Khotbah Ev. Christin Jedidah : Ketaatan
Di dalam Alkitab, banyak kisah tentang orang-orang yang taat kepada Tuhan. Abraham, Nuh, dan Musa adalah orang-orang yang taat kepada Tuhan. Puncak ketaatan di dalam Firman Tuhan dilakukan oleh Yesus, dimana Dia turun ke dunia, menjadi manusia dan pengorbanan-Nya menyelamatkan seluruh umat manusia dari dosa (Roma 5:9).
Ketaatan artinya percaya penuh kepada orang yang kita taati
Ketika kita percaya, kita akan melakukan tanpa banyak bertanya, tanpa banyak alasan. Untuk taat kepada Tuhan, kita perlu percaya penuh kepada-Nya, kita menyerahkan kehidupan kita di tangan-Nya. Kita menghambakan diri kepada Kristus (Roma 6:16). Seorang hamba Akan melakukan perintah dari tuannya.
Ketaatan membutuhkan sebuah tindakan
Seperti perumpaan 2 anak di Matius 21:28-32, salah seorang anak berkata “iya” tetapi tidak melakukan, sedang yang lainnya melakukan apa yang diperintahkan oleh ayahnya. Demikian juga dengan hubungan kita dengan Tuhan; Kita perlu bukan hanya mendengar dan mengerti Firman Tuhan, tetapi kita juga harus melakukannya.
Ketaatan kepada Tuhan haruslah ketaatan 100% (Yak. 2:10)
Kita taat kepada perintah Tuhan tidak setengah-setengah. Tuhan memang menerima kita apa adanya tetapi Tuhan mau setiap kita makin disempurnakan serupa dengan Kristus. Ketaatan penuh juga berarti kita tidak kompromi akan dosa, tetapi Kita sungguh-sungguh melakukan perintah Tuhan.
Kepada siapa kita harus taat?
Tuhan
Ketaatan yang pertama dan terutama adalah kepada Tuhan. Jika Kita mengatakan kita mengasihi Tuhan, kita mau belajar taat akan segala perintah dan kehendak Tuhan.
Orang Tua (Efesus 6:1-9)
Mari kita belajar taat akan orang tua kita. Jika orangtua kita belum di dalam Tuhan, kita patut tetap menghormati mereka, kita doakan mereka. Tentunya tindakan ketaatan kita kepada orangtua tetaplah fokusnya sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Otoritas di atas kita (Efesus 6:5-9)
Melakukan ketaatan kita kepada otoritas di atas kita dengan tulus hati, bukan karena takut. Kita taat dan melakukan dengan sukacita, bukan karena terpaksa. Mari melakukannya bukan untuk menyenangkan manusia, tetapi kita lakukan seperti untuk Tuhan.
Pemimpin (Ibrani 13:17)
Kita perlu taat pada pemimpin-pemimpin kita di dalam Tuhan, sebab mereka berjaga-jaga atas hidup kita. Ketaatan kita kepada pemimpin tentunya harus sesuai dengan koridor Firman Tuhan.
Pemerintah (Roma 13:1-3)
Belajar taat pada hal-hal kecil, misalnya taat akan lalu lintas, membuang sampah, dsb. Dan juga di saat masa pandemi ini, kita belajar taat akan peraturan pemerintah untuk mengikuti protokol yang ada.
Ketaatan kita adalah bukti kita mengasihi Tuhan (Yoh 14:15,21). Sebab itu, mari kita taat sepenuhnya kepada Tuhan.
Biarlah ketaatan menjadi gaya hidup Kita. Kita melakukan dengan sungguh-sungguh, dengan sukacita Karena Kita mengasihi Tuhan. Jangan menjadi seperti Saul; Saul tidak taat kepada Tuhan, sehingga Tuhan tidak lagi berkenan kepada-Nya (1 Sam 13 ; 1 Sam 15).
Ketaatan adalah kunci kehidupan kita hidup dalam kebenaran, Ketaatan adalah bukti kita mengasihi Tuhan. Mari senantiasa belajar taat, sehingga kehidupan kita berkenan di hadapan Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Berubah
Di akhir pada kesudahannya, Yesus akan datang kedua kalinya sebagai hakim yang adil. Dia datang untuk memeriksa dan menilai hidup kita. Banyak orang ingin dinilai sempurna oleh manusia, tetapi penilaian Tuhan tidak pernah salah, penilaian Tuhan adalah yang terpenting dari semuanya.
Ada banyak orang punya rasa berharga dari apa yang mereka miliki, tetapi Tuhan tidak menilai kita dari seberapa hebat diri kita, atau apa yang kita bisa berikan, tetapi Dia menilai setiap hal kecil dalam hidup kita. Dia menilai kita dengan cinta. Tidak melihat seberapa buruk diri kita, Dia memandang kita berharga.
Tuhan mengingat semua yang kita lakukan, bahkan dosa-dosa kita. Tetapi Tuhan tidak mau lagi mengingat dosa kita, jika kita mau mengakui dan sungguh-sungguh minta ampun di hadapanNya
Amsal 19:17
Tuhan tidak pernah berhutang.Jika kita melakukan semuanya untuk Tuhan, Tuhan pasti akan membalaskannya, bahkan memberikan lebih. Oleh sebab itu, mari kita melakukan yang terbaik bagi Tuhan.
Seperti kata Daud dalam Mazmur 17:3-5, Kita bukan tidak bisa berdosa, tetapi kita harus menjaga diri; kita bukan tidak bisa, tetapi tidak mau lagi berbuat dosa. Tuhan sedang menguji hidup kita.
Di akhir zaman ini akan semakin nampak pemisahan antara orang yang berakar dan tidak berakar dalam Kristus. Akan terjadi pemisahan antara orang benar dan orang fasik (Maleakhi 3:18). Mari perhatikan saudara-saudara kita, kita perhatikan kawanan domba yang ada, sebab hari penghakiman sudah tiba.
Satu point penting bagi kita sebagai anak Tuhan : BERUBAH.
Berubah bukan hal yang mudah. Ada orang yang memiliki sifat karena bawaan dari lahir, ada juga yang memiliki sifat karena kebiasaan.
Kita perlu hati-hati, karena kita semua bisa mengalami kemunduran rohani karena kebiasaan yang buruk (Yeremia 2:21, Ratapan 4:1). Karena itu, setiap kita butuh alat kontrol, untuk menilai dan menegur kita, baik dari Tuhan maupun pemimpin kita. Mari memeriksa diri, jika ada yang salah dari dalam diri kita, mari belajar untuk berubah.
Ketika Yesus datang ke dunia, Dia tidak datang untuk mencari murid saja, tetapi mengajar mereka untuk menjadi pemimpin dan pemurid jiwa. Tuhan menghendaki kita menjadi pemimpin, minimal memimpin diri sendiri dan orang terdekat kita.
Kriteria pemimpin ( 1 Tim 3:1-7) :
1. Setia
2. Bisa menguasai diri (Punya wibawa Kristus, tahu menempatkan diri)
3. Bijaksana, sopan (Dalam perkataan dan tindakan)
4. Murah hati, cakap mengajar orang lain
5. Bukan peminum
6. Bukan pemarah, tetapi peramah
7. Pendamai, bukan hamba uang
Yusuf adalah seorang pemimpin yang dibentuk Tuhan. Dia dulunya tertolak, kesepian, disingkirkan, tetapi dia disertai dan dikenan oleh Tuhan (Kejadian 39: 1-6). Sehingga orang disekitarnya pun diberkati. Dia pemimpin yang bertanggungjawab, bisa dipercaya, dan punya loyalitas.
Orang yang masa lalunya hancur bukan berarti dia tidak bisa dicintai dan dipakai Tuhan. Demikian juga dengan kita, jika kita dikenan oleh Tuhan, maka dimanapun kita berada, sekitar kita pun juga akan diberkati; hidup kita dipakai Tuhan luar biasa.
Jika hari ini kita belum melihat hasilnya, tetaplah setia. Jadilah pemimpin yang bertanggungjawab dan bisa dipercaya seperti Yusuf. Miliki loyalitas dalam pekerjaan/pelayananmu, maka pekerjaan yang baik akan dipercayakan kepadamu. Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh dan selesaikan dengan baik.
Jika kamu mau jadi dipercaya lebih, milikilah mental yang teruji dan mau berubah. Lepaskan semua ego, pemberontakan dan dosa kita di hadapan Tuhan. Biarlah Tuhan membentuk kita menjadi seorang pemimpin yang berkenan bagiNya.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Menjaga Hati
Yesus menjadi dampak dalam keluarganya. Adik-adik Yesus, Yakobus dan Yudas, melihat Yesus sebagai Tuhan. Mereka melihat Yesus menjadi terang di tengah mereka, sehingga mereka menjadi penulis kitab yang luar biasa (kitab Yakobus dan Kitab Yudas).
Sudahkah kita menjadi dampak dalam keluarga? Orang yang tinggal serumah dengan kita tahu kehidupan kita yang sesungguhnya. Jikalau masih ada hal tidak baik yang kita miliki, mari belajar berubah.Perubahan tidak menuntut orang lain, perubahan menuntut diri sendiri.
Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu (Yakobus 1:21)
Diterima dengan hati yang lembut
Tertanam
Berkuasa
Mari menjaga hati kita. Hati kita bagaikan taman, yang perlu dijaga dan dirawat dengan baik. Biarlah Tuhan tinggal di dalamnya dan hati kita menjadi sebuah taman yang indah, yang berkenan kepada Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Jangan Kuatir
Mengapa kita tidak perlu kuatir?
Tuhan Pemelihara kita
Luk 12 : 22-29
Tidak kuatir bukan berarti berdiam diri dan menyerah dengan keadaan, tetapi kita tetap berdoa, berserah, meminta hikmat dari Tuhan, kerjakan bagian kita yang terbaik maka Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya.
Tuhan Menetapkan Langkah Hidup kita
Mazmur 37:23-26
Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu (Lukas 12:31)
Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat. (Lukas 12 : 33)
Fokus kepada Yesus, maka mujizat akan Tuhan nyatakan dalam hidup kita. Justru mujizat terjadi ketika ada masalah. Mari terus berharap pada Yesus. Dalam kesesakan kita, mari tetap berseru kepada-Nya, Tuhan akan memberikan kita kekuatan yang baru dalam menghadapi setiap masa dalam hidup kita. Amin.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Doa, Ketaatan, dan Kasih
Tahun ini adalah tahun dimana kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, walaupun sepertinya apa yang terjadi di sekeliling kita berbeda dengan apa yang kita harapkan.
Ada 3 hal yang harus kita miliki sebagai anak Tuhan di tengah kondisi yang terjadi saat ini:
Doa
Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh, mencari wajah Tuhan, mencari kehendak Tuhan. Kita datang kepada Tuhan dan meminta belas kasihanNya atas bangsa ini. Seperti Abraham yang memohon belas kasihan Tuhan untuk tidak membinasakan semua kota Sodom dan Gomora.
Setiap hari kita mendengar berita kematian. Banyak dari mereka yang belum mengenal Yesus. Mari berdoa dan meminta belas kasihan Tuhan. Kita berdoa supaya pintu keselamatan dan pertobatan dibukakan untuk jiwa-jiwa.
Yeremia 29:7-14
Mari menjadi mezbah doa dimanapun Tuhan tempatkan kita (ay. 7). Tuhan selalu memberikan rancangan yang terbaik dan hari depan yang penuh pengharapan (ay. 11) . Kita tidak bisa berharap kepada manusia, pengharapan kita hanya ada di dalam Yesus. Tuhan sanggup memulihkan keadaan kita (ay. 12-14). Jangan takut, tetaplah berdoa dan berserah kepada Tuhan. Mari kita ketuk pintu hatiNya dan memohonkan belas kasihan dan pertobatan jiwa-jiwa terjadi di Indonesia.
Ketaatan
Dalam kita menantikan kedatangan Tuhan, kita tidak bisa hanya berdiam dan berdoa. Kita butuh bergerak dan berkarya sesuai dengan kerinduan Tuhan. Jangan berdiam, mari berbuat sesuatu untuk Tuhan dan orang-orang di sekitar kita.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5:15-17)
Bangunlah roh yang tidur. Mari perhatikan bagaimana seharusnya kita hidup. Jangan menjadi orang bebal yang susah menerima peringatan Tuhan. Dengan waktu yang Tuhan berikan, mari menjadi aktif, efektif, dan produktif.
Kasih
Doa dan ketaatan jika tidak dilakukan dengan kasih, maka semuanya sia-sia. Hari-hari ini Tuhan rindu ada doa yang didasari dengan hati yang hancur, bukan doa yang rutinitas semata.
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula . Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. (Wahyu 2:1-5)
Jemaat di Efesus adalah orang-orang yang mengenal Kristus, mereka berjerih payah, memiliki ketekunan, tidak sabar dengan orang yang jahat, bahkan menderita karena Kristus, tetapi Tuhan mencela mereka karena meninggalkan kasihnya yang semula.
Di akhir zaman ini, kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Orang-orang menjadi biasa mendengar kematian dan tidak peduli dengan orang lain. Bagaimanakah dengan hati kita? Jika hati kita mulai berubah, tidak ada belas kasihan lagi, tidak ada hati untuk jiwa-jiwa, maka kita harus segera bertobat. Mintalah hati yang hancur dan kasih yang semula dari Tuhan.
Keadaan di akhir zaman digambarkan dalam 2 Timotius 3:1-5. Akan datang masa-masa sukar dimana manusia mencintai diri sendiri dan tidak mempedulikan agama (ay. 2). Dengan ibadah streaming yang dilakukan hari-hari ini, sudahkah kita siapkan diri yang terbaik? Hendaknya kita mengikuti ibadah dengan hormat, sebab kita mau datang kepada Tuhan, kita mau berhubungan pribadi dengan Tuhan.
Mari kita lakukan ketiga hal ini dengan sungguh-sungguh. Biarlah kita hidup dalam kasih Tuhan. Sebab tidak ada satu hal pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Gereja Harus Berdampak
Sesuai himbauan pemerintah, hari-hari ini gereja-gereja di Indonesia, bahkan di seluruh dunia melakukan ibadah secara online. Sudahkah kita mengikuti ibadah online dengan sungguh-sungguh?
Ibadah bisa dilakukan jarak jauh, tetapi kehadiran Kristus dalam hidup kita tidak bisa secara online/jarak jauh. Hubungan dengan Tuhan adalah sebuah hubungan yang merasakan, mengalami, dan mendengar kehadiran Tuhan sendiri secara pribadi. Hubungan dengan Kristus adalah hubungan pribadi yang tidak bisa diwakilkan.
2 Petrus 3:10-16
Matius 25 :1-13
Mari siapkan minyak dan pelita kita dengan bijak. Kita harus menyalakan Pelita dan membawa minyak bagi Tuhan.
Pakai waktu-waktu yang ada dengan bijaksana
Yehezkiel 13:5,17
Pemurnian dan pemisahan sedang terjadi. Karena itu, mari kita saling menguatkan satu sama lain. Mari nyalakan pelita kita; layani Tuhan. Waktu-Nya sudah dekat, mari kita sama-sama berlari mengejar panggilan Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Elita Chandra : Rasa Aman yang Sejati
Kasus COVID-19 yang hari2 ini menyerang lebih dari 600 ribu jiwa di seluruh dunia menyebabkan goncangan yang besar di berbagai negara. Ini menyebabkan banyak orang mencari rasa aman; mereka membeli dan menimbun masker, sarung tangan, hand sanitizer, bahkan baju pelindung untuk merasa aman agar tidak terkena virus ini. Tapi bagaimanakah Rasa Aman yang Sejati itu?
Ada janji keamanan yang Tuhan sediakan kepada bangsa Israel (Yosua 21:43-45). Sekalipun demikian, bukan berarti bangsa ini sama sekali tidak menghadapi musuh; Musuh tetap ada, mereka pun tetap harus waspada & berjaga (Yosua 23: 1-16).
Seringkali kita berpikir bahwa Rasa Aman adalah ketika tidak ada musuh/masalah di sekitar kita. Tetapi Rasa Aman Yang sejati bukanlah ketika tidak ada musuh di sekitar kita, melainkan ketika kita merasakan damai sejahtera Tuhan di tengah masalah/badai Dalam hidup; dimana ada janji perlindungan dan penjagaan Tuhan. Tetapi Rasa Aman juga bukan berarti kita tidak berhikmat, kita juga perlu berjaga dan waspada dengan “musuh” di sekitar kita.
Situasi hari-hari ini menguji hati kita dalam 2 hal:
1. Kasih kepada Tuhan
Apakah kita sungguh2 berserah & bergantung penuh pada Tuhan
2. Kasih kepada Sesama
Apakah kita egois menyimpan semua hal untuk keamanan kita pribadi, atau berbagi kepada yang membutuhkan? Apakah kita tergerak oleh belas kasihan akan jiwa2 Yang meninggal setiap harinya dalam kondisi belum menerima Kristus?
Mari kita semakin mendekat kepada Tuhan. Rasa Aman yang sejati hanya dalam Tuhan; Dia adalah pelindung & penjaga kita yang tidak pernah terlelap (Mazmur 121:1-8). Jangan dikuasai oleh ketakutan dan situasi sekitar kita. Justru kita harus berdoa untuk bangsa-bangsa supaya dikuatkan dan dimampukan melewati bencana ini.
Di tengah ketidakamanan, ada sebuah jaminan keyakinan iman di tengah orang-orang percaya: Bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus; Penindasan, kesesakan, penganiayaan, sakit penyakit sekalipun. Kita diciptakanNya sebagai orang-orang yang lebih dari pemenang (Roma 8:31-39).
Jadilah orang-orang yang lebih dari pemenang; kita tidak lagi hidup dalam ketakutan dan kekuatiran, tetapi hidup kita penuh dengan rasa aman yang sejati dari Tuhan. Mari tetap bergantung pada Tuhan dalam segala hal.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Kemurnian
Gereja berdiri adalah untuk melayani Tuhan dan sesama. Tetapi hari-hari ini banyak yang berpikir bahwa gereja adalah sebuah bisnis. Gereja didirikan hanya untuk memperkaya diri dan memperhitungkan untung ruginya.
Demikian juga ketika kita terpanggil menjadi Hamba Tuhan dan pelayan Tuhan. Apakah yang menjadi motivasi kita? Untuk memperkaya diri atau untuk melayani Tuhan dan sesama kita?Melayani Tuhan tidak memperhitungkan untung ruginya, karena Tuhan yang menjamin hidup kita, Tuhan yang akan memelihara kita.
Mari berikan yang terbaik kepada Tuhan dalam setiap pekerjaan dan pelayanan kita.
Di akhir jaman ini, Tuhan merindukan suatu pemurnian bagi gereja-Nya.
Murni artinya tidak bercampur dengan unsur lainnya (KBBI).Tuhan rindu kita hidup dalam kemurnian; tidak bercampur dengan unsur-unsur lain dan tidak terpengaruh dengan dunia. Tuhan mau kita mengalami pertobatan yang sejati, yang artinya hidup, sikap hati, dan karakter kita diubahkan semakin serupa dengan Kristus; tidak lagi serupa dengan dunia.
Bagaimana kita dimurnikan oleh Tuhan?
Seperti emas, dia dimurnikan melalui suatu proses yang panjang. Demikian juga ketika hidup kita dimurnikan oleh Tuhan memerlukan sebuah proses, bukan suatu hal yang instan. Untuk diproses oleh Tuhan, kita harus memiliki ketaatan dan penundukan diri.
Amsal 1:22-28 berbicara mengenai orang yang bebal. Orang yang bebal adalah orang yang tidak mau dibentuk, semaunya sendiri, dan tidak mau menerima teguran. Janganlah kita menjadi orang bebal. Karena orang yang bebal tidak mau mengalami perubahan dalam hidup nya.
Jadilah seperti emas murni, yg lembut, yang mau di ubahkan dan di bentuk oleh Tuhan.
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak daat cemar dan tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada akhir zaman. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. (1 Petrus 1:3-6)
Tuhan merindukan kemurnian di akhir zaman ini. Mari kita memiliki sikap hati yang mau dimurnikan oleh Tuhan. Miliki pertobatan sejati yang mengubahkan kehidupan kita, sehingga kita siap menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali menjadi mempelai Kristus yang sempurna.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Ketetapan Hati
Hari-hari ini dunia sedang digemparkan dengan munculnya virus Corona yang menyebabkan ribuan kematian di berbagai negara. Hal ini adalah salah satu pertanda bahwa kita telah berada pada akhir zaman.
Sebuah situs dunia mencatat, ada 10 pertanda kiamat:
1. Malapetaka / Bencana alam
2. Tanda Kelaparan, Kemiskinan, & Penyakit
3. Kekerasan dan Sex bebas
4. Perang
5. Kemerosotan Moral
6. Banyak Orang Depresi
7. Penyebaran Ajaran Palsu
8. Krisis Lingkungan Global
9. Fenomena Alam
10.Kebangunan besar-besaran
Di akhir zaman, akan banyak orang mengalami stres dan kecemasan; mereka hidup dalam tekanan yang luar biasa. Sehingga akan banyak orang murtad kepada Tuhan, dan atau sebaliknya, akan banyak orang yang menyadari bahwa mereka membutuhkan Tuhan.
Di hari-hari terakhir ini, Tuhan sedang mencari orang-orang yang menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran. Mari kita Belajar menjadi penyembah yang benar dari seorang Pribadi Daniel (Daniel 1).
1. Memiliki Ketetapan Hati
Ketika Daniel diminta untuk menyantap makanan raja yang enak, dia memilih untuk tidak memakannya. Kemungkinan besar makanan-makanan itu sebelumnya dipersembahkan kepada dewa-dewa mereka. Daniel memiliki ketetapan hati untuk tidak menajiskan dirinya dengan meminum anggur dan menyantap makanan-makanan itu.
Sebaliknya, Daniel berketetapan hati untuk tetap menyembah Tuhan di tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Bahkan ia dengan tekun berdoa 3x sehari kepada Tuhan.
2. Berani Diuji
Daniel tidak takut menyatakan kuasa Tuhan, sekalipun dia di tengah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Daniel berani diuji, walau tidak makan santapan raja, dia tetap segar dan sehat setelah melewati 10 Hari.
Daniel berketetapan hati untuk tetap menyembah Tuhan, sekalipun sekelilingnya tidak mendukung dia. Mari kita miliki ketetapan hati dalam Tuhan; berketetapan hati untuk menyembah Tuhan, berketetapan hati untuk tetap setia hidup dalam kebenaran.
Daniel belajar setia dari hal kecil. Dari masalah makanan, kemudian ia teruji dan menjadi kesayangan raja. Ia menjadi orang bijaksana melebihi orang-orang yang ada di negeri itu; Ia dipromosikan oleh Tuhan.
Mau dipromosi oleh Tuhan? Belajarlah setia seperti Daniel. Lakukan kebenaran dengan ketetapan hati dan beranilah untuk diuji. Biarkan Tuhan berkuasa penuh dalam hidupmu.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Kasih Tak Bersyarat
Ada 4 kata kasih dalam bahasa Yunani, yaitu Agape, Phileo, Eros dan Storge, tetapi ternyata hanya ada 2 kata kasih dalam bahasa Yunani yang muncul dalam Alkitab Perjanjian Baru, yaitu Agape yang muncul sebanyak 116 kali dan Phileo sebanyak 26 kali.
Kasih agape adalah kasih yang tidak bersyarat, kasih yang memiliki pengorbanan dan tidak mengharapkan imbalan. Sedangkan Philia adalah kasih dalam persahabatan, yang tidak ada hubungan atau ikatan darah.
Di dalam Matius 22:37-49, hukum yang terutama, kasih yang terdapat pada ayat ini adalah kasih Agape. Tidak hanya Tuhan yang memberikan kasih agape kepada kita, tetapi kita juga harus memiliki kasi Agape, yaitu kasih tanpa syarat kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri.
1. Kasih Agape kepada Tuhan (1 Yoh. 4:7-8,10,19)
Pada dasarnya manusia tidak bisa mengasihi. Tetapi jika kita bisa mengasihi, semua karena Allah yang terlebih dahulu mengasihi kita. Mengasihi Tuhan artinya memberikan seluruh hidup kita di tangan Tuhan dan mau didewasakan oleh Tuhan. Kita mau mengasihi Dia bukan karena berkat dan imbalan yang kita harapkan kita terima, tapi kita mencintai Tuhan tanpa syarat, walaupun apapun yang terjadi dalam hidup kita, kita akan tetap mengasihi Tuhan.
2. Kasih Agape kepada sesama manusia (1 Yoh 4:20-21)
Jika seorang berkata aku mengasihi Tuhan, tetapi ia membenci saudara nya, maka ia adalah, seorang pendusta. Apa bukti kita mengasihi Tuhan? Apakah kita sudah mengasihi sesama kita dengan kasih agape, yaitu kasih tanpa syarat? Mudah untuk mengasihi orang yang baik kepada kita, tetapi Tuhan mengajar kita mengasihi orang yang membenci kita (Luk. 6:27-29)
Mengasihi Tuhan dan sesama kita dapat di lihat dari perbuatan kita, apa yang kita lakukan untuk orang lain, seperti kita melakukan nya untuk Tuhan (Mat. 25:31-40).
3. Mengasihi Diri Sendiri
Untuk dapat mengasihi diri sendiri, kita perlu mengenal kasih Tuhan. Dan kita tidak dapat mengasihi orang lain sebelum kita mengasihi diri kita sendiri. Karena itu, kita harus bisa menerima diri kita sebagai ciptaanNya yang mulia dan yang dikasihiNya.
Yoh 15:13-17 – Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang rela memberikan nyawaNya untuk sahabatNya. Tuhan memanggil kita dengan sebutan sahabat.
Kata kasih yang tertulis di sini adalah Phileo. Ini menunjukkan bahwa Tuhan mau kita punya hubungan yang dekat denganNya.
Milikilah Kasih Agape dalam hidup Kita, yaitu kasih yang tak bersyarat, dan milikilah kasih Phileo yang membuat kita selalu melekat dengan Tuhan.
- Published in Sermons