Khotbah Pdm. Evie Mehita : Pengorbanan Yesus yang Membebaskan
Kita diselamatkan saat kita mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. “Juru Selamat” artinya kita percaya Tuhan sebagai penebus kita. PengorbananNya bagi kita di atas kayu salib menebus setiap dosa dan pelanggaran kita.
Ada 7 peristiwa yang Yesus lewati sebelum Dia di salib yang perlu menjadi perenungan bagi kita semua :
1. Pakaiannya ditanggalkan (Mat. 27:28)
Pasukan yang menangkap Yesus menanggalkan jubah Yesus. Ketelanjangan melambangkan kehinaan dan rasa malu. Akibat dari dosa adalah rasa malu. Di Kejadian 3:8-10, Saat manusia jatuh dalam dosa, mereka mendapati diri mereka telanjang dan menjadi malu (Kej. 3:8-10). Sejak manusia memakan buah pengetahuan, mata mereka terbuka dan mereka menyadari bahwa tidak ada cover yang menutupi mereka lagi.
Seorang yang melakukan dosa/ kesalahan sewajarnya merasa malu. Seperti kisah anak yang hilang; Dia tahu dia berdosa, dan dia malu datang kembali kepada bapanya. Namun akhirnya dia kembali kepada bapanya, karena dia tahu bapanya akan menerima dia kembali. Yesus menggantikan rasa malu dan hina kita akibat dosa yang kita lakukan.
Sadari keadaan kita.
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang (Wahyu 3:17)
2.Dikenakan jubah ungu (Mat. 27:28)
Jubah ungu adalah jubah yang dipakai raja-raja yang pada saat itu mahal harganya. Sehingga ada kemungkinan Yesus dikenakan jubah tentara romawi yang berwarna merah. Jubah warna merah artinya penebusan, pengampunan. Seperti dalam Yesaya 1:18 dikatakan dosa kita merah seperti kirmizi, tetapi Tuhan menjadikannya putih seputih salju. Darah Yesus menyucikan, menebus, dan memberi pengampunan atas dosa kita.
3.Dipakaikan mahkota duri (Mrk. 15:17)
Ini adalah penghinaan bagi Yesus. Seorang Raja seharusnya menggunakan mahkota yang terbuat daro emas, tetapi Yesus dipakaikan mahkota duri. Duri melambangkan kutuk, kesengsaraan, dan penderitaan. Yesus menanggung kutuk manusia supaya kita ditebus dan menjadi orang yang bebas.
4.Diberikan buluh di tangan kananNya (Mat. 27:29)
5. Diolok-olok dan diberi salam sebagai “Raja Yahudi” (Mat. 27:29)
6. Diludahi (Mat. 27:30)
7. Dipukul (Mat. 27:30)
Mereka memukulkan buluh ke kepala Yesus sehingga duri-duri di mahkota yang dipakaikan kepadaNya semakin masuk dan menyakiti Yesus.
Marilah kita membawa setiap kehidupan kita di hadapan Tuhan. Tuhan sanggup memulihkan, menyucikan dan membebaskan setiap kita.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Dasar yang Benar
“Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.”-1 Kor 3:10-11
Dalam sebuah bangunan, fondasi merupakan bagian yang terpenting. Ketika kita hendak membangun dan merancang sebuah bangunan, kita perlu merencanakan fondasi seperti apa yang akan diletakkan sebagai dasar.
Konteks perikop dasar dan bangunan ini berhubungan dengan ayat sebelumnya. Pada saat itu terjadi suatu perselisihan antara golongan Paulus dan Apolos, hal ini menimbulkan perpecahan di antara mereka Tetapi Paulus berkata bahwa baik Apolos maupun Paulus adaah sama-sama pelayan Tuhan, Paulus menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberikan pertumbuhan. Di hari terakhir ini begitu banyak orang yang mudah membanggakan golongan tertentu, merasa diri mereka paling benar, tanpa menyadari bahwa kita semua hidup dalam dasar yang sama, yaitu Yesus Kristus.
Ada 2 jenis orang Kristen masa kini dalam memandang seorang pemimpin rohani
Yang pertama adalah orang yang selalu curiga dengan pemimpin, hidup dalam pemberontakan dan ketidapercayaan, penuh luka dan kepahitan sehingga memilih untuk hidup diluar gereja. Menjadi kritikus-kritikus serta tidak mau tertanam dalam keluarga Kristus dalam gereja lokal. Mereka hanya melihat keburukan pemimpin dan gereja serta hidup hanya untuk mencari kelemahan dan menjatuhkan anak-anak Tuhan.
Yang kedua adalah orang kristen yang melihat pemimpin rohani sebagai sosok orang yang sempurna, yang tidak pernah salah sehingga apa yang mereka katakan selalu benar dan menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan kecil.
Sebagai anak Tuhan, kita harus belajar didewasakan sehingga dapat membedakan ajaran yang sehat atau ajaran yang sesat. Sebab semakin banyak penyesat di akhir zaman. Filter kehidupan kita haruslah Firman Tuhan dan bukan seorang hamba Tuhan. Ada sebuah kalimat yang populer bahwa untuk menyesatkan seseorang sangatlah mudah.
“Cukup berikan mereka 99 kebenaran dan 1 kesesatan maka mereka akan menjadi percaya dan mudah disesatkan.”
Pemimpin yang dinilai terlalu sempurna akan membuat orang yang dipimpinnya melihat dan mengikuti semua yang dia lakukan dan katakan. Oleh karena itu, setiap kita harus berimbang dalam pengajaran Firman Tuhan. Ketahuilah bahwa seorang pemimpin yang rohani sekalipun adalah juga manusia yang bisa melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kita menaruh pengharapan kita bukan pada manusia tetapi pada Tuhan yang adalah sumber dari pengharapan itu.
Tetapi kita juga harus belajar untuk menghormati pemimpin kita, taatilah pemimpin yang Tuhan berikan bagi kita karena merekalah yang berjaga-jaga atas jiwamu!
Bahkan disaat mereka mungkin melakukan kesalahan, maka kitapun harus mendoakan mereka sebab tidak ada satupun dari kita yang kebal dari godaan dosa. Paulus juga berkata bahwa dia yang menanam, Apolos yang menyiram dan Allah yang memberikan pertumbuhan. Hal ini kembali mengingatkan kita sementara banyak orang yang sibuk berdebat dengan kebenaran yang mereka miliki, Paulus menegaskan bahwa setiap kita sudah memiliki bagian yang Tuhan tetapkan.
Selanjutnya Paulus mengatakan bahwa kita adalah kawan sekerja Allah, ladang Allah, bangunan Allah. Sebagai seorang ahli bangunan, Paulus menyatakan dirinya sebagai orang yang cakap (artinya penuh dengan hikmat) dengan kasih karunia Allah yang telah meletakkan dasar yaitu Kristus.
Sudahkah kita membangun pelayanan kita, misi dan visi kita dengan dasar Yesus Kristus? Ataukah kita menjadikan hal lain sebagai dasar dalam membangun Panggilan Pelayanan kita?
Jika kita membangunnya diatas dasar Kristus, maka semua pelayanan kita akan berbuah, bukan karena kekuatan kita tetapi Yesuslah yang mengerjakannya dalam kita. Sudahkah kita mengandalkan Yesus? Ataukah hidup kita penuh dengan rasa ego, ambisi dan keinginan pribadi kita? Demikianlah, hari-hari ini Tuhan rindu menguji dan memurnikan setiap pekerjaan dan pelayanan kita dihadapan-Nya.
Untuk membangun sebuah bangunan, selain fondasi, bangunan itu harus dibangun dengan material-material.
Bahan atau material apa yang kita gunakan dalam membangun visi, mimpi dan hidup kita?
Dalam ayat 12, ada beberapa material yang disebutkan oleh Paulus, yaitu emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering dan jerami. Setiap bahan tersebut akan diuji dengan api. Setiap hari adalah ujian yang harus kita lalui dan kita menangkan. Setiap perkataan, sikap hati dan tindakan dalam hidup kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Ada 2 kelompok material sebagai bahan bangunan yang dikatakan oleh Paulus:
- Emas, perak dan permata yang tahan terhadap api. Semakin dipanaskan dalam perapian, bahan-bahan ini akan semakin murni dan dipisahkan dari kotoran-kotoran.
- Kayu, rumput kering dan jerami yang mudah sekali terbakar.
Hendaklah hidup kita dibangun dengan bahan material yang siap untuk dimurnikan dan diuji. Ujian biasanya tidak menyenangkan tetapi itu membuat seseorang naik level.
Menjadi seorang Kristen kita harus siap diuji dan setia memikul salib kita. Tidak semua yang kita inginkan pasti terjadi dalam hidup kita. Tetapi kita mau sungguh-sungguh menyerahkan kehidupan kita dan mencintai Tuhan.
1 Korintus 3:14, jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, maka ia akan mendapat upah. Dalam Ibrani 11 mengenai saksi-saksi iman, banyak pahlawan-pahlawan Tuhan yang menerima apa yang Tuhan janjikan dalam hidup mereka, tetapi ada pula di antara pahlawan-pahlawan Tuhan yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan selama di dunia ini. Ayat 39 mengatakan bahwa mereka tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.
Hidup di dunia adalah sementara, tetapi hidup yang kekal telah disediakan kepada orang-orang yang mengasihi Dia.
Bait Allah merupakan tempat yang kudus dan dikhususkan mengkhususkan sebagai tempat beribadah kepada Allah. Ayat ke-17, Paulus berkata bahwa kita adalah Bait Allah dimana Roh Allah tinggal dalam kita. Dalam kitab Matius, Yesus marah saat orang tidak mengkhususkan Bait Allah untuk beridadah melainkan menjadikan tempat itu sebagai sarana memperoleh keuntungan (sarang penyamun).
Marilah kita menjadi Bait Allah yang kudus. Mungkin kita masih bisa melakukan kesalahan, pelanggaran atau dosa, tetapi kita mau terus diubahkan dan dibentuk menjadi pribadi yang serupa dengan Kristus. Miliki hati yang lembut dan mau dikoreksi. Tinggalkan dosa dan jangan cemari hidup kita.
Hidup kita bukan milik kita sendiri tetapi milik Kristus. Kita telah dibeli dan lunas dibayar, muliakanlah Allah dengan tubuhmu.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Tak Kenal Maka Tak Tahu
“Tak kenal maka tak tahu”
Hati-hati dengan setiap perkataan kita. Perkataan kita bisa menjadi tajam dan melukai orang, tetapi di sisi lain perkataan kita bisa membangun orang lain. Pilihlah untuk berpikir positif dan memperkatakan sesuatu yang membangun orang lain.
Kita hidup bukan dari apa kata orang lain, tetapi dari apa kata Firman Tuhan.
Menjadi Manusia Baru (Efesus 4:18-32)
Mencintai adalah sebuah kebahagiaan.
“Tak kenal tapi tetap sayang” Ini adalah panggilan bagi kita sebagai gereja Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Anak Tuhan Punya Integritas
Orang yang berintegritas memiliki ketetapan hati dan melakukan apa yang menjadi ketetapan hatinya (Daniel 1:8-21)
Orang yang berintegritas adalah orang memiliki kerendahan hati (Daniel 2:1-49)
Orang yang berintegritas tetap memilki iman kepada Tuhan dalam keadaan apapun (Daniel 3:1-30)
Orang yang berintegritas adalah orang yang memiliki ketulusan hati (Daniel 5:1-22)
Menjadi orang yang tulus hati artinya melakukan kebaikan untuk orang lain dengan ikhlas, bukan karena ingin mendapat imbalan/balasan. Sama dengan kasih Yesus yang tak bersyarat kepada setiap kita, hendaklah kita melakukan segala sesuatu tanpa mengharapkan balasan.
Daniel dapat dipercaya, setia dan tidak bercacat cela (Daniel 6)
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Cinta adalah Hubungan
Dalam dunia ada berbagai macam hubungan. Kita patut bersyukur karena kita diciptakan memiliki perasaan. Karena dengan perasaan itu kita dapat memiliki hubungan; Hubungan dengan teman, orang tua dengan anak, hubungan dengan keluarga – Hubungan adalah anugerah Tuhan.
Kekristenan bukanlah sebuah teori atau status, tetapi sebuah hubungan; Kisah cinta antara kita dengan pencipta kita. Namun kita tidak mungkin bisa mengenal dan mencintai Tuhan, jikalau bukan Tuhan yang menyatakan cintaNya terlebih dahulu kepada manusia.
Tuhan sebagai Sahabat (Yohanes 15:13 -15)
Yesus menyebut kita sebagai sahabatNya, bukan seorang hamba. Seorang hamba hanya melakukan apa yang diperintahkan – Dia melakukannya karena kewajiban semata, tetapi sahabat melakukannya dengan bersukacita. Hamba tidak diceritakan apa yang dilakukan tuannya, tetapi sahabat saling berbagi rahasia. Tuhan sudah memberikan rahasia kerajaanNya kepada kita. Demikian jika kita memandang Yesus sebagai sahabat, maka kita akan menceritakan semua rahasia kita kepadaNya.
Yesus adalah sabahat yang baik. Sahabat yang baik menanggung semua bersama dalam suka dan duka. Di dalam kesedihan, Dia menghibur dan turut menanggung kesedihan bersama dengan kita.
Tuhan sebagai Suami / Kekasih (Yesaya 54:5-8)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. (2 Korintus 11 : 2).
Kita adalah kekasih Tuhan; Kita adalah calon mempelai yang dipersiapkan ke dalam pernikahan kudus dengan Anak Domba. Dalam KBBI, kekasih artinya orang yang dicintai; tempat mencurahkan perhatian dan kasih sayang. Demikianlah Tuhan juga mengasihi kita; dan hanya ketika Tuhan terlebih dahulu menyatakan kasihNya kepada kita, maka kita dapat mencintai Tuhan.
Hubungan Kristus dengan jemaat juga digambarkan sebagai hubungan suami dengan istri (Efesus 5:22-33).
Sebagaimana istri tunduk kepada suaminya, demikianlah jemaat perlu tunduk kepada Tuhan (ay. 24). Mengapa kita perlu tunduk kepada Tuhan seperti halnya istri perlu tunduk kepada suami? [ay. 25] Istri hanya tunduk kepada suami yang mengasihi istrinya. Kristus sudah menggenapinya; Dia mengasihi kita dan memberikan segalanya, bahkan nyawaNya untuk kita. Maka kita perlu tunduk kepadaNya sebagai suami dan kekasih kita.
Suami yang baik adalah suami yang memperlakukan istrinya sebagai seseorang yang berharga (Efesus 5:28-29). Kristus melakukan itu; Dia memandang kita berharga – Kristus menjadikan kita sebagai prioritasNya. Tidak peduli seberapa kita berdosa atau tidak melakukan apapun, Dia mau kita semua diselamatkan. Ini dibuktikanNya dengan Dia mengorbankan diriNya untuk menebus setiap kita.
Cinta itu Berkorban
Cinta selalu identik dengan memberi – orang yang mencintai pasti memberi, berkorban sesuatu untuk yang dicintainya. “ Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati ” (Roma 12 : 1). Hendaklah kita mempersembahkan hidup kita yang terbaik bagi Tuhan.
Cinta itu menguduskan
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela (Efesus 5 : 26-27).
Awal Tuhan menciptakan manusia baik adanya. Namun kini manusia penuh dengan kerusakan. Karena itulah Tuhan hendak mengembalikan kita kepada kekudusan itu. Tidak ada seorang pun yang bisa kudus, sebab kecenderungan manusia adalah pikiran yang cemar. Tuhanlah yang akan menguduskan kita; Dia memandikan dan menyucikan kita dengan air dan Firman. Artinya ada ada proses untuk mencapai kekudusan.
Cinta adalah sebuah proses.
Maka cinta kita haruslah bertumbuh. Cinta yang kekanak-kanakan hanyalah menjadi cinta yang saling menyakiti dan menjebak kita dalam ikatan jiwa yang salah. Tetapi cinta yang benar, cinta yang dewasa, akan membuat orang lain menjadi lebih baik. Demikian juga cinta kita kepada Tuhan harus terus bertumbuh. Sebuah hubungan perlu dipelihara. Kita perlu senantiasa menjaga hubungan kita dengan Tuhan, sebab sebagai manusia cinta kita seringkali bisa berubah. CintaNya sudah sempurna bagi kita, tetapi cinta kita kepada Dia harus terus bertumbuh.
Dalam Mitologi Yunani ada beberapa jenis cinta :
1. Eros – Cinta romantika, kepuasan antara laki-laki dan wanita.
2. Storge – Cinta yang bertumbuh karena kelahiran kita di sebuah keluarga.
3. Philia – Cinta persahabatan (antar sahabat).
4. Agape – Cinta yang mementingkan Tuhan.
5. Ludus – Cinta yang main-main, takut untuk berkomitmen tetapi mengumbar cinta.
6. Mania – Cinta yang harus memiliki/mendapat.
7. Pragma – Cinta yang berdasar logika, bukan dibangun berdasar kasih sayang.
8. Plautia – Cinta akan diri sendiri, obsesif dengan diri sendiri.
Sudahkan kamu punya cinta yang sejati? Miliki cinta Agape. Kita mementingkan Tuhan di atas segalanya. Kita rela memberikan segalanya bagi Tuhan.
Saat menjalin kasih dengan orang, kita memberikan hati kita kepadanya dan mengijinkan orang lain memiliki kita. Tetapi jangan lupa bahwa hidup kita adalah milik Tuhan. Saat kita sadar bahwa kita adalah kepunyaan Tuhan, maka cinta kita adalah sebuah penyerahan kepada rencana dan jalan Tuhan. Kita tidak kuatir akan hari depan dan kita menyerahkan kisah hidup kita kepada penulis dan pelukis agung, Tuhan kita.
Pdm. Evie Mehita
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Elita Chandra : Iman yang Mengalahkan Dunia
Markus 4:34-36
Markus 4:38
KARAKTER TUHAN ADALAH SETIA.
Matius 6:25-34
PENGUASAAN DIRI (Filipi 4:11-12)
Hidup ini fana, hidup ini seperti uap yang sebentar saja lalu hilang.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Pengharapan dalam Yesus
Tahun 2020 bukanlah tahun yang mudah untuk dilewati dan tahun 2021 ini mungkin keadaan tidak akan bertambah baik. Bagaimana kita dapat melewati tahun ini dengan penuh kemenangan?
Hanya PENGHARAPAN dalam Yesus yang akan memampukan kita untuk melewati tahun demi tahun.
Hendaklah hidup kita memiliki pengharapan dan hanya mengandalkan Yesus.
Disaat kita mengandalkan Tuhan, maka kita tidak akan kuatir dengan hari depan yang nampak sulit bagi dunia. Orang yang demikian adalah orang yang memiliki kedekatan dan keintiman dengan Tuhan. Yang tertanam dekat pada sumber kehidupan, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita.
Hidup yang mengandalkan Tuhan adalah hidup yang berbuah.
Hiduplah dengan menghargai setiap waktu yang Tuhan beri, hidup yang Tuhan beri adalah sebuah kesempatan kita untuk melayani Tuhan dan memberikan yang terbaik buat Tuhan. Hiduplah seolah-olah hari ini adalah hari terakhir kita hidup. Layanilah Tuhan dalam segala hal, apapun yang kita lakukan adalah untuk kemuliaan nama Tuhan.
Pengharapan adalah sebuah penantian.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Dipercaya
Bacaan : Lukas 16:1-9
“Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang. Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” (Lukas 16:8-9).
Kata “tidak jujur” disini mengacu kepada perbuatan salah. Dia melakukan perbuatan salah, tidak setia, dan boros dalam pengelolaan yang dipercayakan kepadanya.
Sebagai anak Tuhan, kita semua adalah bendahara yang bekerja kepada Tuhan.
Elyakim seorang yang dapat dipercaya.
Bagaimana kita dapat dipercaya? Setia dari hal yang kecil (Lukas 16:10).
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Hati Bapa dan Hati Anak
Banyak orang mempertanyakan bagaimana kita bisa memahami hati Bapa. Seringkali untuk memahami hati sesama saja tidak mudah, apalagi Tuhan yang tidak kelihatan. Karena itu manusia tidak bisa mengenal Hati Bapa kecuali Tuhan sendiri yang menyatakannya.
Tuhan Kita adalah Tuhan yang penuh kasih dan selalu punya insiatif untuk menjumpai umatNya.
Dari sejak masa Perjanjian Lama Tuhan selalu rindu hadir di tengah umatNya, sehingga Tuhan memerintahkan Musa untuk membangun mezbah. Dia rindu memimpin, menuntun umatNya, dan berbicara kepada mereka lewat nabi-nabi, bahkan bertheofani untuk menjumpai manusia. Hingga puncak penggenapannya pada masa Perjanjian Baru, dimana Tuhan turun ke dunia sebagai manusia dalam rupa Yesus Kristus.
Bagaimana kita bisa mengenal hati Bapa?
Kita mengenalnya melalui Yesus (Yoh 1:18). Dengan mengenal Yesus, maka kita mengerti hati Bapa (Yoh. 14:6-14). Firman Tuhan akan membantu kita mengenal Yesus. Karena itu, kita perlu membaca alkitab dan memiliki pengalaman dengan Yesus; itu yang membuat kita dapat mengenal hati Bapa.
Tuhan menjanjikan adanya roh dan kuasa Elia, yakni pemulihan hati Bapa dan anak (Luk. 1:16-17). Dimana hati Bapa berbalik kepada anak, dan hati anak kepada Bapa.
Hati yang berbalik antara bapa dengan anak adalah ketika anak itu mau taat, mau dibentuk, mau diubahkan, dan mau diajar. Ini bukan hanya berbicara tentang hubungan kita dengan Bapa di surga, tetapi juga pentingnya kita memiliki bapa rohani dalam kehidupan bergereja. Sama halnya seperti Paulus yang menjadi bapa rohani untuk anak-anaknya dalam Yesus karena injil yang diberitakannya (1 Kor 4:14-16).
Sebagai seorang anak, kita perlu tahu cara memperlakukan ayah kita di dalam Tuhan.
Belajar dari kisah anak-anak Nuh : Ham tidak menghormati ayahnya, tetapi Sem dan Yafet tahu cara menghormati ayahnya (Kej. 9:23). Sem dan Yafet memiliki “hati anak”. Demikian juga dengan Daud; Dia menghormati Saul sebagai otoritas di atasnya. Berbeda dengan anaknya, Absalom, yang memberontak dan melawan ayahnya sendiri. Tetapi Daud memiliki “hati bapa”, dimana dia menangisi dan mengasihi Absalom, sekalipun banyak perbuatan jahat yang dilakukannya.
Adakah engkau memiliki bapa rohani? Mengapa Bapa? Karena bapa memegang peranan penting. Sebab dari seorang bapa-lah kita memperoleh benih Ilahi, mimpi, visi, identitas, nama, ajaran, warisan iman, dan janji Tuhan. Ketika kita memilikinya, maka kita akan memperoleh semuanya itu.
Jangan hanya puas menjadi pengunjung gereja, tetapi mari kita memiliki bapa rohani, keluarga rohani, dan mau dimuridkan. Dan kita akan diberikan warisan dan mimpi Tuhan yang luar biasa untuk kita kerjakan. Mari bersama membangun dan mengerjakan mimpi Tuhan!
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Masih Adakah Iman?
Yesus menceritakan tentang seorang janda yang tidak jemu-jemu meminta pertolongan kepada hakim untuk membela perkaranya (Lukas 18:1-8). Yesus mengajarkan kita untuk senantiasa tekun berdoa; seperti janda itu yang tidak berhenti memohon kepada hakim itu. Ini adalah perumpamaan tentang Yesus: Hakim yang tidak mengenal Tuhan itu saja dapat membenarkan perkara janda itu. Apalagi Tuhan: tentu Ia akan segera menolong orang-orang pilihanNya.
Namun saat Yesus datang kedua kalinya, akankah Ia mendapati Iman di bumi?
Di akhir zaman ini, kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Banyak orang mengalami putus asa dan kehilangan iman, sehingga tidak lagi mau berdoa dan tidak percaya kepada Tuhan.
Iman seperti apa yang Tuhan rindukan?
Iman yang dipraktekkan
Iman harus diaplikasikan dalam hidup kita; bukan hanya teori. Artinya kita sungguh-sungguh mempercayakan hidup kita dalam Tuhan. Hidup kita mencermikan bahwa kita punya Tuhan. Ketika ditimpa masalah, kita tidak melihat seberapa besar masalah kita, tetapi kita percaya bahwa kita punya Tuhan yang jauh lebih besar dari masalah-masalah kita. Akhir zaman ini, Iman kita semakin diuji. Karena pandemi, banyak kebiaasan kita yang berubah. Disinilah sikap hati dan iman kita akan diuji, namun jangan sampai hati kita menjadi dingin dan tidak lagi sungguh-sungguh kepada Tuhan.
Orang yang punya iman akan mempercayakan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan; Hidupnya menjadi milik Kristus.
Percaya bahwa segala sesuatu yang Tuhan lakukan adalah untuk kebaikan kita (Roma 8:28). Serahkan segala permohonan kita dan biarlah jadi seturut dengan kehendak Tuhan.
Ada kasih dalam dirinya (Efesus 3:16-20)
Orang yang memiliki iman pasti memiliki kasih dan Kristus tinggal dalam hidupnya. Dia akan mampu merasakan kasih Kristus dalam dirinya.
Iman memampukan kita membedakan ajaran sesat, mengampuni orang lain, dan yang berkuasa menyembuhkan.
Dengan memiliki iman, kita dapat membedakan ajaran-ajaran sesat. Iman juga memampukan kita untuk mengampuni orang lain (Luk. 17:1-6). Kita juga perlu memiliki iman dalam pelayanan, untuk kesembuhan dan pemulihan orang lain (Matius 17:14-20).
Iman yang bertumbuh
Iman sebesar biji sesawi saja dapat melakukan perkara yang mustahil, tetapi Tuhan mau iman kita bertumbuh seperti biji sesawi. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil, tetapi ketika dia bertumbuh, dia menjadi pohon besar dan menjadi tempat bagi burung untuk bersarang (Matius 13:31-32).
Iman yang dimulai dari hal yang kecil, dan kita bisa melakukan perkara yang ajaib. Milikilah iman yang bertumbuh, maka kita akan bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
Bagaimana supaya memiliki iman?
Iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan (Roma 10:17). Kita perlu membaca dan tinggal dalam Firman Tuhan; Kita memiliki kedekatan dengan Tuhan, maka iman kita akan timbul, bahkan terus bertumbuh. Tuhan segera datang. Jangan sampai ketika Dia datang, Dia tidak mendapati iman dalam hidup kita. Minimal kita memiliki iman sebesar biji sesawi saja, kita akan dimampukan untuk memindahkan gunung-gunung persoalan kita.
Mari gunakan setiap waktu yang ada untuk memberikan hidup bagi Tuhan. Hidup ini singkat. Mari melayani dan berikan yang terbaik bagi Tuhan.
- Published in Sermons