adalah pribadi yang menyenangkan hati Tuhan? Apakah kita memiliki kerinduan akan Tuhan? Sekalipun kita hidup dalam dosa, tapi kita perlu menyukai rumah Tuhan. Kita perlu terus mencari-cari Tuhan. Sama seperti Daud, yang setiap saat mencari wajah Tuhan melebihi semua permasalahan-permasalahan yang dia alami.
Satu hal yang telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya
Mazmur 27 : 4
Dalam mazmur Daud, tergambar bahwa Daud mendapatkan sukacita dalam hubungannya dengan Tuhan. Beban hidup semakin besar, bukan berarti menjadi alasan bagi kita untuk tidak mencari wajah Tuhan. Dalam semua permasalahan yang dihadapinya, Daud selalu mencari wajah Tuhan. Ia selalu merindukan Tuhan, sampai dia membuat Mazmur bahwa dia merindukan Tuhan melebihi masalah-masalahnya. Seakan-akan dia rela membayar berapa pun harganya untuk berjumpa dengan Tuhan. Itulah yang disebut kerinduan.
Kita tidak mungkin mengejar Tuhan jikalau kita tidak memiliki kerinduan. Ketika Daud mengejar Tuhan, dia memiliki sebuah gelora kerinduan yang luar biasa. Sama halnya dengan orang yang sangat kita cintai, kita akan merasakan sebuah kerinduan yang dalam kepada orang tersebut. Itulah yang disebut hasrat utama dengan pencarian akan Tuhan. Apakah hari-hari ini anak –anak Tuhan merindukan Tuhan? Apakah hari-hari ini Tuhan dijadikan sebagai Tuhan dalam hidup kita? Sama seperti anak-anak yang selalu rindu dengan orang terdekat mereka. Kita perlu punya hati seperti anak-anak. Ketika kita tidak memiliki hati seperti anak-anak, kita akan susah berjumpa dengan Tuhan. Hati anak-anak akan selalu mencari ayahnya sekalipun dia pernah di marahi atau disakiti.
Semua mazmur yang ditulis oleh Daud hanya tergambar menjadi 2 kata, yaitu “kangen” dan “kecanduan”. Daud mengalami kecanduan akan Tuhan. Apakah kita sudah kecanduan akan Tuhan? Kecanduan akan Tuhan akan membuat kita gelisah jika kita tidak bertemu dengan Tuhan. Hati kita sangat terusik ketika kita tidak berdoa atau tidak mencari Tuhan. Gereja akan penuh dengan api Tuhan jika kita rindu akan Tuhan. Mari kita mencari dan merindukan Tuhan jauh melebihi apapun yang kita anggap berharga. Hati kita juga tempat yg harus kita sediakan penuh buat Tuhan. Banyak anak Tuhan harus belajar mengalami kerinduan akan Tuhan.
Daud memiliki hati seperti anak-anak. Setelah berbuat dosa, dia langsung menangis, memeluk Bapanya dan bertobat. Ketika kita berbuat dosa, apakah yang kita lakukan? Kita pergi ke gereja mencari Tuhan, atau kita semakin menikmati dosa kita? Setelah berbuat dosa, kita akan sungkan dan enggan ke gereja karena merasa tertuduh. Tetapi hati seorang anak kecil tidak seperti itu. Ketika anak kecil berbuat salah, dia akan mencari ayahnya. Ketika kita ada masalah dan sakit, seringkali kita cari hal-hal yang ada di sekitar kita. Banyak anak Tuhan yang ketika menghadapi masalah atau sakit, mereka mencari solusi lewat google terlebih dahulu daripada Tuhan. Mari kita sungguh-sungguh mengejar Tuhan seperti kita mengejar orang yang kita cintai. Jika kita menyelidiki lebih lanjut, Mazmur Daud semuanya berisi ungkapan “kangen” kepada Tuhan. Daud tidak ingin menjauh dari Tuhan. Buku harian Daud isinya bersyukur dan menyembah Tuhan. Apa isi buku harianmu? Awal dari sebuah Great Revival adalah saat kita mencari Tuhan. Mari kita cari Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Mari kita miliki hati yang tulus seperti anak-anak yang selalu punya kerinduan. Miliki hati yang kecanduan akan Tuhan, dan hati yang diikatkan dengan Tuhan. Gereja tidak melarang orang untuk berpacaran. Tapi kita harus mengerti dan melakukan prinsip pacaran yang kudus. Kita harus tahu tempat dan tahu waktu. Kita tidak boleh membuat orang lain yang melihat kita menjadi tersandung; ini prinsip Firman Tuhan. Ketika kita melakukan prinsip Firman Tuhan, kita akan bersukacita dan bergembira. Mengasihi sesama manusia artinya belajar dalam seluruh kehidupanmu jangan membuat orang lain tersandung.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Lukas 10 : 27
Amerika Serikat adalah negara yang mengindustrikan segala sesuatu, termasuk juga dengan gereja Tuhan. Mereka membawa gereja Tuhan dalam industri. Gereja Tuhan sudah terpisah dari kasih karunia Tuhan. Mereka menjadikan rumah Tuhan sarang penyamun. Banyak hamba Tuhan yang pada mulanya mencintai Tuhan menjadi sesat pada akhirnya. Karena itu, seorang hamba Tuhan, Billy Graham, berkata bahwa “Amerika, kembalilah kepada Tuhan!” Kekristenan yang saat ini bukan lagi kekristenan yang bersumber dari alkitab. Banyak orang pergi ke gereja hanya untuk mendengarkan lagu-lagu. Lagu-lagu tersebut bertujuan kepada industri semata.
Penginjil-penginjil di Kisah Para Rasul tidak pernah dibayar. Bagaimana dengan penginjil masa kini?
Banyak yang mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri. Pada jaman gereja mula-mula, jemaat akan memberikan semua yang mereka punya, bahkan seluruh hidup mereka dipersembahkan untuk kemuliaan nama Tuhan. Ketika gereja sudah menjadi sebuah industri, sesungguhnya gereja sudah terpisah dari kasih karunia Tuhan. Kekristenan yang sejati adalah kekristenan yang mencari Tuhan, kerinduan akan Tuhan, dan kecanduan dengan Tuhan.
Gereja masa kini berusaha untuk menarik banyak jiwa dengan melakukan banyak program. Banyak program yang hanya menghibur diri sendiri, tapi tidak ada waktu untuk mencari Tuhan. Gereja haruslah mendorong jiwa-jiwa untuk berjumpa dengan Kristus, pencipta kita. Paulus pernah berkata kepada orang di Galilea, “Hai orang Galilea yg bodoh, apa yang mempesona kamu selain pada Kristus yang hidup?” Oleh karena itu tujuan pemberitaan Firman Tuhan bukan untuk kemuliaan hamba Tuhan. Hari-hari ini kemuliaan Tuhan sedang dicuri. Dulu anak-anak Tuhan tidak menonjolkan diri mereka ketika melakukan sesuatu atau menulis buku. Hasil tulisan dari seorang yang sungguh-sungguh memberitakan Firman Tuhan tidak memiliki cover. Apa yang terjadi sekarang? Begitu banyak hamba Tuhan yang “mejeng” di cover buku yang mereka tulis. Seringkali di papan pengumuman gereja ditulis nama-nama orang yang menyumbang perpuluhan untuk gereja. Mari kita tidak mencuri kemuliaan yang sebenarnya bukan milik kita. Mari kita kembalikan kemuliaan hanya kepada Tuhan!
Gereja akan mengalami the Great Revival. Tapi sebelumnya, Tuhan rindu kita punya hati yang rindu akan Dia. Hati yang menginginkan Dia senantiasa. Tuhan mau kita punya hati yang kecanduan akan Dia. Seperti hati Daud yang “kangen” yang amat sangat kepada Tuhan. Hari-hari ini mungin sibuk bekerja atau studi, tetapi kalau kita mencari Tuhan dan kebenarannya, pemeliharaan-Nya sempurna bagi orang-orang yang kudus. Ayo kita mencari Tuhan. Apabila Tuhan diutamakan, musuh-musuh akan dipukul kalah. Ketika musuh Daud menyerang dia, dia tidak memanggil panglima atau triwira terbaiknya, tetapi dia datang kepada Tuhan. Seperti anak kecil yang mengadu kepada ayahnya, dia mengadu kepada Tuhan, dan dia menang. Mari kita minta hati yang merindukan Tuhan, hati yang kecanduan akan Tuhan, dan hati yang terikat dengan Tuhan, sehingga kita menjadi pribadi yang menang dalam kehidupan kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Jesus Freak!
Di jaman sekarang ini, seringkali hamba Tuhan yang menyampaikan kebenaran Firman Tuhan dikatakan aneh. Padahal yang aneh adalah yang berasal dari dunia ini. Kita harus waspada, karena kita akan kehilangan generasi penerus kita. Banyak sekali orang yang menduplikasi kesenangan dunia untuk dibawa ke dalam gereja. Sehingga secara tidak sadar, gereja sedang memanipulasi kesenangan yang datangnya dari Tuhan. Kesenangan yang datangnya benar-benar dari Tuhan adalah ketika kita melakukan Firman Tuhan.
Saat ini nilai-nilai Firman Tuhan sudah mulai berubah. Tepatlah apa yang dikatakan Firman Tuhan bahwa gereja akan mengundang guru-guru palsu, badut-badut entertainment, pelawak-pelawak, dan orang-orang yang tidak takut akan Tuhan dalam kepengurusan gereja maupun persekutuan doa karena mereka sanggup memberikan ide-ide untuk mendatangkan banyak orang. Gereja Tuhan secara tidak sadar memiliki kehidupan kekristenan yang berfokus pada ibadah saja. Mereka berfokus untuk memikirkan bagaimana mempertahankan jumlah jemaat di ibadah yang ada, tetapi tidak takut kalau jemaat tidak melakukan kebenaran Firman Tuhan. Gereja Tuhan hari-hari ini sedang berusaha membuat imitasi sukacitanya Tuhan. Banyak orang lebih tertarik dengan hal yang menyenangkan daripada bersekutu dengan Tuhan. Padahal sebuah sukacita yang penuh hanya akan kita alami ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, seperti sukacita rasul-rasul pada jaman dahulu adalah melakukan penginjilan damai sejahtera apapun resikonya.
Generasi sekarang akan menjadi generasi yang terhilang. Di banyak negara, banyak gereja yang ditutup dan menjadi gedung bioskop dan bar-bar. Karena ada injil lain yang sebenarnya bukan injil Kristus, yang mengatakan bahwa semua hal yang baik-baik saja. Injil itu mengatakan bahwa Yesus ingin kamu kaya, bahagia, dan hanya berfokus pada kamu, kamu, dan kamu. Sehingga ketika disurvey, “Apakah kamu percaya Yesus sebagai Tuhan?” Hampir 50% dari generasi ini mengatakan bahwa Yesus tidak pernah ada. Hal ini sangat mengkhawatirkan. Generasi ini sedang menuju kepada generasi terakhir yang tidak dapat menyampaikan aman agung Tuhan untuk memberitakan injil damai sejahtera.
Belajar dari seorang Yosua, dia hidup dalam sebuah generasi yang dibesarkan dengan air mata, generasi yang hidup didalam peringatan-peringatan dari Tuhan. Dia memiliki roh yang takut akan Tuhan. Dia juga memiliki keberanian yang suci untuk memberitakan Firman Tuhan. Namun setelah Yosua, tidak ada generasi yang memuliakan Tuhan, karena generasi itu dinina bobok-kan dengan keberhasilan generasi sebelumnya. Kekristenan kala ini seperti bisnis di dalam gereja. Banyak orang dihibur dengan banyak kotbahnya yang menyenangkan telinga mereka sendiri. Apa yang diberitakan adalah tentang kesuksesan dan berkat semata. Akan tetapi, dalam kekristenan yang salah itu, tidak pernah diwartakan tentang pemisahan di akhir zaman. Generasi yang seperti ini tidak dapat menghadapi masa-masa anti krisus.
Mari kita sadari bahwa kita adalah pejuang-pejuang Tuhan. Kita perlu belajar peka. Ketika kita tidak peka, kita akan melihat anak-anak kita mencari Yesus yang asing, Yesus palsu, yang dibuat oleh dunia ini. Zaman dahulu, rasul-rasul terus bersaksi tentang Kristus sekalipun mereka harus dianiaya. Namun sekarang, begitu banyak orang yang takut dikatakan aneh jikalau kita menantang jiwa-jiwa percaya kepada Kristus. Banyak juga yang takut dikatakan aneh kalau menyampaikan kebenaran bahwa kita harus kembali kepada Firman yang benar. Mungkin mereka takut kehilangan teman, atau takut dipandang terlalu ekstrim.
Generasi jawaban doa adalah mandat Tuhan untuk anda dan saya. Kita punya mandat yang besar untuk menjadikan bangsa-bangsa menjadi murid Kristus. Generasi ini haruslah menjadi generasi yang menjawab semua panggilan Tuhan. Generasi ini butuh tangan-tangan yang mau dipakai oleh Tuhan untuk mengerjakan karya yang indah untuk Tuhan. Seperti sebatang panah di tangan pahlawan, kita menjadi anak panah yang dipakai Tuhan untuk menggenapi mimpi-mimpi Tuhan dalam hidup kita. Ini panggilan Tuhan yang terakhir untuk generasi ini. Bahwa kita harus sungguh-sungguh mempersiapkan hari kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi.
Tuhan akan datang dan mengadakan pemisahan antara gandum dan ilalang di akhir jaman. Karena itu mari kita menjawab doa-doa Tuhan. Mari kita menjadi generasi yang melahirkan generasi penuntas yang melaksanakan karya amanat agung Tuhan. Saat ini Tuhan sedang melihat kita. Tuhan sedang menyelidiki setiap kita. Dia akan mengambil hati orang-orang yang mau menjadi berbeda dengan dunia ini. Waktunya sudah hampir tiba. Dunia dan semua harta yang kita kumpulkan di dunia ini akan kita tinggalkan. Semuanya akan berubah dalam sebuah kehidupan yang kekal bersama-sama dengan Tuhan. Siapkah kita dengan hari kedatangan Tuhan?
Kita memang orang kristen yang aneh bagi dunia ini, tetapi kita tidak aneh bagi Tuhan. Justru yang aneh bagi bumi ini, itulah yang indah bagi Tuhan. Jika kita ikut dunia, kita akan binasa. Jika kita ikut Tuhan, kita akan beroleh hidup yang kekal. Bukan berarti kita tidak boleh menikmati kesenangan di dunia ini, tetapi dalam Firman Tuhan dikatakan bahwa segala sesuatu diperbolehkan, tapi tidak semua membangun. Ketika hidup kita tidak dibangun, hidup kita tidak berbuah.
Hari-hari ini Tuhan rindu kita belajar memuridkan generasi jawaban doa. Mari kita beritakan injil yang benar yang menyatakan bahwa keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus Kristus. Kristen yang radikal berkata Yesus adalah Tuhan. Kita perlu kenal Yesus yang asli, yaitu Yesus yang disalibkan dan mati buat dosa-dosa kita. Bukan Yesus yang berdasarkan cerita-cerita orang, atau Yesus menurut versi-versi orang lain.
Dalam Firman Tuhan di ceritakan para rasul yang bekerja. Tetapi mereka tidak pernah berfokus dengan pekerjaan mereka. Karena mereka tahu bukan itu yang terpenting. Kita harus merefleksikan apa yang menjadi fokus kita. Apa yang menjadi kebangganmu? Jika fokus kita adalah pekerjaan kita dan kebanggaan kita saja, mari kita sadari dan berubah. Tuhan haruslah menjadi fokus kita yang terutama. Dalam hidup ini, kita seharusnya melayani sambil bekerja, bukan bekerja sambil melayani. Seluruh hidup kita haruslah kita dipersembahkan untuk Tuhan. Hidup ini seperti uap; sebentar saja selesai, oleh karena itu jangan sia-siakan hidup kita. Mari kita bangkitkan generasi yang takut akan Tuhan. Generasi di bawah kita adalah tanggung jawab kita bersama.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Yosua 1:8
Apakah kita sudah merenungkan Firman Tuhan siang dan malam? Renungkanlah dan engkau akan berhasil. Kita perlu beri pengajaran kepada anak-anak rohani kita. Jangan ajak mereka jalan-jalan saja. Mari bawa mereka untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati. Mulai hari ini mari kita berkomitmen untuk berpuasa dan merenungkan Firman Tuhan. Sebab puasa tanpa merenungkan Firman Tuhan hanyalah diet yang rohani.
Puasa adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan, meminta kemurahan Tuhan, serta menanti jawaban dari Tuhan. Percuma memiliki banyak anak dalam persekutuan, tapi bukan itu inti dari kerinduan Tuhan. Inti dari kerinduan Tuhan adalah membawa teman-teman kita untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Sehingga mereka memberitakan kebenaran kepada yang lainnya bahwa Yesus adalah Tuhan. Itu kerinduan Tuhan untuk generasi di akhir jaman ini. Mari, sembari hidup kudus dan benar, kita persiapkan kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya yang sudah tidak lama lagi. (EN)
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Bukan Diciptakan untuk Dunia
Janganlah kamu mengasihi dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
1 Yohanes 2 : 15
Sebagai anak-anak Tuhan, kita dipanggil untuk mengikuti kehendak Tuhan. Ada mimpi dan benih visi yang Tuhan rindu untuk kita kerjakan. Tetapi seringkali kita memiliki mimpi dan ambisi pribadi yang tanpa sadar kita kejar melebihi dari mimpi-mimpi Tuhan. Kita dipanggil bukan untuk mengerjakan mimpi pribadi kita, tetapi mimpi-mimpi Tuhan. Banyak sekali orang kristen yang bersaksi, “Saya mendapatkan berkat dari Tuhan. Dulu hidup saya susah. Tetapi karena anugerah Tuhan, sekarang saya sudah bisa berkeliling luar negeri berkali-kali.” Banyak kesaksian yang menonjolkan cerita-cerita keberhasilan anak Tuhan dalam pencapaian materi, mujizat kesembuhan, kedudukan, dan pencapaian-pencapaian “dunia” lainnya. Orang suka mendengar kesaksian-kesaksian demikian, tanpa sadar bahwa ini adalah “kekristenan yang sakit”.
Kesaksian yang disampaikan oleh Rasul Paulus di zamannya sangat berbeda dengan kesaksian masa kini. Pada zaman itu, seorang Paulus akan berkata, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Filipi 3:8). Kekristenan yang disampaikan oleh Paulus menunjukkan seorang yang mau untuk memikul salib dan menderita bagi Kristus.
Kita tidak diciptakan untuk diterima dunia.
Bukan berarti kita sama sekali tidak mengindahkan perkara dunia, tetapi dimana hartamu berada, disitu hatimu berada. Jika harta terbesarmu adalah hal-hal yang dunia, maka hatimu akan condong kepada hal dunia. Tetapi jika Tuhan adalah yang terutama dalam hidupmu, maka hatimu akan tertuju kepada Tuhan. Banyak orang menikmati dan mengejar kesuksesan secara dunia, hingga mereka mencampur Injil yang benar dengan pencapaian-pencapaian duniawi. Padahal Firman Tuhan katakan, bahwa kerajaan Tuhan tidak dapat disatukan dengan dunia. Berapapun banyaknya harta, teman, dan kedudukan kita tidak menjamin kita akan masuk surga. Karena itu, di akhir zaman ini perlu adanya pemurnian supaya jangan sampai banyak anak Tuhan hidup dalam injil-injil palsu. Injil palsu akan mengajarkan banyak anak Tuhan untuk berfokus pada diri kita sendiri. Ini menyesatkan pikiran mereka; mereka akan berpikir bahwa Tuhan adalah pemenuh setiap keinginan pribadi mereka. Sehingga ketika mereka harus dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan bagi mereka, mereka akan dengan mudahnya meninggalkan Tuhan.
Hidup ini seperti uap; sebentar saja selesai. Dengan apa kita isi hidup kita? Apakah dengan hasrat dan keinginan pribadi kita, ataukah dengan kerinduan Tuhan? Kita perlu melepaskan semua keterikatan kita. Banyak anak-anak Tuhan yang hidup tidak bebas dari dosa, membuat kita tidak bisa bebas berlari kepada Tuhan. Tetapi kita ditakdirkan untuk menjadi pemenang. Ada Roh Tuhan yang besar hidup dalam kita, sehingga kita diberi kuasa untuk mengalahkan dosa-dosa kita. Jangan kita menjadi nyaman di dalam dosa, karena pada akhirnya Tuhan akan meminta pertanggungjawaban apa yang telah kita kerjakan di dunia ini. Jangan sampai kita didapati tidak berkenan bagi Tuhan. Kita diciptakan untuk mengikuti kehendak Tuhan. Untuk itu, kita perlu memahami kebenaran Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Membaca buku-buku rohani itu baik, tetapi buanglah semua buku-buku rohanimu jika itu menggantikan Firman Tuhan yang seharusnya kamu baca secara utuh! Roh kita dibangun dari Firman Tuhan, bukan dari buku rohani semata.
Mari kita menjadi gereja yang hidup! Gereja yang hidup akan mengabarkan injil damai sejahtera. Ketika tidak ada damai sejahtera, akan ada banyak kekuatiran dalam hidupnya. Tetapi anak-anak Tuhan tidak perlu memiliki banyak kekuatiran, karena Firman Tuhan katakan, Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya. Jalan kita aman selama ini tetap di dalam rencana Tuhan.
Mari kita berhenti menggambarkan Yesus seperti yang kita mau. Berhenti memaksa Tuhan mengabulkan apa yang kamu minta. Mari kita hidup dalam kebenaran! Kekristenan kita perlu didewasakan. Kita harus ambil keputusan untuk dipisahkan dari dunia. Sebuah Gereja yang hidup akan mewartakan injil yang benar kepada orang lain. Gereja yang hidup akan mengikut Tuhan karena sungguh-sungguh mencintai Dia. Mari kita miliki api penginjilan! Mari kita kejar surga dan tinggalkan keinginan dunia. Mari kita kerjakan keselamatan dengan tidak jemu-jemu. Lakukan sekarang, karena kedatanganNya sudah semakin dekat!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Selubung Kepandaian
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Lukas 14 : 25-35
Mengikut Yesus terdengar sudah tidak asing lagi bagi hidup kekristenan. Mengikut Yesus menjadi satu paket dengan memikul salib. Tentunya kita harus memikul salib kita sendiri, karena tidak ada satupun manusia yang bisa memikul salib Yesus. Sayangnya, hal ini dianggap terlalu rumit bagi sebagian orang Kristen yang belum lahir baru. Lebih parahnya lagi, banyak gereja di akhir zaman ini yang menanamkan doktrin-doktrin yang melenceng dari Firman Tuhan. Tidak jarang jika pendeta memberikan khotbah yang enak didengar telinga dan memuaskan daging. Padahal, syarat mengikut Yesus adalah memikul salib. Bagaimana kita dapat mengerti cara mengikut Yesus kalau pemberitaan tentang salib semakin lama semakin dilupakan?
Sama seperti orang Yahudi yang sampai sekarang tidak percaya akan hadirnya Mesias, yaitu Tuhan Yesus. Mereka masih ditutupi oleh ‘selubung kepandaian’. Orang-orang Yahudi memaknai Firman Tuhan berdasarkan akal budi manusia sehingga menjadikan perintah Tuhan yang sebenarnya simple menjadi rumit. Sadarkah kita kalau sebenarnya kita selalu menggunakan logika yang terbatas untuk membaca Firman Tuhan? Bahkan terkadang kita tidak lagi menggunakan Firman Tuhan sebagai kebenaran yang memerdekakan hidup orang percaya. Saat sakit, putus asa, ingin diet, mencari kekayaan, sumber pertama yang kita cari adalah google. Firman Tuhan dirasa sudah tidak bisa memenuhi permintaan manusia lagi, sehingga muncullah anak-anak Tuhan yang selfish.
Tuhan mau kita menjadi murid-Nya yang taat dan setia. Kalau kita mau mengikuti kerinduan-Nya, akan ada Roh Kudus yang membakar semangat kita. Jangan kalah dengan pengajaran sesat yang lebih berapi-api. Kita harus lebih berapi-api dalam memberitakan kebenaran, apalagi kebenaran Firman Tuhan. Hari-hari ini adalah hari terakhir panggilan Tuhan untuk kita. Lakukan sisa hidup yang sangat singkat ini untuk memuliakan nama-Nya.
Bagaimana menjadi murid Kristus yang terus diperlengkapi dengan kebenaran?
- Jangan pakai pengetahuan manusia kita untuk mengenal Firman Tuhan.
Hanya Firman Tuhan yang menjadi dasar kebenaran. Firman Tuhan memampukan kita melawan panah-panah pikiran iblis dan memerdekakan hidup kita.
- Terus belajar untuk menjadi murid Kristus yang mau bayar harga.
Jika kita selalu menginginkan usaha yang tidak menyakitkan daging, tidak ada nilai pengorbanan. Serahkan semua yang menjadi poros hidup kita untuk Tuhan. Menaruh segala pengharapan dalam Yesus yang tidak pernah mengecewakan.
SERAHKAN SEMUA DALAM TUHAN, MAKA AKAN ADA KEMERDEKAAN!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Berhala Terkuat
Ada begitu banyak dewa-dewa yang disembah oleh manusia di muka bumi ini. Di dalam Alkitab, kita mengenal beberapa dewa yang disembah oleh bangsa-bangsa bukan Israel. Ada dewa dagon, dewa kamon, dewa molokh dan lain-lain. Semua dewa-dewa itu telah berhasil dihancurkan dan ditundukkan oleh Tuhan. Tetapi, ada satu jenis berhala yang begitu kuat dan bahkan kita menyembahnya sampai saat ini. Berhala itu bernama “saya“.
Mengapa “saya” menjadi sebuah berhala? Karena seringkali, segala sesuatunya haruslah berpusat kepada saya dan saya, pada diri sendiri. Semua orang harus mencintai saya, semua orang harus menerima pendapat saya. Inilah berhala yang sangat kuat dan paling sulit untuk dihancurkan.
Kita rindu dicintai, dihargai dan dikasihi. Tetapi sebenarnya kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mencintai kita sesuai dengan cara kita. Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk mengasihi kita, tetapi kita bisa mengatur diri kita sendiri untuk memberikan cinta pada orang lain, untuk memberikan pengampunan kepada orang lain. Itu adalah prinsip yang Tuhan berikan kepada kita melalui hukumnya yang terutama dan utama.
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Matius 22: 37-39
Alkitab tidak menyatakan “kasihilah dirimu“, melainkan “kasihilah sesamamu manusia“. Tetapi manusia masih memakai prinsip “kasihilah dirimu“. Kalau kita tidak berhasil mengalahkan berhala bernama “saya” atau diri sendiri ini, kita tidak akan dapat melihat kemuliaan Tuhan dalam diri kita.
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
2 Korintus 4:16
Apakah hari-hari ini kita tawar hati dengan Tuhan? Kita tawar dengan pengajaran, dengan Firman Tuhan, dengan doa dan kegiatan kerohanian. Bagaimana kita tidak tawar hati, jika kita tidak berhenti memuja diri sendiri. Kita harus stop memuja diri sendiri! Kasih tidaklah egois. Yesus telah menunjukkan diriNya yang tidak menjadikan diriNya manusia menjadi berhala. Ketika akan disalibkan, Yesus berkuasa untuk menyelamatkan diriNya sendiri. Tetapi jika Ia melakukan itu, tentu kita manusia tidak dapat diselamatkan.
Ketika kita pelayanan, tetapi kita mengharapkan suatu kembalian, sebagai upah atas pelayanan kita, kita hanya akan menjadi letih dan capek. Upaya kasih yang kita lakukan melalui pelayanan hanya akan membuat kita tawar hati. Hati yang sedang tawar akan selalu letih dan capek. Para rasul tidak pernah tawar hati. Sebagai contoh, Rasul Paulus diutus untuk pergi ke kota-kota dan bangsa-bangsa lain untuk memperkenalkan Yesus. Rasul Paulus tidak menolak atau bertanya “mengapa harus aku? Yang lain saja“. Ia menerima dan pergi dengan percaya, karena ia tahu, mungkin tanpa pelayanannya, bangsa-bangsa lain tidak dapat mengenal kebenaran. Ia telah menghancurkan berhala “saya” dalam dirinya. Bahkan ia menyatakan bahwa “aku ini adalah tawanan roh“. Hidupnya bukanlah untuk dirinya sendiri lagi.
Terkadang perintah Tuhan bukan untuk mempertahankan mimpi-mimpi kita, tetapi untuk melepaskan dan menyerahkannya dalam tangan Tuhan.
Seperti dewa dagon yang pada kisahnya, ia bersujud menyembah Tabut Perjanjian ketika tabut itu satu ruangan dengannya. Bahkan ia memenggal kepalanya di hari kedua.
Ketika kita “memenggal” keakuan kita, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Lapar dan Haus akan Tuhan
Doa Daud.
Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku.
Mazmur 86:1
Daud adalah contoh dari orang yang haus dan lapar akan Tuhan. Daud adalah seorang raja yang sangat kaya dan makmur pada waktu ia mengatakan hal itu. Apa yang dikatakannya itu sangat kontradiktif dengan kondisi yang sebenarnya. Dia menyebut dirinya “miskin” karena dia sangat menginginkan Tuhan. Sudahkah kita benar-benar menginginkan Tuhan seperti Daud?
Orang yang sakit tidak punya nafsu makan yang baik. Demikian juga dengan roh kita. Ketika roh kita tidak lagi haus dan lapar akan Tuhan, artinya kita sedang sakit. Begitu banyak anak Tuhan yang hidupnya dipakai untuk memuaskan jiwa mereka dengan semua target-target, pencapaian-pencapaian, bahkan mimpi-mimpi pribadi yang akhirnya menggantikan rasa lapar dan haus akan Tuhan. Mereka mengenyangkan jiwa mereka dengan berbagai hal yang terlihat, tetapi lupa bahwa roh kita juga memerlukan persekutuan dengan Tuhan.
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Wahyu 3:15-16
Tuhan ingin setiap kita memiliki hati yang senantiasa lapar akan Dia. Tetapi jika kita sering berkompromi dengan dunia, kita mengenyangkan diri kita dengan hal-hal yang menyenangkan jiwa kita tanpa mempedulikan apa yang menyenangkan hati Tuhan. Kita tidak bisa di saat yang sama menyukai dunia, tetapi juga menyukai hal yang rohani. Kita dikatakan suam-suam, dan Tuhan dapat memuntahkan kita dari mulut-Nya.
Karena engkau berkata: aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta, dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau membeli daripada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, dan agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Wahyu 3:17-18
Seringkali banyak anak Tuhan yang tidak sadar bahwa mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang. Seolah-olah kita tidak membutuhkan perkenanan Tuhan dalam hidup kita. Kita memutuskan berbagai hal tanpa berdoa kepada Tuhan, tanpa bertanya apa yang berkenan bagi Tuhan. Kita tak sadar bahwa kita membutuhkan Tuhan; kita sangat miskin dihadapan Tuhan. Tuhan mau kita memiliki emas, pakaian putih dan minyak. Emas berbicara tentang kemurnian, iman dan harta kita. Tuhan mau kita memiliki hati yang murni dihadapanNya. Pakaian putih berbicara tentang kerendahan hati untuk hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Minyak yang dari Tuhan yang akan membukakan mata kita untuk melihat seperti Tuhan melihat, melihat apa yang Tuhan ingin lihat.. supaya hidup kita mengerjakan panggilanNya dalam hidup kita.
Perumpamaan tentang gadis-gadis bodoh dan gadis-gadis bijaksana mengingatkan kita bahwa kita harus senantiasa berjaga-jaga. Kita harus bersiap untuk kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi, maka marilah kita menjadi orang yang memiliki kebijaksanaan. Menurut Amsal, kebijaksanaan berbicara tentang kepandaian yang Tuhan berikan. Kepandaian yang Tuhan berikan adalah hikmat di dalam Tuhan, bukan atas diri sendiri. Ketika kita menggunakan hikmat kita sendiri, maka kita akan mudah sekali salah dalam mengambil pilihan-pilihan yang ada di depan kita. Gunakan hikmat yang datangnya dari Tuhan, sehingga kita mengambil keputusan sesuai dengan kerinduan Tuhan.
Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,
sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.
Amsal 2:1-5
Apakah engkau menyadari dirimu sedang sakit? Tak lagi haus dan lapar akan Tuhan? Mari kita menjadi sembuh! Kita perlu dibakar dengan api yang datangnya dari Tuhan. Saat persediaan minyak kita tak banyak lagi, Tuhan yang akan berikan kepada setiap kita. Minyak kita akan diperbaharui ketika kita mempersembahkan sepenuh hati kita untuk Tuhan.
Tuhan sedang mengetok hati kita, maka marilah kita relakan hati kita dan bukakan pintu kita bagiNya, supaya Dia mendapatkan kita dan kita menjadi sahabatNya. Dan minyak yang baru akan dicurahkan bagi kita. Minta Tuhan membukakan mata kita dengan minyak yang dariNya. Tuhan ingin kita melihat apa yang Tuhan lihat untuk setiap kita. Mari kita terus lapar dan haus akan Tuhan. Kembali kepada persekutuan dengan Tuhan dan Tuhan mendapati hati kita murni seperti emas di hadapanNya. GBU (EN).
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Wahyu 3:20
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Membuka Tanah Baru
Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: “Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.
Yeremia 4:3
Awalnya, saya mendefinisikan tanah baru sebagai sebuah tanah yang belum pernah dihuni dan tanahnya subur dan baik. Tetapi, dalam NKJV, kata “tanah baru” yang disebutkan bukan ditulis dalam “new land” tetapi “fallow ground” yang berarti tanah yang sudah lama ditinggalkan, banyak tumbuhan-tumbuhan liar, tidak terlalu bagus, tetapi jika digali, kita masih bisa menemukan buah-buahan yang sudah mengering, namun mati.
Hari ini, Tuhan meminta kita untuk membuka tanah yang baru. Definisi awal saya adalah sebuah tempat yang wellcome dengan kekristenan dan menyenangkan. Tapi ketika menyelidiki arti kata yang sebenarnya dari tanah yang baru, itu berarti bukanlah tempat yang benar-benar menyenangkan.
Kita dibesarkan dalam keluarga yang berbeda-beda dan definisi kita seringkali salah tangkap satu dengan lainnya. Misalnya ketika mendefinisikan kata cukup. Sang suami mendefinisikan kata cukup sebagai kaya raya, sehingga kemudian ia bekerja membanting tulang dari pagi hingga malam dan kurang waktu dengan keluarga. Sedangkan sang istri mendefinisikan kata cukup sebagai tidak kekurangan, dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memiliki waktu untuk keluarga. Definisi yang salah akhirnya membuat bentrok antara suami dengan istri.
Demikian juga dalam Firman Tuhan. Kita bisa multitafsir terhadap suatu khotbah. Kalau kita mau sehati dan sepikir, kita harus belajar mengenali Firman Tuhan dari sudut pandang Tuhan, bukan dari sudut pandang masing-masing.
Bentukan-bentukan yang kita dapatkan dari masa lalu mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan.
Misalnya, saya dengan ibu saya. Saya bisa mengubah keputusan ibu saya kalau saya menyenangkan hatinya. Tadinya dia bisa berkata “TIDAK”, tetapi jika saya bisa menyenangkan hatinya, mendapatkan nilai sempurna, saya bisa membalikkan kata TIDAK tadi menjadi kata YA. Demikian juga dengan Tuhan. Saya berpikir bahwa keputusan Tuhan bisa diubah jika saya bisa mengambil hati Tuhan, melakukan sesuatu yang baik, yang tadinya saya tidak diijinkan, saya jadi mendapatkan ijin.
Bentukan masa lalu begitu dominan untuk menentukan sikap kita dan bagaimana kita mendefinisikan kasih Tuhan.
Ketika berdoa, ke gereja, membaca Firman Tuhan, menyembah adalah sebuah kewajiban, kemudian menjadi pengamat-pengamat rohani, sesungguhnya kita sudah mundur dari Tuhan.
Kita belajar menghindari kebangunan rohani yang pura-pura. The Great Revival berbanding lurus dengan pertumbuhan rohani yang begitu pesat. Jika pekerjaanmu dibungkus dengan kerohanian, tetapi membuat kita meninggalkan Tuhan, kita sudah mundur dari Tuhan.
Fallow ground yang Tuhan suruh bukanlah tempat yang menyenangkan. Banyak semak duri yang harus dipangkas. Harus membajak tanahnya agar subur kembali. Tugas kita di fallow ground adalah membabat tanaman-tanaman liar, mengaduk tanahnya, dibajak. Fallow ground dipandang manusia sebagai tanah yang jelek, namun Tuhan dapat memandangnya menjadi bagus. Seperti Gomer, istri Hosea. Seorang pelacur seperti Gomer yang tidak berharga bagi manusia, Tuhan melihat kedalaman hatinya baik. Dan dia dipakai untuk kemuliaan Tuhan.
Mungkin Tuhan meminta kita untuk membersihkan hati kita saat ini. Membabat tanaman-tanaman liat dalam hati kita. Karena ketika hati kita sudah ditumbuhi semak belukar, pikiran kita menjadi pikiran-pikiran yang jahat dan negatif. Kalau hati kita tidak dekat dengan Tuhan sehari saja, hati kita ditumbuhi semak belukar. Mengusahakan tanah yang tandus tidak dapat kita kerjakan sendiri. Kita membutuhkan Tuhan untuk bekerja bersama kita dengan memberikan hujan untuk melembutkan tanah tersebut.
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan — dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Efesus 2:1-6
Penguasa kerajaan angkasa yang dimaksud adalah roh-roh di udara. Salah satunya yang terbesar adalah roh Mamon, roh cinta akan uang. Bukan berarti kita tidak boleh menjadi kaya, tetapi saat kita menjadi kaya itulah, kita harus berjaga-jaga. Roh Mamon menjauhkan kita secara perlahan namun pasti.
Kasih karunia menghidupkan kita dan menyelamatkan. Kasih karunia yang menyelamatkan sama dengan kasih akrunia yang menghidupkan kita. Kasih karunia dan iman adalah satu paket dan tidak bisa dipisahkan. Karena iman, kita beroleh kasih karunia.
Tuhan Yesus adalah seorang tukang kayu. Di masa itu, tukang kayu adalah sebuah gelar yang hebat. Seorang tukang kayu dapat membangun sebuah rumah. Yesus totalitas dalam pekerjaannya sehingga ia beroleh gelar sebagai tukang kayu.
Jangan menyerah, ketika kita sudah bekerja keras, tetapi belum berbuah lebat. Kita sudah berusaha maksimal, tetapi ada hak prerogatif dari Tuhan. Kita sudah mengusahakan fallow ground dengan tekun, namun ada yang harus kita minta, yaitu hujan dari Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Buat Tuhan Tertawa
Berbicara tentang tujuan hidup seringkali manusia bingung dan bimbang apa tujuan hidup setiap kita. Kita tidak akan pernah tau tujuan hidup kita sampai kita dipenuhi kebenaran firman Tuhan. Tujuan hidup maksudnya adalah glory yang berarti kemuliaan Tuhan, di mana kita harus mengembalikan kemuliaan Tuhan. Karena tujuan hidup kita harus sebanding dengan kemuliaan Tuhan.
Ada seorang teman datang kepada saya dan berkata bahwa sepuluh tahun yang lalu, saya melakukan sebuah tindakan yang menunjukkan bahwa saya membeci dia, sehingga kemudian dia kepahitan dengan saya. Saya bingung, saya tidak merasa saya melakukan suatu tindakan yang membenci dia yang membuatnya kepahitan. Terkadang kita melihat orang-orang di sekitar kita dan mulai menilai dengan penilaian kita sendiri, sehingga muncul prasangka-prasangka yang dapat menimbulkan kepahitan di diri kita, padahal orang tersebut tidak memiliki maksud seperti yang kita pikirkan. Selama sepuluh tahun dia menyimpan prasangka tersebut dan tidak bertanya atau membereskannya dengan saya. Seseorang yang sering kepahitan dengan orang lain, tidak memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Sebab apabila gambar diri kita rusak atau tidak beres maka hubungan pribadi dengan Tuhan juga tidak baik dan prasangka dapat merusak hubungan persaudaraan.
Saya teringat di masa awal perintisan gereja ini, untuk membeli keyboard seharga 500.000 rupiah saja, kami harus berdoa dan berpuasa. Sedangkan sekarang ini, kami dapat dengan mudah mengeluarkan uang 7.000.000 rupiah bahkan lebih untuk keperluan gereja. Namun, saat kami membeli keyboard 500.000 rupiah tersebut, kami dapat merasakan Tuhan tertawa dengan pemberian kita. Sedangkan di saat ini kami mengeluarkan uang lebih besar untuk rumah Tuhan, Tuhan tersenyum. Kami memberikan sesuatu yang lebih mahal harganya, lebih banyak jumlahnya dan tentunya lebih berharga. Tetapi mengapa Tuhan tidak tertawa lagi seperti yang dulu?
Tuhan menyukai semua pemberian kita, itu pasti, apalagi disertai dengan ketulusan hati kita untuk memberikannya. Tetapi, Tuhan tidak melihat kuantitas pemberian kita. Tuhan melihat ke dalam hati kita dan Tuhan menyukai cinta mula-mula kita kepada Tuhan. Sebab persembahan yang sungguh-sungguh dihadapan Tuhan akan berbau manis di hadapan Tuhan. Orang yang menjadikan uang dan materi sebagai tujuan hidup sukar masuk kedalam kerajaan sorga.
Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: “Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu.”Kata orang itu: “Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.”Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: “Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya. Lalu Yesus memandang dia dan berkata: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”Dan mereka yang mendengar itu berkata: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”Kata Yesus: “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.”
Lukas 18:18-27
Bagaimana cara membuat Tuhan tertawa sukacita dengan pemberian kita :
- Menemukan kebenaran Tuhan didalam hidup kita
- Meninggalkan tujuan hidup atau mimpi kita yang lama
- Mengerjakan panggilan hidup yang diberikan Tuhan.
Tuhan menemukan kebahagiaan di dalam manusia apabila manusia menemukan panggilan Tuhan didalam hidupnya. Kebahagiaan sejati dalam diri manusia adalah menemukan panggilan hidup di dalam Tuhan.
Kita selalu mengatakan kalau kita percaya kepada Tuhan. Tetapi pada saat badai datang kita selalu mencari banyak jalan keluar untuk menolong diri kita dengan cara kita sendiri, kita tidak mencari pertolongan Tuhan, tinggal diam di dalamNya. Tinggal diam berarti kita mencari tahu apa mau Tuhan bagi kita bukan mencari jalan keluar sendiri dengan daging kita. Ketika kita tidak diam di dalam Tuhan saat badai datang kita akan menciptakan hal-hal yang jahat dalam diri kita.
Bila Tuhan memanggilmu jangan pernah keraskan hatimu. Letakan semua dosa-dosamu maka kamu akan mengalami pengudusan dari Tuhan. Tuhan bisa pakai seorang pezinah maka Tuhan juga bisa pakai setiap kita dengan syarat, yaitu serahkan hatimu. Kita harus percaya mujizat Tuhan. Sebab, gereja yang percaya mujizat tetapi jemaatnya tidak pernah mengalami mujizat gereja itu dikatakan mati.
Ketika kita bersaksi, kita sedang mempermalukan iblis. Tentu saja, ini adalah salah satu peperangan rohani karena iblis tidak mau dirinya dipermalukan. Ia akan mendakwa kita. Pernahkah suatu waktu kita bersaksi, misalnya kita mengatakan Tuhan Yesus baik dan selalu memberikan kita kesehatan, kemudian di esok hari, kita jatuh sakit? Itu adalah pekerjaan iblis. Tapi, jangan pernah takut untuk bersaksi, sebab Tuhan mau memurnikan kualitas kesaksian kita.
Setiap tujuan dari Tuhan pasti memiliki tantangan. Ketika kita mendapatkan tantangan, bukan berarti itu bukan merupakan panggilan Tuhan dan kemudian kita mencari “panggilan-panggilan” yang lain. Tuhan mau melatih kita menjadi orang-orang yang tangguh dan bukan orang yang gampangan. Panggilan Tuhan pasti selalu mendatangkan kemulian Tuhan.
Tuhan memberikan mimpiNya pada setiap kita, tapi mimpi Tuhan yang tidak jatuh di tanah yang gembur, pasti mimpi itu akan dicuri. Seperti yang kita ketahuai, ada yang jatuh di pinggir jalan kemudian dicuri. Ada yang jatuh di tanah yang berbatu-batu yang tidak berakar sehingga pada saat masa pencobaan, mimpi itu mati. Ada yang jatuh di semak berduri dimana mimpi Tuhan bertumbuh tetapi pada pertumbuhan selanjutnya terhimpit kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan dunia sehingga mimpi Tuhan tidak menghasilkan buah yang matang. Dan yang terakhir yang jatuh di tanah yang subur yaitu orang yang menerima mimpi Tuhan dan menyimpannya di dalam hati dan mengeluarkan buah yang baik dalam ketekunan.
Tuhan melatih kita untuk menjadi pribadi yang kuat bukan pribadi yang cemen. Pengalaman setiap orang berbeda sebab Tuhan kita adalah Tuhan yang unik. Apabila kita mau menyelesaikan masalah dalam hidup kita, kita harus menggunakan caraNya Tuhan bukan cari jalan keluar versi dunia. Proses pengudusan Tuhan seperti kisah bangsa israel. Walaupun mereka berzinah, kawin campur, menyembah berhala dan lain-lain, proses pengudusan Tuhan tetap berjalan dan belum selesai dan Tuhan akan selalu menuntun kita sampai ke tanah perjanjian.
Apabila Tuhan memanggil kita, Tuhan pasti memperlengkapi kita dan kasih karunia Tuhan selalu menuntun kita di dalam pengudusan Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kendalikan Emosimu
Musa dan Harun adalah salah satu contoh pemimpin dalam Alkitab yang berkenan di mata Tuhan. Mereka memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju ke tanah perjanjian. Akan tetapi, Musa dan Harun pada akhirnya tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam tanah Kanaan. Mengapa demikian?
Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun, dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya: “Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di hadapan TUHAN! Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ? Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minumpun tidak ada?” Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.
TUHAN berfirman kepada Musa: “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.” Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya.
Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka.
Bilangan 20:2-13
Kisah di atas menjelaskan mengapa Musa dan Harun tidak dapat masuk ke tanah Kanaan. Pada waktu itu bangsa Israel mengeluh dan marah kepada Musa dan Harun karena kekeringan di padang gurun. Tuhan memerintahkan mereka berdua untuk berkata pada gunung batu supaya mengeluarkan air. Tetapi karena emosi mereka terhadap bangsa Israel yang marah, mereka mengambil sebuah tindakan yang fatal. Mereka memukulkan tongkat Musa pada batu itu sebanyak 2 kali, di mana itu bukan perintah Tuhan kepada mereka; mereka mengambil tindakan ceroboh karena emosi sesaat. Karena tindakan ceroboh itulah, Tuhan berkata pada Musa, “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.”
Itu adalah salah satu contoh bagaimana emosi sesaat yang dapat berdampak sangat besar. Seringkali hidup manusia dikendalikan oleh emosi. Lebih gawatnya lagi, ketika emosi yang mengendalikannya adalah emosi yang sesaat. Gambar diri yang rusak adalah salah satu penyebab kita sering dikendalikan oleh emosi seseorang. Gambar diri membuat mereka merasa tidak diterima, merasa tidak dicintai. Sehingga banyak orang yang akhirnya memaksakan kehendaknya untuk dicintai seperti yang dia mau, seperti yang dia pikir. Ketika orang tidak melakukan seperti yang dia mau, maka dia akan mudah sekali kecewa, marah, sedih dan terluka. Inilah yang disebut emosi mengendalikan hidup. Ada banyak anak Tuhan yang akhirnya menjadi batu sandungan bagi orang lain karena hidupnya dikendalikan oleh emosi. Karena gambar dirinya yang rusak, dia menuntut orang lain menjadi seperti yang dia mau, dan pada akhirnya hidupnya hanya melukai orang lain.
Ketika kita mengharapkan sesuatu dan ternyata Tuhan memilih orang lain, bagaimana respon hati kita? Jangan kita menjadi marah dan emosi, tapi belajar untuk introspeksi diri. Apakah kita sudah memiliki motivasi yang benar dalam mengharapkan sesuatu itu? Apakah kita mengharapkan hal itu untuk kemuliaan kita sendiri atau kemuliaan Tuhan? Belajar introspeksi, belajar menyelidiki. Karena jangan sampai kita mengambil wewenang Tuhan hanya karena emosi sesaat kita. Seperti Musa dan Harun, yang mengambil wewenang Tuhan untuk menyatakan mujizatnya kepada bangsa Israel. Hingga akhirnya Tuhan tidak lagi berkenan atas mereka.
Ketika hidup kita sudah di dalam Tuhan, seharusnya kita yang mengendalikan emosi, bukan sebaliknya. Kita harus belajar meredam emosi dan miliki gambar diri yang benar. Untuk memiliki gambar diri yang benar adalah sebuah proses, proses untuk dilahirkan kembali. Proses pembentukan karakter yang benar di dalam Tuhan akan mendewasakan setiap kita. Seorang yang dewasa adalah seorang yang mampu mengendalikan perasaan dan emosinya dengan baik. Oleh karena itu, karakter kita perlu diubahkan semakin lama semakin serupa dengan Kristus. Kita harus jadi terang, menjadi dampak untuk orang-orang disekeliling kita. Menjadi pribadi yang bukan hanya “meminta”, tetapi pribadi yang “memberi”. Menjadi pribadi yang bukan hanya maunya “didengarkan”, tapi pribadi yang mau “mendengarkan” orang lain. Sebab di mata Tuhan, pelayanan yang terbaik adalah mendengarkan.
Kunci untuk masuk dalam tanah perjanjian bukan hanya iman, tetapi juga kesabaran. Ketika kita mampu mengendalikan emosi kita dan menjadi sabar, saat itulah kita dapat memasuki tanah perjanjian Tuhan. Seandainya Musa dan Harun bersabar dan mengikuti semua perintah Tuhan, mungkin pada waktu itu mereka dapat masuk ke tanah yang dijanjikan oleh Tuhan. Karena itu kita perlu miliki kesabaran dalam menghadapi segala sesuatu, sehingga janji-janji Tuhan ada dalam tangan kita.
Baiklah kita mengerjakan kerinduan Tuhan tidak dengan emosi. Mari kita belajar dari banyak tokoh Alkitab yang jatuh. Jangan sampai kita mengulangi kesalahan mereka. Saat kita percaya dan hidup di dalam Dia, biarkan Yesus yang menguasai hidup kita sepenuhnya. Kendalikan emosi kita, miliki gambar diri yang benar, bersabar, dan pegang Yesus dalam segala perkara.. maka hidup kita akan menjadi terang bagi banyak orang. God Bless You.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : CUKUP!
Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.
Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.”
Kisah Para Rasul 13:46-47
Orang Yahudi sering mendengar Firman, tetapi mereka masih menganggap dirinya tidak layak menerima hidup yang kekal. Banyak orang membaca Firman, tapi banyak orang yang merasa tidak layak, karena itu manusia berusaha menyenangkan Tuhan dengan kekuatannya sendiri.
Tidak ada orang di dunia yang suka dibohongi, tapi mereka tidak sadar bahwa mereka sering membohongi diri sendiri.
Raja Uzia adalah seorang raja yang luar biasa. Ia menjadi raja pada usia 15 tahun dan menguasai segala ilmu. Banyak hal yang diinginkan oleh raja-raja di bumi, yang telah berhasil ia capai. Ia memerintah selama 52 tahun. Ia memiliki segalanya; kekayaan, kemahsyuran, kekuasaan. Tentu saja semua orang mengagumi, bahkan iri dengan Raja Uzia.
Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.
Tetapi imam Azarya mengikutinya dari belakang bersama-sama delapan puluh imam TUHAN, orang-orang yang tegas; mereka berdiri di depan raja Uzia dan berkata kepadanya: “Hai, Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupan kepada TUHAN, hanyalah imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan yang berhak membakar ukupan! Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari TUHAN Allah karena hal ini.” Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. S
2 Tawarikh 26:16-19
Setiap orang tentu ingin menjadi kaya. Bohong untuk mereka yang bilang tidak ingin kekayaan. Tapi satu hal yang harus kita ingat bahwa kekayaan, kemahyuran, kekuasaan tidak membawa kita untuk lebih dekat kepada Tuhan. Tuhan tahu segala ukuran terbaik untuk kita, karena itu kita belajar untuk berkata “cukupkan aku dalam segala hal dan ajar aku bersyukur untuk apa yang aku punya“. Kalau kita bekerja untuk mengejar kekayaan, kita hanya akan menghabiskan waktu karena kita tidak akan pernah merasa cukup kaya, selalu ada yang kurang dan itupun tidak membawa kita untuk dekat kepada Tuhan. Kita belajar dari raja Uzia. Ia memiliki umur panjang, kekayaan, kekuasaan dan lain-lain, namun tidak membuatnya mendapat kehormatan di hadapan Tuhan.
Kita sudah dibebaskan oleh Tuhan dan sudah mendapat jaminan kekal. Orang-orang yang hidup sungguh-sungguh di hadapan Tuhan tidak akan kehilangan keselamatan. Kita adalah orang bebas, tetapi tidak berarti kita bebas tanpa batasan.
Ada sebuah strategi marketing yang sudang sangat sering digunakan, yaitu panic buying. Secara ringkas, strategi ini adalah memaksa orang untuk membeli dalam kepanikan. Misalnya dengan diskon berbatas waktu, diskon 70% hanya sampai 3 jam. Orang-orang kemudian akan dengan segera membeli dengan alasan “mumpung diskon“, kemudian perilaku konsumtif akan meningkat pesat. Sama dengan khotbah. Sadarkah kita bahwa khotbah-khotbah pun sering juga menggunakan strategi seperti ini. Diberikan ketakutan akan neraka lalu mengatakan “kalau tidak terima Yesus hari ini, maka tidak neraka menanti“. Akibatnya, banyak orang yang bertobat karena ketakutan, tetapi tidak sungguh-sungguh bertobat, hanya kulit luar saja dan kemudian kembali lagi. Yesus bukanlah barang jualan. Betapa sering kita tidak bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu dan lebih mengikuti kata dunia.
Jangan pernah mencari dunia dengan segala isinya, bumi akan menuju pada kebinasaan. Betapa indahnya jika kita menikmati dunia di dalam kasih karunia Tuhan. Kasih karunia Tuhan itu tanpa syarat dan tanpa batasan waktu, namun untuk tinggal dalam kasih karunia ada aturannya.
Apa yang membuat roh kita tidak menyala-nyala untuk Tuhan? Karena kita membakar mezbah kita dengan api yang asing, dengan motivasi yang salah. Karena api yang asing, maka nyala apinya pun berbeda. Kita membakar mezbah hati kita dengan sesuatu yang kita pikir menyenangkan Tuhan, tapi tidak ada yang menyenangkan hati Tuhan selain hati kita yang rindu melayani Dia.
Pekerjaan bukan soal untung dan rugi. Pekerjaan adalah soal kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui diri kita. Bumi melihat kuantiti, tapi Tuhan melihat kualitas.
- Published in The Shepherd's Voice