Khotbah Ev. Elita Chandra : Berjalan dalam Panggilan
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Efesus 2:10)
Mungkin ketika kita mendengar kata “panggilan”, kita tidak mengerti apa artinya. Padahal sebenarnya panggilan itu adalah rancangan Tuhan bagi hidup kita, yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan Tuhan mau supaya kita hidup di dalamnya. Manusia diciptakan untuk sebuah tujuan. Di dalam tujuan ada kerinduan–detak jantung Tuhan untuk setiap kita. Berbicara kerinduan itu adalah sebuah perjalanan, bukan pijakan akhir. Panggilan itu tidak diam, tetapi terus bergerak seiring kita belajar menggenapinya dalam hidup kita.
Panggilan bukan hanya berbicara tentang pekerjaan, bukan juga sebatas profesi. Tetapi panggilan Tuhan ada di sekitar kehidupan kita.
Ketika mendekati kelulusan saya, saya kebingungan, “apa yang akan saya kerjakan? Saya mau kerja apa? “ Hal semacam ini sering terjadi di setiap orang yang mendekati kelulusannya. Dan ketika saya belajar melangkah dan masuk lebih dalam menjadi pekerja penuh waktu, itu membuat saya lega. Saya berpikir bahwa perjuangan saya menemukan panggilan sudah selesai. Tetapi ternyata itu bukanlah akhir dari perjalanan saya berjalan dalam panggilan. Itu adalah sebuah awal dimana Tuhan akan mengajar saya untuk menggenapi tujuan yang lebih besar dalam hidup saya. Jadi panggilan bukan hanya berbicara tentang pekerjaan atau menjadi apa, tetapi panggilan Tuhan itu ada setiap hari dalam hidup kita. Hanya apakah kita mendengarnya atau tidak.
Kita perlu mengalami Perjumpaan dengan Tuhan (Yesaya 6:1-6)
Sebelum kita berbicara jauh soal panggilan, kita harus masuk ke step pertama, yaitu perjumpaan. Kita harus belajar mengenal Tuhan. Ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Dia akan memberitahukan siapa Dia sebenarnya. Dia adalah Tuhan yang berkuasa atas hidup kita. Perjumpaan akan membuat kita sadar akan dosa kita. Tuhan rindu kita tidak hanya berhenti di perjumpaan, tetapi juga ke level berikutnya, yaitu kerinduan.
Perjumpaan tidak cukup sekali. Jikalau kita hanya berjumpa sekali saja, mungkin kita hanya melihat sekilas, kita tidak mengenal lebih lagi. Butuh berkali-kali supaya kita ingat, lebih kenal, dan sampai kita mengenal seluruh kepribadian Tuhan. Karena itu, jangan puas menjadi penikmat kebaikan Tuhan, tetapi kita diciptakan Tuhan untuk melakukan kerinduan Tuhan.
Panggilan adalah sebuah Proses
Setelah kita menemukan panggilan, Tuhan akan memanggil kita untuk masuk lebih lagi ke dalam panggilan yang sesungguhnya (Keluaran 3:11-12). Jangan kita menjadi seperti Musa yang sering berkata “Kok aku?“; Kita fokus dengan diri kita sendiri. Ataukah berkata “Apa yang harus aku lakukan?” Terkadang kita bisa dengan mudahnya menolak panggilan Tuhan karena kita merasa kita tidak bisa apa-apa. Bagus kalau kita tidak tahu apa-apa. Karena pada saat itu, kita belajar untuk mengandalkan Tuhan. Atau mungkin kita pernah berkata, “Aku punya banyak kelemahan. Apakah orang lain akan percaya kalau Engkau memanggilku?”
Ketika kita tidak bisa, Tuhan akan mengajari kita lewat tantangan-tantangan yang harus kita lalui. Jangan kita menjadi banyak alasan ketika Tuhan memanggil kita, karena ketika Tuhan memanggil kita, Dia yang akan memperlengkapi kita. Akan selalu ada alasan untuk segala sesuatu di dunia ini. Tetap pertimbangan yang terlalu banyak membuat kita tidak akan bisa maju lebih lagi dalam Tuhan.
Panggilan Tuhan bukan soal kita siap atau tidak, tetapi tentang mau taat atau tidak
Panggilan Tuhan bukan soal siap apa tidak, tapi tentang mau taat atau tidak. Di dunia akan selalu ada alasan. Tetapi Tuhan mau KETAATAN kita; kita mau atau tidak untuk dipakai oleh Tuhan dalam rencanaNya atas hidup kita.
Mari kita berjalan dalam panggilanNya. Alami perjumpaan dengan Tuhan, kenali pribadiNya, hingga kita memahami dan mengerjakan kerinduanNya. Dan ketika kita sudah menemukan panggilan hidup kita, mari kita bukan hanya berhenti di sana, tetapi kita mau diproses lebih lagi untuk mengerjakan kerinduanNya yang lebih besar dalam hidup kita.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Kuasa Roh Kudus
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:17)
Yesus menjanjikan Roh kebenaran untuk menuntun murid-muridNya. Kita percaya akan Allah Tritunggal, Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi yang sama dengan pribadi yang lain. Kita perlu mengenal satu pribadi ini dan mengalamiNya.
Apa fungsi Roh Kudus ini? Dikatakan dalam perikop ini, Roh Kudus adalah penuntun (ay. 26). Dulu ketika murid-muridNya bersama Yesus, setiap kali mereka bingung, mereka datang pada Yesus dan Yesus banyak memberikan tuntunan pada mereka. Sehingga, penghibur ini turun ke dunia untuk mengajarkan kita dan mengingatkan kita akan sesuatu yang Yesus pernah katakan, yaitu FirmanNya; Supaya kita menjadi serupa dengan Kristus. Inilah peranan Roh Kudus.
Mungkin kita sering dengar Firman Tuhan, kita sering mendengar khotbah atau makanan rohani lainnya. Seringkali tanpa sadar, kita hanya mendengar tetapi kemudian kita melupakannya. Firman Tuhan seperti sebuah energi. Mungkin kita tidak dapat ingat semuanya bersamaan. Kita bisa lupa makanan yang kita makan selama seminggu dari Senin sampai hari Minggu, tetapi Firman Tuhan itu seperti makanan. Kita tidak ingat apa yang kita makan, tapi makanan itu memberikan energi dan kekuatan. Itulah fungsi Firman Tuhan.
Kita mungkin tidak hafal semua khotbah, tetapi ketika kita mendengar Firman Tuhan, kita belajar menyerap nutrisi yang diberikan agar tidak terbuang percuma. Jika Firman itu tidak benar-benar kita tangkap, Firman itu akan menjadi sia-sia. Dan Roh Kudus akan mengingatkan kita akan Firman yang kita dengar. Ketika kita sakit, kita ingat janji-janji Tuhan, bahwa Tuhanlah penyembuhku. Ketika kita mendengar Firman Tuhan, jangan kita berpikir “ah Firman itu bukan untukku, itu untuk temanku”. Firman Tuhan adalah untuk diri kita, jangan lihat orang lain. Roh Kudus akan mengajar kita untuk segala sesuatunya dan menuntun langkah-langkah kita agar kita sesuai dengan FirmanNya.
Hukum kasih yang pertama : yang terpenting dalam hidup kekristenan kita adalah bukan untuk menjadi seorang yang agamawi, tetapi bagaimana kita dapat menjadi pelaku-pelaku Firman. Kita mungkin banyak mengerti Firman Tuhan, tetapi sudahkah kita menjadi pelaku-pelaku Firman? Sudahkah kita benar-benar melakukannya dengan sungguh-sungguh?
Kekristenan jaman sekarang banyak disesatkan oleh dunia dengan pengajaran-pengajarannya
Firman Tuhan seringkali dicampuradukkan dengan ajaran dunia. Sehingga bisa-bisa pikiran kita disesatkan. Hati2! Pengajaran seringkali dicampurkan dengan pemikiran-pemikiran sendiri yang berasal dari dunia. Banyak penafsiran-penafsiran Alkitab yang ditafsirkan tidak sesuai dengan Alkitab dan kita mempercayainya sebagai sebuah kebenaran.
Kita harus belajar mengerti kebenaran Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Roh Kuduslah yang akan menerjemahkan Firman Tuhan dalam hidup kita. Kita berdoa agar kita dijauhkan dari pemikiran-pemikiran yang sesat. Kita minta agar Roh Kudus menuntun kita pada kebenaran. Roh Kudus akan memberikan hikmat. Kita perlu untuk bergaul karib dengan Kristus dan mengenal pribadi Kristus yang sesungguhnya.
Roh Kudus akan mengubah kita untuk menjadi serupa dengan Kristus. (Yoh 16 : 7)
Roh penghibur itu akan mengingatkan kita akan dosa. Seperti apa Roh Kudus itu? Ketika kita bisa percaya pada Yesus, itu adalah peranan Roh Kudus. Karena tidak ada satupun yang percaya pada Yesus jika tidak ada Roh Kudus. Ketika kita mempercayai Yesus, Roh Kudus sudah ada dalam hati kita.
Dalam hidup kita ada 3 suara : suara diri sendiri, suara si jahat, suara Tuhan yang berbicara melalui Roh Kudus dalam hidup kita. Roh Kudus berbicara dalam hidup kita melalui cara yang tidak bisa kita bayangkan. Suara iblis adalah suara yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Si jahat selalu berbicara dengan tipuan manis seolah-olah itu adalah suara Tuhan, suara yg baik, suara yg manis.
Kita belajar dari kisah pencobaan Yesus di padang gurun. Di sini kita mengenal bahwa suara iblis terkadang benar adanya, begitu manis, tapi sebenarnya menyesatkan. Iblis dapat menggunakan Firman Tuhan. Firman Tuhan dapat dipakai untuk menjatuhkan kita jika kita tidak sungguh-sungguh mengerti akan Firman Tuhan.
Roh Kudus selalu rindu bergaul dengan kita bahkan sejak awal pagi kita bangun. Kita berdoa agar Roh Kudus menuntun kita sepanjang hari, bagaimana kita bertingkah laku pada hari itu. Kita perlu Roh Kudus dan kita akan disempurnakan hari demi hari. Kalau kita tidak mau mendengar Roh Kudus, mengabaikanNya, maka hati nurani kita akan tumpul, tidak lagi peka dengan Roh Kudus. Kita belajar taat dengan Roh Kudus.
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
(Kisah Para Rasul 1:8)
Kuasa Roh Kudus diberikan untuk murid-muridNya karena ada 1 tujuan yaitu menjadi saksi Kristus. Yerusalem adalah tempat terdekat dgn kita, bagaimana kita menjadi saksi dalam lingkungan terdekat kita. Yudea, lebih jauh lagi, di kota, di desa. Ini adalah peran Roh Kudus. Saat Roh Kdusu dicurahkan pada waktu itu, memberikan kekuatan besar bagi murid-muridNya saat itu. Saat bersama Yesus, murid-muridNya penuh dengan ketakutan. Mereka hanya mengandalkan Yesus.
Berapa banyak diantara kita yang mengikut Yesus di masa-masa di mana kita nyaman. Kita akan dengan mudah berkata “Aku akan tetap setia pada Tuhan, sekalipun harus mati”. Tapi ketika masa sulit itu datang, bisakah kita mempertahankan janji kita di hadapan Tuhan? Petrus yang terkesan sangat berani, ia menyangkal Yesus bahkan sampai 3x. Murid-murid lainnya pun demikian, ketika dicari oleh tentara romawi, mereka bersembunyi karena mereka takut dibunuh.
Yesus menjanjikan seorang penghibur, penolong dan mereka akan menerima kuasa serta menjadi saksi Kristus. Murid-murid yang awalnya penakut, ketika Roh Kudus itu datang, mereka mendapatkan kuasa dan keberanian untuk menjadi saksi. Ketika pentakosta itu terjadi, mereka berbicara dalam bahasa-bahasa asing bagi mereka, bahasa-bahasa yang tidak mereka ketahui tetapi orang-orang lain memahami. Mereka memuliakan Tuhan dengan bahasa-bahasa yang lain.
Pada hari-hari terakhir, Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus kepada orang-orang, perempuan, laki-laki, anak-anak, anak muda (Kis. 2:17-21). Pentakosta tidak hanya terjadi pada jaman kisah para rasul tapi sampai saat ini. Manifestasi Roh Kudus masih ada sampai saat ini. Kalau kita mmbayangkan manifestasi Roh Kudus seperti jatuh ketika ditumpangtangan saja, itu salah. Manifestasi Roh Kudus adalah ketika kita menjadi saksi-saksi Kristus. Jangan sampai kita menempatkan karunia-karunia Roh Kudus lebih dari kebenaran Firman Tuhan.
Manifestasi Roh Kudus dan karunia Roh Kudus memiliki tujuan, yaitu untuk membangun jemaat dan menjadi saksi Kristus, bukan untuk pembuktian diri bahwa kita lebih hebat, lebih sakti, lebih rohani. Karunia adalah pemberian dari Tuhan. Kita tidak layak, tapi kita dilayakkan (1 Kor 12:7-11)
Dalam pelayanan di akhir jaman, kita membutuhkan Roh Kudus agar kita diperlengkapi untuk melayani. Kita boleh minta karunia pada Tuhan, tapi tujuannya adalah untuk melayani Tuhan. Karunia tidak hanya diberikan kepada penginjil, kepada pendeta, hamba Tuhan. Firman Tuhan mengatakan Karunia Roh Kudus diberikan juga untuk setiap murid Kristus.
Roh Kudus Tuhan berikan untuk kita menjadi saksi Kristus. Dengan karunia-karunia Roh yang Tuhan berikan untuk kita diperlengkapi melayani jemaat. Jangan sampai kita apatis dengan karunia-karunia Roh, apalagi dengan Roh Kudus.
Petrus seorang yang penakut. Tapi saat Roh Kudus dicurahkan, Petrus menjadi orang yang sangat berani. Ia bersaksi akan Kristus dan 3000 orang bertobat. Itulah awal jemaat mula-mula yang menjadi awal kebangunan rohani dan kita boleh mengenal Kristus. Kalau dulu murid-muridNya hanya berani ngomong, tapi tidak melakukan. Setelah peristiwa Pentakosta, mereka menjadi seorang yang tidak hanya berbicara tapi melakukan. Karena Roh Kudus yang ada dalam mereka memberikan keberanian dan kekuatan.
Mari kita bersungguh-bersungguh. Kita mau menerima kuasa dari Tuhan, kuasa dari Roh Kudus. Kita mau rindu akan Roh Kudus yang mengubahkan kita, yang menyadarkan kita akan dosa. Kita minta karunia Roh Kudus untuk memperlengkapi kita dalam melayani jemaat Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita: Sekolah Kehidupan
Kehidupan kita digambarkan seperti sekolah. Dimana kita juga akan mengalami ujian-ujian dalam hidup kita. Tetapi, ujian itu adalah fase yang harus kita lewati supaya akan kita bisa naik kelas/naik tingkat. Seringkali kalau di iming-imingi hadiah, kita akan dengan cepat melakukan sesuatu, karena kita sudah tahu apa tujuan dari kita melakukannya. Tetapi terkadang kita tidak mengerti apa yang menjadi tujuan dari sebuah ujian yang Tuhan berikan. Tapi kita harus percaya, bahwa ada goal yang luar biasa di balik itu semua, yaitu membentuk karakter supaya semakin serupa dengan Kristus.
Tuhan tahu soal yang tepat buat kita. Dia tidak pernah salah memberikan soal. Dia memberikan soal sesuai dengan kapasitas kita.
Seorang guru tahu menempatkan soal yang tepat untuk muridnya. Guru yang baik akan memberikan soal ujian sesuai dengan kemampuan muridnya; soal kelas 6 SD tidak mungkin diujikan kepada murid kelas 1 SD. Jika seorang guru mampu memberikan soal yang tepat, demikian juga dengan Tuhan; Dia tahu soal yang tepat buat kita. Tuhan tidak akan memberikan soal di luar kemampuan kita.
Seringkali kita menyalahkan guru ketika kita merasa materi yang diujikan belum diajarkan. Padahal sebenarnya materi itu sudah diajarkan/ diberikan, hanya mungkin kita tidak mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Ujian dalam hidup kita pun demikian. Tuhan yang sudah memberikan “pelajaran” dalam Firman Tuhan. Tetapi seringkali kita tidak membaca dan memahami dengan sunngguh-sungguh.
Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah kepala. (Efesus 14:13-15)
Tuhan rindu setiap kita bertumbuh ke arah Kristus dan menjadi serupa dengan Kristus. Iblis akan selalu berusaha menghancurkan komunikasi anak-anak Tuhan. Karena ketika kita bersatu di dalam 1 iman dan 1 tujuan, iblis akan gemetar. Karena itu, kesatuan itu penting. Kita perlu memiliki pengetahuan yang benar tentang Kristus. Untuk itulah kita masih terus dilatih untuk mencapai pertumbuhan dalam mengenal Tuhan dengan benar.
Tuhan Menilai Hidup Kita
Hidup kita dilihat dan dinilai oleh Tuhan setiap hari. Tuhan tahu segalanya; Tidak ada yang tersembunyi bagiNya. Karena itu, kita jangan hidup seenaknya.
Ada 2 hal yang seringkali Tuhan bisa uji dalam hidup kita: Ujian Buah Roh dan Ujian Pemulihan. Ujian Buah Roh berbicara tentang ujian karakter kita, yang menguji kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Ujian pemulihan adalah proses kita dipulihkan dari gambar diri yang dirusak oleh si Jahat. Ini menguji area-area pemulihan kita, hati dan perasaan kita.
Tuhan mau kita bukan hanya mau kita belajar dari “sekolah” kita, Dia mau kita mengerti dan menguasai apa yang kita pelajari. Dan untuk mencapai itu, yang diperlukan adalah KETEKUNAN. Ketekunan berbicara tentang konsistensi (terus menerus) dan kita lakukan dengan setia. Dengan demikian, kita akan mengalami pertumbuhan dalam nilai kita.
Menilai dengan Pikiran Manusia atau Pikiran Kristus?
Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.(2 Korintus 5:16)
Kita bisa menilai orang lain menurut ukuran manusia, tetapi pikiran manusia bisa salah; pikiran Tuhan tidak. Kita tidak bisa menyelami pikiran Allah, tetapi kita bisa memiliki pikiran Kristus (1 Korintus 2:9-16). Karena itu, kalau kita mau jadi berkat, kita perlu menggunakan pikiran Kristus dalam menilai berbagai hal dalam kehidupan kita. Selain pikiran Kristus, kita juga perlu memiliki Roh Kristus. Orang dunia berkata salib adalah sebuah kebodohan, tetapi orang yang memiliki Roh dan Pikiran Kristus, salib adalah sebuah kehormatan.
Tuhan memakai bisa memakai beberapa hal untuk menguji kita:
Penderitaan (Mazmur 119:67,71)
Ada kalanya kita berada pada keadaan tertindas. Tetapi itu baik, supaya kita belajar tentang ketetapan-ketetapan Tuhan dalam hidup kita. Ketika seseorang punya masalah, mereka akan lebih sungguh-sungguh dan mendekat kepada Tuhan. Di dalam keadaan tertekan kita, kita harus semakin mendekat kepada Tuhan. Jangan biarkan Roh Melankolis menguasai kita; itu bisa membuat kita mengasihani diri, merasa tidak layak, sehingga membuat kamu tidak bisa dipakai oleh Tuhan.
Waktu (1 Timotius 3:6-7)
Untuk diangkat menjadi pemimpin, seseorang perlu diuji. Salah satunya perlu diuji dengan waktu. Tidak sembarang orang yang kelihatannya sudah bertobat langsung bisa diangkat menjadi pemimpin. Orang yang baru awal-awal bertobat, butuh waktu dulu untuk memiliki kedalaman hubungan dengan Tuhan, supaya kehidupan kerohaniannya memiliki bobot. Tetap kerjakan dengan setia sampai pada waktunya selesai.
Keberhasilan (2 Korintus 10:18)
Ujian juga bisa datang ketika kehidupan kita penuh keberhasilan dan semua baik-baik saja. Dengan pujian yang datang dari banyak orang, apakah Tuhan masih memujimu? Apakah hidup kita berkenan di hadapan Tuhan? Tidak semua yang menurut orang lain baik, itu berkenan di hadapan Tuhan.
Jangan pernah berhenti untuk belajar. Jangan pernah menyerah dalam setiap ujian dalam kehidupan kita. Kita perlu terus belajar dalam sekolah kehidupan, menguasai semua materi dan berhasil dalam ujian-ujian supaya kita menjadi pribadi-pribadi yang semakin naik tingkat dalam Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Silvia Marryasa Hannah : Tingkatkan Level Ketaatanmu
“Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.” (1 Samuel 15:22)
Hari-hari ini begitu banyak suara lain yang bisa mengubah dan menggerakkan keputusan kita. Iblis berusaha untuk mengalihkan fokus kita: membuat kita melakukan begitu banyak hal, sehingga kita lupa untuk mendengarkan suara Tuhan dan mencari tahu apa yang Tuhan mau dalam hidup kita.
Kita adalah anak-anak Tuhan; dan sebagai domba, kita seharusnya bisa mendengar suara gembala kita. Tetapi begitu banyak hal yang bisa mengalihkan kita untuk tidak sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan.
Semakin kita mau menuju next level dalam hidup kita, Iblis akan semakin berusaha mengaburkan suara Tuhan. Karena itu, kita perlu memiliki hubungan yang semakin intim dengan Tuhan. Karena di dalam hubungan yang intim dengan Tuhan akan menghasilkan ketaatan yang benar.
Ada beberapa level ketaatan:
Taat karena Perintah (Level Anak-Anak)
Sama halnya dengan anak-anak, mereka hanya mau melakukan sesuatu ketika diperintah. Anak-anak yang belum mengerti apa-apa, hanya akan melakukan sesuatu karena disuruh oleh orang lain. Orang yang memiliki tingkat ketaatan di level anak-anak ini, hanya melakukan segala sesuatu karena diperintah; bukan karena keinginan sendiri, sehingga ada kecenderungan “terpaksa” dan menganggap hal yang dilakukannya adalah sebuah beban.
Taat karena Reward (Level Remaja)
Di level ini, mereka melakukan segala sesuatu karena mendapatkan penghargaan atau takut dihukum ketika tidak melakukannya. Ketaatan mereka menjadi sebuah ketaatan yang bersyarat. Banyak anak Tuhan yang mau melakukan perintah Tuhan supaya mendapatkan imbalan: berkat atau janji Tuhan dalam hidup mereka.
Taat karena Hubungan (Level Dewasa)
Ini adalah sebuah level ketaatan yang dewasa; Ketaatan karena kita memiliki hubungan kasih dengan Tuhan. Ketaatan yang timbul karena kita memiliki rasa percaya kepada Tuhan. Rasa percaya kita timbul karena kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.
Tuhan mau ketaatan kita bertumbuh: Kita taat bukan karena perintah atau janji Tuhan saja, tetapi kita taat karena kita bergaul karib dengan Tuhan. Kita harus menambah level kasih kita kepada Tuhan, sehingga level ketaatan kita bertumbuh.
Abraham adalah sebuah contoh seorang yang memiliki ketaatan yang dewasa dengan Tuhan. Dia mendengarkan suara Tuhan dan dia taat dengan perkataan Tuhan dalam hidupnya. Dia meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke negeri yang Tuhan tunjukkan (Kej. 12:1). Dia juga taat ketika Tuhan memintanya untuk mempersembahkan anak yang paling di kasihinya (Kej 22:1-10). Ketaatan Abraham kepada Tuhan karena dia memiliki kepercayaan penuh kepada Tuhan. Dan kepercayaannya kepada Tuhan timbul karena kedekatannya dengan Tuhan.
Apakah suara Tuhan menjadi begitu penting dalam hidupmu? Mari kita memiliki pergaulan yang karib dengan Tuhan. Tingkatkan level kasihmu kepada Tuhan dan milikilah ketaatan yang bertumbuh dalam Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Perhatikan Bait Sucimu!
Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Allah dengan semua domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedangang merpati Ia berkata, “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Lalu teringatlah murid-murid-Nya bahwa ada tertulis: Cinta untuk rumah-Mu akan menghanguskan Aku. (Yohanes 2:15-17)
Yesus datang ke Bait Suci dan membersihkannya dari pedagang-pedagang yang berjualan di depan Bait Suci. Dia melihat bait suci tidak lagi menjadi tempat yang kudus, sehingga Dia mau mengembalikan fungsi Bait Allah yang sebenarnya. Demikian juga dengan hidup kita; Kita adalah bait sucinya Tuhan.
Perhatikan Bait Sucimu! Bait suci berbicara tentang hati kita dan hidup kita.
Apakah hatimu penuh dengan kepahitan, dosa, dan hal yang tidak berkenan di mata Tuhan? Dia akan obrak-abrik dan usir itu, karena Tuhan mau mengembalikan fungsi bait Allah kita sesuai dengan panggilannya yang semula. Kalau Yesus masuk dalam hati kita dan mengintervensi kita, apa reaksi kita? Kita seringkali bisa menjadi seperti para Imam dan pedagang yang marah kepada Yesus atas tindakannya tersebut, karena mungkin seringkali kita mencari keuntungan diri kita sendiri. Tanpa kita berusaha mengerti, bahwa apa yang Tuhan lakukan tujuannya baik, yaitu supaya kita diubahkan dan dikuduskan.
Seringkali kita bisa memiliki “kamar-kamar rahasia” kita, dimana dosa kita ditutupi dan tidak ada seorang pun yang tahu. Sepertinya kita baik-baik, sepertinya melayani Tuhan, ternyata ada dosa mengerikan yang tersimpan.
Hal itu pula yang diceritakan dalam Yehezkiel 8:6-17 tentang bangsa Israel yang memiliki berhala yang mengerikan: Para tua-tua Israel mengukir binatang berhala di tembok kamar mereka smbil membawa bokor ukupan mereka (ay 10-12); Perempuan2 menangisi dewa Tamus pada musim gugur (ay 14); dan banyak Laki-Laki membelakangi bait Allah sambil sujud kepada matahari (ay. 16). Mereka berbalik dari Tuhan menyembah kepada berhala lain.
Perkara Kecilkah Itu??
Apakah itu sebuah perkara kecil? Tidak! Karena itu jangan anggap remeh hal-hal yang tidak baik dalam dirimu: malas ke gereja.. malas doa.. malas persekutuan. Itu menghambat kerohanian kita bertumbuh, membuat kerohanian kita bisa mati; kita tidak lagi suka pergi ke gereja.. atau tidak lagi bersemangat untuk berdoa. Belajarlah disiplinkan dirimu untuk tidak menjauhi jam-jam ibadah. Itu yang akan membuat kita tetap kuat di dalam Dia.
Jangan biarkan bait sucimu dicemari!
Jagalah setiap perkataanmu. Lidah kita bisa menjadi berkat, tetapi juga bisa menjadi kutuk buat orang lain. Dan Tuhan berjanji kita jikalau kita mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka kita akan dipakaiNya menjadi penyambung lidah bagiNya (Yeremia 15:19).
Maukah kamu membiarkan Dia masuk dan mengintervensi hatimu? Dia mau membersihkan hatimu.. Dia mau mengubahkan hidupmu, sehingga hidupmu dikuduskan dan sesuai dengan panggilanNya yang semula untuk hidupmu. Jaga lidah dan perkataanmu, maka kita akan dijadikanNya penyambung lidah bagiNya.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Menjadi Murid Kristus
Bacaan : Lukas 14 : 25-35
Ada banyak alasan orang-orang mengikut Yesus. Ada yang menginginkan makan, mujizat, dan lain sebagainya. Tetapi Tuhan tidak menghendaki kita hanya sekedar menjadi “pengikut” Kristus, tetapi menjadi murid Kristus yang sejati. Bagaimana menjadi murid Kristus yang sejati?
Membenci Semua Berhala
“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:26)
Apakah ada yang kita kasihi lebih dari Tuhan? Tuhan mau kita membenci itu. Maksud dari membenci ini supaya itu tidak menjadi berhala kita. Allah kita adalah Allah yang cemburu. Ia begitu mengasihi dan menginginkan kita. Ia mau kita mencintai-Nya lebih dari segalanya. Kita harus menempatkan Tuhan di atas segalanya. Keluarga merupakan salah satu orang yang paling kita kasihi. Tapi Firman Tuhan berkata barangsiapa mengasihi keluarga daripada Yesus, maka ia tidak layak untuk menjadi Murid Kristus.
Mungkin ada berhala-berhala di hidup kita: raksasa. Ada yang memiliki raksasa keluarga, raksasa persahabatan, dll, sehingga hati kita bisa terikat oleh keterikatan duniawi. Ketika hati kita sudah terikat, kita jadi tidak bisa menempatkan Yesus menjadi yang pertama dan satu-satunya.
Kalau kita lebih mengasihi berhala-berhala kita, rencana Tuhan tidak dapat terjadi di dalam hidup kita.
Banyak orang yang tidak mau menerima panggilan Tuhan hanya karena lebih memilih orang-orang yang ia kasihi di dunia. Banyaknya pilihan sulit yang membuat kita harus memutuskan apakah kita mau taat kepada Tuhan atau manusia. Berapa banyak orang yang dipengaruhi oleh apa kata orang? Menjadi murid Kristus harus meninggalkan apa kata orang. BELAJAR MENDENGARKAN SUARA TUHAN! Maukah kita sungguh-sungguh mempertahankan panggilan kita? Ini membutuhkan PROSES.
Memikul Salib
“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:27)
Memikul salib berarti kita mau menderita untuk Tuhan. Kekristenan bukan hanya berbicara tentang berdoa meminta kepada Tuhan lalu dikabulkan, tetapi berbicara tentang BAYAR HARGA. Belajarlah untuk mengikut Kristus dengan membayar harganya. Dalam setiap pelayanan, pengerjaan visi, kita perlu bayar harga.
Visi tidak cukup hanya dibayangkan, tetapi juga harus dilakukan, dan itu membutuhkan bayar harga. Belajar mengandalkan Tuhan, dan Ia yang akan mencukupi kebutuhan kita.
“Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.” (Lukas 14:28-31)
Dalam mengikut Yesus kita perlu punya perhitungan; punya perencanaan. Kita harus siap dalam membayar harganya. Siap mental dan penuh persiapan supaya tidak putus di tengah jalan dalam perjalanan memenuhi panggilan Tuhan. Selesaikan panggilan kita sampai akhir.
Mengosongkan Diri
“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:33)
Serahkan semua yang ada padamu kepada Tuhan. Apa berhala yang menghalangimu untuk dekat dengan Tuhan? Belajar merelakan semuanya dan kosongkan dirimu. Sehingga rencana Tuhan yang sempurna dapat terjadi dalam hidupmu.
Menjadi Garam
“Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” (Lukas 14:34-35)
Ketika kita menjadi murid, kita harus menjadi DAMPAK bagi orang lain. Jangan kita menjadi tawar yang tidak memberikan pengaruh apapun; semuanya hanya menjadi sia-sia. Jadilah dampak dimanapun kita berada, dan nama Tuhan dipermuliakan.
JADILAH MURID KRISTUS SEJATI YANG MENJADIKAN TUHAN YANG TERUTAMA DALAM HIDUPMU
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita – Jangan Jadi Pemalas!
Pada waktu itu masih tinggal tujuh suku di antara orang Israel, yang belum mendapat bagian milik pusaka. Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehinga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu? (Yosua 18:2-3)
Diceritakan ada 7 suku dari 12 suku Israel yang belum menduduki tanah Kanaan, sekalipun Tuhan sudah memberikan tanah perjanjian ini kepada mereka. Mereka menjadi “malas” menduduki tanah tersebut. Mungkin mereka malas untuk pindahan, membangun, dan berperang melawan musuh-musuh mereka yang pada waktu masih berada di daerah sekitar mereka. Mereka tertahan dalam zona nyaman mereka; Padahal tanah itu sudah diberikan Tuhan kepada mereka.
Berbeda dengan Kaleb, dia begitu berapi-api untuk mendapatkan Tanah Perjanjian Tuhan. Bahkan dia berkata bahwa kekuatannya di umur 85 tahun masih sama pada saat umurnya yang ke 40 tahun (Yosua 14:6-7). Kaleb meminta bagiannya, karena dia tahu Tuhan punya perjanjian dalam hidupnya. Dan begitu ia mendapatkan bagian dari Tanah Kanaan, dia segera mendudukinya dan dengan semangat menghalau musuh-musuhnya (Yosua 15:13-14).
Demikian juga dengan kita sebagai anak Tuhan. Tuhan punya perjanjian untuk kita semua; masa depan, pelayanan, kehidupan kita. Apakah kita sudah memiliki mental seperti Kaleb ? ataukah kita “pemalas” seperti 7 suku yang tidak menduduki Tanah Perjanjian?
Miliki Mental Seperti Kaleb
Kita harus memiliki mental seperti Kaleb yang memperjuangkan haknya. Dia punya semangat sampai janji Tuhan digenapi dalam hidupnya. Milikilah semangat seperti Kaleb; sampai tua terus berkobar untuk visi Tuhan. Menjadi percaya bahwa jika Tuhan berkata : “Jadi” maka semuanya pasti akan “Jadi”.
Sudahkah anda tertanam dalam visi Gereja?
Gereja ini memiliki visi menjadi jemaat yang Rasuli, Rahmani, dan Rajani. Rasuli artinya gereja yang bermisi. Gereja bukan terbatas dari gedung saja, tetapi dimanapun menjadi dampak untuk dunia luar. Rahmani artinya kemurahan Tuhan. Ini berbicara tentang janji Tuhan akan lawatan, pemulihan dan kasih yang Tuhan nyatakan lewat gereja ini. Rajani berbicara tentang karakter dan kualitas luar biasa yang digunakan untuk menjadi dampak secara luas supaya semua bangsa mengenal kuasaNya.
DNA Surgawi: Makanan kita adalah Firman Tuhan dan darah kita adalah darah pemberita Injil.
Sudahkan kita memiliki DNA Surgawi? Jika kita memilikinya, hati kita pasti tergerak untuk memberitakan Injil. Jika tidak, patut dipertanyakan DNA siapa yang kita miliki? Kita harus menerapkan dan mengerjakan prinsip OPOS, OPOF, dan OLOC:
OPOS : One Person One Soul (Satu orang memenangkan 1 jiwa)
OPOF : One Person One Family (Satu orang memenangkan 1 keluarga)
OLOC : One Leader One City (Satu Pemimpin mengubahkan 1 kota)
Mari Kita menjadi Gereja yang Bergerak!
Gereja yang hidup adalah gereja yang bergerak. Gereja yang bergerak adalah gereja yang bisa mengalahkan Iblis. Iblis sedang berusaha mencuri mimpi Tuhan dalam kita. Kita memiliki 7 voice; ini adalah senjata kita. Tuhan sudah memberikan banyak senjata kepada kita. Mari kita memakainya! Tuhan sedang melatih kita untuk menggunakan senjata melawan iblis. Jangan biarkan Iblis menawan hati kita! Mari kita terus kobarkan api kita dengan mengerjakan 7 Voice :
Voice of Salvation : Pedang – Memberitakan kebenaran kepada jiwa-jiwa
Voice of Healing : Obat – Mambagikan “obat” Kristus untuk menyembuhkan mereka yang terluka baik secara jasmani, jiwani, maupun rohani
Voice of Love : Handuk – Membalut, Membebat yang terluka, dan menghangatkan
Voice of Prayer : Perisai – Menahan serangan Iblis dengan berjaga-jaga dalam doa
Voice of Blessing : Tongkat Otoritas – Memberkati orang lain dengan usaha dan daya yang dimilikinya
Voice of Worship : Kecapi – Penyembahan yang membuat iblis gemetar
Voice of Family : Rantai – Menghubungkan setiap jiwa dalam keluarga Allah
Jadilah gereja yang bergerak! Jangan jadi pemalas dan teruslah berjuang sampai mimpi Tuhan digenapi dalam hidupmu.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Tidak Bercacat Cela di Hadapan Tuhan
Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah (Filipi 1:9-11)
Tuhan menginginkan di akhir kehidupan kita, kita didapati suci dan tidak bercacat di hadapan Tuhan. Ending dari kehidupan kita adalah menjadi serupa seperti Kristus. Bagaimana caranya? Kita harus bisa dapat memilih apa yang baik.
Hidup ini penuh pilihan, dan pilihan kita menentukan kehidupan yang akan datang.
Kita perlu memiliki pengetahuan dan pengertian yang benar untuk dapat memilih yang baik, sehingga kita menjadi pribadi yang didapati tak bercacat dan memiliki hidup yang berbuah di hadapan Tuhan. Karena itu miliki pengetahuan yang benar agar dapat memilih yang dengan benar.
Miliki pengetahuan yang benar agar dapat memilih yang dengan benar
Dalam kerohanian kita, kita harus memiliki pengetahuan yang benar; Pelajari terlebih dahulu sebelum memilih. Di sisi yang lain, seseorang tidak bisa melihat pengetahuan yang benar jika dia tidak memiliki kasih. Karena orang yang tidak memiliki kasih tidak akan bisa menerima kebenaran.
Apa itu kasih?
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena kebenaran. Ia menutupi segala seuatu, percaya segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (1 Kor 13:4-7)
Orang yang tidak memiliki kasih tidak bisa menerima kebenaran, karena masih ada benteng-benteng dalam pikiran mereka. Sedangkan apa yang ada dalam pikiran kita belum tentu benar. Seringkali apa yang kita pikirkan, itulah yang kita lakukan. Kalau yang kita pikirkan salah, maka pilihan-pilihan kita pun menjadi salah. Karena itu, penting untuk belajar Firman Tuhan dengan benar.
Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah (Roma 10:2-3)
Dikatakan bahwa banyak yang kelihatannya rohani, tetapi mereka tidak memiliki pengertian yang benar. Mereka tidak mengenal kebenaran, lalu mulai menciptakan kebenaran versi mereka sendiri. Sehingga mulai memilih-milih Firman Tuhan yang menyenangkan telinga mereka saja. Hanya mendengarkan Firman Tuhan yang menguntungkan saja. Pengertian kita telah salah terhadap Firman Tuhan.
Maukah kita dipakai Tuhan untuk menyampaikan apa yang benar? Ataukah kita adalah orang apatis yg enggan menyampaikan apa yang benar? Apakah kita sudah memilih yg benar? Hidup adalah sebuah pilihan dan Tuhan rindu kita semua memilih apa yang baik.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)
Janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini. Dunia memang memberikan banyak tawaran, tapi pilihlah apa yang berasal dari Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kita sebagai robot. Manusia mempunyai kehendak bebas untuk memilih. Tapi yang perlu kita lakukan adalah memberikan kehendak dan keinginan kita kepada Tuhan untuk dipakai sesuai dengan rencana-Nya.
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Jadi jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. (2 Petrus 3:9,11,14)
Tuhan memberikan kesempatan bahwa kita harus berusaha memiliki hidup tak bercacat dan bercela di akhir kehidupan kita, artinya kita 100% taat kepada kehendak Tuhan; Kita harus menaati seluruh Firman Tuhan, dan keseluruhannya harus dijalankan dengan sempurna.
Tuhan menghendaki kita berbuah. Sudahkah kita menghasilkan buah? Buah berbicara tentang buah pertobatan, buah pelayanan, dan buah jiwa. Sudahkah hidup kita mengalami perubahan? Sudahkah kita melayani Tuhan? Sudahkah kita berbuah jiwa?
Sama seperti pohon ara yang tidak berbuah (Lukas 13:6-9), Jika kita tidak berbuah, maka Tuhan akan menebang kita. Dan kita tidak bisa berbuah kalau kita tidak melekat pada Yesus, pokok anggur yang benar. Karena itu, mari kita senantiasa melekat kepada Yesus, supaya hidup kita semakin tidak bercacat cela dan berbuah bagi kerajaanNya.
Mari siapkan diri kita yang terbaik menjelang kedatangan-Nya yang sudah tidak lama lagi. Mari kita senantiasa mengoreksi kehidupan kita. Apakah kita sudah mengusahakan diri untuk tidak bercacat cela di hadapan Tuhan? Pilihlah apa yang baik dan benar karena kita sudah mengenal kebenaran yang sejati.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Elita Chandra : Kebenaran yang Memerdekakan
Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:30-32)
Berbicara kebenaran, setiap kita yang dilahirkan dari keluarga Kristen, kita sudah sering mendengar kebenaran. Dalam perikop sebelum Yohanes 8 : 30-36 banyak menjelaskan asal usul Yesus dan banyak orang yang menjadi percaya. Tetapi Tuhan tidak mau kita hanya cukup menjadi percaya. Kita harus menghidupi kepercayaan kita. Kita harus mengerti dan melakukan prinsip Kebenaran itu. PRINSIP KEBENARAN :
Tinggal dalam Firman akan Memerdekakan Kita
Setiap kita memang tidak mungkin lepas dari dosa tanpa kasih karunia, tetapi dengan tinggal dalam Firman Tuhan, kita dapat dimerdekakan. Tinggal artinya tetap, tidak berpindah-pindah.
Sama halnya ranting tanaman anggur yang tidak berpindah-pindah; dia melekat dengan pokoknya. Tuhan berkata tentang pokok anggur yang benar. Ranting yang sesungguhnya melekat pada pokoknya. Ranting yang tidak melekat dengan benar adalah ranting yang palsu. Tuhan mau kita melekat pada pokok anggur. Buah akan dapat kita hasilkan kalau kita melekat pada pokok anggur.
Kebenaran itu menyakitkan. Seperti pil pahit yang harus kita telan, tetapi menyembuhkan kita.
Ketika kita sakit, kita tidak bisa memilih-milih obat yang harus kita minum. Demikian juga dengan kebenaran; kita tidak bisa memilih-milih kebenaran yang menyenangkan telinga kita saja. Jika kita pilih-pilih obat/ Firman, kita tidak sungguh-sungguh tinggal dalam Firman. Walau itu menyakitkan, kita harus menelan Frman itu.
Kita tidak akan tahu kebenaran seperti apa, jika kita tidak tinggal di dalamnya.
Jika kita tinggal, kita akan mengetahui apa yang kita tidak pernah tahu. Seperti kita tinggal satu rumah dengan orang lain, kita akan tahu kebiasaan-kebiasaan orang-orang yang tinggal bersama dengan kita. Ketika kita tinggal bersama sesuatu/seseorang, ada kehidupan yang terjadi. Demikian juga jika kita tinggal bersama kebenaran, maka akan ada kehidupan yang terjadi.
Cara pandang yang berubah
Untuk merdeka, kita harus tahu apa itu kebenaran. Ketika kita tahu kebenaran, cara pandang kita terhadap sesuatu akan sesuai dengan kebenaran. Jika kita tidak tahu kebenaran, kita akan dengan mudahnya menerima inputan-inputan yang tidak benar berupa nilai-nilai yang berasal dari dunia yang kemudian kita rohanikan.
Cara pandang kita menentukan arah hidup kita. Jika cara pandang kita salah, hidup kita akan dikendalikan pada suatu yang salah. Tapi jika cara pandang kita benar, hidup kita akan dibawa pada kebenaran.
Memberi Ruang untuk Kebenaran Dalam Hati
Aku tahu, bawa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena Firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu (Yohanes 8 : 37)
Yesus mengatakan mereka memang adalah keturunan jasmani dari Abraham, tetapi Yesus menegur mereka bahwa mereka tidak hidup dalam Firman, tidak seperti Abraham, bapa leluhur mereka.
Kebenaran seringkali bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan. Awalnya pasti menyakitkan, tetapi jika kita ingin bebas, kita harus menerima kebenaran.
Seringkali kita datang pada Tuhan, kita bertanya pada Tuhan, tetapi tidak menginginkan kebenaran, melainkan pembenaran. Kita jahat dan licik.
Berikan tempat untuk kebenaran tinggal dalam hati, jangan hanya mendengar. Tetapi biarlah itu mengoreksi dan mengubah hidup kita.
BAGAIMANA IBLIS MEMPERNGARUHI KEBENARAN, MENIPU ANAK-ANAK TUHAN SEHINGGA MEREKA MEMPEROLEH KEBENARAN YANG SALAH?
Berfokus dengan 1 Kata Larangan
Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, ” (Kejadian 2:16)
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang
dijadikan oleh Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahhnya, bukan?” (Kejadian 3:1)
Iblis fokus pada 1 perintah Tuhan, iblis suka menyorot 1 poin larangan saja, padahal ada 1000 kebaikan Tuhan lainnya. Sehingga manusia salah fokus seakan Tuhan itu jahat, Tuhan melarang. Mindset Hawa dipermainkan agar Hawa hanya fokus pada larangan Tuhan!
Ketika kita ditegur, kita langsung menyorot pada teguran tanpa melihat nasihat yang diberikan itu baik. Kita langsung mengecap orang yang menegur kita adalah orang yang jahat dengan 1 larangan, tanpa memperhitungkan kebaikan-kebaikan lainnya yang dia lakukan. Padahal kata jangan/larangan yang diberikan itu bertujuan baik untuk kita.
Menyederhanakan Perintah Tuhan
“.. Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:17)
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak
akan mati,” (Kejadian 3:4)
Iblis selalu MENYEPELEKAN dosa dan MENYEDERHANAKAN perintah Tuhan. Tuhan sudah jelas mengatakan bahwa manusia akan langsung mati, tetapi iblis berkata bahwa “sekali-sekali”. Hati manusia sangat licik untuk bermain-main dengan larangan Tuhan. Kita mencari-cari cara, menyepelekan dosa karna kita suka. Tetapi hati nurani kita tahu bahwa itu tidak benar.
Jangan pernah menyederhakan perintah Tuhan!
karena sekali-kali dilakukan, lama-lama akan menjadi berkali-berkali.
Memakai Dalih Rohani untuk Membenarkan Dosa
Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat(Kejadian 3:5)
Iblis berkata “sama seperti Allah”. Tuhan mau kita sempurna seperti Tuhan, dan iblis memakai dalih-dalih kerohanian untuk membuat kita jatuh dalam dosa, padahal itu tidak membawa kita dekat kepada Tuhan.Kita sering memakai statement yang terlihat rohani untuk melancarkan sesuatu.
Contohnya kita bekerja keras sehingga tidak ke gereja dengan alasan agar dapat uang dan uang tersebut akan digunakan untuk memberkati gereja. Tetapi itu adalah DALIH KITA, pembenaran yang kita lakukan. Jika roh Kudus ada dalam hati kita, kita pasti tahu bahwa kita salah.
Tawaran yang Tampaknya Baik dan Menarik
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. (Kejadian 3:6a)
Tipuan iblis seakan-akan tidak berhasil terhadap Hawa, tetapi saat itu Iblis pikiran Hawa sedang bermain. Dikatakan bahwa Hawa melihat buah itu baik dan menarik.
APA YANG KITA LIHAT BAIK, BELUM TENTU ITU BAIK. Mata manusia seringkali menipu, tetapi manusia seringkali tertipu oleh apa yang kita lihat. Tipuan pertama Iblis pada Hawa masih dapat dengan mudah ia sangkal. Ia masih teguh dan mengingat perintah Tuhan. Tetapi ketika ia melihat bahwa buah itu menarik dan seakan tidak berbahaya, ia tertipu.
Apa yang kita lihat baik, belum tentu itu yang terbaik. Terlihat baik tetapi ujungnya adalah maut, kita terpisah dari kasih dan perkenanan Tuhan.
Berapa jarak pandang manusia? Penglihatan manusia sangat terbatas, tetapi Tuhan melihat segalanya. Apa yang kita lihat baik dan berkenan, kita harus tanyakan kembali pada Tuhan agar kita tidak tertipu. Siapa tahu apa yang kita lihat baik seperti pohon pengetahuan, itu ternyata menyesatkan.
Hiduplah dalam kebenaran yang sanggup memerdekakan kita. Dengan kita tinggal dalam kebenaran, itu akan menjadi senjata kita untuk bertahan dan melawan tipu daya si Jahat kepada setiap kita.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Lapar dan Haus akan Tuhan
“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”
Matius 5:6
Lapar dan haus berbicara tentang :
- Pemenuhan kebutuhan pokok manusia agar dapat tetap hidup. Jika kebutuhan tersebut tidak dipenuhi, kita akan mati. Begitu pula kita juga perlu berseru kepada Tuhan, “Tuhan, aku sangat menginginkan Engkau, kalau tidak, aku bisa mati!”
- Keinginan dan kerinduan yang sangat, sampai HARUS tercapai atau dipuaskan.
- Sesuatu yang terjadi secara berulang-ulang, berkali-kali dalam sehari.
Berapa banyak dari kita yang mengalami kekeringan rohani akhir-akhir ini? Misalnya :
- Merasa biasa saat memuji dan menyembah Tuhan
- Tidak merenungkan apa yang kita ucapkan
- Datang ke gereja karena rutinitas setiap minggu saja
- Pelayanan ya begitu-begitu saja, serasa hambar
- Tidak dapat merasakan hadirat Tuhan
Jika mengalami hal tersebut, apa yang perlu dilakukan?
CEK HATI KITA.
- Yohanes 6:25-26
Apakah kita masih mencari Yesus untuk mencari berkat-berkat-Nya daripada mengenal pribadi-Nya secara langsung? - Yohanes 6:32-35
Jika kita masih mencari roti untuk memuaskan kedagingan kita saja, berkat yang membuat hidup serasa enak saja, kita tidak akan pernah bisa dipuaskan. Sebab, bukan roti itu yg utama, tetapi Roti Hidup itu adalah pribadi Yesus itu sendiri.
Bagaimana memiliki hati yang lapar dan haus akan Tuhan?
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
Yohanes 14:12
Ketika kita berdoa: apakah kita meminta atau berusaha untuk mendapatkan hati yang lapar dan haus akan Dia? Kita tidak perlu meminta hati yang demikian, sebab ketika kita sadar bahwa kita sedang lapar dan haus akan kebenaran, kita sendiri akan melakukan suatu tindakan iman untuk melangkahkan kaki demi mendapatkan makanan/minuman itu.
Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Yohanes 6:37-39
Kita diutus untuk melakukan kehendak Dia yang mengutus kita; yaitu:
1.Mempertahankan jiwa-jiwa
2.Mencintai apa yang menjadi kerinduan Tuhan
- Published in Sermons