Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pemulihan Identitas Anak Tuhan
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus , umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. (1 Petrus 2:9-10).
Tuhan menciptakan manusia bukan hanya sekedar untuk memenuhi bumi. Natur mula-mula manusia adalah sebagai “kepunyaan Tuhan”, yang diciptakan untuk memuliakan nama Tuhan dan menjadi rekan sekerja Allah untuk kemuliaan namaNya. Namun sejak manusia jatuh dalam dosa, natur mula-mula itu menjadi rusak; Manusia kehilangan identitas mereka sebagai “kepunyaan Tuhan”, dan mulai mencari identitas-identitas baru yang mereka ciptakan sendiri.
Di akhir zaman ini banyak orang mengalami krisis identitas dan tidak tahu tujuan hidupnya, sehingga mereka berusaha menciptakan sebuah identitas baru yang menurutnya menyenangkan dan diterima oleh orang kebanyakan. Dan berusaha dengan berbagai supaya manusia dapat menerimanya, tetapi semua tidaklah dilakukan untuk kemuliaan nama Tuhan
Banyak orang membuat identitas melalui pencapaian yang dipamerkan : Orang yang melayani melakukan yang terbaik supaya dikenal sebagai orang baik, penyanyi akan bernyanyi dengan suara terbaik demi memperoleh pujian dari banyak orang, orang kaya membeli banyak barang mahal supaya dipuji oleh orang-orang dan mendapat pengakuan bahwa mereka orang yang kaya dan keren. Bahkan tidak sedikit orang yang menggunakan sosial media dan status (pernikahan, karir, gelar, dsb.) demi memperoleh identitas. Namun ketika Tuhan ijinkan mereka tidak bisa lagi mengalami hal itu (dipuji, diakui, diberi penghargaan, diindahkan), mereka menjadi sangat marah dan menderita; Mereka menjadi depresi dan terluka.
Tuhan rindu mengembalikan kita kepada natur yang mula-mula, yaitu memuliakan Tuhan; semua yang kita lakukan untuk kemuliaan nama-Nya. Dia rindu menyatakan kembali kerinduan-Nya dan identitas kita sebagai milik kepunyaan-Nya. Dan ketika kita kembali kepada rancangan-Nya yang semula, kita menjadi ciptaan baru di dalam Dia.
Menjadi ciptaan baru adalah sebuah proses dimana kita menyangkali identitas kita yang lama dan menghidupi identitas baru kita dalam Yesus Kristus.
Kita tidak akan lagi suka tinggal di dalam dosa, dan kita akan menyadari panggilan kita sebagai rekan sekerja Allah untuk membangun kerajaan-Nya di muka bumi ini. Kita tidak lagi memperdulikan perkataan orang lain tentang kita, tetapi kita melakukan yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan, dan kita menjadi terang dimanapun kita berada.
Miliki pemulihan identitas di dalam Tuhan. Identitas kita adalah milik kepunyaan Allah, identitas kita yang sesungguhnya adalah warga kerajaan Allah. Natur mula-mula kita adalah memuliakan Tuhan. Karena itu, mari kerjakan kerinduan Tuhan dan jadilah saksi Kristus dimanapun kita berada. Mari melakukan perkara-perkara besar bersama dengan Tuhan!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kembali Kepada Panggilan Tuhan
Bacaan : Kejadian 28 – 35
Yakub seringkali mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Sebuah perjumpaannya dengan Tuhan melalui mimpi; Dimana dia melihat malaikat Tuhan naik turun melalui tangga yang ujungnya sampai ke langit (Kej. 28 :12). Yakub menamai tempat itu Betel, disana Tuhan memberikan janji penyertaan-Nya kepada Yakub (Kej 28:13-17, 19). Perjumpaannya dengan Tuhan membuat Yakub takjub dan menyembah Tuhan. Namun Yakub seringkali lari mengingkari panggilan Tuhan dan pergi meninggalkan Betel.
Beberapa kali Yakub melarikan diri dan tidak mengindahkan panggilan Tuhan untuk kembali ke Betel, bahkan ia bergumul dengan Tuhan (Kej 32:22-32). Dia juga mendirikan mezbah bagi Tuhan, tetapi ia tidak mengambil bagian di dalamnya (Kej. 33:20). Dia menggunakan pikirannya pribadi daripada panggilan Tuhan atas hidupnya.
Seringkali kita bisa bertindak seperti Yakub. Kita mungkin sering mengalami Tuhan di KKR atau di retreat-retreat, tetapi kita lari dari panggilan dan kasih Tuhan dalam hidup kita. Kita menjadi orang dalam pelarian demi pelarian hanya untuk tujuan kita pribadi, atau kita sebenarnya menjadi bagian dari orang-orang yang hatinya tertuju kepada panggilan Tuhan, tetapi lebih melakukan suara dari pikiran kita pribadi daripada suara Tuhan.
Yakub tidak kunjung kembali ke Betel karena negeri itu lebih menarik hatinya (Kej 33:18-19).
Hal itu menurun kepada anak-anaknya. Meskipun Tuhan sudah melarangnya, tetapi mereka tetap bergaul dengan orang-orang Shikem yang suka akan berhala. Peristiwa Dina dan Shikem (Kej 34:1- 31) mencemarkan nama baik Yakub. Tuhan ijinkan Yakub mengalami proses sedemikian rupa supaya dia mengerti akan kasihNya dan membawanya kepada panggilan yang semula.
Tidak ada kekerasan hati kita yang tidak dapat Tuhan hancurkan.
Yakub orang yang keras dalam prinsip, tetapi sanggup Tuhan hancurkan untuk membuatnya kembali kepada panggilan Tuhan atas hidupnya. Saat dia menyadarinya, pemulihan terjadi atas keluarganya (Kej 35:1- 15).
Yang dapat kita pelajari dari kisah Yakub adalah :
1. Orang yang berjumpa dengan Tuhan belum tentu memberikan hidupnya bagi Tuhan. Diperlukan hati yang mau menerima panggilan-Nya.
2. Jangan mendirikan mezbah tetapi tidak mau masuk di dalamnya. Artinya jangan hanya tahu panggilan Tuhan, tetapi juga melakukannya.
3. Melarikan diri dari panggilan Tuhan hanya akan membawa kita kepada proses-proses yang seharusnya tidak kita lalui kalau kita taat.
Mari kembali kepada hati dan panggilan Tuhan!
Terus lakukan sekalipun ditolak, terus melayani sekalipun tidak dilayani. Seperti Yesus yang tahu bahwa Yudas akan berkhianat, dan Petrus akan menyangkali Dia. Tetapi Tuhan tetap menjadikan mereka muridNya, bahkan membasuh kaki mereka. Bahkan Yesus tetap memakai Petrus untuk membangun jemaatNya. Itulah hati Tuhan. Tuhan akan memakai kita dan mengejar kita untuk menggenapi panggilan dan rencanaNya.
Mari kembali ke “Betel” kita, kembali kepada panggilan dan kasih-Nya. Mungkin kita merasa “Betel” kita sudah sangat jauh, kita sudah jauh dari Tuhan. Tetapi buatlah sebuah keputusan besar untuk berbalik. Seperti Yakub dipulihkan, demikian kita akan dipulihkan. Kenali kasih-Nya, kenali hati-Nya, dan jangan melarikan diri dari panggilan-Nya!
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Friend Says vs God Says
Bangsa Israel seringkali tidak taat akan perintah Tuhan karena mereka lebih mempercayai sekitar mereka daripada pemimpin mereka; Mereka lebih suka mendengarkan massa daripada kebenaran Tuhan. Mereka menentang perintah Tuhan dan mengikuti apa yang teman mereka katakan.
Ini yang terjadi di masa ini: jika teman berkata, “tidak perlu cari pasangan yang seiman, nanti kamu bisa bawa dia kepada Kristus!” sehingga kita menganggap itu sebagai sebuah kebenaran, dan tidak lagi mengikuti kebenaran Firman Tuhan untuk berpasangan dengan orang yang seiman. Atau Ketika teman berkata: “tidak perlu tertanam di sebuah gereja. Kan Tuhan bisa ditemukan dimana saja!” lalu kita menjadi orang yang keliling gereja dan tidak pernah tertanam. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak mau dipimpin dan ditundukkan dalam sebuah gereja lokal bisa diikat di dalam Kristus? Tentu saja tidak.
Jadilah taat dalam mengikuti pemimpin-pemimpin kita di dalam Kristus. Sebab kita tidak mungkin bisa taat kepada Tuhan yang tidak terlihat tanpa belajar taat dengan yang terlihat. Jangan menjadi seperti bangsa Israel yang tidak menghargai dan taat kepada pemimpin mereka; Mereka tidak pernah bisa ditundukkan di dalam Tuhan.
Bangsa Israel mengalami didikan Tuhan, mereka mengalami masa pembuangan.
Namun Tuhan memberikan berita penghiburan melalui nabi Yesaya (Yes.40:1-11). Itulah hati Tuhan: Dia menghukum bukan untuk mengekang, tetapi untuk menolong dan melepaskan umat-Nya. Dia rindu memberikan pemulihan, hanya syaratnya “semua lembah harus ditutup” dan “gunung diratakan”. “Lembah” berbicara tentang dosa masa lampau, artinya kita harus menanggalkan setiap dosa kita di masa lampau. “Gunung” berbicara tentang mimpi-mimpi pribadi yang belum kita serahkan kepada Tuhan dan menghalangi kita berlari kepada Tuhan. Tanggalkan setiap dosa kita dan serahkan mimpi-mimpi kita di tangan-Nya, Tuhan akan menyediakan pemulihan-Nya bagi kita.
Adakah kamu sedang mengalami pembuangan? Seolah-olah kamu dididik oleh Tuhan dan diijinkan mengalami lembah-lembah dalam hidupmu? Palingkanlah hati kita kepada-Nya dan tanggalkan setiap dosa kita: itu adalah kuncinya supaya kita meraih kemenangan.
Mungkin kita melihat masalah kita mustahil untuk dihadapi, seolah kita melihat batu besar dihadapan kita yang sulit untuk kita pindahkan.
Bukan karena Tuhan tidak mau memindahkannya, tetapi Tuhan menunggu saat yang tepat untuk kita bertumbuh dewasa dan memiliki kekuatan yang lebih besar untuk sanggup memindahkannya. Seperti seorang balita belum punya kemampuan untuk mengangkat beban sebuah bola basket, tetapi ketika anak itu dewasa, dia bahkan sanggup mengangkat beban yang jauh lebih berat dari bola basket. Tuhan menghendaki kita bertumbuh dewasa, sehingga kita cukup kuat untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di hadapan kita.
Tuhan itu setia dan adil; Dia mendengarkan setiap kita dan mempedulikan hak kita. Dia tidak akan pernah menjadi lesu dan Lelah. Jangan berhenti menanti-nantikan Tuhan. Tuhan sedang mempersiapkan pemulihan bagi kita semua (Yes. 40:27-31). Mari kita bangkit bagi Kristus. Saatnya bagi kita meratakan bukit dan gunung, dan menutup lembah untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan.
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Ular Tembaga yang menjadi Berhala
Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup. (Bilangan 21:9)
Tuhan mendatangkan ular tedung kepada bangsa Israel yang bersungut-sungut, namun mereka memohon ampun kepada Tuhan. Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga, dan ular tembaga itu menyelamatkan bangsa itu dari ular-ular tedung. Ular tembaga yang dibuat Musa adalah lambang penyertaan dan perlindungan Tuhan atas bangsa Israel (Bil. 21:4-9). Tetapi ular itu justru menjadi berhala bagi mereka (2 Raj. 18:1-4). Bangsa Israel mengalami penyertaan Tuhan, tetapi karakter mereka belum diubahkan. Mereka berbalik kepada Tuhan sebentar, lalu kembali menyembah kepada allah lain.
Bangsa Israel keluar dari Mesir bukan karena mengasihi Tuhan, tetapi karena ingin kehidupan yang lebih baik. Tuhan menyebut bangsa Israel sebagai “pelacur”. Mereka hidup di dalam Tuhan, tetapi mereka tidak memberikan hati mereka total untuk Tuhan.
Berapa banyak kita mengikut Tuhan hanya karena berkat? Kita mengikut Tuhan karena ada hal yang baik yang kita terima.
Tuhan memberikan mujizat untuk menolong setiap kita, tetapi seringkali banyak yang akhirnya hanya tertuju pada mujizatnya, bukan kepada sang pemberi mujizat. Kita tak jauh berbeda dengan “pelacur”, yang mau dengan seseorang untuk mendapat keuntungan, namun tidak pernah memberikan hati dan cinta kepadanya. Dan ketika tidak ada lagi berkat, dengan mudahnya meninggalkannya.
Maukah Anda mengasihi Tuhan dengan segenap hati?
Dalam hidup ini Tuhan tidak hanya memberikan yang baik-baik saja, tetapi terkadang Tuhan ijinkan kita untuk mengalami masa-masa tergelap. Sekalipun demikian, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dalam masa tergelap kita; penyertaan dan pertolongan-Nya sempurna. Manusia seringkali salah sangka dengan Tuhan; kita sering menganggap Tuhan terlambat. Tetapi Tuhan tidak pernah terlambat. Wanita Samaria yang berjumpa dengan Yesus di sumur Yakub datang pada siang hari; dia datang pada saat sumber air sudah kotor (Yoh. 4:1-42). Dia malu bertemu dengan orang karena sudah berzinah dengan banyak laki-laki; dia menganggap hidupnya sudah terlambat, tidak dapat diperbaiki lagi. Tetapi perjumpaannya dengan Yesus mengubahkan kehidupannya.
Di kisah Lazarus (Yoh. 11:1-44), semua orang menganggap Yesus terlambat karena Lazarus sudah mati. Tetapi Yesus tidak terlambat, melainkan Dia mau menyatakan kuasa-Nya dengan membangkitkan Lazarus di waktu yang tepat.
Tuhan tidak pernah terlambat, sekalipun manusia sering memandangnya sebagai sebuah keterlambatan.
Waktu menurut cara pikir kita berbeda dengan waktu Tuhan; Waktu-Nya selalu yang terbaik bagi kita. Jangan paksa Tuhan untuk membuat segalanya sesuai pemikiran kita. Mari belajar memahami dan mengenal hati Tuhan. Jangan menggunakan pikiran pribadi, memotong standar kebenaran untuk memuaskan kedagingan kita. Tetapi biarkan Tuhan berdaulat penuh atas kehidupan kita.
Jangan mengikut Tuhan hanya karena mengejar berkat-Nya saja, tetapi mari kita mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, mari belajar mengenal Dia dan percaya kepada-Nya; Dia Tuhan yang tidak pernah terlambat dalam hidup kita.
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup adalah Pertandingan, Bukan Pembandingan
Lukas 13:22-30 berbicara tentang akan banyak orang yang berusaha memasuki Kerajaan Surga tapi hanya sedikit yang dapat masuk. Mengapa? Karena banyak orang yang tidak sungguh-sungguh mengenal kebenaran.
Kita seringkali melihat banyak status di sosial media membagikan ayat, tetapi ternyata ada banyak diantara mereka yang tidak benar-benar menghidupi ayat yang mereka bagikan. Mereka tidak tidak memahami makna dari ayat itu tetapi mereka menggunakannya untuk untuk memperlihatkan diri nampak rohani/ untuk kepentingan pribadi. Semua yang dilakukan hanya untuk memuaskan kedagingan semata.
Kita sebagai manusia seringkali lebih menyukai daging. Kita yang sesungguhnya adalah makhluk Roh yang diciptakan Tuhan untuk sebuah keabadian, namun kita seringkali mencari sesuatu yang tidak abadi, yang berasal dari dunia ini.
Apa alasan bangsa Israel keluar dari Mesir? Mereka mau keluar dari Mesir bukan karena ingin keluar dari perbudakan, tetapi karena mereka menginginkan kehidupan yang lebih baik. Mereka bukan ingin ingin keluar dari ikatan dan dosa mereka, tetapi karena ingin memuaskan daging mereka. Ketika Tuhan memproses mereka di padang gurun, mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka menjadi marah dan berontak kepada Tuhan.
Berapa banyak dari kita yang salah mengikut Tuhan: kita ikut Tuhan karena menginginkan sesuatu yang baik-baik saja, sehingga ketika masalah datang, kita menjadi marah dan meninggalkan Tuhan.
Jangan salah berpikir bahwa jika kita ikut Tuhan, kita akan selalu bahagia menurut dunia. Kita memang akan mendapatkan damai sejahtera dalam mengikut Tuhan, tetapi damai sejahtera yang Tuhan berikan berbeda dengan yang dunia berikan.
“Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
(Hagai 1:5-6)
ayat ini bukan berbicara tentang mengumpulkan uang untuk pembangunan, tapi mengenai apakah kita lebih mengutamakan kerajaan Tuhan atau kepentingan pribadi. Mengapa seringkali doa kita tidak dijawab oleh Tuhan? Karena bejana kita retak.
Tuhan tidak bisa memakai sebuah bejana yang retak. Bejana yang retak tidak dapat menampung minyak yang dituangkan ke dalamnya; Minyak itu akan mengalir keluar dengan sia-sia. Bejana yang retak berbicara tentang ketidaksatuan: dalam gereja Tuhan atau dalam keluarga.
Banyak gereja Tuhan sudah menjadi jauh dari seperti yang dijanjikan oleh Tuhan.
Dimana orang-orang didalamnya jauh dari hidup dalam kesatuan dan mengasihi satu sama lain. Dibalik sikap yang nampak baik, ternyata saling membicarakan satu sama lain. Banyak orang yang mementingkan kepentingan diri sendiri; kasih menjadi dingin, tidak ada empati untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Maka ijinkan Kerajaan Tuhan hadir di tengah keluargamu dan gereja Tuhan. Miliki kesatuan di dalam Tuhan; Jangan menjatuhkan satu dengan yang lainnya. Kita perlu sepakat. Ketika satu keluarga sepakat, maka Tuhan akan melawat keluarga kita. Ketika gereja sepakat, maka kebangunan rohani akan terjadi. Kebangunan Rohani bukan milik jemaat mula-mula saja, tetapi kepada siapapun yang hidupnya mau diberikan untuk kemuliaan nama Tuhan dan memberikan bejananya untuk diisi oleh mimpi dan kerinduan Tuhan.
Jangan buat hidupmu sebuah pembandingan, tetapi hidup kita adalah sebuah pertandingan. Setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda, jadi jangan membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain. Membandingkan diri dengan orang lain membuat kita tidak bisa bahagia dan mengucap syukur.
Mari berfokus untuk menyelesaikan gelanggang pertandingan kita dengan baik. Menjadi bahagia bukan tentang kita meraih yang ada di bumi ini, melainkan karena kita mengenal Yesus dan kuasa kebangkitan-Nya. Ada surga yang nilainya lebih kekal dari apapun yang ada di bumi ini. Tidak banyak waktu yang dapat terulang selama kita hidup; mari belajar menikmati semua bersama dengan Tuhan. Jadilah bejana yang utuh, yang dipakai Tuhan untuk kemuliaan nama-Nya.
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kegagalan
Tuhan sudah menetapkan Simson menjadi Nasir Allah sejak ia dalam kandungan, dia dipersiapkan sedemikian rupa untuk sebuah rencana Tuhan (Hak 13:1-5). Namun Simson punya karakter yang perlu diproses Tuhan; Dia labil, arogan, dan tidak taat akan perintah Tuhan. Kelemahan hatinya akan wanita menjadikannya seringkali “gagal” dalam menggenapi rencana Tuhan yang semula. Namun Tuhan belum selesai dengan Simson, Tuhan hendak memproses hidupnya
Hati-hati dengan ketidaktaatan! Dosa ketidaktaatan dapat membuat putusnya rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita perlu taat, artinya berserah kepada Tuhan sepenuhnya. Bukan hanya taat dalam ucapan, tetapi juga dalam tindakan.
Apakah kamu taat dalam melakukan kerinduan Tuhan?
Kegagalan kita dalam melakukan kerinduan Tuhan terus-menerus bisa berakibat fatal. Sama halnya seorang atlit, jika dia berkali-kali mengalami kekalahan, maka dia tidak akan pernah naik level. Seringkali kita kalah dengan raksasa-raksasa dalam diri kita, namun Tuhan belum selesai dengan kita; Dia mau memproses hidup kita.
Kejatuhan Simson kedua kalinya karena rayuan Delila membuatnya jatuh di tangan orang Filistin. Kekuatannya hilang, matanya dicongkel dan dia dijadikan pelawak (Hak. 16:4-22). Ini menjadi kekalahan terbesar dalam hidupnya, namun itulah yang membuatnya tersadar untuk kembali kepada Tuhan. Tuhan memulihkan perjanjianNya akan Simson dan membalikkan keadaan saat dia berseru kepada Tuhan (Hak 16:28); Banyak orang Filistin yang dia kalahkan sekalipun dia juga meninggal saat itu (Hak. 16:29-31).
Mungkin kita seperti Simson. Kita kalah berulang kali sampai kita tidak tahu kemenangan itu seperti apa. Tuhan ijinkan kita mengalami lembah dalam Karena Tuhan punya rencana; Dia rindu memproses hidup kita. Namun ketika kita mau berserah dan berseru kepada Tuhan, tangan Tuhan terbuka dan akan membawa kita dalam kemenangan.
Simson mengakhiri dengan baik. Rencana Tuhan memakai Simson untuk mengalahkan Filistin digenapi. Mungkin kamu gagal, kamu lemah, tetapi Tuhan belum selesai dengan hidupmu. Ketika kamu berserah kepadaNya, Tuhan sanggup memakai hidupmu.
Hari kedatangan Tuhan sudah dekat. Saatnya kita bangkit jadi pemenang. Kemenangan bukan saat engkau membuktikan diri, tapi saat engkau berserah di hadapan Tuhan.
Simson memiliki kelemahan yang luar biasa. Tetapi dia punya kekuatan yang besar. Sekalipun dia pernah gagal, tetapi Tuhan memakai hidupnya saat dia berserah.
“Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, bejana yang rusak sanggup Dia hancurkan untuk dibentuk kembali dan dipakai untuk kemuliaan namaNya”
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Minyak Dalam Buli-Buli
Bacaan : Matius 25:1-13
10 gadis menanti kedatangan mempelai dengan membawa pelita. 5 gadis bijaksana menyiapkan cadangan minyak, sedang 5 gadis bodoh tidak. Mereka menggunakan cara pikir pribadi, dan mereka menganggap kedatangan mempelai masih sangat lama, sehingga mereka tidak mempersiapkan diri.
Bagaimana sikap hati kita menyambut kedatangan Tuhan? Kita sudah berada Di akhir zaman. Sudahkah kita siap sedia?
Sudahkah kita sedia minyak dalam buli-buli kita?
Untuk menjaga pelita kita tetap menyala, kita perlu minyak. Minyak dihasilkan dari rasa sakit mengikut Kristus: pikul salib, sangkal diri, diproses Tuhan. Hidup yang menghasilkan “minyak” akan membuat pelita kita terus menyala.
Gadis bijaksana adalah orang yang dapat menjaga hati nuraninya di dalam Firman Tuhan, tetapi gadis bodoh adalah orang yang asal-asalan ikut Tuhan; Hidup sesuai kemauannya sendiri dan menuruti hawa nafsunya diatas kerinduan Tuhan.
Bagaimanakah hati nurani kita? Jangan menjadi “Toxic People” yang bukannya menceritakan kebenaran, tetapi menyebarkan “racun” bagi orang lain melalui gosip dan pertikaian. Racun itu sebenarnya membuat pelita kita semakin padam; Tidak ada terang Kristus dalam hidup kita.
Hidup ini adalah sebuah kesempatan Teruslah bersaksi bagi Kristus
Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.” (Matius 25:10-13)
Kita tidak pernah tahu sampai kapan kita hidup. Jangan biarkan waktu berlalu tanpa Kita menyadari apa yang Tuhan mau. Mari kerjakan bagian kita sebaik-baiknya. Pakai talenta yang Tuhan berikan untuk menceritakan Kristus. Seperti Paulus: Dia seorang penjual tenda, tetapi dia menggunakan talentanya untuk kemuliaan nama Tuhan.
Sudah siapkah kamu menyambut kedatangan Tuhan? Mari senantiasa berjaga, Jaga hati nurani kita tetap murni, kerjakan kerinduan Tuhan dengan sebaik-baiknya.. Sehingga ketika Tuhan datang, kita didapati siap sedia dan dapat mempertanggungjawabkan kehidupan kita di hadapan Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Bahaya Menunda-Nunda
Bacaan : 1 Raja-Raja 17:1-24
Elia adalah seorang yang hidupnya dipakai Tuhan luar biasa untuk menyatakan kemuliaan Tuhan pada masanya. Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Elia supaya hidup kita bisa dipakai Tuhan?
Untuk menjadi orang yang bisa dipakai olehNya, kita perlu punya :
Ketaatan
Ketaatan Elia dilatih Tuhan ketika berada di tepi sungai Kerit. Dia berhadapan dengan sungai yang kering, tetapi ada penyertaan Tuhan ketika dia mengikuti apa yang Tuhan katakan. Mungkin saat ini kita mengalami “kekeringan” dalam usaha atau pelayanan kita, tetapi kita tetap belajar percaya dan melakukan apa yang Tuhan mau. Ketaatan juga dalam hal tidak menunda-nunda pekerjaan dan melewatkan kesempatan untuk dipakai Tuhan.
Iman
Tuhan tidak pakai orang kaya untuk memberkati Elia. Sebaliknya, Tuhan memakai janda miskin untuk memberi Elia makan. Butuh iman untuk melihat cara Tuhan menolong kita. Demikian juga dengan Janda Sarfat itu. Dia mulanya tidak punya iman bahwa makanannya akan cukup untuk mereka semua, tetapi ketika dia belajar menyerahkan apa yang dimilikinya untuk dikelola oleh Tuhan, perkara ajaib terjadi atas hidupnya. Tuhan mencukupkan kebutuhan Janda itu dan anaknya.
Tuhan rindu setiap kita taat dalam segala kondisi; kita belajar mengikuti kerinduan Tuhan tanpa menunda-nunda, tanpa berbantah, dan mau dikoreksi. Taat bukan hanya dalam perkataan, namun juga dalam tindakan yang kita lakukan.
Ketika anak Janda Sarfat itu sakit dan meninggal, dia kembali berperkara dengan Elia. Seringkali mungkin kita merasa kita sungguh-sungguh taat dan melakukan kerinduan Tuhan, tetapi kita melihat banyak hal buruk yang terjadi dalam hidup kita. Maka saatnya bagi kita untuk mengembalikan segalanya ke dalam kedaulatan Tuhan yang sempurna.
Dia tidak pernah merancangkan yang buruk, Dia selalu memberikan yang terbaik. Sekalipun badai terjadi dalam hidup kita, tetapi marilah kita bermegah dalan Kristus yang memberikan kekuatan kepada kita. Kita tetap dapat menari dalam badai.
Mari kita melakukan setiap perintah Tuhan dengan penuh ketaatan. Jerih payah kita dalam Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Mari kita menyenangkan Tuhan dengan seluruh kehidupan kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Ikut Tuntunan Tuhan
Bacaan : Yohanes 6:50-52, 60-61
Yesus berkata kepada murid-muridNya untuk “makan dagingNya dan minum darahNya” (ay 54). Perkataan Yesus ini keras, sehingga banyak muridNya yang mengundurkan diri. Mereka membayangkan Yesus datang sebagai Raja dan menyelamatkan dunia, tapi mereka melihat kenyataan Yesus harus disalibkan; Mereka menjadi kecewa dan meninggalkan Yesus.
Murid itu seperti halnya anak Tuhan yang tidak mengalami Kristus secara pribadi; mereka membaca Firman, merasa mengenal Kristus, tetapi tidak pernah mengalami Kristus dalam hidupnya.
Apa yang menjadi mimpimu? Kita seringkali kecewa ketika apa yang kita mimpikan tidak terjadi. Tetapi mari kita serahkan mimpi kita untuk diselaraskan dengan mimpi Tuhan. Mimpi pribadi yang tidak diserahkan hanya akan bertujuan untuk pembuktian diri dan kepuasan pribadi. Tetapi mimpi Tuhan selalu bertujuan untuk kemuliaan nama Tuhan.
Maukah engkau mengenal mimpi Tuhan?
MimpiNya adalah menjadikan semua bangsa murid Kristus. Kita diciptakan bukan untuk sebuah tujuan yang fana, tetapi untuk tujuan kekalNya. Karena itu, mari mengikuti tuntunanNya; Dia adalah gembala Agung Kita. Jangan menjadi domba yang bebal, yang tidak mau mengikut tuntunan gembalanya. Yang maunya berjalan sendiri dengan caranya, sehingga dia tidak sadar sedang makan rumput yang beracun.
Tuntunan Tuhan tidak pernah salah. Tuhan sanggup pakai kita sebagai saluran bagi Dia menyatakan kuasaNya. Tuhan tidak nilai seberapa tinggi prestasi kita, tetapi berapa banyak kamu mau memikul salib untuk kemuliaan namaNya.
Kita lemah, namun dalam kelemahan, kuasaNya sempurna. Mari minta tuntunan Tuhan; Tuhan yang akan memampukan kita. Tuhan tidak lihat seberapa sering kamu gagal, tetapi seberapa kamu berpegang kepadaNya. Dia sedang bekerja sekalipun nampaknya Dia tidak bekerja.
Jadilah orang Kristen yang ambil bagian dalam daging dan darah Kristus.
Kamu akan dimampukan dalam mengikut Dia. Jadilah saksi yang hidup dan berkat yang mulia. Kemurahan Tuhan sanggup melepaskan orang-orang yang terikat. Jangan menjadi percaya dengan tipu daya Iblis : “kamu tidak bisa dipakai Tuhan.” Tetapi Lawanlah iblis dan dia akan lari daripadamu. Jangan menunggu sempurna dulu untuk di pakai Tuhan. Gereja bukan untuk orang kudus dan sempurna, tetapi tempat untuk orang yang tidak sempurna namun mau disempurnakan oleh Tuhan.
Mari menjadi saksi-saksi Kristus. Menjadi sarana pemberitaan Injil yang terus setia menabur Firman Tuhan, sehingga taburan itu bertumbuh dan buahnya dapat dipersembahkan kepada Tuhan kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Anggur yang Berkualitas
Amsal 22:17-29
Jangan merampasi orang lemah dan jangan menginjak orang yang kesusahan (ay. 22-23)
Ini berbicara tentang empati. Kita harus memiliki belas kasihan kepada orang yang lemah. Sudahkah kita sudah empati dengan saudara di sekitar kita? Tuhan menganugerahkan empati kepada kita untuk mengenal hati Tuhan untuk orang lain.
Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, mudah marah, dan mudah terluka (ay.24-25). Jangan bergaul dengan mereka karena kamu akan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.
Menjadi pendamai terus menerus juga tidak baik (ay. 26). Orang pendamai tidak suka berada dalam masalah, mereka suka menghindari masalah. Mengikut Yesus bukan tentang hidup tanpa masalah, tetapi hidup yang semakin disempurnakan semakin serupa dengan Kristus.
Alkitab adalah buku yang hidup. Sehingga ketika kita membaca Firman Tuhan, kita bisa mendapatkan iluminasi dari Roh Kudus. Namun iluminasi dari Roh Kudus haruslah selu diuji melalui Firman Tuhan.
Di lain sisi, ada yang mengikuti Firman Tuhan dengan kaku dan jadi takut sesat. Mereka membatasi diri untuk tidak meminta sesuatu kepada Tuhan. Padahal sebagai anakNya, kita boleh meminta apapun kepada Tuhan. Tetapi keputusan untuk doa kita diterima atau tidak itu adalah urusan Tuhan; Dia tahu yang terbaik bagi kita. Oleh sebab itu, jangan lupa mengakhiri doa kita dengan “Jadilah kehendakMu”.
Diproses Tuhan itu Indah (Yeremia 48:10-13)
Banyak orang yang dilewatkan Tuhan karena hidupnya tidak bisa melakukan tanggungjawab yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Mereka masih terikat dengan dosa, mereka mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan sembarangan, tidak sepenuh hati.
Ayat 11
Moab selalu hidup dalam zona nyamannya, sehingga anggurnya tidak berubah baunya. Anggur yang berkualitas adalah anggur yang berubah baunya dari yang semula. Karena itu, anggur yang baik harus dipindahkan dari tempayan satu ke tempayan lainnya sampai endapannya habis. Sehingga dihasilkan anggur yang berkualitas.
Seperti anggur, kita harus mau dituangkan; Kita harus mau diproses.
Kita tidak tinggal diam dalan kondisi kita terus menerus. Jangan sampai diri kita hari ini masih sama dengan diri kita yang dulu; tidak ada perubahan semakin serupa dengan Kristus : masih dengan tabiat buruk yang lama, masih dalam keterikatan yang sama, masih dalam pergumulan yang sama.
Jangan jadi anggur yang sama, yang tidak pernah dimurnikan. Mungkin banyak dari kita yang kenal Tuhan, tapi masih pakai anggur lama. Karena hanya mau mendengarkan khotbah yang menyenangkan telinganya. Kita suka mencari pembenaran dari pikiran kita yang salah namun kita anggap benar.
Hiduplah dengan pedulilah apa kata Tuhan, bukan apa kata orang. Kita suka jika banyak yang “like” kita. Namun hidup kita bukan seberapa banyak yang “like” kita, tapi apakah Tuhan “like” dengan hidup kita.
Ayat 12-13
Jangan sampai Tuhan turun tangan sendiri dan kita menjadi malu. Mari belajar setia dalam proses Tuhan.
Waktu segera berlalu, karena itu gunakan waktumu dengan sebaik-baiknya. Panggilan Tuhan menanti kita. Jangan karena malas, lalu kita tidak mau dan menunda-nunda untuk melayani Tuhan. Mari kita layani Tuhan dalam masa muda kita.
Kejar dan kerjakan mimpi Tuhan. Hidup kita tidak selamanya; Jangan sampai kita mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan ketika kita sudah tidak ada waktu lagi. Mari berlomba dalam perlombaan iman kita. Kita mendirikan gereja yang kudus, yang suci, yang tidak menjadikannya sebagai sumber keuntungan pribadi, melainkan Kristus sejati yang diberitakan.
- Published in The Shepherd's Voice