Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Khotbah Nggak Menginjak Bumi???
“Duh khotbahnya nggak menginjak bumi!”
Mungkin kita sering mendengar, atau bahkan mengucapkan komentar seperti ini. Tetapi apa maksud dari khotbah yang menginjak bumi?
Seringkali orang menyebut khotbah tidak menginjak bumi karena tidak berbicara tentang berkat-berkat Tuhan, hubungan rumah tangga, pemeliharan Tuhan dan lain sebagainya. Mereka tidak nyaman karena isi khotbah tersebut mengusik dan meremukkan dagingnya, menghancurkan ego dan pikirannya, sehingga mengatakan khotbahnya tidak menginjak bumi. Jika menurut definisi tersebut, maka khotbah-khotbah Yesus dan para rasul adalah khotbah yang tidak menginjak bumi, karena yang dibicarakan adalah tentang Kerajaan Allah dan semua kebenarannya. Khotbah mereka tidak berbicara tentang berkat-berkat atau pemeliharan Tuhan secara terus menerus.
Kita seharusnya prihatin dengan orang-orang yang tidak pernah membaca Firman Tuhan dan tidak pernah mendalami Alkitab, sehingga ketika mendengar Firman Tuhan yang mengorek daging dan lukanya, ia akan mencemooh danberkata khotbah tidak menginjak bumi. Kebenaran Firman Tuhan dikotak-kotakkan, sehingga damai sejahtera yang diterima tidak utuh, karena berdasarkan suka dan tidak suka dengan Firman Tuhan yang disampaikan. Seharusnya yang menjadi filter adalah Roh Kudus, bukan hati kita suka atau tidak suka. Bagaimana mungkin Roh Kudus tidak suka ketika Firman Tuhan yang asli diberitakan.
Alkitab selalu berbicara tentang Kristus, dari Perjanjian Lama yang menceritakan kedatangan Kristus hingga Perjanjian Baru yang menyatakan pengharapan dan penggenapan dari kedatangan Kristus.
Jika definisi khotbah yang tidak menginjak bumi adalah khotbah yang berbicara tentang Kristus dan persiapan akan dunia yang akan datang, bumi yang baru, tentang Kerajaan Allah, maka Firman siapa yang kita dengar, firman yang bukan berasal dari Alkitab? Yesus siapa yang kita sembah jika bukan Yesus dari Alkitab yang kita bicarakan? Yesus yang kita ciptakan dari pikiran-pikiran kita sendiri untuk mengabulkan keinginan-keinginan kita kah? Keinginan kita untuk sukses, keinginan akan semua hal di dunia ini? Tuhan pasti bantu, Tuhan pasti sediakan, jika itu memang kehendak Tuhan. Saat di taman Getsemani, Yesus sendiri berkata bahwa bukan kehendakKu, tetapi kehendakMu yang terjadi dalam hidupku. Tuhan bukanlah pembantu atau pegawai untuk kita suruh-suruh seenak hati kita untuk memuaskan keinginan kita.
Paulus berkata jangan kumpulkan harta di bumi karena dimakan ngengat, tetapi kumpulkanlah harta di surga yang tidak bisa dimakan ngengat. Hidup kita seharusnya berbicara tentang Kristus, bagaimana hidup kita seharusnya memuliakan Tuhan.
Bukan terbalik, hidup kita dimuliakan oleh Tuhan. Tetapi khotbah yang seperti itulah yang disukai di akhir zaman ini. Banyak orang kagum dengan sosok hamba Tuhan melebihi Kristus itu sendiri. Padahal Paulus berkata bahwa kami tidak membawa pujian untuk diri kami sendiri, terkutuklah kami, kami membawa pujian untuk Kristus. Mari pelajari Firman Tuhan sungguh-sungguh, bukan Firman Tuhan berdasarkan organisasi. Penting untuk kita memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan.
Hati-hati dengan sosok-sosok hamba Tuhan yang Anda kagumi. Apapun yang diucapkan akan terasa benar di telinga, itu adalah ilmu dasar dari cuci otak. Jangan sampai kekaguman kita akan apapun di dunia ini, termasuk sosok hamba Tuhan, tentang gereja, melebihi kekagumanmu akan Kristus sehingga kita menutup telinga dengan pengajaran-pengajaran mereka yang menyesatkan. Jangan menambah atau mengurangi, bahkan memanipulasi kebenaran Firman Tuhan!
Jangan sepotong-sepotong dalam membaca kebenaran firman Tuhan. Dalam khotbah, haruslah eksegesa, yaitu dari Alkitab, kita keluarkan isi hati dan kerinduan Tuhan, bukan kerinduan kita sendiri kemudian mencari ayat pendukung dalam Alkitab yang mendukung ide dan pemikiran kita. Itu sama dengan mengubah maksud dari Alkitab. Isi Firman Tuhan haruslah berpusat kepada Kristus, bukan kepada diri sendiri atau organisasi. Jika demikian, kita sudah melakukan bidat dan penyesatan!
Dalam berbicara kebenaran, kita harus benar-benar move on dari masa lalu kita dan benar-benar menyampaikan isi hati Tuhan, bukan isi hati kita sendiri. Jika dulu punya masa lalu klenik dan okultisme, kemudian seluruh isi Alkitab dikait-kaitkan dengan klenik. Itu sebuah dosa besar, kita telah mengubah kebenaran Firman Tuhan. Di akhir zaman ini, begitu banyak rupa-rupa pengajaran yang beredar dengan mudah di sosial media, hati-hati! Jangan sampai kita lebih tertarik dengan sosok yang menyampaikan, bukan pada siapa yang disampaikan. Kita sudah jauh dari Tuhan!
Jika Roh Kudus sedang membuat hatimu meronta-ronta karena tidak pernah mendengar Firman seperti ini sebelumnya, cek hati kita. Apakah pengetahuan kita sebelumnya yang salah??
Banyak orang menikah karena terpaksa, misalnya karena usia atau karena tekanan orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tua atau teman-teman lingkungannya. Kejadian 29:15-31 menceritakan kisah seseorang yang menikah karena terpaksa.
Para pria, jangan memasuki hidup seorang wanita jika engkau tidak mau bertahan bersamanya seumur hidupnya. Para wanita, jangan mau dimasukki hatinya dengan pria yang tidak mau bersama selamanya denganmu. Sekali tubuhmu terikat, kamu bertanggung jawab untuk selama-lamanya.
Laban adalah seorang pebisnis yang hebat dan cenderung licik. Ia menjanjikan Yakub akan memberikan anaknya Rahel yang ia cintai jika ia bekerja padanya selama 7 tahun. Tapi setelah bekerja selama 7 tahun, bukan Rahel yang diberikan kepada Yakub, melainkan Lea dengan berbagai alasan. Namun demikian, meski ia tidak mencintai Lea, Yakub terus tidur dengan Lea, bahkan menghasilkan banyak keturunan dengannya.
Laki-laki bisa menikah dengan orang yang tidak ia cintai dan menghasilkan banyak anak, karena itu adalah naluri biologis. Naluri biologis bukanlah cinta. Jika seorang pria mau tidur dengan seorang wanita, itu bukan tanda cinta, itu hanyala naluri biologis. Jangan tertipu dengan mulut manis seorang pria, hanya karena ia mau tidur denganmu, itu tidak berarti ia mencintaimu. Lea berpikir, jika ia melahirkan anak, ia bisa dicintai suaminya. Ia melahirkan berkali-kali, mengalami sakit mengandung melahirkan berkali-kali dengan harapan Yakub akan mencintai dia. Tetapi sampai akhir, Lea tidak dicintai oleh Yakub.
Kejadian 30:1-13 Rahel memberikan budaknya agar bisa memberikan anak. Pada jaman dulu, budak yang melahirkan anak, statusnya menjadi anak tuan yang memiliki budak tersebut.
Kisah cinta segitiga antara Rahel, Lea dan Yakub ini mengerikan. Rahel dan Lea berlomba memberikan anak untuk menyenangkan suaminya. Mereka terus mengklaim bahwa mereka berbahagia karena telah menang dari saudarinya, tetapi kebahagiaan sejati bukan ketika menang atau kalah. Kebahagiaan sejati adalah ketika engkau mempercayakan hidupmu sepenuhnya kepada tangan Tuhan yang sedang merenda. Rahel tidak percaya diri dan merasa dicintai Yakub jika tidak memberikan anak, ia selalu merasa kalah dari kakaknya yang melahirkan banyak anak.
Keluarga muda yang belum mendapatkan anak, jangan merasa mereka yang sudah mendapat anak lebih berbahagia. Kita tidak pernah tahu kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi karena memiliki anak. Jangan bandingkan ceritamu denga cerita orang lain, karena setiap kita memiliki ceria indah di mata Tuhan. Berbahagialah dengan ceritamu di dunia ini dengan menggenapi rencana Tuhan dalam hidupmu.
Kejadian 30:14-24
Perlombaan untuk mendapat cinta tidak akan berbuah apapun. Tuhan mencintai kita dalam apapun keadaan kita. Kita tidak perlu berlomba dengan orang lain untuk mendapatkan cinta.
Kita tidak perlu berlomba mengumpulkan kekayaan agar kita dipandang terpandang. Keluarga yang mencintai Tuhan, sekalipun berkat kekayaan belum ada padamu, jika engkau menyerahkan hidupmu sepenuhnya dalam tangan Tuhan, Tuhan memandangmu sebagai orang yang berbahagia. Engkau telah memenangkan hatinya Tuhan. Banyak orang berlomba untuk mendapat kekayaan agar dipandang sebagai orang yang diurapi dan diberkati, sehingga fokus mereka berubah, tidak lagi kepada Tuhan yang memberikan berkat, melainkan kepada berkat-berkat saja.
Akhir kisah hidup Rahel yang tragis adalah ia meninggal setelah melahirkan Benyamin di usianya yang sudah tua. Karena ia terus merasa kalah dari kakaknya, ia tidak mempedulikan usianya yang tidak lagi muda dan berbahaya untuk tetap melahirkan anak. Padahal Rahel telah memenangkan hati Yakub, namun ia tidak percaya diri, ia masih meminta cinta dari Yakub yang sudah diberikannya. Bagi Yakub, Rahel adalah segala-galanya. Ia membuatkan mezbah untuk Rahel saat ia meninggal, membuktikan betapa ia mencintai Rahel.
Banyak orang yang tidak sadar bahwa Tuhan mencintaimu apa adanya, tanpa perlu berusaha menjadi orang lain, Tuhan mencintaimu.
Rahel berusaha seperti Lea dan Lea berusaha seperti Rahel. Rahel sudah dicintai oleh Yakub dengan semua keadaannya, tetapi ia masih meminta cinta dari Yakub. Ia tidak merasa aman dengan dirinya, sehingga ia berakhir tragis karena mengejar status. Sementara untuk Lea, ia rela melahirkan berkali-kali, mengalami sakit mengandung berkali-kali, tetapi sampai akhir, Lea tidak mendapatkan cinta Yakub.
Menikahlah dengan orang yang tepat. Ketika kamu menikah dengan orang yang tepat, kamu akan hidup berbahagia. Jangan menikah karena tekanan. Berusaha bukan berarti menjual diri untuk mendapat cinta. Berusaha dan berdoa, tetapi tetap memiliki integritas, tidak menerima pria atau wanita sembarangan.
Berbahagialah dengan jalan hidupmu. Jika ingin menikah, mintalah kepada Tuhan dan berserah kepadaNya. Jika Tuhan hendak mengabulkannya, bersyukurlah, jika tidak pun, tetap bersyukurlah. Lebih baik tinggal dalam keadaan daripada memaksakan diri untuk mendapat pengakuan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Karunia Roh Asli vs Palsu
Sebagai murid-murid Kristus kehidupan kita haruslah berbuah dan menjadi bau yang harum (Yohanes 15:8; 2 Korintus 2:15-16). Jika hidup kita tidak berbuah dan berbau harum maka itu berarti kita tidak mempermuliakan nama Tuhan. Seringkali kita tidak menjadi bau harum karena ada sesuatu yang busuk yang sedang kita sembunyikan seperti pelanggaran dan dosa-dosa kita. Bau harum dan bau busuk sama-sama bau tetapi keduanya memiliki rasa yang berbeda.
Bagi banyak orang yang pandai menyimpan berbagai jenis dosa dan pelanggaran, kelihatannya diluar ia berbuah banyak tetapi sesungguhnya berbau busuk.
Jika kita terus menyimpan bau-bau busuk dalam kehidupan kita maka lama kelamaan bau itu akan terus menyebar sehingga tidak bisa ditutupi dengan apapun akibatnya kita mencemarkan kekudusan dan kemuliaan nama Tuhan. Bau busuk tidak akan hilang jika terus ditutupi dengan bau-bau yang lain tetapi sumbernya tidak dihilangkan. Pada zaman dahulu ketika ada wabah dan perang, orang-orang yang meninggal dibakar untuk menghilangkan bau dan sakit penyakit. Demikian juga dengan kita, kita harus rela hidup ini dibakar oleh Tuhan untuk menghilangkan sumber bau itu yaitu setiap dosa-dosa serta pelanggaran kita sebagai korban sehingga yang nyata dalam kehidupan kita adalah bau harum dari Kristus.
Selalu ada korban pertama untuk memasuki rencana Tuhan dalam kehidupan kita dan hal itu tidaklah mudah.
Kita harus belajar fokus ke depan tanpa mendengarkan sekeliling kita yang tidak menyukai hal tersebut karena ada tujuan Tuhan yang indah yang telah ditetapkan bagi setiap kita anak-anakNya. Jika tidak ada orang-orang yang mau mempersembahkan hidupnya sebagai korban pertama untuk mengerjakan kerinduan Tuhan maka bau harum itu tidak akan nyata dalam kehidupan kita. Gereja CMC berdiri dengan begitu banyak manifestasi pelayanan yang ada didalamnya semuanya karena ada korban. Jika tidak ada korban pertama, tidak mungkin ada korban yang terakhir. Berbahagialah jika kita dikorbankan pertama kali karena kita menarik banyak orang untuk datang kepada Tuhan.
Kita bisa saja hanya sekedar menjadi follower dalam sebuah gereja yang sudah bagus dan luar biasa. Kita sekedar datang ke gereja, mengikuti ibadah, memberi persembahan dan dilayani lalu selesai tetapi sebagian dari kita menolak hal-hal tersebut karena menyadari bahwa Tuhan memiliki tujuan tersendiri dalam kehidupan kita. Tujuan hidup kita sebagai anak-anak Tuhan adalah untuk mempermuliakan nama Tuhan serta mengerjakan setiap apa yang menjadi kerinduanNya. Apapun misi dalam kehidupan kita yang diijinkan Tuhan untuk kita jalani sekalipun hal itu diremehkan oleh banyak orang tetapi bau Kristus akan tetap melekat dan nyata dalam kehidupan kita. Oleh karena itu hidup kita harus menjadi buku yang terbuka sehingga banyak orang bisa melihat Kristus didalamnya. Jangan sampai kita tidak memancarkan kasih dan kemurahan Tuhan tetapi malah memperlihatkan hal yang buruk seperti selalu telat dalam pelayanan, tidak pernah saat teduh, sering gonta ganti pacar dsb.
Segala kemuliaan yang kita kejar selama ini dan sudah kita dapatkan karena anugerah dari Tuhan harus betul-betul dinyatakan dalam kehidupan kita sehingga hidup kita dapat berbuah lebat.
Di dalam Yohanes jelas dikatakan dengan engkau berbuah banyak, engkau menjadi milik Kristus, tetapi bukan berarti berarti buah yang tidak banyak bukan milik Kristus tetapi buah yang banyak mempermuliakan nama Kristus.
Seringkali banyak orang tidak sungguh-sungguh mempermuliakan nama Tuhan tetapi hanya berusaha untuk mencitrakan diri sebagai orang-orang yang diberkati dan diurapi oleh Tuhan sehingga namanyalah yang semakin dipermuliakan. Musik, suasana gereja dan dorongan hamba Tuhan digunakan sebagai pendukung untuk memperlihatkan seolah-olah semua orang mendapatkan karunia dari Roh Kudus. Hal ini tidaklah benar, untuk mendapatkan karunia dari Roh Kudus tidak perlu intervensi tangan manusia atau suasana yang dibangun sedemikian rupa karena karunia adalah pemberian dari Tuhan.
Segala sesuatu karunia karena intervensi tangan manusia adalah palsu dan mendukakan hati Tuhan. Di dalam alkitab tidak pernah dikatakan bahwa rasul Petrus menggunakan musik dan suasana gereja yang sedemikian rupa untuk mendapatkan pencurahan Roh Kudus tetapi ia mempunyai kuasa yang dianugerahkan dari Tuhan. Roh Kudus masih bekerja dalam kehidupan kita dan karunia-karunia akan dipenuhi di gereja-gereja di akhir zaman ini tetapi melalui cara yang alkitabiah sehingga akan menjadi bau harum bagi kemuliaan nama Tuhan.
Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, bumi yang lama akan berlalu digantikan dengan bumi yang baru, namun sudahkah kehidupan kita menjadi bau harum untuk kemuliaan nama Tuhan?
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Ahli Waris vs Orang Upahan
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Galatia 4:7
Apa beda orang upahan dengan ahli waris?
Orang upahan hanya bekerja menurut upah yang diberikan, menurut gaji dan menurut fasilitas yang akan diberikan. Sedangkan ahli waris bekerja tanpa memikirkan upah, mereka bekerja dengan segenap hati dan segenap jiwa. Mereka hanya rindu untuk memberikan yang terbaik karena dia menyadari bahwa itu adalah miliknya, sehingga ia memiliki hati untuk menjaganya. Banyak bos-bos yang mengajarkan anaknya dari bawah, tidak langsung memberikan posisi yang tinggi agar ia bisa bergaul dan merangkul semua orang yang akan dipimpinnya di kemudian hari.
Banyak anak-anak Tuhan yang tidak memahami dirinya sebagai ahli waris surga, sebagai anak Raja segala raja. Mereka seperti perampok yang menuntut hak tanpa melakukan kewajiban mereka.
Mereka tidak memahami siapa ayah mereka, sehingga ketika mereka mengalami masalah, mereka dengan cepat ragu akan janji-janji Tuhan dan mempertanyakan kasih Tuhan. Kita adalah ahli waris kerajaan surga, maka berlakulah sebagai anak yang benar menurut pandangan Kristus. Ahli waris hanya bisa dimengerti kalau kita memberi roh kita makanan, yaitu Firman Tuhan. Kita bukan lagi bayi yang selalu menerima susu, tetapi juga harus menerima makanan keras.
Para rasul bekerja setiap hari dan sepanjang hari tanpa henti karena mereka tahu bahwa mereka adalah ahli waris kerajaan surga. Mereka tahu mereka akan memiliki hak-hak surgawi sebagai orang percaya. Apakah Anda dan saya percaya bahwa kita juga memiliki hak-hak surgawi sebagai orang percaya? Kalau kita memahami bahwa kita memiliki hak-hak surgawi sebagai orang percaya, kita juga akan melakukan kewajiban sebagai orang percaya.
Setiap kita adalah makhluk surgawi. Kalau kita tidak pernah memberi makan roh kita dengan hal-hal surgawi, yaitu membaca kitab suci dan doa setiap hari, roh kita tidak bisa bertumbuh dan akhirnya mati.
Jika kita mendengarkan keluhan dan kecurigaan akan Tuhan setiap hari, maka daginglah yang bertumbuh, bukan roh kita. Tidak heran banyak orang Kristen yang meninggalkan Yesus karena roh mereka tidak bertumbuh.
Firman Tuhan berkata banyak nabi-nabi palsu yang sangat keren dan menarik mata. Mungkin sebelum naik ke mimbar, mereka harus ke MUA dan memoles diri mereka agar terlihat glowing dan keren. Mereka mementingkan penampilan mereka untuk pencitraan daripada tindakan nyata sehari-hari. Meski tidak semua demikian, banyak juga yang hatinya sungguh-sungguh kepada Tuhan. Jangan kita berlebihan mengikuti atau mengagumi orang lain, kagumi Tuhan Yesus Kristus saja.
Jangan percaya dengan orang-orang yang berkhotbah tentang manusia roh, tetapi dagingnya besar. Setiap orang diproses, diproses artinya meninggalkan daging, tetapi jika prosesnya dari dulu sampai sekarang terus sama, itu artinya tidak mau diproses.
Kuasa pentakosta itu masih ada. Karunia-karunia Roh Kudus tetap ada, tetapi bersifat karunia. Artinya suka-suka Tuhan untuk memberikannya kepada siapa. Tetapi Tuhan berkata untuk mengejar karunia, apa maksud dari mengejar karunia?
Karunia itu sangat penting untuk memperlengkapi kita memberitakan injil. Misalnya ketika kita pergi ke pedalaman dengan tujuan untuk memberitakan injil, Tuhan memperlengkapi kita untuk berbicara bahasa-bahasa yang tidak kita mengerti, tetapi mereka bisa mengerti. Karunia bertujuan untuk kemuliaan Tuhan, bukan kemuliaan kita.
Mujizat itu biasa ketika roh kita dibangun dalam Kristus. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, jangan khawatir dengan kebutuhan kita. Pakai iman kita kepada Kristus, Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita dengan kekayaan dan kemuliaanNya. Tuhan adalah Tuhan yang memberi. Kadang kita tidak mengerti karena kita masih daging. Setiap hari yang kita dengar adalah gosip, kekuatiran, kecurigaan dan sebagainya. Karena itu, bangun roh kita, bukan daging kita.
Hanya orang-orang yang memahami kebenaran Firman Tuhan yang bisa merasakan detak jantung Tuhan. Jangan mengejar apa yang ada di bumi ini, harta di bumi ini fana, tapi mari kita kejar harta yang kekal di surga.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup Maksimal dalam Tuhan
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?” Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”
Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Lukas 12:13-21
“Orang kaya yang bodoh”
Orang kaya seharusnya tidak bodoh. Ia berpikir dan mencari cara bagaimana ia menjaga usahanya dan melipat gandakannya. Apa yang membuat ia dikatakan bodoh? Sebab ia mencari yang sementara, status pengakuan bahwa ia diberkati Tuhan yang sementara. Ia terlalu sibuk mengejar apa yang ada di dunia. Tuhan berkata, kalau hari ini jiwamu diambil, untuk apa semua harta yang sudah dikumpulkan.
Manusia selalu berpikir bahwa yang terpenting di bumi ini adalah harta. Yesus mengingatkan bahwa bumi ini hanya sementara, bukan untuk selama-lamanya. Jangan menyibukkan diri untuk mengumpulkan harta benda di bumi yang sementara, tetapi pikirkan apa yang menjadi kerinduan Tuhan.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Matius 6:33
Mengumpulkan nama baik.
Ada yang sibuk mengumpulkan nama baik. Tetapi sebaik-baiknya kita, selalu ada orang-orang yang merasa bahwa kita bukan orang yang baik. Yang terpenting adalah kita tidak berbuat dosa dan mengerjakan apa yang menjadi kerinduan Tuhan dan kebenaranNya, meski orang-orang menganggap kita bukan orang yang baik, Tuhan menganggap kita orang yang baik. Dunia menuntut kesempurnaan, tetapi kesempurnaan versi dunia saja. Seorang yang baik adalah seorang yang selalu memberikan keuntungan, tetapi bagi Tuhan seorang yang baik adalah orang-orang yang melakukan kebenaranNya, bukan kebenaran versi dunia. Jangan tersinggung ketika kita dibicarakan sangat tidak baik oleh orang lain. Bersedihlah ketika Tuhan tidak menganggap kita sebagai orang yang baik.
Yesus sendiri banyak tidak disukai oleh orang-orang. Banyak murid-muridNya yang mengundurkan diri, banyak orang yang mencemooh dan membenci Dia. Lain hal jika kita ditolak karena memang kita berbuat dosa, kita membuat orang lain tersandung karena kita, kita berbuat hal yang tidak pantas. Kita harus bertobat ketika kita tidak melakukan sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Jangan meminta dunia menerima kita, karena dunia memang akan selalu menolak Yesus. Dunia tidak pantas untuk anak-anak Tuhan, karena itu mari kita berfokus kepada perkara-perkara di atas.
Hidup dengan dendam dan kepahitan yang belum tentu karena orang itu benar-benar bersalah pada kita, kita tidak akan diberkati Tuhan dan hanya mengalami penderitaan demi penderitaan karena kita tidak melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan. Kalau mau hidup dalam perkenanan Tuhan, hidup dalam ketetapan Tuhan, belajarlah taat pada kehendak Tuhan. Dosa yang belum dibereskan membuat kita tidak bisa maksimal dan menjadikan celah besar dalam pelayanan-pelayanan dan pekerjaan-pekerjaan kita. Berikan pengampunan kepada orang-orang yang menyakiti hati kita dan berdamai dengan mereka.
Kita sering menghakimi dosa-dosa orang lain dan membuat batasan-batasan kepada mereka untuk melayani Dia, padahal semua orang bisa dipakai Tuhan. Orang sundal bisa dipakai Tuhan, pemungut cukai bisa dipakai Tuhan. Siapa kita menjadi hakim dan menghakimi orang-orang yang akan dipakai Tuhan. Hati Tuhan berbicara tentang jiwa-jiwa. Kadang kita tidak mengerti hati Tuhan karena hati Tuhan karena hati Tuhan begitu sukar untuk kita selami sebagai manusia.
Kita adalah representasi kecil dari kerajaan surga di bumi ini.
Seringkali kita menciptakan suasana tidak menyenangkan untuk orang-orang di sekitar kita. Kita melakukan sihir dan manipulasi agar keinginan-keinginan kita tercapai. Kasihi orang tuamu dengan sungguh-sungguh. Buat orang tua dan anak-anakmu bahagia dan bersukacita dengan menjadi surga kecil di tengah-tengah mereka.
Mengumpulkan harta benda
Setiap orang mendapat anugerah yang berbeda-beda. Ada dua orang yang sama-sama hidup benar, tetapi mendapat anugerah yang berbeda. Seorang mendapat kekayaan, sementara yang lain tidak. Mengikut Yesus tidak selalu sengsara dan mengikut Yesus tidak selalu memperoleh berkat. Sengsara ketika mengikut Tuhan adalah kemenangan. Kekayaan tanpa anugerah Tuhan tetaplah menyesakkan. Itu adalah hak Tuhan untuk memberikannya sesuai dengan kemampuan kita. Yang terpenting adalah kita berfokus untuk mengerjakan kerinduan Tuhan dan kehendakNya.
Ada sebuah hukum rohani yang sulit dimengerti ketika mengikut Kristus. Kita menghemat setengah mati, justru keuangan kita akan bocor. Tetapi ketika kita memberkati banyak orang, Tuhan akan memberi hidup berkelimpahan, selama kita memberi sesuai kehendak Tuhan, bukan untuk motivasi lain, misalnya kita memancing Tuhan dengan memberi sepuluh juta untuk mendapatkan satu miliar. Tuhan tidak bisa dipancing dengan uang. Berilah sesuai kemampuan kita dan jangan berharap kembali. Belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada.
Banyak orang memaksa Tuhan untuk bekerja sesuai dengan pemikiran dan kehendak kita. Jawaban Tuhan terkadang tidak menyenangkan bagi daging kita, tetapi roh kita bersukacita. Segala kemuliaan adalah bagi Tuhan, bukan bagi dua atau bagi tiga. Tuhan harus semakin bertambah dan kita harus semakin berkurang.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Salib yang Terkutuk
Yesaya 53:1-7 “Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.”
Banyak pandangan mengenai siapa Yesus. Bahkan mungkin sampai sekarang begitu banyak orang terus mempertanyakan tentang pribadi Yesus. Ada yang berkata Yesus itu hanyalah manusia, ada pula yang berkata Yesus itu separuh manusia separuh Tuhan, tetapi ada yang berkata bahwa Yesus itu seratus persen manusia dan seratus persen Tuhan. Bagaimana dengan kita? Mana yang kita percaya? Kepada siapa kita bertanya? Karena kepada siapa kita bertanya, menentukan apa yang akan kita percayai dari jawaban yang kita terima.
Banyak orang mempertanyakan, bagaimana mungkin Yesus adalah Tuhan, kenapa Tuhan harus melakukan hal itu, kenapa Tuhan harus menjadi manusia dan mati disalibkan, dan begitu banyak pertanyaan lainnya. Jika kita bertanya kepada manusia, ketahuilah pengetahuan manusia itu terbatas. Tetapi jika kita bertanya kepada Tuhan, maka Dia sanggup menjawab segala sesuatu, karena Dia pencipta langit dan bumi. Salah besar jika kita bertanya tentang kemustahilan kepada manusia, tentu kita harus bertanya kepada Tuhan tentang hal itu.
Apakah kita percaya kepada Tuhan? Jika Abraham tidak mempercayai Tuhan dan lebih mempercayai perkataan manusia, tentu Abraham tidak akan percaya bahwa ia akan mempunyai anak, tetapi Abraham mempercayai Tuhan. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan! Jadi jika Tuhan menjadi manusia, apakah itu mungkin? Tentu saja!
Kenapa Tuhan Yesus datang ke dunia? Untuk menebus dosa kita.
Manusia telah jatuh ke dalam dosa dan upah dosa adalah maut. Bahkan tidak ada manusia yang dapat melakukan 10 perintah Allah dengan sempurna. Jangan berzinah, jangan bersaksi dusta, dan yang lainnya, sukar dilakukan oleh manusia yang mempunyai kecenderungan untuk melakukan kejahatan dan dosa. Mungkinkah manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang berkenan kepada Tuhan? Mungkinkah kita dengan perbuatan-perbuatan baik dapat menyelamatkan hidup kita? Jawabannya adalah “tidak mungkin.”
Bukan hanya kecenderungan dosa, manusia juga mempunyai dosa keturunan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu, hanya Yesus, Anak Domba yang tidak bercacat cela dan yang tidak mempunyai dosa warisan, yang sanggup untuk menebus dosa manusia. Dosa kitalah yang ditanggung-Nya. Pengorbanan-Nya sekali untuk selama-lamanya. Sehingga kita manusia yang seharusnya masuk dalam penghukuman akan dosa dan binasa, kini memiliki pengharapan akan masa depan.
Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Tetapi apakah kita percaya kepada-Nya? Apakah dengan mengetahui bahwa Yesus telah mati menebus dosa-dosa kita, mengubah hidup kita? Dikatakan “Allah turut bekerja”, artinya kita bekerja bersama-sama dengan Tuhan, Tuhan membutuhkan respons dari kita. Sudahkah kita merespons kasih dan panggilan Tuhan buat kita?
Galatia 3:13 “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”
Yesus telah menanggung kutuk kita, salib yang terkutuk itu menjadi bukti kasih-Nya. Sudahkah kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan secara pribadi? Hidup di bumi begitu singkat. Hidup yang telah ditebus ini adalah sebuah kesempatan, apakah kita memilih untuk hidup bagi dosa atau hidup bagi kemuliaan dan panggilan Tuhan? Masa lalu kita tidak bisa terulang kembali, tetapi kita bisa menulis masa depan kita yang penuh harapan bersama dengan Tuhan. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus 5:17). Jangan lagi hidup dalam penjara masa lalu yang penuh dosa dan ikatan, tetapi kita adalah orang-orang yang sudah dimerdekakan dan dibebaskan. Setiap hari manusia sangat mungkin untuk melakukan dosa. Kita semua membutuhkan Yesus. Mulai hari ini hiduplah dan berlarilah dalam kasih dan panggilan Tuhan dalam hidup kita.
Kita adalah orang-orang yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, berlakulah seperti orang yang sudah ditebus.
Tuhan Yesus memberkati.
By Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pentingnya Ketaatan
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1 Korintus 7:19)
Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. (Kisah Para Rasul 5:29)
Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” (Yohanes 3:36)
Karena taat, Abraham mengikuti perintah Tuhan, Musa berjalan bertahun-tahun memimpin bangsa Israael ke tanah perjanjian yang tidak pernah ia lihat. Ketaatan mengandung makna sangat dalam dan luar biasa. Ketaatan tidak membutuhkan mata jasmani kita atau bukti akan apa yang kita dapatkan ketika kita melakukannya. Asal Tuhan berbicara, kita lakukan dengan setia, maka Tuhan akan memampukan setiap kita.
Para rasul taat sebagai murid Yesus, dibentuk dan didisiplin secara luar biasa. Banyak orang mundur, meninggalkan Tuhan dan bahkan meninggalkan pesekutuan orang percaya, karena tidak bisa melihat apa yang dijanjikan Tuhan. Ketika kita tidak melihat atau belum melihat apa yang Tuhan janjikan, belum tentu hal itu tidak terjadi. Kita seringkali melihat hanya dengan mata jasmani kita dan itu membuat iman kita menjadi lemah.
Ketaatan adalah penyembahan
Ketaatan itu tidak mudah, tetapi ketaatan adalah penyembahan yang harum di hadapan Tuhan. Di dalam ketaatan, tidak perlu menimbang-nimbang keberatan-keberatan hati nurani, karena hati nurani manusia sebenarnya sudah kotor karena dosa dan luka. Upaya pengenalan akan Tuhan akan sia-sia saja jika hanya berdasarkan hati nurani. Kita perlu menerima Yesus agar kita diberikan hati yang baru untuk kita dapat belajar ketetapan-ketetapan Tuhan. (menit 50)
Ada orang yang disuruh untuk memulai pekerjaan, tetapi selalu berdalih karena tidak ada alat, atau alat kurang berkualitas dan lain sebagainya. Sibuk mempertanyakan peralatan-peralatan tapi tidak benar-benar melangkah mengerjakan. Sibuk dengan pembenaran-pembenaran diri untuk menutupi kekurangan diri dan tidak pernah ingin memperbaiki diri menjadi lebih baik. Menjawab “iya” tidak berarti “taat”. Taat berarti mengerjakan apa yang diperintahkan. Taat adalah total, seratus persen. Ketaatan yang tidak seratus persen sama dengan tidak taat, seperti Saul yang taat setengah-setengah dan berdalih mengatasnamakan rakyat.
Ketaatan mendatangkan pemulihan
Ketika kita disakiti seseorang, Firman Tuhan berkata bahwa kita harus tetap mengasihi sesama kita dan mengampuninya. Maukah kita melakukannya? Ego kita mungkin berkata “kenapa harus aku yang minta maaf, dia yang berbuat salah.” Tetapi ketika kita mau taat, Tuhan berikan sukacita dan hati kita yang terluka dipulihkan oleh Tuhan.
Yesus Kristus taat untuk mengosongkan diriNya, Ia rela meninggalkan semuanya, mengambil rupa sebagai manusia untuk taat kepada perintah Bapa. Karena ketaatanNya, kita beroleh keselamatan dan perjalanan kita di bumi tidak akan sia-sia karena nantinya kita akan berjumpa dengan Tuhan yang kita nantikan di surga. Ketaatan Yesus menebus dosa-dosa kita dan hubungan kita kepada Bapa di surga dipulihkan. Kita mungkin tidak melihatnya saat ini, tetapi kita akan merasakan buahnya yang lebat dan kita menjadi pribadi yang dirindukan Tuhan.
Di bumi banyak penderitaan, kesedihan, sakit penyakit, tetapi ketika kita berjalan bersama Tuhan, Tuhan akan memampukan kita menyelesaikan segala perkara di dalam namaNya. Para rasul juga mengalami sakit penyakit dan penderitaan, mereka dipenjara, diasingkan, bahkan dibunuh, tetapi mata mereka tertuju kepada Kristus karena mereka tahu bahwa penderitaan yang mereka alami di bumi akan membawa mereka pada kekekalan di surga. Mereka memegang janji-janji Tuhan.
Dalam ketaatan, ada tanggung jawab
Setiap kita memiliki tujuan hidup yang sudah Tuhan tentukan bagi setiap kita. Ketika kita taat kepada Tuhan, kita akan peka dengan suaraNya dan kita akan mengerti kehendakNya dalam hidup kita. Tujuan hidup kita bisa berbeda dengan orang lain terlihat sempurna, nyaman dan makmur. Mungkin tujuan hidup kita penuh dengan penderitaan dan kesesakan. Tetapi jika kita tidak berhenti dan menyelesaikannya sampai garis akhir, ketika kita berusaha menghitung berkat Tuhan, kita akan bersukacita dan bersyukur, karena berkat itu terlalu banyak sampai tidak bisa kita hitung lagi.
Ada tanggung jawab dalam ketaatan. Untuk mengerjakan tujuan hidup kita, ada tanggung jawab yang harus kita selesaikan dan ada hal-hal yang harus kita kesampingkan lebih dulu. Ketika kita taat, surga bersukacita. Ketika di akhir hidup kita, kiranya Tuhan dapat menyambut kita dengan sukacita di surga, “baik sekali perbuatanmu, hai anakKu!”
Kita mungkin tidak memiliki masa lalu yang baik, tetapi ketika kita mau taat dan setia, masa depan kita begitu indah di dalam Tuhan. Kita memiliki Tuhan yang hidup dan setia, Ia tidak akan pernah meninggalkan pekerjaan tanganNya. Dalam segala aspek kehidupan kita, kita akan menyenangkan hati Tuhan.
Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala,dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai.
2 Tesalonika 1:6-10
Tidak perlu iri dengan orang-orang yang tidak mau taat.
Tuhan tahu kapan waktunya untuk menghukum mereka yang tidak taat pada perintahNya. Firman Tuhan berkata bahwa mereka akan dijauhkan dari kemuliaan Tuhan, dari hadirat Tuhan. Tuhan akan menahan sesuatu yang baik dalam hidupnya. Demikian juga ketika kita kehilangan sentuhan Tuhan, merasa mengalami masa-masa sukar, mungkinkah ada perintah Tuhan yang tidak kita taati? Ketidaktaatan menjauhkan kita dari hadirat Tuhan dan sukacita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Janji Tuhan dalam Peperangan
Tuhan berbicara pada Yeremia dalam Yeremia 33, bukan saat Yeremia sedang bersukacita, melainkan saat Yeremia sedang terkurung di pelataran. Tuhan sedang memberi kekuatan kepada Yeremia.
Pernahkah kita mengalami sebuah kondisi peperangan yang tiada henti hingga kita merasa sangat letih? Bahkan untuk melayani Tuhan, mencintai dan mengasihi Tuhan terasa sangat sulit. Kita mengalami kehampaan yang membuat kita tidak niat. Yeremia sedang mengalami hal yang sama saat Tuhan berbicara kepadanya saat itu, Israel sedang berperang. Peperangan pasti memakan korban jiwa. Ia sedang menyaksikan kota-kotanya berperang sementara ia dikurung dan tidak bisa bergerak.
Tuhan memiliki rencana pemulihan dan tidak ada satupun rencana Tuhan yang gagal.
Tuhan menegaskan kepada Yeremia bahwa Ia adalah Tuhan, pemilik segala sesuatu. Sekalipun Yeremia sudah tahu, tetapi bagi orang-orang yang sedang mengalami peperangan dan masa-masa sulit, mereka mengalami kelemahan secara mental dan saat itulah pikiran-pikiran negatif datang menyerang, “jangan-jangan Tuhan meninggalkan aku,” “Jangan-jangan aku ditinggalkan Tuhan,” “jangan-jangan aku disingkirkan Tuhan” dan lain sebagainya, tetapi Tuhan tahu bahwa pikiran Yeremia sedang diliputi pikiran-pikiran negatif.
Orang-orang seperti ini perlu diteguhkan sekali lagi bahwa Tuhan adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu. Tuhan memperkenalkan diriNya sekali lagi pada Yeremia bahwa “Aku adalah Tuhan, Akulah Tuhan yang menciptakan segalanya.”
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui. (Yeremia 33:3)
Saat kita mengalami peperangan yang sangat menguras energi kita, kita mungkin sangat letih untuk percaya kepada Tuhan, kita merasa doa kita tidak ada artinya, tetapi Tuhan katakan “berserulah kepadaKu.” Artinya Tuhan mendengar semua seruan doa kita.
Dalam masa kesesakan, jangan pernah mengurangi kepercayaan kita kepada Tuhan. Ketika kita putus pengharapan, apakah kita memilih tergeletak dalam masalah kita atau kita mau bangkit dan berseru kepada Tuhan?
Banyak orang fokus dengan masalah, padahal masalah itu tidak akan menambah apapun dalam hidup kita. Fokuslah pada kehidupan yang diberikan Tuhan. Ketika kita sakit parah, jangan fokus pada penyakit kita, tapi fokuslah pada anugerah yang Tuhan berikan tiap hari. Fokus ada kematian adalah kebodohan, fokuslah pada kehidupan yang dianugerahkan Tuhan selagi kita diberi kesempatan dengan menjadi berkat untuk orang-orang di sekitar kita.
Masalah akan selalu ada. Jangan berusaha menyelesaikannya dengan kepandaian kita, tapi kita bertindak dengan iman dan berdoa menyerahkan kepada Tuhan. Ketika kita menyerahkan kepada Tuhan, beban kita berkurang meski tidak hilang, tetapi ada kelegaan. Tuhan mengerti masalah yang kita hadapi dan Tuhan memegang kendali atas kehidupan kita.
Seringkali kita melupakan tujuan hidup kita dengan mengambil beban-beban yang berlebihan melebihi kapasitas kita. Seperti kapal yang kelebihan muatan, kita akan tenggelam.
Kapal bertujuan agar orang-orang dan dapat sampai tujuan dengan selamat. Tetapi banyak orang-orang yang memanfaatkan kapal itu untuk tujuan yang lain. Dengan alasan ekonomi, mereka mengangkut barang dan orang secara berlebihan, di luar kapasitasnya. Mereka tidak peduli jika kapal tersebut kelebihan beban karena mereka memiliki tujuan yang salah. Kapal tersebut berubah fungsi menjadi alat ekonomi dan tidak memperhitungkan resiko yang ada, sehingga kapal itu karam.
Kita sering seperti kapal itu, mengambil beban-beban yang melebihi kapasitas kita. Kita berusaha mengurusi urusan orang lain. Kita berusaha menjadi juruselamat yang mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan orang lain, orang tua kita, teman-teman kita. Kita harus ingat bahwa setiap orang memiliki peperangan sendiri-sendiri. Jangan berusaha mengambil alih peperangan mereka, karena tujuan peperangan adalah melatih iman mereka. Tuhan lebih daripada cukup untuk kita dan mereka.
Sadari kapasitas diri kita. Ketika kita tidak sadar dengan kapasitas diri kita, tidak ada satupun yang bisa kita lakukan dengan baik dan kita tidak bisa menjadi berkat.
Sebagai pemimpin, tidak ada tindakan kita yang bisa menjadi contoh. Kita terlalu sibuk menghias kapal kita dengan furnitur-furnitur agar orang nyaman, sehingga kita tidak bisa memuat lebih banyak orang karena penuh dengan furnitur-furnitur yang tidak penting.
Mari kembali pada tujuan kita semula, yaitu memberkati orang lain. Seringkali tujuan kita dibelokkan dengan hal-hal duniawi, mencari harta di bumi. Mari kita kumpulkan harta yang kekal di surga. Harta di bumi tidak akan dibawa mati, tetapi harta di surga bernilai kekal.
Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.
Yeremia 33:6
Tuhan pasti memulihkan kita, karena itu adalah rencana Tuhan pada setiap kita. Ketika kita belum melihat itu terjadi, bukan berarti itu pasti tidak terjadi. Tunggu. Tuhan pasti bekerja. Tuhan bukan berhala yang tidak bisa mendengar doa. Dia Tuhan yang bisa menjawab doa. Ia sedang menampung doa-doa kita. Berserulah, Tuhan akan menjawab doa-doa kita.
Tuhan tidak menghendaki kita menderita. Penderitaan dalam Tuhan memberikan kita damai sejahtera, tetapi jangan buat dirimu sangat menderita seakan-akan Tuhan tidak ingin kita bahagia. Tuhan mengasihi kita, karena itu Tuhan ingin kita bahagia.
Pemimpin harus belajar menghargai kelemahan anak-anak. Seringkali pemimpin memiliki standar yang tinggi dan tanpa sadar merusak anak-anak di bawah kita. Latih mereka dengan kasih. Jangan berkata “gitu saja tidak bisa” dan menuntut mereka mencapai standar kita. Itu hanya membuat mereka merasa tidak bernilai dan tidak berdayaguna. Kita bisa ada seperti saat ini, bekerja di ladang Tuhan, karena Tuhan menilai kita berharga. Ketika kita yang hanya debu dianggap bernilai oleh Tuhan, mengapa kita menilai rendah orang lain.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Tanah yang Dijanjikan
Keluaran 13:17-18 “Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: “Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir.” Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Terberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.”
Tuhan tidak menuntun bangsa Israel melalui jalan ke negeri orang Filistin, jalan yang lebih dekat, namun jalan yang penuh dengan pencobaan dan peperangan. Kita tentu ingin melewati jalan pintas, kita tidak suka jalan yang memutar. Tetapi tahukah Anda kenapa Tuhan membawa bangsa Israel melewati jalan yang memutar untuk sampai ke tanah yang dijanjikan? Kenapa Tuhan membuat kita harus sabar menunggu untuk mendapatkan janji Tuhan?
Karena Tuhan tahu kita tidak sanggup berperang, Tuhan tahu kelemahan-kelemahan yang ada di hati kita. Bukan berarti ketika Tuhan tidak menjawab doa-doa kita dalam waktu yang cepat, Tuhan tidak menyertai kita. Percayalah Tuhan menyertai kita, tetapi Tuhan kita adalah Tuhan yang mengenal hati kita, Tuhan yang mengenal gereja-Nya.
Ketika pertama kali gereja Christ Mercy Center didirikan, Tuhan rindu gereja ini menjadi gereja yang Rasuli, Rahmani, dan Rajani, menjadi gereja yang memiliki hatinya Tuhan, gereja yang menggenapi kerinduan dan mimpi-mimpi Tuhan. Tetapi menjadi gereja yang dirindukan Tuhan tidaklah mudah. Seringkali kita berburuk sangka kepada Tuhan. Mungkin kita berkata kepada Tuhan seperti bangsa Israel, “Kenapa aku tidak diizinkan berjalan melalui negeri orang Filistin? Aku sanggup berperang, aku masih muda.” Tetapi Tuhan sangat mengenal hati kita. Tuhan tahu bahwa ada begitu banyak perangkap peperangan yang sudah iblis siapkan di hadapan kita, sehingga ketika kita belum siap, kita akan kalah, dan itu bisa saja membuat kita kecewa dan pergi meninggalkan Tuhan.
Kita bukan anak-anak lagi, tetapi kita adalah gereja yang bertumbuh di dalam kedewasaan. Kita semua harus menjadi semakin dewasa di dalam Tuhan Yesus Kristus. Tinggalkan sifat-sifat yang menyakiti hati Tuhan.
Tuhan tahu ketika kita menempuh jalan orang Filistin, kita akan menyesal berada di jalannya Tuhan. Kadang Tuhan bawa kita melewati padang gurun di dalam hidup kita, setiap kita mengalami prosesnya Tuhan. Oleh karena itu, gereja bukanlah kumpulan orang kudus, gereja adalah kumpulan para pendosa yang dipanggil Tuhan untuk mengalami transformasi dalam hidupnya dari gelap menuju terang-Nya yang ajaib. Gereja yang sejati adalah gereja yang mengalami perubahan. Tidak ada seorangpun yang kebal terhadap dosa. Tetapi gereja adalah kumpulan orang percaya yang rindu rencana Tuhan dinyatakan dalam hidupnya.
Keluaran 13:19-22 “Musa membawa tulang-tulang Yusuf, sebab tadinya Yusuf telah menyuruh anak-anak Israel bersumpah dengan sungguh-sungguh: “Allah tentu akan mengindahkan kamu, maka kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini.” Demikianlah mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di Etam, di tepi padang gurun. TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.”
Tulang-tulang Yusuf merupakan lambang perjanjian Tuhan. Sekalipun generasi sebelumnya sudah tiada, Tuhan tidak pernah meninggalkan pekerjaan tangan-Nya. Ketika Tuhan sudah berjanji, maka Dia Tuhan yang pasti menggenapi janji-Nya. Kita harus menjadi gereja yang memiliki tujuan di hadapan Tuhan. Apa yang menjadi tujuan hidup kita di dalam Tuhan? Kerjakan itu dengan setia dan percayalah Tuhan akan menyertai hidup kita seperti Tuhan berjalan menyertai bangsa Israel dalam tiang awan dan tiang api.
Keluaran 14:8 mengatakan bahwa Tuhan mengeraskan hati Firaun. Firaun yang dimaksud adalah masalah-masalah kita. Kadang Tuhan izinkan masalah terjadi dalam kehidupan kita, bahkan masalah itu menjadi semakin besar. Dan saat itulah karakter kita yang sebenarnya akan terlihat, apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan atau tidak. Seringkali kita mudah berkata-kata, tetapi Tuhan mengetahui hati kita yang sebenarnya. Apakah kita tetap mempercayai Tuhan di tengah masalah hidup kita, bahkan di saat masalah kita menjadi semakin besar.
Keluaran 14:13-14 “Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.””
Ketika kita percaya, kita akan melihat bahwa Tuhan berperang bagi kita. Diam artinya kita menjadi tenang dan percaya kepada Tuhan. Kita percaya Tuhan memegang kendali sekalipun masalah kita terlihat begitu besar, karena kita tahu kita punya Tuhan yang lebih besar dari setiap masalah kita. Ketika kita mengangkat tangan dan percaya kepada Tuhan, percayalah musuh kita akan mundur.
Tuhan berperang bagi kita dan Tuhan ingin kita tinggal tenang dan percaya. Tetapi ada masa di mana Tuhan ingin kita untuk bertindak dengan iman. Tuhan ingin kita pergi dan menyatakan kuasa-Nya, menceritakan bahwa Yesus itu dahyat dan kasih-Nya sempurna kepada banyak orang. Tidak mudah berada di kondisi seperti bangsa Israel saat itu, dibutuhkan iman untuk mereka berjalan melewati laut. Tembok air berada di kanan dan kiri mereka, sungguh hal yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya, sementara tentara orang Mesir berada di belakang mengejar mereka.
Penyertaan Tuhan itu sempurna. Dia Tuhan yang membuat jalan saat tidak ada jalan. Oleh karena itu ada pengharapan bagi orang yang percaya kepada Tuhan.
Saat tentara orang Mesir mengejar bangsa Israel, kondisi begitu gelap sehingga mereka tidak dapat melihat bahwa mereka sedang berjalan di tengah lautan yang sedang terbelah, sedangkan bangsa Israel memiliki tiang api sebagai penerangan mereka. Tetapi ketika pagi itu datang, tentara orang Mesir yang melihat lautan yang terbelah menjadi ketakutan luar biasa. Saat itulah Tuhan menyuruh Musa untuk mengulurkan tangannya ke laut dan mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut (Keluaran 14:27).
Keluaran 14:30-31 “Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa hamba-Nya itu.”
Tuhan juga mengasihi orang Mesir. Kasih Tuhan juga ada buat orang Mesir. Ketika Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, maka musuh kita akan juga berbalik menjadi percaya kepada Tuhan. Percayalah tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dia Tuhan yang mengenal segala kelemahan-kelemahan kita, Dia Tuhan yang mengasihi setiap kita, dan Dia Tuhan yang akan menyelamatkan kita dari setiap masalah hidup kita.
Tuhan yang memanggil kita, Dia Tuhan yang akan menuntun kita menuju tanah yang dijanjikan.
Tuhan Yesus memberkati.
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Dipanggil Menjadi Anak-anak Raja
Manusia seringkali menggunakan pemikiran-pemikirannya sendiri untuk memikirkan apa yang terjadi di sekelilingnya. Kemudian menjadi sangat khawatir dan tanpa sadar ragu, bahkan tidak percaya dengan janji-janji Tuhan. Kita sibuk waspada dengan apa yang akan kita hadapi, hingga lupa akan berkat-berkat Tuhan yang setiap hari datang menyertai kita.
1 Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Imamat artinya adalah panggilan Tuhan, misalnya imamat Musa. Musa mendapat urapan dan perkenanan Tuhan, meski ia tidak pandai bicara. Musa memiliki iman yang tidak tergoyahkan, tidak seperti Harun yang meski memiliki pesona pandai bicara dan diurapi juga, namun ia mudah terpengaruh oleh orang-orang di sekelilingnya.
Imamat rajani artinya panggilan sebagai anak-anak raja. Namun sayangnya tidak semua orang mau diurapi menjadi anak-anak raja. Kita dipanggil untuk menjadi anak dari Raja segala raja, tetapi mereka tidak bisa menikmatinya. Bukan hanya sekadar memegang kuasa yang diberi Tuhan untuk menjadi anak-anak raja, melayani dengan luar biasa, tetapi juga menikmati setiap hidup yang telah dianugerahkan oleh Tuhan.
Miliki iman, pengharapan dan kasih
Yakobus 2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
Iman bukan hanya sekadar percaya saja kepada Tuhan, karena setan pun mempercayainya, bahkan mereka gemetar karena hal itu. Manusia beriman kepada Tuhan, tetapi manusia tidak gemetar dengan dosa-dosanya.
Tanpa iman, manusia tidak mungkin selamat, tetapi iman bukanlah hanya sekadar percaya, namun percaya akan jalan-jalanNya dan tanpa ragu mengikutiNya. Pengharapan berarti kita bersandar pada janji-janji Tuhan. Kasih adalah yang terbesar dari semuanya, karena tanpa kasih, kita tidak bisa melakukan kerinduan Tuhan dengan sukacita.
Tuhan memiliki kerinduan dan panggilan bagi setiap kita, tetapi panggilan Tuhan bisa saja tidak seperti yang kita pikirkan. Misalnya, kita mungkin berpikir bahwa ada banyak orang yang belum pernah mendengar kebenaran kasih Kristus di desa-desa dan kota-kota kecil. Namun sebenarnya kota-kota besar juga membutuhkan kebenaran kasih Kristus. Banyak gereja-gereja di kota besar yang tidak lagi tertuju kepada Kristus dan sibuk bersaing satu sama lain. Banyak gereja Tuhan kehilangan urapannya karena terlalu sibuk dengan organisasi dan fokus kepada memperkenalkan organisasinya, bukan Tuhan-nya, mereka kehilangan suara dan kerinduan Tuhan.
Gereja bukan hanya sekadar tempat berkumpul dan memuji Tuhan, tetapi adalah tempat orang-orang yang beriman kepada Kristus. Iman bukan sekadar percaya kepada Yesus adalah Tuhan, tetapi melakukan kerinduan Tuhan.
Hidup dalam kekudusan
Anak Tuhan tidak mengalami kuasa mujizat karena mereka kehilangan perkenanan Tuhan, mereka menolak mendengar suara Tuhan, menolak kerinduan Tuhan. Saat seseorang setengah hati mengerjakan kerinduan Tuhan dan hidup tanpa kekudusan, makan mujizat Tuhan tidak akan terjadi. Kalaupun terjadi, itu adalah kedaulatan Tuhan dan hak Tuhan untuk menyatakan diriNya. Kedaulatan Tuhan selalu ada, tetapi perkenanan Tuhan jugalah yang mengadakan mujizat. Kejarlah kekudusan untuk mendapatkan perkenanNya.
Gereja bukanlah tentang tempat, tetapi tanah hati kita di mana Tuhan harus bertahta.
Ketika gereja Tuhan kehilangan esensi akan panggilan Tuhan dan rumah Tuhan menjadi sarang penyamun, penuh dengan penggosip, bertindak cabul, dan bersilat lidah. Para pelayan berbuat dosa, bahkan menganggap dosa sebagai hal biasa dan menyelepelekannya. Mereka merasa berjalan dalam negeri kemenangan tapi sebenarnya sedang berjalan menuju api neraka. Perkenanan Tuhan hilang dari kehidupan mereka.
Nikmati setiap anugerah yang diberikan Tuhan
Banyak anak Tuhan yang masuk dalam peperangan yang tidak perlu ia masuki. Memikirkan peperangan milik orang lain yang tidak perlu dipikirkan. Mencemaskan banyak hal yang tidak perlu dicemaskan. Akhirnya mereka tidak bisa menikmati hidup mereka karena terlalu cemas akan banyak hal. Percayalah pada kasih dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Tuhan kita bukan Tuhan yang kejam, yang tertawa-tawa ketika kita menderita, itu iblis bukan Tuhan! Tuhan kita adalah Tuhan yang setia, yang sedih ketika kita sedih, yang rindu melepaskan kita dari penderitaan-penderitaan kita.
Belajar bersyukur dan berbahagia. Ada banyak hal yang bisa kita syukuri dan banyak alasan untuk kita berbahagia. Hitunglah berkat Tuhan yang bisa kita nikmati. Jangan menjadi anak yang kurang ajar yang selalu komplain dengan hal-hal yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita. Bagaimana Tuhan bisa meningkatkan level kita untuk bersyukur dalam hal-hal yang buruk dalam hidup ini jika yang baik saja tidak bisa kita syukuri. Bersyukur untuk setiap kesempatan dalam hidup ini, kesempatan untuk bisa bernafas, bisa menjalani hari demi hari yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kita.
Stop memikirkan luka-luka di masa lalu dan berfokus pada penyembuhan luka tersebut. Luka di masa lalu sudah terjadi dan Tuhan telah menyiapkan masa depan yang indah bagi setiap kita. Jika ktia terus menerus mengorek luka itu, kita tidak akan pernah sembuh bahkan luka itu semakin dalam dan melukai orang lain juga.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kedekatan dengan Tuhan Membawa Perubahan
2 Tawarikh 9:1-12 bercerita mengenai kunjungan Ratu Syeba. Ratu Syeba sangat tertegun dan kagum dengan hikmat yang dimiliki Salomo serta apa yang dilakukannya dalam tatanan kerajaannya. Ia kagum dengan bagaimana kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi kerajaan yang berubah dalam Kerajaan Salomo. Salomo telah berhasil mengubah tradisi-tradisi kerajaan yang tidak bisa diubah oleh generasi sebelumnya.
Mengubah tradisi bukanlah hal yang mudah. Tanpa otoritas dan hikmat dari Tuhan, Salomo juga tidak bisa mengubah tatanan dan tradisi yang sudah diwariskan turun temurun. Kita akan kesulitan mengubah tradisi jika tidak memiliki otoritas, namun otoritas hanya diberikan kepada seseorang yang memiliki kapasitas untuk itu.
Perubahan dimulai dengan kedekatan kepada Tuhan yang memberikan hikmat
Salomo adalah raja yang penuh dengan hikmat. Tanpa kedekatan dengan Tuhan, hikmat itu tidak akan ada. Tuhan memberikan hikmat kepada Salomo karena ia memiliki kapasitas, tidak hanya menerima hikmat, namun juga menggunakannya untuk membawa perubahan dan menyenangkan hati Tuhan.
Banyak hikmat-hikmat palsu yang berasal dari iblis. Iblis memberikan godaan dengan tipu daya dunia yang menyenangkan daging, seperti kekayaan dan tahta, namun semuanya itu adalah semu. Jika kita tidak dekat dengan Tuhan sebagai sumber hikmat yang sejati, kita akan mudah tertipu dan disesatkan. Lawan dari hikmat adalah kebodohan, dan banyak orang yang bodoh karena tidak dekat dengan Tuhan. Ketika kita mencari dunia dan segala keinginannya, kita akan binasa.
Bukan hal yang salah jika kita berfokus untuk mencari kekayaan demi meningkatkan kualitas keluarga, yang berbahaya adalah jika kita tidak melibatkan Tuhan dalam proses mencapai tujuan tersebut. Kita akan terjebak pada usaha-usaha menjaring angin.
Tipu daya dunia memang menyenangkan, tetapi Tuhanlah sumber pemuasan kita yang sejati. Mari kita meletakkan fokus kita hanya kepada Tuhan dan mengejar hikmat dari Tuhan.
Yesus telah memberikan contoh yang baik dan sempurna. Yesus senantiasa mencari Bapanya, memiliki hubungan dengan Bapa. Demikian juga kita, kita harus membangun hubungan yang dekat dengan Bapa, memiliki koneksi dengan Tuhan, sehingga kita tidak mudah disesatkan, seperti penjual emas akan mudah mengetahui emas yang asli dan palsu. Tanpa kedekatan dengan Tuhan, kita tidak akan tahu pengajaran-pengajaran yang salah dan menyesatkan yang merusak gereja Tuhan di akhir jaman ini.
Hikmat dari Tuhan menghasilkan perubahan yang menyenangkan Tuhan
Hikmat dari Tuhan berbanding lurus dengan perubahan kepada Kristus. Walaupun Salomo memiliki hikmat yang luar biasa, jika ia tidak mau berubah, tidak akan ada perubahan. Seseorang yang berkata mendapat hikmat dari Tuhan, tetapi tidak mau berubah untuk menyenangkan Tuhan, itu tidak mungkin. Ada transformasi dalam kehidupan mengikuti Kristus. Kalau tidak ada perubahan, artinya kita belum mengikuti Kristus.
Banyak orang memisahkan perkara-perkara rohani dengan perkara-perkara sekuler. Namun Firman Tuhan berkata bahwa kita adalah garam dan terang dunia, yang artinya kita memberi pengaruh kepada dunia. Jika kita memisahkan perkara rohani dengan perkara sekuler, bagaimana kita bisa memberi pengaruh kepada dunia. Tuhan tidak pernah memisahkan perkara dunia dan perkara sekuler, kita harus menjadi pelaku Firman Tuhan di manapun kita berada.
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. – Matius 5:13-16
Mengubah kebiasaan akan menimbulkan pertentangan dari banyak orang. Tetapi hendaknya kita tetap teguh pada kebenaran dan bersandar pada hikmat dari Tuhan. Kita berikan yang terbaik untuk Tuhan, baik sikap hidup kita, cara kita berbicara, cara kita melayani Tuhan. Hadirat Tuhan akan dinyatakan ketika kita senantiasa mengutamakan Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice