Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Berani Bermimpi
Tidak sedikit anak Tuhan yang cerita cintanya dengan Tuhan bergeser karena mimpi pribadi dan kedagingannya. Akan tetapi lebih mengerikan seseorang yang tidak memiliki mimpi dalam hidupnya.
Pernahkah anda bermimpi? Tidak ada seorang pun yang tidak pernah bermimpi. Mimpi itu mewarnai kehidupan kita. Saya percaya, ketika ada mimpi Tuhan yang diberikan dalam hidup kita, itulah yang bisa menguatkan hidup kita. Banyaknya orang-orang ekstrim dengan prosperity (kemewahan), membuat kita takut bermimpi. Tetapi janganlah kita terlalu ekstrim menanggapi suffering theology. Suffering Theology yang ditanggapi terlalu ekstrim hanya akan menyakiti diri kita, bukannya menyenangkan Tuhan. Karena itu, kita perlu memiliki mimpi dalam kehidupan kita mengikut Tuhan.
Jikalau kita tidak pernah bermimpi, maka kehidupan kita akan kering, tidak memiliki warna, dan tidak memiliki target apapun
Ketika seorang ayah meninggal, dia akan memberikan warisan kepada anak-anaknya; demikian juga dengan Kristus. Tuhan menjanjikan perjanjian-perjanjian berkatNya dalam hidup kita. Tuhan sedih melihat orang yang terlalu ektrim dengan Prosperity dan Suffering Theology, tetapi lebih menyedihkan lagi orang yang tidak mempunyai mimpi dan ambisi apapun.
Ketika kita tidak memiliki mimpi, kita tidak memiliki gairah dalam hidup kita. Betapa bodohnya kita, kalau kita hidup muka bumi ini hanya menunggu kedatangan Tuhan tanpa berbuat apapun
Yusuf bermimpi bahwa berkas-berkas gandumnya tegak berdiri dan berkas-berkas saudaranya menyembah kepada berkas-berkasnya. Di mimpi yang lain, dia melihat matahari, bulan, dan 11 bintang sujud menyembah kepadanya. Ketika dia menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya, marahlah saudara-saudaranya kepada dia (Kejadian 37:5-11).
Ketika kita memiliki mimpi dari Tuhan, hambatan itu justru muncul dari orang-orang di sekitar kita. Kita perlu mengosongkan diri (dalam bahasa Yunani: Kenosis), dimana Tuhan mengambil semua mimpi kita dan menggantinya dengan mimpiNya. Sebab mimpi pribadi kita tidak akan memberikan manfaat apapun. Berapa banyak orang yang tidak mau mengosongkan dirinya dan memakai kekuatannya untuk memuaskan rasa sakit hatinya. Sakit hatinya di masa lalu dipakai untuk menjadi sukses secara dunia. Betapa menyedihkannya kita, karena kita tidak menunjukkan kasih, yang ada hanya sakit hati yang dipertontonkan.
Ketika engkau mengijinkan mimpimu diambil oleh Tuhan, maka Tuhan yang akan “memaksakan” mimpiNya dalam hidupmu; dan itu memaksimalkan hidupmu
Utarakanlah mimpimu kepada Tuhan, meskipun mimpi itu akan dibenarkan oleh Tuhan. Tuhan memberikan mimpi-mimpi besar yang Tuhan rindu kamu kerjakan dalam hidupmu. Temukan mimpi Tuhan itu, dan Tuhan akan maksimalkan dirimu. Siapa yang merebut mimpimu? Saudaramu? Keluargamu? Ketakutanmu? Engkau adalah ciptaan Tuhan, Engkau diciptakan dengan satu tujuan, dengan satu alasan. Banyak jiwa-jiwa yang letih, lelah dan berbeban berat sehingga hidupnya tidak bergairah, tanpa passion; Itu salah! Ketika kita menemukan mimpi Tuhan, atau kita menjalani apa yang kita nggap “mimpi Tuhan”, itu akan memberikan kekuatan kepada kita.
Kalau kita melakukan apa yang kita anggap “mimpi Tuhan” itu, selama kita berserah, Tuhan yang akan murnikan dan kuduskan.
Tidak ada proses pengosongan yang instan; itu membutuhkan waktu dan proses.
Mimpi kita kadang perlu dikoreksi Tuhan. Mimpi Yusuf pun dikoreksi oleh Tuhan. Kalau mimpi Yusuf tidak pernah dikoreksi, tidak mengalami hambatan, hidupnya tidak akan pernah maksimal. Yusuf mempunyai potensi yang dilihat oleh Tuhan. Apa potensimu? Tuhan sedang melihat potensi dalam hidupmu. Jangan kerdilkan dirimu dengan berkata “aku tidak bisa”! Kita adalah ciptaan yang tertinggi. Kita sanggup melakukan segala perkara bersama dengan Tuhan. Berani bermimpi! Tuhan akan memberikan janjiNya ketika kita berani bermimpi. Bermimpi dan ikutilah proses mimpi Tuhan.
Pembesar-pembesarnya menyuruh pelayan-pelayannya mencari air; mereka sampai ke sumur-sumur, tetapi tidak menemukan air, sehingga mereka pulang dengan kendi-kendi kosong. Mereka malu, mukanya menjadi merah, sampai mereka menyelubungi kepala mereka. (Yeremia 14:3)
Dalam perjanjian lama, kendi-kendi kosong itu yang disebut kenosis. Maukah hidupmu menjadi kendi-kendi kosong di hadapan Tuhan? Ketika kendi-kendi kosongmu diisi dengan “air” dari Tuhan, Tuhan akan membuatmu maksimal. Percayalah bahwa mimpi Tuhan akan menjadi kenyataan bagi orang yang mengasihi Dia.
Syarat memperoleh mimpi dari Tuhan adalah berjumpa dengan Tuhan
Ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, kita tahu Dia bukan Allah yang berdusta. Dia yang akan menepati janjiNya sesuai dengan kerinduan dalam hidup kita. Maukah jadi roti yang terpecah bagi banyak orang? Jangan cengeng! Miliki fighting spirit. Jika kita tahu Yesus beserta kita, siapa yang jadi lawan kita?
Bangkit sekarang! Berkaryalah bagi Tuhan mulai saat ini. Janganlah kita menjadi lelah ketika masa menuai. Beranilah bermimpi, sebab Tuhan yang akan support kamu. Biar nama Tuhan yang dipermuliakan lewat hidup kita.
Tuhan ingin lihat penyerahan dalam hidupmu, yaitu hidupmu bukan dirimu lagi, melainkan Kristus berserta mimpi-mimpiNya ada dalam dirimu.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Berkat dan Kutuk
Seringkali, kita sulit membedakan antara berkat dan kutuk yang diberikan oleh Tuhan. Manusia sangat rentan untuk terperangkap dalam penjara visual. Kita cenderung iri hati melihat milik orang lain yang kelihatan ‘wah’ dan berkesan. Tetapi, tidakkah kita tahu bahwa, semakin besar kekayaan yang dimiliki seseorang, semakin besar pula pengeluarannya? Bahwasanya orang-orang dunia bergerak bersama keterikatan dengan perjanjian dunia, tetapi mereka tidak akan dapat menerima apa yang disebut sebagai “special blessing” yang berasal dari Allah.
Bagaikan dua belalang yang serupa namun tidak identik, begitu juga dengan berkat dan kutuk. Mari kita tinjau bersama-sama dalam Yoel 2:18–27. Terdapat dua macam belalang yang diperkatakan oleh Tuhan dalam Perjanjian Lama, yakni belalang haram dan belalang halal.
Belalang Haram
Belalang haram merupakan jenis belalang yang digambarkan sebagai tulah yang dijatuhkan oleh Tuhan bagi rakyat Mesir. Selain sebagai tulah, belalang jenis ini merupakan ilustrasi Iblis, penghukuman, dan celah. Belalang haram memiliki tahap-tahap tertentu dalam mematikan benih-benih firman dalam hati manusia, antara lain sebagai berikut:
1. Belalang pindah
Tahap paling awal dari fase belalang haram yakni belalang pindah. Belalang ini memakan dedaunan terlebih dahulu, lalu mengambil tempat untuk beranak pinak di daun. Mengapa dinamakan belalang ‘pindah’? Hal ini dikarenakan bahwa, tidak selamanya manusia tidak percaya kepada Tuhan secara langsung. Seseorang bisa hidup dalam Tuhan dengan sangat tekun, namun kemudian pada satu titik, ketika motivasi dan fokusnya teralihkan dengan hal lain, jam-jam doa yang mulai tersisihkan, serta saat teduh yang tidak lagi memberikan gairah hidup dapat membuat seseorang yang awalnya berada dalam Tuhan ‘berpindah’ keyakinan. Belalang pindah membuka celah dengan mulai menggerogoti daun-daun kepercayaan dan telur-telur keraguan mulai muncul dalam dirinya.
2. Belalang pelompat
Belalang pelompat merupakan keturunan selanjutnya dari belalang pindah. Belalang ini memakan batang tanaman dari keyakinan seseorang. Ketika hal ini terjadi, seseorang yang awalnya hidup dalam Tuhan mulai rapuh. Ia mulai tidak menyukai jam-jam doa yang biasa ia nantikan, tidak menyukai pelayanan, dan bahkan tidak lagi menyukai ibadah.
3. Belalang pengerik
Belalang jenis ini menyantap buah-buah yang seharusnya dihasilkan seorang yang percaya. Pelayanan-pelayanan yang dilakukan olehnya kini tidak menghasilkan buah-buah pertobatan, pelayanan, maupun jiwa-jiwa dalam kehidupannya. Ia tidak memiliki roh dan semangat Kristus dalam mengerjakan segala sesuatu.
4. Belalang pelahap
Belalang pelahap merupakan fase belalang muda. Ia menghabiskan akar sehingga seseorang tidak dapat berdiri tegap. Seperti kata pepatah, kita tidak dapat berdiri dan berjalan diatas dua perahu. Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan (Matius 6:24a). Pada tahap ini, seseorang sudah merasa tidak apa-apa jikalau tidak berdoa, tidak menjalankan pelayanan, maupun tidak beribadah sama sekali.
Belalang Halal
Maka dari itu, penting bagi kita untuk menemukan celah dalam diri kita masing-masing. Sampai tahap mana belalang haram itu merasuk dalam jiwa kita? Teriakkan dan mintalah pemulihan kepada Tuhan, maka Ia akan memberikan pemulihan yang dahsyat dalam hidup kita. Sekalipun kita telah berada dalam tahap terakhir dari fase belalang haram, masakan Ia tidak memberikan apa yang diminta oleh anak-Nya dengan penuh kesungguhan hati dan percaya? (Matius 7:11).
Namun demikian, selain belalang haram tersebut, terdapat apa yang disebut sebagai belalang halal. Berbeda dengan belalang haram, belalang jenis ini merupakan buah pertobatan dari seseorang yang dapat disajikan dengan harum di hadapan Tuhan. Ada janji yang Tuhan sediakan bagi umat-Nya yang benar-benar bertobat. Tuhan ingin memulihkan pelayanan Anda, terlebih-lebih pribadi Anda secara utuh. Hanya ketika Anda benar-benar kembali ke jalan yang benar inilah, Tuhan akan memulai pemulihan demi pemulihan dalam hidup Anda.
Ketika seseorang tidak lagi bergantung penuh kepada Tuhan, ia sedang tidak hidup dalam kasih karunia.
Oleh karenanya, kenalilah gejala-gejala ketika engkau mulai melangkah dalam perjanjian dengan dunia dan menjauh dari Allah. Dengan bertobat, Tuhan akan menyingkap tirai-tirai perkenanan-Nya dan menyediakan “special blessing” bagi mereka yang percaya.
Jikalau Tuhan telah memulai sesuatu, Ia akan mengakhirinya dengan baik, percaya saja, sebab Ialah permulaan dan akhir dari segala sesuatu di muka bumi ini.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup sebagai Pemenang
Kita seringkali berkata “Today is my day” saat semuanya seolah-olah lancar, berhasil, dan sesuai dengan keinginan kita. Kita bisa berkata “Hari ini adalah hari sial” ketika semua terasa sangat tidak mengenakkan bagi kita. Sehingga banyak orang mengalami stres karena mereka merasa hari-hari mereka “tidak bahagia”. Tetapi kita, anak-anak Tuhan, setiap hari adalah hari kita, hari kemenangan kita. Karena kita hidup di dalam Tuhan, kita seharusnya memiliki kehidupan yang berkemenangan.
Ada 3 jalan yang perlu kita tempuh untuk memiliki hidup yang berkemenangan di dalam Tuhan:
Jalan Emaus
Setelah kebangkitan Yesus, beberapa murid bertemu dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan menuju ke Emaus (Lukas 24:13-28). Mereka tidak menyadari bahwa yang bersama-sama dengan mereka adalah Yesus yang mereka bicarakan. Tetapi ketika Yesus mengambil roti, memecahkannya, dan memberikan roti itu kepada mereka, seketika itu terbukalah mata mereka dan mereka sadar bahwa yang bersama dengan mereka itu adalah Kristus (Lukas 24:29-30).
Ada berapa banyak anak-anak Tuhan seperti murid Yesus yang mengadakan perjalanan ke Emaus? Mereka adalah murid Yesus, bahkan mereka juga pernah hidup bersama-sama dengan Yesus, tetapi mereka tidak benar-benar mengenalNya. Mungkin banyak orang yang sudah lama menjadi Kristen dan menyandang title anak Tuhan, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh mengenal Tuhan.
Murid-murid itu tidak dapat mengenal Yesus karena mereka melihat Yesus dengan cara pandang mereka sendiri
Mereka menganggap Yesus akan muncul sebagai seorang Raja di bumi yang menyelamatkan mereka. Sama halnya dengan mimpi-mimpi kita. Apakah kerinduan dan cita-cita kita yaitu mengharapkan Tuhan sebagai sosok yang kita harapkan; Yesus yang membebaskan kita dari hutang piutang atau sakit penyakit; padahal rencana Tuhan bukanlah rencana kita.
Lalu bagaimana supaya kita dapat mengenal Yesus?
Kita tidak akan dapat mengenal Tuhan kalau kita hanya mencari ayat yang kita inginkan dalam alkitab. Kita hanya membuka ayat berkat ketika kita sedang kesusahan; Kita hanya membuka ayat tentang mujizat ketika mengalami sakit penyakit; Padahal tidak semua orang miskin membutuhkan berkat, dan tidak semua orang sakit butuh mujizat. Tetapi mereka membutuhkan Tuhan, supaya selubung mereka dibukakan. Pengenalan akan Tuhan jauh lebih berharga daripada apapun juga.
Melalui jalan Emaus, kita dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan selubung kita dapat dibukakan
Mari kita masuki jalan Emaus kita. Melalui jalan Emaus, kita dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan selubung kita dapat dibukakan. Maukah selubung di matamu dibuka? Ketika selubung itu dibukakan, kita akan mengenali Yesus. Dan setiap hari menjadi hari kemenangan kita kalau kita mengenal Yesus dengan sungguh-sungguh.
Jalan Saulus
Jalan Saulus adalah jalan yang dapat membuatmu berubah karena pengalami perjumpaan yang mendatangkan pertobatan
Perjumpaan dengan Kristus bukan peristiwa ‘jatuh’ saat altar call dalam KKR, tetapi sebuah perjumpaan yang mengubahkan hidup kita. Saulus yang dulunya menganiaya orang yang percaya kepada Kristus, berubah menjadi seorang Paulus ketika mengalami perjumpaan dengan Kristus sendiri. Ia menjadi buta, namun disembuhkan Tuhan dan diberikan “mata yang baru”. Dia menjadi seorang yang martir yang hidupnya diberikan untuk memberitakan Injil Kristus.
Tanpa “mata yang baru”, kita tidak akan bisa melihat janji-janji Tuhan
Sehebat apapun kamu mengenali Firman Tuhan, tapi kalau kamu tidak mau berjumpa dengan Tuhan, kamu tidak akan berjumpa dengan Tuhan. Banyak anak Tuhan yang hidupnya diliputi sakit hati, mereka berkumpul dengan barisan orang sakit hati demi membenarkan apa yang mereka anggap benar.
Orang sakit melukai banyak orang demi membenarkan diri, tetapi
Orang benar hidup dalam roh dan kebenaran
Orang benar tidak ikut sakit
Orang benar, ketika diperlakukan tidak adil, menguduskan
Orang benar, ketika disakiti, memberkati..
Orang benar, ketika diperlakukan dengan tidak benar, dia akan berdoa dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan
Jalan Kalvari
Ketika Yesus menggenapi rencana Bapa di muka bumi, Dia menjadi roti yang terpecah bagi banyak orang. Dia taat dengan kehendak BapaNya. Jika kamu mau menjadi orang yang hidup berkemenangan, kita harus belajar taat. Jangan berburuk sangka dengan Tuhan. Begitu banyak orang yang tidak mau belajar taat dengan panggilan Tuhan, bahkan mereka mengumpulkan ayat-ayat Alkitab untuk mendukung pembenaran diri mereka. Stop semua pemikiran kedagingan kita! Kita tidak akan pernah bisa mengenal Tuhan dengan pikiran daging kita.
Percuma memiliki pengenalan dan penjumpaan dengan Tuhan, jika kita tidak memiliki jalan obedience (ketaatan)
Jangan melihat Firman Tuhan dengan kacamata kita. Tetapi kenalilah Tuhan dengan melihat dari cara pandang Firman Tuhan yang benar. Jika Firman itu keluar dari isi hati Tuhan, Firman itu akan berbuah. Kalau kita menggunakan Firman Tuhan untuk menulahi orang lain, Firman itu tidak akan memerdekakan.
Firman Tuhan sama halnya seperti anak panah yang ditancapkan. Itu sangat menyakitkan dan membekas di hati, tetapi Firman itu akan berbuah, membuat kita hidup, membangkitkan dan menghasilkan berkas-berkas panen kita.
Masuki jalan Emausmu. Ketika Yesus ada di sebelahmu, dan kamu tidak menghiraukanNya. Namun di momen yang sama, selubung dari hatimu dibukakan ketika Fiman Tuhan diberitakan. Dan ketika selubung itu dibukakan, kita akan dapat menangkap kerinduan Tuhan. Kerinduan Tuhan adalah jiwa-jiwa. Karena itu, kita harus memuridkan generasi ini.
Jikalau kita tidak memuridkan generasi ini, dunia yang akan memuridkan mereka.
Alami perjumpaan yang indah dengan Tuhan. Kamu menjadi pribadi yang diubahkan karena Tuhan. Perjumpaan dengan Tuhan yang benar bukanlah seperti altar call, dimana kita mengalami peristiwa “jatuh”. Tetapi perjumpaan dengan Tuhan yang adalah yang mengubahkan hidup kita, hidup kita menghasilkan buah-buah Roh. Ketika kita mengenali Tuhan, mengalami perjumpaan dengan Tuhan, dan taat akan kehendak Tuhan, saat itulah kita memiliki hidup yang berkemenangan setiap hari.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane – Bebas dari Kuk Perhambaan
Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan. Lalu berteriaklah bangsa itu kepada Musa, dan Musa berdoa kepada TUHAN; maka padamlah api itu. Sebab itu orang menamai tempat itu Tabera, karena telah menyala api TUHAN di antara mereka.
Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: “Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat.”
Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.
Bilangan 11:1-8
Bangsa Israel mengalami suatu peristiwa traumatik, yaitu menjadi budak di tanah Mesir. Melihat hal itu, Allah memerintahkan Musa untuk memimpin mereka keluar dari perbudakan di tanah Mesir dan berjalan menuju tanah perjanjian. Namun, apa yang terjadi selanjutnya? Bangsa Israel bersungut-sungut atas pemeliharaan Allah. Mereka bosan dengan roti manna yang diberikan Tuhan setiap hari. Bangsa itu menginginkan daging karena menuruti hawa nafsu rakus. Aksi bersungut-sungut itu dilanjutkan dengan pernyataan mereka tentang betapa enaknya hidup di Mesir. Hidup sebagai budak, tetapi mendapat makanan yang berlimpah. Sejenak mereka melupakan kesengsaraan dan penderitaan sebagai budak hanya karena ingin makan daging. Bangsa Israel masih mau memakai “kuk perhambaan”.
Sampai saat ini, masih banyak orang Kristen yang memakai kuk perhambaan. Kuk ini bisa berupa uang (mamon). Kuk perhambaan ini yang menyebabkan pertobatan menjadi tidak maksimal, tidak mengucap syukur, dan senang menuruti ‘daging’. Karena hal ini pulalah Bangsa Israel sampai disebut orang bajingan.
Orang bajingan adalah orang yang tidak konsisten dalam hidupnya. Mengapa orang yang sudah dibebaskan Tuhan bisa menjadi orang yang “bajingan”? Karena mereka belum dibebaskan sepenuhnya! Mereka masih ingin memakai kuk perhambaan sehingga tidak sungguh-sungguh mau bertobat. Mereka juga tidak pernah mengucap syukur, sehingga tidak bisa merasakan karya salib di dalam hidupnya.
Tanda-tanda hidup seseorang sudah dibebaskan dari kuk perhambaan, yaitu :
- Selalu merasa sukacita dan mengucap syukur
Sukacita selalu dibarengi dengan rasa mengucap syukur. Jangan menjadi orang Israel yang sering bersungut-sungut! Terimalah apapun yang diberikan Tuhan dengan hati yang gembira. Belum diberi mobil, mengucap syukur; hanya bisa makan di warung, mengucap syukur; belum memiliki rumah, mengucap syukur. Kita dapat sukacita dan mengucap syukur karena tidak ada lagi kuk perhambaan yang membebani hidup kita.
- Jatuh cinta lebih dalam lagi pada Yesus
Mengenal dan mencintai pribadi Yesus lebih dari segalanya membuat kita mengerti arti dari mengucap syukur. Karena Yesus saja sudah cukup. Kita tidak akan dipusingkan oleh permasalahan dunia yang berpotensi menjadi kuk perhambaan.
- Berbuah
Pertobatan dari hati menghasilkan buah-buah yang nyata. Ketika kita bebas dari kuk perhambaan, buah-buah itu akan dapat kita hasilkan untuk dikecap banyak orang. Hidup kita pun dapat menjadi berkat.
- Menyerahkan segala sesuatunya pada Tuhan
Menyerahkan apa yang menjadi keinginan dan harapan yang memuaskan ‘daging kita’. Ketika kita menyerahkan sepenuhnya, kuk perhambaan itu akan terlepas dari ‘pundak rohani’ kita. Karena apapun yang kita serahkan untuk Tuhan, nama-Nya akan dipermuliakan.
Stop memakai kuk perhambaan yang membuat kita tidak bisa mengecap perbuatan ajaib Tuhan! Bangsa Israel tidak bisa merasakan tanah perjanjian karena mereka masih ingin memakai kuk perhambaan. Kita harus selalu yakin dan percaya bahwa rencana Tuhan selalu baik dan memenangkan hidup kita.
KUK PERHAMBAAN, NO
KETAATAN, YES
KETAATAN ADALAH KEMENANGAN YANG TERBESAR DALAM HIDUP KITA
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Sedang Proses
“…. Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku. Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.”
Ratapan 3:20-25
Pernahkah kita mengalami situasi seperti pada Ratapan 3:1-25 ? Dimana kita berusaha sekuat tenaga, tetapi seolah-olah Tuhan memberikan tembok besar yang tidak bisa kita terobos. Jika itu terjadi pada dirimu, percayalah bahwa Tuhan sedang melakukan sebuah proses, yaitu menghancurkan daging dan jiwa kita, supaya Roh Tuhan berkuasa atas hidup kita. Proses peremukkan itu indah untuk menciptakan sebuah pribadi yang berkenan di mata Tuhan. Kita semua boleh punya mimpi dan tujuan dalam hidup kita, tetapi sayangnya mimpi kita terkadang tidak sejalan dengan mimpi Tuhan. Sehingga Tuhan mengijinkan proses-proses yang berat supaya mimpi kita sejalan dengan mimpi-Nya. Tuhan adalah Roh, sedangkan kita manusia terdiri dari daging. Kita tidak mungkin menyembah Tuhan dan mengerti kerinduan Tuhan dengan daging kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Jangan Punya Roh Pasif
“Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”
Wahyu 3:15-16
Roh pasif berbicara tentang tidak berbuat apa-apa ketika Tuhan meminta kita untuk berbuat apa-apa. Sama halnya dengan kisah Raja Benhadad dan Raja Ahab dalam 1 Raja-Raja 20:1-5, diceritakan bahwa Raja Ahab mengalami intimidasi karena dirinya dikepung. Dia memberikan semua yang menjadi miliknya kepada Raja Benhadad tanpa perlawanan sama sekali. Inilah salah satu gambaran dari roh pasif/ suam-suam kuku. Banyak anak Tuhan melihat sebuah perkara dan membiarkannya begitu saja; itu yang disebut dengan roh pasif.
“Maka berkumpullah segenap umat Israel di Silo, lalu mereka menempatkan Kemah Pertemuan di sana, karena negeri itu telah takluk kepada mereka. Pada waktu itu masih tinggal tujuh suku di antara orang Israel, yang belum mendapat bagian milik pusaka. Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?”
Yosua 18:1-3
Kita sudah memiliki janji dari Tuhan. Tetapi jikalau kita hanya terpesona dan terbuai dengan nubuatan dan penglihatan tanpa melakukan apa-apa untuk mendapatkannya, kita tidak akan pernah bisa meraihnya. Mengapa Tuhan menunggu Samuel dilahirkan? Mengapa Tuhan tidak memakai generasi-generasi sebelumnya untuk menyatakan kemuliaan Tuhan? Karena Bangsa Israel tidak ada inisiatif untuk mencari Tuhan. Tidak ada satupun yang berdiri dan memecahkan kebuntuan. Tuhan menunggu Samuel, seorang yang mengerti isi hati Tuhan, yang dapat memecahkan keheningan surga, dan berjalan dalam kerinduan Tuhan.
Lalu berkatalah Elisa: “Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria.” Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: “Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?” Jawab abdi Allah: “Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.”
2 Raja-Raja 7:1-2
Roh yang meragukan kerinduan Tuhan dan roh pasif adalah roh yang berbahaya di dalam gereja Tuhan. Roh ini memiliki spirit seperti orang-orang Farisi. Kita mungkin hebat tentang Firman Tuhan atau pengetahuan agama kita, tetapi ketika kita tidak melakukan Firman Tuhan, kita adalah pembohong; kita tidak bertindak apapun, tidak memiliki gairah untuk kemuliaan nama Tuhan. Ketika kita tahu kerinduan Tuhan, tetapi tidak melakukannya, kita hanya akan melihat tetapi tidak dapat menikmatinya.
Bangunlah pelayananmu di hadapan Tuhan. Jika kita rindu membangun pelayanan kita di hadapan Tuhan, kita harus bertindak sesuatu. Sekecil apapun bagian kita, lakukanlah itu dengan segenap hati untuk Tuhan. Jika kita melakukannya, maka api akan turun dari sorga dan membakar setiap pelayanan kita. Tuhan tidak memakai orang-orang pandai, tetapi orang yang mau dipakai dan bersungguh hati kepada-Nya. Sudahkan anda melakukan pelayanan Kristus didalam hidupmu?
Hatimu adalah tempat bagi Roh Tuhan. Jikalau hatimu tidak berkobar untuk Tuhan, kita sedang membuat Tuhan tidak diaktifkan dalam hidup kita.
Kita bisa melecehkan Bait Suci Tuhan. Bukan dengan perbuatan dosa, tetapi dengan tidak adanya pujian, penyembahan, dan pelayanan kepada Tuhan. Kita tidak boleh memiliki roh suam-suam kuku. Mari lumasi matamu dengan minyak dari Tuhan supaya kita dapat melihat apa yang Tuhan mau lihat. Pandang ladang-ladang Tuhan yang begitu luas di hadapanmu.
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Roma 12:11
Orang yang hidupnya berakar dan tertanam di dalam Tuhan pasti berbuah (Matius 13:18-23).
Apakah kita berdiam diri saja ketika Iblis berusaha mencuri banyak hal dalam hidup kita dan kita? Tidak akan terjadi apa-apa tanpa kita datang kepada Tuhan: berlutut, menjerit, menangis, dan berkata “Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Miliki Roh yang berapi-api seperti para rasul pada jaman dahulu. Hidup mereka dipenuhi dengan Roh Kudus dan berapi-api. Tunjukkan apimu! Bagaimana dunia bisa tahu kamu memiliki gairah mencintai Tuhan, jikalau kita hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa?
Orang yang memiliki roh pasif adalah mereka yang memiliki trauma dan luka yang mendalam
Mengapa banyak orang memiliki Roh Pasif? Pertama, karena mereka memiliki trauma dan luka yang mendalam. Bereskanlah trauma dan lukamu yang mendalam, sebab luka yang menjadi begitu besar membuatmu takut untuk melangkah kembali. Kedua, karena mereka terlalu sibuk dengan kejayaan masa lalu. Mereka membanggakan “ayah dan ibuku kaya… dulu kakekku konglomerat,” dsb. Kejayaan masa lampau akan membuat kita terlena, dan kita merasa bahwa kita akan baik-baik saja. Kita ini sedang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan; beritakan Injil sampai ke ujung-ujung bumi. Kita harus mempunyai visi untuk menjangkau dan merawat jiwa-jiwa bagi Kristus!
“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Matius 13:44-46
Sudahkah engkau melakukannya? Yesus adalah mutiara paling berharga bagi kita. Apakah kita sudah beri seluruh hidup kita untuk kemuliaan nama Tuhan? Jika engkau melihat Yesus hari ini, engkau akan melihat Yesus akan menjangkau yang letih lesu, berbeban berat, dan yang terhilang; Dia tidak membangun mimpi dan kerajaanNya sendiri. Dia menyelamatkan yang terhilang. Jikalau engkau memiliki Roh Kudus di dalam dirimu, tunjukkan itu pada dunia bahwa engkau sungguh-sungguh memiliki kasih Tuhan! Janganlah engkau menjadi orang yang hanya bisa berkata-kata, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam 2 Korintus 11:1-4, Paulus mengecam jemaat di Korintus. Mereka begitu pasif dengan Yesus lain yang diberitakan.Mereka menerima begitu saja tanpa perlawanan. Mereka pasif melihat setiap ketidakbenaran di sana; mereka tidak melakukan apa-apa.
Orang-orang Farisi tidak pernah peduli dengan orang-orang sakit di jalan. Mereka hanya mematuhi apa yang ada di dalam Kitab Taurat. Mereka tidak akan mau menolong orang lain pada hari sabat. Jangan menjadi kristen-kristen Farisi! Mereka begitu bangga dengan pengetahuan, padahal pengetahuan yang kita miliki akan lenyap. Tetapi kasih tidak berkesudahan. Apakah kamu memiliki kasih dalam hidupmu? Kristus adalah kasih. Barangsiapa tidak memiliki kasih, dia tidak memiliki Kristus.
Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
2 Timotius 4 :5
Tunaikan tugas pelayananmu! Mari menginjil dan menangkan jiwa-jiwa dengan apa yang kemampuan yang kita miliki. Tuhan sedang berusaha untuk memanggil Samuel-Samuel muda yang mau mendengarkan apa yang menjadikan kerinduan Tuhan. Pada zaman Para Rasul, mereka rela memberitakan Injil walaupun mereka dianiaya; mereka memiliki api yang murni dari surga. Apa kita akan membiarkan iblis mengambil alih keluarga kita? Tidak! Ayo bangkit dan lawan. Tidak ada Rasul yang membiarkan diri mereka tanpa melakukan perlawanan yang kudus karena ketidakbenaran.
Kerinduan Tuhan dimulai dari hari ini; Jangan tunggu besok. Buang roh pasif dalam hidupmu. Memenangkan jiwa adalah intipati dari kekristenan. Lahirkan generasi-generasi yang takut akan Tuhan, yang akan memporak-porakporandakan negeri ini. Aku mau berikan hidupmu utk Tuhan. Mari tunaikan tugasmu sebagai pemberita Injil dan akhiri pertandingan dengan baik dan benar. Marilah kita hidup untuk Kristus, dan jangan tidak melakukan apapun. Bawa Tuhan tinggal dalam hidup kita. Buat spirit yg berbeda, buat sukacita yang berbeda, dan layani dengan api dari sorga!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Tongkat yang Berbunga
Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.
Bilangan 17 : 1
Tongkat berbicara tentang otoritas, perkenanan Tuhan, dan apa yang sudah Tuhan berikan dalam hidup kita. Ada sebuah peristiwa di dalam perjanjian lama tentang tongkat Harun yang berbunga (Bilangan 17:1-13). Ada 12 tongkat yang dibagikan kepada suku-suku Israel, tetapi hanya 1 tongkat yang diperintahkan Tuhan untuk disimpan kembali sebagai tanda perjanjian Tuhan bagi umat-Nya.
Kala ini banyak anak Tuhan yang merasa dirinya sudah dewasa. Dia merasa bahwa dirinya sudah bisa memimpin. Adalah sebuah hal yang salah apabila pertumbuhan dipandang hanya berdasarkan dari berapa tahun seseorang melayani. Pertumbuhan kita dalam Tuhan bukanlah karena usia, tetapi pertumbuhan kita karena perkenanan dari Tuhan. Seringkali kita mempercayai orang-orang yang baru saja mengalami kelahiran baru yang masuk dalam persekutuan dan gereja Tuhan, lalu kita melihat dia begitu punya banyak skill dan berparas menarik, sehingga dengan mudahnya kita memposisikan dirinya sebagai orang yang dewasa rohani. Ini sangat berbahaya. Karena tongkat yang tidak bertunas tidak bisa dipakai Tuhan dan tidak berguna bagi siapapun.
Bagaimana supaya tongkat kita berbunga di hadapan Tuhan? Tongkat Lewi dan seluruh tongkat Israel dibawa ke rumah Tuhan, artinya berperkara di hadapan Tuhan. Kita perlu bawa tongkat kita kepada Tuhan dan berperkara kepada-Nya. Seperti Hizkia yang mengadukan perkaranya kepada Tuhan ketika Yerusalem hendak diserang oleh Sanherib.
Berkatalah mereka kepadanya: “Beginilah kata Hizkia: Hari ini adalah hari kesesakan, hari hukuman dan penistaan; sebab sudah datang waktunya untuk melahirkan anak, tetapi tidak ada kekuatan untuk melahirkannya.”
2 Raja-Raja 19:3
Perkataan Hizkia ini berbicara tentang banyak anak Tuhan yang sudah waktunya untuk melahirkan anak, tetapi tidak bisa melahirkan karena sudah tidak ada kekuatan. Ini adalah sebuah pernyataan yang sangat frustasi. Hizkia mengalami keletihan yang teramat sangat dalam menghadapi persoalan-persoalan yang harus dihadapinya. Tetapi yang dilakukan Hizkia adalah berperkara dengan Tuhan: Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; dan membentangkan surat itu dihadapan Tuhan.
Tuhan adalah setia. Dia setia dengan perjanjian-Nya kepada kita. Dia sekalipun tidak pernah meninggalkan pekerjaan tangan-Nya. Bangsa Israel adalah bangsa yang dipilih Tuhan, meskipun mereka bangsa yang tidak percaya pada Yesus Kristus hingga saat ini. Karena Tuhan punya perjanjian dengan bangsa itu. Mereka selalu ketika mengalami masalah, mereka selalu datang kepada Tuhan Yahweh. Ketika kekeringan melanda mereka, menteri agama beserta dengan rakyatnya bersama-sama berdoa meminta hujan. Mereka suka berperkara di hadapan Tuhan.
Berperkara pada Tuhan mengingatkan Tuhan lagi tentang perjanjian-Nya. Hati seperti ini yang Tuhan mau. Begitu banyak orang memiliki banyak kesempatan, namun membiarkan orang lain mengambil kesempatan itu. Hatinya biasa-biasa saja dan membiarkannya meskipun itu diperuntukkan untuk mereka. Apa perjanjianmu dengan Tuhan? Bawalah dan perkarakan itu dihadapan Tuhan.
Pernahkah kamu punya keberanian untuk menagih kepada Tuhan untuk mengingatkan Tuhan dengan perjanjian-Nya kepadamu? Hizkia terpuruk dengan ancaman dari musuh dan dia tidak memiliki kekuatan lagi untuk melawan. Hizkia datang kepada Tuhan, dan dia mengingatkan Tuhan dengan perjanjiannya dengan Tuhan. Bagaiamana ketika kita lemah? Ketika kita lemah, kita perlu datang dan berperkara kepada Tuhan.
Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; dan membentangkan surat itu dihadapan Tuhan. Hizkia berdoa di hadapan Tuhan dengan berkata: “Ya Tuhan, Allah Israel, bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi; Sendengkanlah telingaMu, ya Tuhan, dan dengarlah; bukalah mata-Mu, ya Tuhan, dan lihatlah; dengarlah perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mengaibkan Allah yang hidup.
2 Raja-Raja 14-16
Hizkia datang kepada Tuhan, dan seolah berkata, “Mari kita berperkara. Tuhan, lihatlah ada orang yang mendustai dan mengancam kami dengan mengaitkan perjanjian-Mu atas kami. Oleh karena itu, hari ini juga, kami berperkara dihadapan-Mu. Ingatkah Engkau akan kasih-Mu di waktu aku masih muda. Ingatkah Engkau, Tuhan?” Allah Israel adalah Tuhan yang setia. Tuhan tidak pernah mencabut perjanjian yang diberikan-Nya. Ketika Hizkia berperkara kepada Tuhan, Tuhan meluputkan Yerusalem dari tangan Sanherib. Itulah anugerah dan kesetiaan Tuhan. Mungkin pada waktu itu, Yerusalem dalam keadaan yang tidak baik. Tetapi kita perlu perkatakan Firman Tuhan, sebab Firman Tuhan tidak pernah berdusta.
Ketika kita berperkara di hadapan Tuhan, tongkat yang ada di tangan kita akan mulai bertunas. Mengapa tongkat Lewi yang bertunas? Sebab Lewi senantiasa berperkara dengan Tuhan. Mereka selalu mendapat penjagaan dari Tuhan. Kita semua punya tongkat. Mari bawa tongkat itu dihadapan Tuhan dan berperkaralah. Setelah kita berperkara, lihatlah ada penyertaan Tuhan yang ajaib dalam hidup kita.
Masa lalu kita tidak mempengaruhi tongkat kita bertunas atau tidak. Jadikan masa lalu kita pelajaran berharga. Kita punya otoritas dan tidak bergantung dari masa lalu kita. Tetapi tongkat yang kita miliki janganlah hanya kita jadikan souvenir atau kita jual. Bawalah tongkatmu dan perkarakan itu di hadapan Tuhan. Berperkara itu artinya mengingatkan Tuhan; Tuhan tidak akan marah. Kita harus tahu prinsip mengetuk pintu. Tidak ada dalam alkitab dikatakan bahwa kita hanya boleh mengetuk pintu sekali saja. Dikatakan bahwa, ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagi kita.
Tongkat berbicara otoritas. Mari kita bawa dan doakan itu supaya otoritas yang kita miliki bertunas, berbunga, dan berbuah badam bagi Tuhan. Buah badam adalah sejenis kacang almond. Kulitnya keras, tetapi rasanya enak. Jangan lihat buah dari luarnya saja. Saat ini begitu banyak buah-buah palsu yang menarik perhatian. Tetapi isi lebih baik daripada kulit yang tidak dapat kita nikmati. Kita perlu berfokus pada “isi” daripada “kulit” semata.
Mari perkarakan tongkatmu dan biarlah itu bertunas, berkuncup dan berbunga bagi Tuhan. Apapun yang kita hadapi, perkarakan itu kepada Tuhan. Setelah itu, serahkan semua kepada Tuhan.
Apa yang sedang kau gumulkan? Perkarakan itu dihadapan Tuhan. Gunakan otoritas dari Tuhan untuk memenangkannya. Milikilah tongkat yang berbunga bagi Tuhan!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane (Holy Spirit Series #2) : Mengenal Suara Roh Kudus
Roh Kudus adalah Roh Allah yang tinggal di dalam hati kita. Dia adalah penghibur dan kekuatan kita. Dia adalah pribadi yang lembut; Dia bisa bersukacita, Dia juga bisa didukakan. Ketika kita jatuh dalam dosa, Dia didukakan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane (Holy Spirit Series #1) : Karunia Roh Kudus Masih Ada
Dalam kehidupan ini, ada peristiwa-peristiwa yang dapat diulang, tetapi ada juga yang tidak dapat diulang kembali. Misalnya peristiwa Yesus disalib. Itu hanya akan terjadi sekali saja. Demikian juga dengan peristiwa turunnya lidah-lidah api ke atas para rasul yang dapat kita baca kisahnya di Kisah Para Rasul 2; itu tidak akan pernah terjadi lagi. Tetapi juga ada peristiwa-peristiwa tertentu yang bisa diulang dan berkesinambungan.
Akan tetapi pada hari-hari terakhir-demikianlah Firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orang tua akan mendapat mimpi
Kisah Para Rasul 2:17
And it shall come to pass in the last days, says God, That I will pour out of My Spirit on all flesh; Your sons and your daughters shall prophesy, Your young men shall see visions, Your old men shall dream dreams.
Acts 2:17
Maksud dari kata nubuat yang disampaikan oleh Petrus berbicara tentang kebenaran Firman Tuhan yang memerdekakan. Kata-kata Petrus ini dikutip dari perkataan nabi Yoel yang merupakan peristiwa present continues, yaitu peristiwa yang akan terus berlanjut dan berkesinambungan sampai kedatangan Tuhan.
Demikian juga dengan mujizat. Mujizat masih ada dan terjadi sampai kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Maka dari itu, mimpi dan penglihatan yang datangnya dari Tuhan juga masih ada. Ketika Roh Kudus turun ke bumi, manusia memperoleh karunia pengenalan akan Dia. Mujizat bukan terjadi karena hamba Tuhan, tetapi mujizat terjadi kepada siapapun yang berharap kepada Tuhan. Mujizat masih ada. Karena itu, janganlah kita merampas pengharapan anak Tuhan untuk memperoleh mujizat itu. Tetapi kita harus tetap berfokus kepada Tuhan yang memberikan mujizat, diatas mujizat itu sendiri.
Munculnya gambaran mimpi yang tidak berasal dari Tuhan karena seringkali kita mendengar banyak kesaksian yang tidak bertanggungajawab. Mereka merekayasa mimpi dan penglihatan untuk menciptakan sebuah brand, dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengikutnya semata. Karena itu, kita perlu menguji segala sesuatu sesuai dengan Firman Tuhan, sebab tidak semua kesaksian yang nampaknya “rohani” benar-benar berasal dari Tuhan.
Kebenaran adalah kebenaran. Separuh kebenaran adalah ketidakbenaran. Kebenaran yang ditambahkan bukanlah kebenaran.
Pengetahuan terus bertambah. Maka marilah kita belajar Kekristenan yang tidak hoax dan sungguh-sungguh. Kekristenan yang hoax adalah kekristenan yang menyenangkan daging manusia saja. Tetapi dalam kekristenan yang benar, Tuhan bukan Tuhan yang selalu memberikan apa yang kau inginkan. Kekristenan hoax membuat banyak anak Tuhan merasa bahwa jalannya lurus, tetapi sebenarnya berujung kepada maut. Mari kita memuji dan menyembah Tuhan. Bukan supaya Tuhan memberikan semua yang kita inginkan, tetapi karena kita sungguh-sungguh mencintai Tuhan.
Kala ini begitu banyak mujizat palsu. Gereja masa kini menjadi “panggung pertunjukan”. Pada jaman Yesus, ketika Ia mengadakan mujizat dan kesembuhan, orang yang lumpuh seketika melompat dan mata yang buta seketika dapat melihat. Namun, di jaman kini begitu banyak trik dalam KKR-KKR kesembuhan. Seolah-olah mereka benar-benar sembuh dan dipertontonkan di depan banyak orang. Tetapi janganlah kita menjadi hambar ketika melihat ada banyak mujizat palsu dalam “panggung pertunjukkan”, sebab mujizat yang asli pun masih terjadi.
Siapakah Roh Kudus? Roh kudus adalah pribadi Tuhan. Dia adalah Roh Tuhan sendiri yang dikaruniakan kepada kita semua untuk memberikan pertolongan, kekuatan, dan penghiburan. Roh Kudus juga yang memampukan para misionaris. Mereka menderita aniaya, tetapi mereka menjalaninya dengan sukacita karena ada Roh Allah dalam diri mereka. Karena itu masih ada pengharapan, masih ada mujizat. Janganlah kita kehilangan pengharapan kita. Bersama dengan Roh Kudus yang menghibur kita, Dia yang memampukan kita untuk bangkit dan berdiri ketika dunia meminta kita berhenti.
Bahasa roh tidak selalu diungkapkan dengan bahasa lidah. Menangis juga merupakan bahasa roh kita kepada Tuhan. Bahasa roh tidak selalu harus diucapkan, karena Roh kudus ada dalam setiap kita. Saat kita percaya kepada Roh Kudus, dalam air mata kita, Dia bersaksi dan mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan.
Mari koreksi hati kita, karena dari sanalah terpencar kehidupan kita. Roh Kudus ada di dalam diri kita. Karena Roh Tuhan ada dalam diri kita, Dia yang akan membantu kita untuk bersaksi kepada orang lain. Mari kita bersaksi kepada orang lain dan undang mereka untuk mengenal kebenaran Firman Tuhan yang sejati. Teruslah setia, bertahan, dan berharap kepada-Nya. Pengharapan kita di dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Roh Pencideraan
Sekarang, aku menasihatimu, Saudara-Saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus agar kamu semua mengatakan hal yang sama supaya tidak ada perpecahan-perpecahan di antara kamu, melainkan agar kamu diperlengkapi dalam pikiran yang sama dan dalam pendapat yang sama. Sebab, telah diberitahukan kepadaku mengenai kamu, Saudara-saudaraku, keluarga Kloe, bahwa ada pertengkaran di antara kamu. Maksudku sekarang adalah kamu masing-masing berkata, “Aku dari Paulus,” dan, “Aku dari Apolos,” dan “Aku dari Kefas,” dan “Aku dari Kristus.” Apakah Kristus terbagi-bagi? Apakah Paulus disalibkan untukmu? Atau, apakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?
Aku bersyukur kepada Allah bahwa aku tidak membaptis seorang pun dari kamu, kecuali Krispus dan Gayus, supaya jangan ada satu pun yang dapat mengatakan bahwa kamu dibaptis dalam namaku. Aku juga membaptiskan seisi rumah Stefanus; selebihnya, aku tidak tahu apakah aku telah membaptis orang yang lainnya. Sebab, Kristus tidak mengutus aku untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil, bukan dalam hikmat kata-kata, supaya salib Kristus tidak dibuat sia-sia.
1 Korintus 1:10-17
Roh pencidera adalah roh pemecah yang saling menyakiti satu dengan yang lain.
Rasul Paulus memperingati jemaat di Korintus, karena mereka membanggakan kelompok mereka sendiri. Banyak anak Tuhan yang menyakiti satu dengan yang lain karena merasa dirinya paling benar. Mereka merasa gerejanya atau kelompoknya yang paling sempurna. Ini adalah bagian dari tipu daya dari roh pemecah dalam gereja Tuhan. Hari-hari ini begitu banyak gereja yang mengagung-agungkan hamba Tuhannya dan menganggapnya yang paling hebat dari yang lain, sehingga menjatuhkan hamba Tuhan lainnya dengan tuduhan-tuduhan yang tidak bertangguiingjawab. Inilah yang menyebabkan perpecahan di dalam gereja-gereja Tuhan. Bahkan banyak hamba Tuhan yang mengambil jemaat yang telah ditanam oleh hamba Tuhan yang lainnya dengan cara-cara yang salah, sehingga tidak heran banyak jemaatnya yang mengalami kepahitan.
- Published in The Shepherd's Voice