Khotbah Ev. Evie Mehita : Menjaga Hati
Yesus menjadi dampak dalam keluarganya. Adik-adik Yesus, Yakobus dan Yudas, melihat Yesus sebagai Tuhan. Mereka melihat Yesus menjadi terang di tengah mereka, sehingga mereka menjadi penulis kitab yang luar biasa (kitab Yakobus dan Kitab Yudas).
Sudahkah kita menjadi dampak dalam keluarga? Orang yang tinggal serumah dengan kita tahu kehidupan kita yang sesungguhnya. Jikalau masih ada hal tidak baik yang kita miliki, mari belajar berubah.Perubahan tidak menuntut orang lain, perubahan menuntut diri sendiri.
Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu (Yakobus 1:21)
Diterima dengan hati yang lembut
Tertanam
Berkuasa
Mari menjaga hati kita. Hati kita bagaikan taman, yang perlu dijaga dan dirawat dengan baik. Biarlah Tuhan tinggal di dalamnya dan hati kita menjadi sebuah taman yang indah, yang berkenan kepada Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Jangan Kuatir
Mengapa kita tidak perlu kuatir?
Tuhan Pemelihara kita
Luk 12 : 22-29
Tidak kuatir bukan berarti berdiam diri dan menyerah dengan keadaan, tetapi kita tetap berdoa, berserah, meminta hikmat dari Tuhan, kerjakan bagian kita yang terbaik maka Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya.
Tuhan Menetapkan Langkah Hidup kita
Mazmur 37:23-26
Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu (Lukas 12:31)
Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat. (Lukas 12 : 33)
Fokus kepada Yesus, maka mujizat akan Tuhan nyatakan dalam hidup kita. Justru mujizat terjadi ketika ada masalah. Mari terus berharap pada Yesus. Dalam kesesakan kita, mari tetap berseru kepada-Nya, Tuhan akan memberikan kita kekuatan yang baru dalam menghadapi setiap masa dalam hidup kita. Amin.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Doa, Ketaatan, dan Kasih
Tahun ini adalah tahun dimana kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, walaupun sepertinya apa yang terjadi di sekeliling kita berbeda dengan apa yang kita harapkan.
Ada 3 hal yang harus kita miliki sebagai anak Tuhan di tengah kondisi yang terjadi saat ini:
Doa
Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh, mencari wajah Tuhan, mencari kehendak Tuhan. Kita datang kepada Tuhan dan meminta belas kasihanNya atas bangsa ini. Seperti Abraham yang memohon belas kasihan Tuhan untuk tidak membinasakan semua kota Sodom dan Gomora.
Setiap hari kita mendengar berita kematian. Banyak dari mereka yang belum mengenal Yesus. Mari berdoa dan meminta belas kasihan Tuhan. Kita berdoa supaya pintu keselamatan dan pertobatan dibukakan untuk jiwa-jiwa.
Yeremia 29:7-14
Mari menjadi mezbah doa dimanapun Tuhan tempatkan kita (ay. 7). Tuhan selalu memberikan rancangan yang terbaik dan hari depan yang penuh pengharapan (ay. 11) . Kita tidak bisa berharap kepada manusia, pengharapan kita hanya ada di dalam Yesus. Tuhan sanggup memulihkan keadaan kita (ay. 12-14). Jangan takut, tetaplah berdoa dan berserah kepada Tuhan. Mari kita ketuk pintu hatiNya dan memohonkan belas kasihan dan pertobatan jiwa-jiwa terjadi di Indonesia.
Ketaatan
Dalam kita menantikan kedatangan Tuhan, kita tidak bisa hanya berdiam dan berdoa. Kita butuh bergerak dan berkarya sesuai dengan kerinduan Tuhan. Jangan berdiam, mari berbuat sesuatu untuk Tuhan dan orang-orang di sekitar kita.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5:15-17)
Bangunlah roh yang tidur. Mari perhatikan bagaimana seharusnya kita hidup. Jangan menjadi orang bebal yang susah menerima peringatan Tuhan. Dengan waktu yang Tuhan berikan, mari menjadi aktif, efektif, dan produktif.
Kasih
Doa dan ketaatan jika tidak dilakukan dengan kasih, maka semuanya sia-sia. Hari-hari ini Tuhan rindu ada doa yang didasari dengan hati yang hancur, bukan doa yang rutinitas semata.
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula . Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. (Wahyu 2:1-5)
Jemaat di Efesus adalah orang-orang yang mengenal Kristus, mereka berjerih payah, memiliki ketekunan, tidak sabar dengan orang yang jahat, bahkan menderita karena Kristus, tetapi Tuhan mencela mereka karena meninggalkan kasihnya yang semula.
Di akhir zaman ini, kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Orang-orang menjadi biasa mendengar kematian dan tidak peduli dengan orang lain. Bagaimanakah dengan hati kita? Jika hati kita mulai berubah, tidak ada belas kasihan lagi, tidak ada hati untuk jiwa-jiwa, maka kita harus segera bertobat. Mintalah hati yang hancur dan kasih yang semula dari Tuhan.
Keadaan di akhir zaman digambarkan dalam 2 Timotius 3:1-5. Akan datang masa-masa sukar dimana manusia mencintai diri sendiri dan tidak mempedulikan agama (ay. 2). Dengan ibadah streaming yang dilakukan hari-hari ini, sudahkah kita siapkan diri yang terbaik? Hendaknya kita mengikuti ibadah dengan hormat, sebab kita mau datang kepada Tuhan, kita mau berhubungan pribadi dengan Tuhan.
Mari kita lakukan ketiga hal ini dengan sungguh-sungguh. Biarlah kita hidup dalam kasih Tuhan. Sebab tidak ada satu hal pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Gereja Harus Berdampak
Sesuai himbauan pemerintah, hari-hari ini gereja-gereja di Indonesia, bahkan di seluruh dunia melakukan ibadah secara online. Sudahkah kita mengikuti ibadah online dengan sungguh-sungguh?
Ibadah bisa dilakukan jarak jauh, tetapi kehadiran Kristus dalam hidup kita tidak bisa secara online/jarak jauh. Hubungan dengan Tuhan adalah sebuah hubungan yang merasakan, mengalami, dan mendengar kehadiran Tuhan sendiri secara pribadi. Hubungan dengan Kristus adalah hubungan pribadi yang tidak bisa diwakilkan.
2 Petrus 3:10-16
Matius 25 :1-13
Mari siapkan minyak dan pelita kita dengan bijak. Kita harus menyalakan Pelita dan membawa minyak bagi Tuhan.
Pakai waktu-waktu yang ada dengan bijaksana
Yehezkiel 13:5,17
Pemurnian dan pemisahan sedang terjadi. Karena itu, mari kita saling menguatkan satu sama lain. Mari nyalakan pelita kita; layani Tuhan. Waktu-Nya sudah dekat, mari kita sama-sama berlari mengejar panggilan Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Elita Chandra : Rasa Aman yang Sejati
Kasus COVID-19 yang hari2 ini menyerang lebih dari 600 ribu jiwa di seluruh dunia menyebabkan goncangan yang besar di berbagai negara. Ini menyebabkan banyak orang mencari rasa aman; mereka membeli dan menimbun masker, sarung tangan, hand sanitizer, bahkan baju pelindung untuk merasa aman agar tidak terkena virus ini. Tapi bagaimanakah Rasa Aman yang Sejati itu?
Ada janji keamanan yang Tuhan sediakan kepada bangsa Israel (Yosua 21:43-45). Sekalipun demikian, bukan berarti bangsa ini sama sekali tidak menghadapi musuh; Musuh tetap ada, mereka pun tetap harus waspada & berjaga (Yosua 23: 1-16).
Seringkali kita berpikir bahwa Rasa Aman adalah ketika tidak ada musuh/masalah di sekitar kita. Tetapi Rasa Aman Yang sejati bukanlah ketika tidak ada musuh di sekitar kita, melainkan ketika kita merasakan damai sejahtera Tuhan di tengah masalah/badai Dalam hidup; dimana ada janji perlindungan dan penjagaan Tuhan. Tetapi Rasa Aman juga bukan berarti kita tidak berhikmat, kita juga perlu berjaga dan waspada dengan “musuh” di sekitar kita.
Situasi hari-hari ini menguji hati kita dalam 2 hal:
1. Kasih kepada Tuhan
Apakah kita sungguh2 berserah & bergantung penuh pada Tuhan
2. Kasih kepada Sesama
Apakah kita egois menyimpan semua hal untuk keamanan kita pribadi, atau berbagi kepada yang membutuhkan? Apakah kita tergerak oleh belas kasihan akan jiwa2 Yang meninggal setiap harinya dalam kondisi belum menerima Kristus?
Mari kita semakin mendekat kepada Tuhan. Rasa Aman yang sejati hanya dalam Tuhan; Dia adalah pelindung & penjaga kita yang tidak pernah terlelap (Mazmur 121:1-8). Jangan dikuasai oleh ketakutan dan situasi sekitar kita. Justru kita harus berdoa untuk bangsa-bangsa supaya dikuatkan dan dimampukan melewati bencana ini.
Di tengah ketidakamanan, ada sebuah jaminan keyakinan iman di tengah orang-orang percaya: Bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus; Penindasan, kesesakan, penganiayaan, sakit penyakit sekalipun. Kita diciptakanNya sebagai orang-orang yang lebih dari pemenang (Roma 8:31-39).
Jadilah orang-orang yang lebih dari pemenang; kita tidak lagi hidup dalam ketakutan dan kekuatiran, tetapi hidup kita penuh dengan rasa aman yang sejati dari Tuhan. Mari tetap bergantung pada Tuhan dalam segala hal.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Kemurnian
Gereja berdiri adalah untuk melayani Tuhan dan sesama. Tetapi hari-hari ini banyak yang berpikir bahwa gereja adalah sebuah bisnis. Gereja didirikan hanya untuk memperkaya diri dan memperhitungkan untung ruginya.
Demikian juga ketika kita terpanggil menjadi Hamba Tuhan dan pelayan Tuhan. Apakah yang menjadi motivasi kita? Untuk memperkaya diri atau untuk melayani Tuhan dan sesama kita?Melayani Tuhan tidak memperhitungkan untung ruginya, karena Tuhan yang menjamin hidup kita, Tuhan yang akan memelihara kita.
Mari berikan yang terbaik kepada Tuhan dalam setiap pekerjaan dan pelayanan kita.
Di akhir jaman ini, Tuhan merindukan suatu pemurnian bagi gereja-Nya.
Murni artinya tidak bercampur dengan unsur lainnya (KBBI).Tuhan rindu kita hidup dalam kemurnian; tidak bercampur dengan unsur-unsur lain dan tidak terpengaruh dengan dunia. Tuhan mau kita mengalami pertobatan yang sejati, yang artinya hidup, sikap hati, dan karakter kita diubahkan semakin serupa dengan Kristus; tidak lagi serupa dengan dunia.
Bagaimana kita dimurnikan oleh Tuhan?
Seperti emas, dia dimurnikan melalui suatu proses yang panjang. Demikian juga ketika hidup kita dimurnikan oleh Tuhan memerlukan sebuah proses, bukan suatu hal yang instan. Untuk diproses oleh Tuhan, kita harus memiliki ketaatan dan penundukan diri.
Amsal 1:22-28 berbicara mengenai orang yang bebal. Orang yang bebal adalah orang yang tidak mau dibentuk, semaunya sendiri, dan tidak mau menerima teguran. Janganlah kita menjadi orang bebal. Karena orang yang bebal tidak mau mengalami perubahan dalam hidup nya.
Jadilah seperti emas murni, yg lembut, yang mau di ubahkan dan di bentuk oleh Tuhan.
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak daat cemar dan tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada akhir zaman. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. (1 Petrus 1:3-6)
Tuhan merindukan kemurnian di akhir zaman ini. Mari kita memiliki sikap hati yang mau dimurnikan oleh Tuhan. Miliki pertobatan sejati yang mengubahkan kehidupan kita, sehingga kita siap menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali menjadi mempelai Kristus yang sempurna.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Ketetapan Hati
Hari-hari ini dunia sedang digemparkan dengan munculnya virus Corona yang menyebabkan ribuan kematian di berbagai negara. Hal ini adalah salah satu pertanda bahwa kita telah berada pada akhir zaman.
Sebuah situs dunia mencatat, ada 10 pertanda kiamat:
1. Malapetaka / Bencana alam
2. Tanda Kelaparan, Kemiskinan, & Penyakit
3. Kekerasan dan Sex bebas
4. Perang
5. Kemerosotan Moral
6. Banyak Orang Depresi
7. Penyebaran Ajaran Palsu
8. Krisis Lingkungan Global
9. Fenomena Alam
10.Kebangunan besar-besaran
Di akhir zaman, akan banyak orang mengalami stres dan kecemasan; mereka hidup dalam tekanan yang luar biasa. Sehingga akan banyak orang murtad kepada Tuhan, dan atau sebaliknya, akan banyak orang yang menyadari bahwa mereka membutuhkan Tuhan.
Di hari-hari terakhir ini, Tuhan sedang mencari orang-orang yang menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran. Mari kita Belajar menjadi penyembah yang benar dari seorang Pribadi Daniel (Daniel 1).
1. Memiliki Ketetapan Hati
Ketika Daniel diminta untuk menyantap makanan raja yang enak, dia memilih untuk tidak memakannya. Kemungkinan besar makanan-makanan itu sebelumnya dipersembahkan kepada dewa-dewa mereka. Daniel memiliki ketetapan hati untuk tidak menajiskan dirinya dengan meminum anggur dan menyantap makanan-makanan itu.
Sebaliknya, Daniel berketetapan hati untuk tetap menyembah Tuhan di tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Bahkan ia dengan tekun berdoa 3x sehari kepada Tuhan.
2. Berani Diuji
Daniel tidak takut menyatakan kuasa Tuhan, sekalipun dia di tengah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Daniel berani diuji, walau tidak makan santapan raja, dia tetap segar dan sehat setelah melewati 10 Hari.
Daniel berketetapan hati untuk tetap menyembah Tuhan, sekalipun sekelilingnya tidak mendukung dia. Mari kita miliki ketetapan hati dalam Tuhan; berketetapan hati untuk menyembah Tuhan, berketetapan hati untuk tetap setia hidup dalam kebenaran.
Daniel belajar setia dari hal kecil. Dari masalah makanan, kemudian ia teruji dan menjadi kesayangan raja. Ia menjadi orang bijaksana melebihi orang-orang yang ada di negeri itu; Ia dipromosikan oleh Tuhan.
Mau dipromosi oleh Tuhan? Belajarlah setia seperti Daniel. Lakukan kebenaran dengan ketetapan hati dan beranilah untuk diuji. Biarkan Tuhan berkuasa penuh dalam hidupmu.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Kasih Tak Bersyarat
Ada 4 kata kasih dalam bahasa Yunani, yaitu Agape, Phileo, Eros dan Storge, tetapi ternyata hanya ada 2 kata kasih dalam bahasa Yunani yang muncul dalam Alkitab Perjanjian Baru, yaitu Agape yang muncul sebanyak 116 kali dan Phileo sebanyak 26 kali.
Kasih agape adalah kasih yang tidak bersyarat, kasih yang memiliki pengorbanan dan tidak mengharapkan imbalan. Sedangkan Philia adalah kasih dalam persahabatan, yang tidak ada hubungan atau ikatan darah.
Di dalam Matius 22:37-49, hukum yang terutama, kasih yang terdapat pada ayat ini adalah kasih Agape. Tidak hanya Tuhan yang memberikan kasih agape kepada kita, tetapi kita juga harus memiliki kasi Agape, yaitu kasih tanpa syarat kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri.
1. Kasih Agape kepada Tuhan (1 Yoh. 4:7-8,10,19)
Pada dasarnya manusia tidak bisa mengasihi. Tetapi jika kita bisa mengasihi, semua karena Allah yang terlebih dahulu mengasihi kita. Mengasihi Tuhan artinya memberikan seluruh hidup kita di tangan Tuhan dan mau didewasakan oleh Tuhan. Kita mau mengasihi Dia bukan karena berkat dan imbalan yang kita harapkan kita terima, tapi kita mencintai Tuhan tanpa syarat, walaupun apapun yang terjadi dalam hidup kita, kita akan tetap mengasihi Tuhan.
2. Kasih Agape kepada sesama manusia (1 Yoh 4:20-21)
Jika seorang berkata aku mengasihi Tuhan, tetapi ia membenci saudara nya, maka ia adalah, seorang pendusta. Apa bukti kita mengasihi Tuhan? Apakah kita sudah mengasihi sesama kita dengan kasih agape, yaitu kasih tanpa syarat? Mudah untuk mengasihi orang yang baik kepada kita, tetapi Tuhan mengajar kita mengasihi orang yang membenci kita (Luk. 6:27-29)
Mengasihi Tuhan dan sesama kita dapat di lihat dari perbuatan kita, apa yang kita lakukan untuk orang lain, seperti kita melakukan nya untuk Tuhan (Mat. 25:31-40).
3. Mengasihi Diri Sendiri
Untuk dapat mengasihi diri sendiri, kita perlu mengenal kasih Tuhan. Dan kita tidak dapat mengasihi orang lain sebelum kita mengasihi diri kita sendiri. Karena itu, kita harus bisa menerima diri kita sebagai ciptaanNya yang mulia dan yang dikasihiNya.
Yoh 15:13-17 – Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang rela memberikan nyawaNya untuk sahabatNya. Tuhan memanggil kita dengan sebutan sahabat.
Kata kasih yang tertulis di sini adalah Phileo. Ini menunjukkan bahwa Tuhan mau kita punya hubungan yang dekat denganNya.
Milikilah Kasih Agape dalam hidup Kita, yaitu kasih yang tak bersyarat, dan milikilah kasih Phileo yang membuat kita selalu melekat dengan Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Perintis Gereja-Nya
Bacaan : Filipi 16:13-40
Dalam Filipi 16:13-40, adalah cerita bagaimana Paulus merintis Jemaat di Filipi dengan cara yang luar biasa. Mulai dari bertemu dengan seorang pedagang bernama Lidia, mengusir roh tenung dari perempuan tukang sihir, pujian dan penyembahan Paulus yang membuka pintu penjara, hingga bertobatnya kepala penjara beserta keluarganya. Tuhan memakai banyak orang dengan berbagai macam latar belakang untuk merintis jemaat di Filipi. Demikian juga dalam hidup ini, Tuhan sanggup memakai orang dengan segala macam latar belakang untuk membangun gerejaNya, kerinduanNya.
Semua Bisa Dipakai Tuhan
Kita semua bisa dipakai Tuhan; dimanapun kita dan bekerja sebagai apapun. Kita bisa dipakai Tuhan untuk merintis gerejaNya. Tuhan akan melakukan perkara-perkara yang ajaib ketika kita mau meletakkan hidup kita untuk dipakai Tuhan. Kita harus jadi anak Tuhan yang UUY (Ujung- Ujungnya Yesus): dalam kita bekerja, dalam kita melakukan segala hal, biarlah segalanya selalu tujuan akhirnya adalah untuk Yesus.
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus — itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. (Filipi 1:21-24)
Paulus bergumul dalam 2 pilihan – Hidup atau Mati. Dia lebih bersukacita kalau dia mati, karena dia akan bertemu dan tinggal dengan Yesus, pribadi yang paling dikasihinya. Tetapi jika Dia hidup, artinya dia bekerja untuk memberikan buah-buah yang manis untuk Tuhan. Dia INGIN mati – Tinggal bersama Yesus, tetapi bagi dia, dia PERLU hidup supaya dia dapat memberi buah dan memberitakan injil – untuk membawa semua orang mengenal Yesus.
Paulus meneladani Yesus dimana Yesus lebih memilih “hidup” diantara manusia, sekalipun menderita, karena dengan Dia “hidup” maka Yesus dapat menyelamatkan semua orang dan menebus dosa-dosa kita.
Maukah kita ambil bagian untuk merintis gerejaNya? Maukah kita ambil bagian untuk memberikan diri, hidup kita, pekerjaan kita untuk mengabarkan Injil Kristus ? Sama seperti Yesus yang memberikan diriNya, mengambil rupa seorang hamba dan menebus dosa-dosa kita dengan darahNya yang mahal.
Mari kita miliki pikiran dan perasaan Kristus (Fil 2:5). Jadilah bagian dari rencana Tuhan untuk membangun jemaatNya, membangun gerejaNya.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Jadilah Pulih!
Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu (Kisah Para Rasul 3:21)
Di akhir zaman ini, Tuhan rindu ada pemulihan di antara anak-anak Tuhan. Pemulihan itu tidak hanya sekali, tetapi perlu berulang kali. Sama halnya dengan pertobatan; tiap-tiap hari kita perlu mengalami pertobatan. Sudahkah kita mengalami pertobatan yang sejati? Jika tidak, kita akan menjadi orang Kristen “TOMAT”- Tobat Kumat, setelah bertobat kembali melakukan hal sama terus menerus.
Selama kita hidup kita sedang diproses menjadi semakin serupa dengan Kristus. Menjadi serupa dengan Kristus artinya kita memiliki karakter, hati, dan pemikiran seperti Kristus. Tetapi banyak anak-anak Tuhan yang menjadi serupa dengan dunia ini. Oleh karena itu, akan ada pemulihan yang dijanjikan Tuhan, dimana anak-anak Tuhan itu menjadi tampil berbeda dengan dunia ini.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2)
Pembaharuan budi yang dimaksud adalah pikiran. Pertobatan kita harus disertai dengan perubahan pola pikir kita (metanoia). Pikiran kita bisa menjadi salah satu sumber penyakit. Bukan penyakit secara jasmani saja, tetapi juga bagian dari Mental Illness. Mental Illness adalah penyakit dalam jiwa kita yang pelu dipulihkan. Banyak sekali anak Tuhan yang mungkin sangat mencintai Tuhan dan melayani Tuhan, tetapi mereka menderita penyakit ini; Mereka butuh disembuhkan!
Jiwa kita sehat saat kita memiliki perasaan dan pikiran Kristus
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (Filipi 2:5)
Jiwa kita sehat ketika kita memiliki perasan dan pikiran Kristus. Tetapi Iblis berusaha merusak gambaran Tuhan yang benar dalam diri anak-anak Tuhan. Gambar diri yang rusak membuat banyak gereja Tuhan diisi oleh orang- orang sakit, sehingga mereka sulit mengalami pertumbuhan dan terobosan dalam Tuhan.
Iblis berusaha menanamkan dalam diri manusia bahwa harga diri kita ditentukan oleh penampilan dan apa kata orang tentang kita. Dunia mengajarkan, kita berharga jika kita cantik/ganteng, kaya, punya posisi tinggi dalam pekerjaan; itu yang merusak jiwa kita.
Tanpa sadar banyak Tuhan yang mengejar rasa berharga yang salah dengan mengikuti standar dunia; hidup dikendalikan dari apa kata orang lain, bukan apa kata Tuhan terhadapnya. Itulah yang merusak emosi kita, sehingga banyak orang yang menggunakan topeng; tidak menjadi diri sendiri,
Mari kita sadari bahwa kita sungguh-sungguh berharga di mata Tuhan. Kita berharga karena kita sudah ditebus oleh darah Kristus, bahkan Firman Tuhan berkata Kkta semua berharga di mata Tuhan: “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku san mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.” (Yesaya 43:4).
Orang yang perlu dipulihkan adalah orang yang memiliki kepercayaan yang salah dan orang yang belum bisa menerima Kasih Kristus. Orang yang sungguh-sungguh menerima kasih Kristus, hidupnya dipulihkan, pikirannya diubahkan, dan dia akan tahu siapa sebenarnya dirinya dalam Tuhan.
Tuhan rindu kita semua pulih dari “sakit jiwa” kita. Hanya Yesus yang sanggup memulihkan kita. Dia yang akan memulihkan kita dengan kasih Tuhan yang tak bersyarat. Mari kita sungguh-sungguh menerima kasihNya bagi kita. Bukan hanya mendengar tentang kasihNya dari orang lain, tetapi merasakan secara pribadi kasihNya. Dengan demikian, kita dapat diubahkan dan dipulihkan.
Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu (Yeremia 31 : 3)
- Published in Sermons