Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup Ini adalah Hidup Bagi Kerinduan Hati Tuhan
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.” (Matius 5:13)
Mengapa garam merupakan hal yang penting dalam sebuah masakan? Karena garam memiliki rasa yang sangat kuat. Ketika kita memakan sesuatu yang diberi garam di dalamnya, maka lidah kita akan merasakan rasa asin terhadap makanan itu. Tentu saja itu terjadi secara otomatis, karena lidah kita memang dirancang untuk peka terhadap rasa. Tidak ada seorangpun yang tidak mempunyai kepekaan terhadap sebuah rasa, tidak ada seorangpun yang tidak mempunyai lidah yang peka, kecuali orang itu sedang sakit.
Ketika kita datang ke gereja, saat kita hadir dalam sebuah persekutuan orang percaya, apakah kita sudah mempersiapkan hati kita untuk peka kepada Tuhan? Apakah hati kita masih merasakan kerinduan Tuhan dalam hidup kita? Musim boleh berlalu, tetapi seharusnya kerinduan hati Tuhan terus kita rasakan dalam hidup kita. Jika tidak, maka sesungguhnya kita telah kehilangan sesuatu yang baik dalam hidup ini.
Menjadi tidak peka terhadap rasa merupakan hal yang tidak menyenangkan, karena segala sesuatunya akan terasa hambar, sekalipun sesuatu yang kita makan itu penuh dengan rasa yang seharusnya bisa kita nikmati. Menjadi orang yang kehilangan rasa merupakan hal yang buruk yang bisa terjadi dalam hidup ini. Apakah kita sedang sakit hari-hari ini? Apakah kita orang-orang yang sedang kehilangan rasa?
Kita adalah garam dunia (Matius 5:13)
Kita bukan hanya bisa merasakan rasa, tetapi kita seharusnya menjadi rasa itu sendiri. Kita seharusnya menjadi dampak dan berkat yang bisa dirasakan dan dinikmati oleh orang lain. Hidup kita haruslah menjadi kegerakan bagi Tuhan. Hanya rasa haus akan kerinduan hati Tuhan yang bisa membuat kita terus ada di dalam kerinduan hati-Nya. Apakah hati kita masih haus akan kerinduan hati-Nya? Ketika Tuhan memberikan sesuatu di dalam hidup kita, apakah respon kita? Pernahkah kita bertanya kepada Tuhan, “Apa yang Kau mau Tuhan di dalam hidupku?” Ketika kita meminta sesuatu kepada Tuhan dan Tuhan menjawab “Tidak”, apakah kita menjadi orang yang sakit hati ataukah kita percaya kepada kasih Tuhan?
Ada 3 hal yang perlu kita miliki supaya kita mengerti rencana Tuhan di dalam hidup kita:
Pertama, kita perlu memiliki indra perasa yang peka di dalam hati kita untuk selalu haus akan kerinduan Tuhan.
Kita perlu selalu mencari kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Jangan biarkan hati kita menjadi mati rasa! Sesuatu hal yang menyedihkan kalau hati kita tidak bisa lagi merasakan kerinduan Tuhan. Berbahagialah kalau hari-hari ini hati kita sedang dibentuk Tuhan. Bahkan kalau hari-hari ini hati kita sedang hancur, merasakan sakit, atau merasa tidak nyaman, karena proses yang sedang kita alami, tetapi itu artinya kita masih bisa merasakan sesuatu.
Kedua, kita perlu memiliki kacamata-Nya Tuhan.
Sekitar tahun 1990, seorang uskup gereja bernama Milton Wright menghadiri sebuah pertemuan gereja-gereja methodis. Di sana ia mendengarkan seorang rektor yang berbicara bahwa suatu saat manusia akan terbang seperti burung. Milton Wright yang menolak hal tersebut, berbicara kepada anak-anaknya untuk tidak mendengarkan perkataan rektor tersebut, karena Milton Wright merasa bahwa hal tersebut bertentangan dengan Firman Tuhan. Tetapi yang tidak pernah disangka bagi Milton Wright, bahwa anak-anaknya tidak sependapat dengannya dan bahkan menjadi penemu pesawat terbang yang hari ini kita kenal dengan sebutan Wright Bersaudara. Anak-anaknya bisa menangkap kebenaran yang ayahnya tidak bisa tangkap saat itu. Seringkali kita menggunakan kacamata kita sendiri terhadap segala sesuatu yang Tuhan berikan dalam hidup kita, dan kita selalu salah. Kita perlu menggunakan kacamata-Nya Tuhan.
“Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku “Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu.” Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.” (Wahyu 10:9-10)
Ketiga, kita harus memiliki hati yang siap untuk menerima kebenaran, baik itu pahit atau manis bagi kita.
Mungkin kebenaran Tuhan itu tidak nyaman bagi kita, tetapi percayalah kebenaran Tuhan itu akan memerdekakan kita. Kebenaran Tuhan itu menyembuhkan dan memulihkan kita. Dengarkan suara Tuhan! Jangan biarkan pikiran dan hati kita dipenuhi oleh hal-hal yang bukan dari Tuhan, sehingga kita membuang waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan dalam hidup kita. Ingatlah, hidup ini hanya sementara. Biarkan hidup kita berkarya bagi Tuhan selama kita ada di bumi ini. Jangan sampai dosa dan cinta akan dunia yang menjadi fokus hidup kita. Percayalah rencana dan kehendak Tuhan adalah yang terbaik.
Suatu saat, ada seorang misionaris yang ingin mendirikan sekolah Alkitab, ia mendengar suara Tuhan. Tetapi saat itu, itu hanya mempunyai sedikit biaya, sedangkan yang dibutuhkan untuk mendirikan sekolah Alkitab membutuhkan biaya yang begitu besar. Di tengah kebingungan, di dalam pikirannya mulai muncul pertanyaan-pertanyaan tentang apakah benar apa yang ia lakukan atau justru ia sedang berada di jalan yang salah. Namun, suatu ketika ia bertemu dengan seorang penginjil di daerah tersebut. Ia menceritakan segala hal yang ia dapat dari Tuhan dan apa yang ia rasakan saat itu kepada penginjil tersebut. Kemudian, penginjil tersebut mengajak misionaris untuk mulai melangkah, sebuah langkah awal yaitu mulai membeli bahan-bahan bangunan untuk membangun sekolah Alkitab tersebut.
Karena misionaris tersebut juga tidak tahu apa yang harus dilakukan, akhirnya ia mengikuti saran penginjil tersebut, meskipun dengan berat hati karena ia tahu bahwa persediaan biaya yang ia miliki sangat terbatas dan sangat tidak masuk akal kalau harus dihabiskan untuk membeli bahan-bahan bangunan. Tetapi di saat mereka berdua mulai mengerjakan sesuatu, di suatu ketika, mereka bertemu dengan seorang tentara yang sedang lewat. Mereka tidak mengenal tentara tersebut, tetapi tiba-tiba tentara itu berkata bahwa misionaris tersebut merupakan jawaban doanya. Tentara itu mengatakan bahwa ia mendapatkan sebuah mimpi yaitu seseorang yang wajahnya sangat mirip dengan wajah misionaris tersebut. Lalu, kemudian tentara tersebut memberikan sebuah bungkusan kepada mereka berdua. Yang luar biasa, bungkusan itu berisi sejumlah biaya yang dibutuhkan untuk membangun sekolah Alkitab.
Kita memang terbatas, tetapi ingatlah kita punya Tuhan yang tidak terbatas. Tuhan tidak pernah berhenti akan pekerjaan-Nya. Jika Tuhan yang mengutus kita, percayalah Dia Tuhan yang akan menyelesaikannya bagi kita.
Yang kita harus lakukan adalah percaya dan mulai melangkah. Seperti pepatah yang mengatakan, “Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah.” Ketika kita tahu kehendak Tuhan dan kita mulai bergerak, di saat itulah dimulai perjalanan kita bersama dengan Kristus. Terkadang kita terlalu banyak berpikir sehingga diam di tempat dan tidak melangkah. Untuk mengerjakan kerinduan Tuhan dalam hidup kita, dibutuhkan langkah iman. Serahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan.
1 Petrus 5:7 “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
Sekalipun saat ini kita masih punya begitu banyak hal perlu diproses dalam hidup kita, belajar menyerahkannya kepada Tuhan. Percayalah, Tuhan sanggup mengubahkan hidup seseorang.
Saat Leonardo da Vinci meluki “The Last Supper” ia mencari sosok-sosok yang sesuai untuk dijadikan wajah Yesus dan para muridNya. Ia bertemu dengan seorang pemuda yang sedang melayani di sebuah gereja. Ia menjadikannya sebagai model wajah Yesus karena wajahnya memancarkan kasih dan belas kasihan. Sampai akhirnya setelah bertahun-tahun, tersisa sosok wajah Yudas yang belum ia temukan. Setelah lama berkeliling, ia menemukan seseorang yang cocok menjadi wajah Yudas, seorang narapidana yang dijatuhi hukuman mati sebagai penjahat dan pembunuh, seorang pria dengan punggung yang bungkuk dan wajah berkerut, seperti orang yang sedang tersiksa, sangar dan menakutkan. Setelah melukis wajahnya, Leonardo sangat terkejut karena pria itu adalah pria yang sama yang dijadikannya sebagai model wajah Yesus.
Dosa bisa mengubah kehidupan seseorang. Dosa bisa membuat seseorang yang mencintai Tuhan dan melayani Tuhan, menjadi seseorang yang penuh kepahitan dan kebencian.
Galatia 3:3 “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?”
Jangan biarkan hati kita menjadi hambar, kehilangan rasa peka akan kerinduan hati Tuhan. Selagi ada waktu dan kesempatan, berkarya buat Tuhan. Layani Tuhan dengan penuh sukacita. Biarlah hidup kita menjadi hidup bagi kerinduan hati Tuhan.
Ps. Daniel Hadi Shane (Minggu, 20 Februari 2022)
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kembali di Titik Nol
Ada yang berkata bahwa iblis sudah tidak ada dan selesai sampai di Alkitab dan kita sudah selamat. Namun Alkitab mencatat bahwa peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, melainkan penguasa-penguasa di udara.
Setelah Yesus naik ke surga dan nantinya turun kembali, para rasul masih terus berhadapan dengan penguasa-penguasa di udara. Penguasa-penguasa di udara adalah iblis dan roh-roh kegelapan yang terus berusaha menarik kita berbelok dari rencana Tuhan dengan cara membuat manusia menggangap segala sesuatu di pikiran kita seperti suara Tuhan. Hanya orang yang bergaul dekat dengan Tuhan yang bisa membedakan dan mengenalinya.
Pada tahun ini, kita akan mengalami perkenanan Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita. Tuhan akan memberikan visinya untuk setiap kita, kita akan mengenal rencana dan kerinduan Tuhan dengan jelas.
Visi adalah penerang. Jalan kita dulu yang gelap, akan diberikan penerang oleh Tuhan. Kita bisa menolak visi dari Tuhan karena kita tidak suka, kita tidak nyaman. Karena itu, dibutuhkan kerendahan hati untuk melihat visi dari Tuhan.
Kita bukan hanya fans dari Tuhan Yesus, tetapi kita adalah anak-anakNya.
Follower adalah kemanapun Tuhan pergi, kita pergi. Fans adalah Ketika Yesus membuat keramaian, kita berbondong-bondong melihat. Tetapi kita adalah murid Kristus. Suka tidak suka, hati kita akan dibentuk oleh Tuhan dan diperbarui pola pikir kita yang lama. Seorang fans, meskipun ia mengikuti Yesus kemana-mana, ia tidak mengalami pembaruan pola pikir dan hidupnya tetap sama, tidak ada pengaruh dari Tuhan Yesus yang berimbas dalam dirinya, karena hidupnya suka-suka dia saja, bukan suka-suka Tuhan. Murid yang sejati benar-benar mendedikasikan hidupnya untuk sang Guru, yaitu Yesus.
Keadaan bisa berubah kapan saja, apalagi saat-saat pandemi seperti ini. Tetapi ketika kita percaya kepada Tuhan, perkenanan yang hebat dan luar biasa akan terjadi dalam hidup kita.
Dalam badai yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, Tuhan bisa memberikan penglihatan yang lebih jelas. Pandangan kita yang buram karena badai akan diperjelas oleh Tuhan. Tuhan perbaiki penglihatan kita yang buram karena badai, kita akan dapat melihat lebih jelas dalam badai itu. Jangan lagi kita mengandalkan pemikiran-pemikiran kita, karena pikiran Tuhan tidak terselami.
Mungkin kita merasa mengambil waktu untuk berbicara dengan Tuhan itu sia-sia. Kita merasa bisa menggunakan waktu itu untuk bekerja dan memperlebar kerajaan Tuhan. Tapi, orang yang bekerja keras dengan otot dan otak akan kalah dengan orang yang bekerja dengan mengandalkan Tuhan dan hikmat dari Tuhan. Ketika kita mengutamakan Tuhan dalam segala sesuatu, Tuhan akan memberikan hikmatNya. Hikmat itulah yang akan membuat pekerjaan kita berjalan baik, bahkan sangat baik, lebih daripada kita bekerja keras mengandalkan otot dan otak kita. Perkenanan Tuhan ada bagi orang-orang yang mengutamakan dan mengandalkan Dia.
Hari-hari ini benar-benar sudah hari-hari terakhir akan kedatangan Tuhan. Bumi akan ditimpa kemalangan dan sakit penyakit. Kitab Wahyu mulai digenapi sedikit demi sedikit. Kita butuh perkenanan Tuhan. Perkenanan Tuhan akan memberikan kita hikmat. Hikmat akan membantu kita melewati badai. Cara mendapatkan perkenanan Tuhan adalah mengutamakan Tuhan dalam segala sesuatu.
Meminta bukanlah hal yang salah. Sebagai anak, meminta kepada adalah wajar. Justru sebuah hal yang aneh jika anak tidak pernah meminta kepada orangtuanya. Dikabulkan atau tidak, semua kembali kepada Tuhan karena Tuhan tahu yang terbaik bagi setiap kita.
Yeremia 7 berbicara teguran Tuhan atas bangsa Israel dan menginginkan mereka kembali ke titik nol.
Terkadang Tuhan mengijinkan kita untuk gagal. Kita mencoba dengan berbagai cara, namun tetap gagal. Kita kebingungan dan panik, apa yang harus kita lakukan. Kita seakan kembali ke titik nol, ke titik mula-mula sebelum kita memiliki segalanya.
Setiap orang punya titik nol dalam kehidupannya, termasuk dalam hal rohani sekalipun. Kita merasa sudah intim dan dekat dengan Tuhan. Kita punya status sebagai gembala, pelayan Tuhan, pemimpin rohani. Kita melayani dengan luar biasa, tetapi tiba-tiba kita merasa begitu hambar. Meskipun orang-orang yang kita layani merasa diberkati, tapi kita sendiri merasa hambar.
Terkadang, kita harus kembali ke titik nol, meninggalkan segala yang kita miliki. Semua terasa sulit ketika kita telah merasa nyaman dengan keadaan yang bagi kita ideal. Tetapi, kita harus ingat bahwa titik nol itu bukanlah untuk menghancurkan kita. Justru dalam titik nol itulah, kita dikembalikan dalam ketergantungan akan Tuhan. Tuhan mau bawa kita ke titik nol agar kita bisa terbang lebih tinggi bersamaNya.
Titik nol berarti kita memperbaiki cara pandang kita pada kerinduan Tuhan.
Banyak orang di rumah Tuhan memuji-muji nama Tuhan dengan luar biasa, seakan dirinya sangat intim dengan Tuhan, tapi dalam kehidupannya, ia begitu jauh dari Tuhan. Gereja memang bukanlah tempat orang-orang suci, melainkan orang-orang berdosa yang bersedia dibentuk dan dimurnikan oleh Tuhan.
Tuhan menentang ibadah tanpa kesungguhan kepadaNya. Memakai topeng agar terlihat intim dengan Tuhan padahal sebenarnya sangat jauh Tuhan. Banyak orang yang berada dalam gereja, mendengar Firman, namun tidak mau Firman itu masuk lebih dalam dan mengubah kehidupannya. Mengetahui panggilan Tuhan, tapi tidak mau masuk dalam panggilan itu.
Berhenti gosip, fitnah dan kepo yang tidak memberi faedah dalam kehidupan kita. Itu hanya akan menghalangi berkat Tuhan dalam hidup kita. Iblis akan memberikan panah-panah dusta kepada kita. “Kamu sudah kalah…” “Tuhan itu kudus, kamu tidak kudus, kamu sudah menajiskan bait suci Tuhan.” Firman Tuhanlah yang patut kita dengarkan. Apa kata Alkitab, itu yang kita ikuti karena itulah Firman Tuhan.
Buanglah semua kepahitan dalam hidup kita. Kepahitan tidak selalu muncul karena orang melukai kita, tapi bisa karena pikiran kita yang tidak benar, lalu kita menjadi pahit. Ada juga yang ikutan pahit karena cerita dari orang lain, padahal perkataan orang belum tentu benar. Tuhan tidak bertahta dalam kepahitan anak-anakNya. Mari kita belajar mengampuni dan bertobat. Kepahitan hanya akan menghalangi berkat Tuhan dalam hidup kita.
Tuhan tidak pernah menolak anak-anakNya, tapi kita perlu kembalikan sikap hati kita. Mari kita kembali ke titik nol, di mana kita bersungguh-sungguh bergantung kepada Tuhan. Kita ubah pola pikir dan cara pandang kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Korban Paskah Terakhir
Bacaan : Ibrani 10:1-9
Yesus adalah korban paskah terakhir
Tidak mungkin manusia dapat berkenan kepada Tuhan hanya dengan melakukan hukum taurat. Ketika manusia berusaha melakukannya, hanya kegagalan-kegagalan yang terjadi. Tuhan tidak menghendaki korban dari hukum taurat, sehingga Yesus turun menjadi manusia. Dia mengambil bagian dalam keseharian manusia, mengerti semua penderitaan dosa manusia. Ia mengambil bagian di dalamnya dan mencurahkan darahNya untuk menutupi semua hukum Taurat dan berkata sudah digenapi dan sudah selesai.
Kita semua telah ditebus dengan darah yang mahal.
Kecenderungan manusia adalah dosa, pikiran kita cenderung kepada dosa dan kelicikan. Kita bisa saja terlihat rohani, tetapi sebenarnya hati kita penuh dengan kelicikan yang kita bungkus dengan hal-hal yang rohani. Karena itu, segala kebaikan kita tanpa Kristus adalah kain kotor; Perbuatan benar kita tanpa Kristus adalah seperti kain yang tidak berguna. Karena itu Kristus menggenapi hukum taurat itu.
Ada 1 hukum yang tidak pernah ditemukan oleh orang-orang perjanjian lama, yaitu Yohanes 3 : 16:
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
Serahkan hidupmu sepenuhnya dalam tangan pemeliharaan Tuhan. Tuhan masih punya agenda denganmu, percayalah kepada Tuhan!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pemulihan Luka Hati Diawali dengan Kerendahan Hati
“Rendah hati mendahului Kehormatan. Tinggi hati mendahului kehancuran.” (Amsal 18:12-13)
Tinggi hati seringkali tidak disadari, tetapi tindakannya dapat dikenali
Dari gaya bicaranya sangat tinggi dan membuat segan, tetapi ternyata omongannya kosong dan tidak ada artinya. Ia tidak memandang dirinya perlu untuk belajar, sehingga ia akan sulit untuk dibentuk oleh Tuhan. Tidak bisa melihat kesalahannya sendiri, membuatnya cenderung berjalan di tempat. Padahal, kesalahan adalah sebuah hal yang wajar dan jika ia mau belajar dari kesalahan, Tuhan akan bawa dia semakin tinggi.
Orang tinggi hati biasanya memiliki luka dari masa lalunya, misalnya sering disalahkan dan dianggap lemah, sehingga cenderung berbicara lebih besar dari kualitasnya saat itu agar tidak direndahkan orang. Ia cenderung berbohong agar orang lain tidak dapat melihat kelemahannya.
Secara tidak langsung, orang yang tinggi hati adalah farisi rohani, berbanding terbalik dengan Kristus Yesus yang rela dihakimi untuk kesalahan yang tidak diperbuatNya.
Bagaimana cara memeriksa apakah kita memiliki luka dalam hati kita?
Tidak mau mendengar tentang seseorang/sesuatu.
Kita bisa saja tidak sadar kita memiliki luka dengan seseorang. Ketika mendengar nama seseorang/sesuatu, kita menjadi enggan dan tidak mau mendengar apapun tentangnya. Ekspresi dan mood kita runtuh seketika.
Senang membicarakan kejelekannya seseorang/sesuatu
Tanpa sadar, Ketika kita memiliki luka, kita senang membicarakannya, terutama jika orang-orang yang kita ceritakan memiliki luka yang sama. Perhatikan dengan siapa kita berkumpul dan menceritakan kehidupan pribadi kita! Perhatikan juga dengan cerita yang kamu dengar! Ada cerita yang membangun dan merusak. Berhenti mendengar cerita mereka meski dibungkus rohani karena tanpa sadar, hati kita juga ikut diliputi kebencian.
Selama bertahun-tahun, Kekristenan dibenci oleh beberapa kalangan, karena hal itu diceritakan bertahun-tahun, dibawa generasi ke generasi. Luka itu dapat ditransferkan kepada orang lain. Mari bereskan hati kita!
Bagaimana pulih dari luka hati?
-
Datang kepada sang Sumber Kasih
Untuk pulih dari luka dan pahit, yang pertama harus kita lakukan adalah datang kepada Tuhan sebagai Sumber Kasih. Belajarlah dalam perjalanan Bersama Tuhan, sebab Tuhan adalah kekuatan kita. Kesulitan dan tantangan yang ada adalah bagian dari proses Tuhan.
Banyak orang yang tinggi hati penuh luka masih hidup dalam masa lalunya. Datanglah dalam mezbah doa kita. Mezbah adalah tempat penyerahan korban, korbannya yaitu kedagingan dan keakuan kita. Dalam mezbah, kita akan dikuliti, diselidiki oleh Tuhan. Dikoreksi itu sakit, tetapi itu adalah awal dari pemulihan Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Jadilah pribadi yang mau selalu diubah dan disentuh oleh Tuhan.
-
Miliki kerendahan hati
Orang yang tinggi hati berbicara seolah mendirikan banyak hal, namun kosong. Sementara orang yang rendah hati seolah-olah tidak membangun apa-apa, namun ternyata mendirikan banyak hal.
Jangan memberi batasan pada Tuhan untuk memproses hidup kita. Kerendahan hati memampukan kita menerima karya Kristus yang tidak terbatas dan melampaui kelemahan kita. Orang yang rendah hati akan selalu mengandalkan Tuhan, karena ia tahu, tanpa Tuhan, ia tidak dapat berbuat apa-apa.
-
Jangan Berprasangka
Belajar untuk tidak berprasangka dan memberi label buruk pada setiap orang, termasuk mereka yang pernah berbuat jahat kepada kita sebab setiap orang bisa berubah. Seperti kita yang bisa berubah, demikian juga orang lain bisa berubah.
Mari kita menjaga hati kita dengan maksimal agar dapat memproses semua nutrisi dan racun yang ada.
Amsal 14:23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
-
Be positive
Berikan pembahasan yang baik terhadap suatu perkara buruk. Dengan demikian, kita menjadi berkat untuk diri kita sendiri dan orang lain.
Tuhan belum selesai dengan kehidupan kita. Oleh sebab itu, jangan membatasi Tuhan dengan kelemahan kita bahkan keadaan sekeliling kita.
Serahkan segala kekuatiran kita sebab Ia terlebih sanggup memelihara kehidupan kita dan menjadikan kita lebih dari pemenang. Carilah Pimpinan dan Tuntunan Tuhan maka semua akan ditambahkan oleh Tuhan sesuai dengan Hikmat dan KemuliaanNya sebab bagi Tuhan tak ada yang mustahil. Belajar untuk rendah hati dalam belajar dan menyerap semua informasi yang membangun. Tuhan rindu membawa kita ke tempat yang lebih besar lagi dimana Tuhan ingin ada karya indah sedang dikerjakan dalam hidup kita untuk Kemuliaan Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Jumat Agung Ps. Daniel Hadi Shane : Jumbai Jubah Yesus
Kebersamaan yang lama tidak menunjukkan bahwa kita bisa betul-betul mendapatkan hati seseorang. Kebersamaan yang lama juga tidak menunjukkan kita yakin dicintai.
Cinta adalah anugerah, namun dalam cinta kita juga akan mengalami rasa sakit.
Yesus merasakan apa yang manusia rasakan.
Jubah Yesus adalah jubah yang layaknya digunakan orang yahudi pada masa itu. Ada benang berwarna biru dan keunguan yang dikepang di keempat sudutnya, untuk mengingatkan akan hukum/ ketetapan Tuhan (Bil. 15:37-39).
Jubah Yesus itu berkuasa, jika kita mau mengambilnya. Artinya kita mengambil bagian dan hidup dalam Firman Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Tertawan karena Luka Hati
Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara. (Yesaya 61:1)
Luka kita di masa lampau yang terus menerus kita bawa, dan tidak pernah ada pemulihan, membuat kita terpenjara di dalamnya dan kita tidak pernah bisa mengalami masa depan penuh kemenangan.
Beberapa contoh luka yang dimiliki oleh anak-anak Tuhan :
Sulit menghargai keunggulan orang lain
Harus sempurna/ semua harus sesuai keinginan hatinya.
Pelayanan sebagai sarana mendapatkan pujian.
Tuhan sanggup membebaskan dan memerdekakan kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Skenario Tuhan
Seringkali kita membuat narasi kehidupan kita. Membuat chapter demi chapter dengan jalan pemikiran kita sendiri.
Beginilah firman TUHAN: “Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup (Yesaya 45:1).
Aku sendiri hendak berjalan di depanmu dan hendak meratakan gunung-gunung, hendak memecahkan pintu-pintu tembaga dan hendak mematahkan palang-palang besi (Yesaya 45:2)
Kita diperlengkapi Tuhan dengan senjata-senjata (Yesaya 45:4-5).
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kekuatiran yang Menghancurkan
Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah. (Mazmur 55 : 23)
Melalui mata Kita
Melalui pendengaran kita
Melalui hati kita
Semut atau Gagak?
Proses Tuhan itu Indah
Setiap perkara ada prosesnya, tidak ada yang instan. Menjadi sukses membutuhkan proses; Tetapi menjadi sukses bukan menurut ukuran kita, melainkan menurut ukuran Tuhan.
Apa yang kamu alami tidak ada yang terluput dari pandangan Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Jangan Takut, Teguhkan Hatimu!
Bacaan : Yosua 1:1-8
Seorang yang tawar hati melakukan segala hal hanya sebagai kewajiban, tidak ada gairah lagi di dalam apa yang dikerjakannya, semua hanya menjadi rutinitas semata.
Yosua 1:16-18
Yosua 2:1-4
Mari mengawali tahun ini dengan gairah kepada Tuhan. Cintai apa yang Tuhan cintai, benci apa yang Tuhan benci. Miliki kasih, karena kasih mampu mengembalikan seseorang kepada kebenaran, tanpa menjatuhkan nilai orang lain.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Berdamai
Bacaan: Markus 4:21-25
Tuhan menciptakan kita semua dengan keunikan masing-masing.
Menjadi diri sendiri, tetapi terus perbaiki diri.
Bersyukurlah dan berdamai dengan apa yang kita miliki. Kacamata bersyukur kita seperti terang di atas kaki dian. Kita bisa melihat segala sudut dengan kebaikan dan kacamata Tuhan. Dengan demikian hidup kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.
- Published in The Shepherd's Voice