Khotbah Pdm. Evie Mehita : Rahasia Gereja Pemuridan
Sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga, Ia memberikan pesan terakhir yang dikenal sebagai Amanat Agung. Ia naik ke Surga meninggalkan murid-muridNya dan tidak akan kembali lagi dengan tubuh manusia. Tuhan Yesus mempercayakan dunia ini kepada setiap orang percaya. Ia meninggalkan warisan yaitu Amanat Agung (Matius 28:18-20 ) kepada setiap orang percaya yang masih ada di dalam dunia.
Pesan Amanat Agung Tuhan Yesus dimulai dengan “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Warisan Amanat Agung berbicara tentang tugas yang belum selesai dan harus dilanjutkan oleh semua orang percaya.
Tuhan Yesus memberikan kita kuasa untuk menerima dan menyelesaikan tugas misiNya. Kuasa menjadi salah satu kata kunci atau pesan penting di dalam Amanat Agung.
“Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (ayat 19).” Pemuridan bukan hal asing karena sudah dimulai dari Perjanjian Lama. Pemuridan pertama kali dimulai dari keluarga sehingga banyak perintah di PL agar orang tua sejak kecil membawa anak-anak mereka mengenal Tuhan. Akan tetapi banyak orang tua yang gagal memuridkan anak-anaknya padahal pemuridan adalah hal yang sederhana yaitu membawa orang untuk mengenal Tuhan. Pemuridan dimulai dari keseharian seperti hubungan antara Musa dan Yosua, Elia dan Elisa. Ada impartasi dan teladan dalam hubungan keseharian, itulah pemuridan. Perintah mengenai pemuridan diulang kembali di PB sesaat sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga.
Sebuah survey mengatakan hanya 10% jemaat yang bisa “memberi makan diri sendiri”, selain dari itu sangat tergantung dari pemimpin rohani, tidak memiliki kesadaran untuk belajar Firman Tuhan melalui doa dan saat teduh.
Kerinduan Tuhan bukanlah melihat gerejaNya menjadi besar tetapi melihat gerejaNya bertumbuh.
Selain itu, survey berikutnya mengatakan bahwa hanya ada 2% jemaat di dalam gereja yang memuridkan orang lain. Ini adalah fakta yang mengerikan padahal pemuridan adalah perintah Tuhan Yesus kepada semua orang percaya dan kunci agar gereja mengalami transformasi. Gereja Tuhan di akhir zaman harus menjadi gereja yang memuridkan.
Iblis memberikan 3 tipu daya mengenai pemuridan, diantaranya:
Pemuridan itu sulit.
Hal ini membuat banyak anak Tuhan tidak berani memuridkan orang lain, bahkan banyak orang Kristen tidak berani bersaksi.
Pemuridan itu otomatis terjadi.
Hal ini adalah salah karena pemuridan adalah sesuatu yang perlu diusahakan. Ada hubungan yang perlu dibangun, ada harga yang perlu dibayar dan ada disiplin sebagai seorang murid. Orang yang lahir baru tidaklah otomatis menjadi murid, ia harus dibentuk, belajar menyangkal diri dan memikul salib setiap hari.
Pemuridan adalah pilihan.
Pemuridan bukanlah pilihan, tetapi semua orang percaya dipanggil masuk untuk menundukkan diri kepada otoritas Tuhan dan pemimpin yang dipercaya Tuhan atas hidup kita. Pemuridan tidak mengenal usia maupun status, semua orang dipanggil masuk ke dalam pemuridan.
Murid memiliki ciri utama yaitu belajar. Ketika kita berhenti untuk belajar, artinya kita berhenti menjadi murid.
Seumur hidup kita sebagai orang percaya, kita harus terus belajar dan diproses di dalam Tuhan. Banyak orang lebih suka dengan acara yang ada di dalam gereja daripada pemuridan, karena pemuridan membutuhkan harga di dalam sebuah hubungan.
Seorang yang lahir baru haruslah dibawa ke dalam kebenaran dan kebiasaan yang baru, seperti orang tua yang mengajari anaknya untuk mencuci tangan dan berdoa sebelum makan. Anak kecil perlu diajari terus menerus untuk hidup dalam kebiasaan yang baru dan benar sehingga ketika ia beranjak dewasa hal tersebut bukan lagi menjadi sebuah peraturan melainkan gaya hidup. Tidak hanya itu, apabila orang percaya tersebut sudah bertumbuh didalam gaya hidup kebenaran, kita harus menghubungkan mereka ke dalam gereja lokal sebagai persekutuan orang percaya. Disitulah orang percaya tersebut belajar untuk melayani dan mengaktifkan setiap talenta.
Pemuridan membutuhkan usaha yang harus dilakukan oleh orang percaya. Pemuridan tidaklah susah, pemuridan membutuhkan kesengajaan dan usaha. Keberhasilan dari gereja Tuhan bukanlah menjadi besar dan terkenal tetapi taat terhadap misi Tuhan.
Galatia 2:20 yang berbunyi “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” menjelaskan harga dari pemuridan sebuah pemuridan, yaitu:
- Disalibkan bersama dengan Kristus
- Bukan aku, tapi Kristus yang hidup didalam aku
- Hidup oleh iman
Geroge Muller pernah berkata, “aku merasakan perubahan total dalam hatiku, aku menyerahkan seluruh hidupku kepada Tuhan, kehormatan, kesenangan, uang, kekuatan fisik, kekuatan mental, semua aku persembahkan kepada Yesus. Aku menjadi pecinta Firman Tuhan dan Tuhan menjadi segala-galanya bagiku.” Inilah contoh dari orang yang mengalami Galatia 2:20, hidup yang mengalami perubahan.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Hati-Hati dengan Roh Pengendali!
Setiap anak Tuhan dipanggil dan diberikan perlengkapan untuk melakukan kehendak Tuhan, tetapi masih banyak yang tidak tahu cara mengaktifkan dan menggunakannya, bahkan ada yang tidak mendapatnya karena tidak mau berjalan dalam panggilan Tuhan. Langkah pertama mendapatkan perlengkapan dari Tuhan adalah belajar melangkah dalam panggilan Tuhan.
Ada juga yang takut dan kuatir ketika berjalan dalam rencana Tuhan dan panggilan Tuhan. Jangan takut dulu!!! Percaya kalau Tuhan memanggil kita, Dia pasti akan perlengkapi. Tuhan yang menciptakan kita, Tuhan yang paling mengetahui apa yang menjadi tujuan hidup kita. Seringkali kita sulit mengerti rencana Tuhan karena memiliki Roh pengendali.
Seperti namanya, roh pengendali adalah yang mengendalikan dan mengikat kita, sehingga kita tidak bisa berjalan sesuai dengan rencana Tuhan. Ia mengendalikan perasaan, pikiran atau tindakannya, sehingga hidupnya terikat. Pelayan Tuhan bisa saja melayani dengan luar biasa, tetapi ia tidak bisa melangkah lebih maju karena ia sedang terikat. Orang-orang yang terikat ini seringkali tidak menyadari bahwa ia sedang diikat.
Sebenarnya, dari mana asal Roh Pengendali?
-
Roh jahat (1 Korintus 10:20-21)
Kita bisa membuka celah bagi roh jahat untuk masuk dalam hidup kita, misalnya dengan melakukan praktek okultisme, perdukunan, dan percaya pada peruntungan dan ramalan. Tanpa kita sadari, kita dikendalikan oleh roh jahat tersebut. Intimidasi iblis membuat kita sulit untuk menyembah dan mempercayai Tuhan. Tetapi jangan khawatir, Tuhan sanggup membebaskan setiap orang yang berseru kepada Tuhan, namun kita tetap harus bertanggung jawab atas dosa yang kita lakukan.
-
Adat istiadat dan mitos (Kolose 2:8 & Galatia 4:9-10)
Hal ini berbicara mengenai roh-roh dunia. Di dalam kitab Galatia 4:9-10 mengatakan bahwa roh dunia yang sebenarnya lemah dan miskin dapat mengikat hidup banyak orang yang lemah hati dan tidak diisi oleh Firman Tuhan. Roh ini menjadi pengendali banyak orang bahkan anak-anak Tuhan. Adat istiadat dan mitos budaya yang tidak sesuai Firman Tuhan juga bisa menjadi celah yang membuat seseorang terikat kuat. Oleh karena itu, janganlah kita dikendalikan oleh Roh jahat maupun adat istiadat yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
-
Dosa (Ibrani 12:1-2)
Upah dosa adalah maut. Dosa membuat kita tidak dapat berlari karena ia mengikat kita dan menghalangi berkat Tuhan turun atas kita. Tidak semua beban adalah dosa, tetapi dosa pasti menjadi beban bagi kita. Misalnya, perasaan khawatir berlebihan dalam pergumulan yang tidak esensial dan berupa ikatan jiwa dari hubungan yang melelahkan.
Bebas dari dosa begitu indah dan nikmat. Kita dapat melayani dengan bebas. Yesus telah mati untuk setiap kita agar kita bebas. Jika kita mau meninggalkan semua beban dan dosa, Tuhan pasti membebaska kita. Dengan demikian, kitab isa berlari tanpa harus merasa menderita.
-
Manusia
Contoh di mana manusia menjadi pengendali adalah Ratu Izebel. Ia mengendalikan kehidupan raja Ahab dan orang-orang di sekelilingnya. Wanita sangat mudah menjadi pengendali dengan air mata, rajukan ataupun kata-kata yang menarik simpati. Demikian juga pria yang memiliki keinginan untuk menguasai wanita dan merasa wanita harus taat kepadanya.
Setiap orang bisa memiliki roh pengendali atas sesama kita. Roh pengendali bisa berwujud dalam banyak hal, bahkan sering dijumpai dalam keluarga.
Banyak anak Tuhan takut memasuki rencana Tuhan karena dikendalikan orang tua. Ataupun, berusaha menjadi seperti saudara atau teman, hidup dalam bayang-bayang mereka. Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain! Tuhan memiliki rencana besar dalam kehidupan masing-masing kita.
Terkadang, kita juga menuntut dan memaksa Tuhan mengabulkan keinginan kita. Kita melakukan sesuatu yang baik, bahkan kita melayani Tuhan, namun sebenarnya, kita melakukannya untuk tujuan pribadi kita sendiri. Akhirnya kita menjadi frustasi dan menderita. Kita menggunakan Tuhan dan hal-hal rohani untuk mencapai tujuan kita sendiri, bukan tujuan Tuhan.
Tetapi kita harus sadar bahwa kita diciptakan dengan begitu mulia, Tuhan turun tangan membentuk manusia dengan cinta bukan untuk tujuan yang sementara di bumi menurut rancangan kita.
Tuhan ingin agar kita percaya kepada rencanaNya, dengan bimbinganNya agar kita memuliakan Dia, bukan dengan cara kita, melainkan cara Tuhan. Mari belajar percaya penuh kepada Tuhan, karena kepercayaan itu penting. Yesus sangat mengasihi kita dna mengingini yang terbaik untuk kita. Mari kita belajar percaya kepada Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : 6 Ciri Jemaat yang Sehat
Seorang pemimpin membawa DNA di mana ia menerima visi dan mimpi, dan ia membawa setiap orang yang dipimpinnya mengalami visi dan mimpi tersebut.
Termasuk gereja juga akan bergerak dan berubah jika pemimpin mulai bergerak dan melakukan perubahan. Setiap gereja adalah anggota tubuh Kristus di mana Kristus mewariskan visi dan mimpi yang berbeda dan spesifik, tetapi membawa setiap bagiannya kepada Kristus sebagai kepala.
Tuhan sedang melatih kehidupan kita untuk menjadi pemimpin yang Tuhan rindukan. Pemimpin yang menganggap mimpi Tuhan itu penting, dan mau bergerak menggenapi mimpi tersebut akan membuat gereja bertumbuh, berubah dan bergerak. Jika tidak, maka gereja akan mengalami fase stagnan, bahkan hilang. Dalam pelatihan kepemimpinan yang Tuhan berikan, prinsip kepemimpinan Kristus haruslah yang menjadi fokus utama.
Tidak hanya pemimpin yang membawa perubahan, tetapi jemaat, sebagai orang yang dipimpin, juga turut membawa perubahan. Sebab seperti tubuh dan kepala, pemimpin dan jemaat tidak dapat dipisahkan. Bagaimana sikap hati seorang jemaat yang sehat sesuai Firman Tuhan?
Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami. – 1 Tesalonika 2:19-20
Gereja sebagai jemaat Kristus memiliki fungsi yang disebut Tri Tugas Gereja: Koinonia, Diakonia, Marturia. Jemaat Tesalonika dikategorikan sebagai jemaat aktif mengerjakan bagiannya. Jemaat tesalonika memiliki 6 poin yang membuat jemaat ini menjadi sehat, yakni:
Jemaat adalah keluarga; Mengetahui kelemahan dan mau saling memahami serta menasihati.
Jemaat saling mengasihi dan bertumbuh dengan baik, tetapi jemaat yang tidak sehat akan datang dan pergi sesuka hati sesuai kenyamanan mereka. Jemaat yang sehat harus mengenal satu sama lain menjadi keluarga. Dalam 1 Tesalonika 2:11 memberikan pemahaman mengenai gereja sebagai keluarga sehingga jika nasihat adalah hal yang baik untuk memperingatkan jemaat. Seperti Ayah kepada anaknya. Jemaat Tesalonika sangat dekat dengan Paulus.
Jemaat Tesalonika (1 Tesalonika 1:3), Jemaat yang bekerja pekerjaan iman, usaha, kasih dan ketekunan.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; – Yohanes 14:12
Bagi Yesus, jemaat yang sehat adalah jemaat yang bekerja.
Gereja tanpa bermisi maka perlahan gereja itu akan mati. Gereja yang tidak bekerja dan tidak melayani sesuai dengan karunia seorang demi seorang akan mengalami fase stagnant. Bersaksi itu adalah bentuk pelayanan sederhana dari anak Tuhan. Setiap Karunia dasar, Karunia Roh, Kecerdasan intelektual dan emosional bisa dilatih tetapi jika dilihat Kecerdasan spiritual (yaitu kecerdasan untuk memahami sesuatu secara rohani) merupakan kecerdasan yang sangat tinggi.
Jangan menjadi Jemaat yang pasif!
Jemaat tanpa kobaran api dan hanya menunggu dan melihat (wait and see). Jika jemaat menjadi pasif dan tidak ada kerinduan bekerja maka gereja akan mengalami kemunduran bahkan untuk beberapa puluh tahun ke depan gereja akan mati. Mari masuk dalam Kegerakan Tuhan!!! Jangan menunggu semua fasilitas baru kita bekerja dan jangan menyalahkan fasilitas tetapi belajar memperbesar Kapasitas!!! Biarlah Visi Tuhan boleh diterima untuk dikerjakan bersama-sama.
1 Tesalonika 1:5 mengatakan jemaat harus menerima injil yang sehat
Pengajaran yang sehat dan mengalami karya Roh Kudus dalam hidup kita adalah hal penting yang tidak boleh diabaikan lebih dari semua pelayanan rohani. Belajar bergaul dengan Roh Kudus. Jemaat yang terima injil yang sehat pasti akan berbuah. Apa yang sering kita makan secara rohani? Makanlah makanan yang sehat secara rohani yaitu Firman Tuhan yang memberi kekuatan dalam kehidupan doa kita. Gereja harus menjadi tempat dimana Firman Tuhan diajar dengan baik dan benar.
1 Tesalonika 1:6 menegaskan mengenai jemaat yang taat dan meneladani Kristus sebagai teladan
Teladani apa yang baik setelah itu menjadi teladan bagi banyak orang. Jangan menjadi jemaat yang meniru yang buruk dan mudah dipengaruhi oleh dunia ini. Sebab kehidupan kita sudah ditebus oleh darah Kristus.
1 Tesalonika 1:8 memberikan penjelasan bahwa diantara kamu Firman Tuhan bergema
yang artinya jemaat Tuhan harus menyatakan imannya dan bersaksi. Jemaat yang menginjil adalah jemaat yang bersaksi.
1 Tesalonika 1: 9 menceritakan bahwa mereka sendiri bercerita kepada kami
yang artinya setiap orang yang tergabung sebagai Jemaat memberi diri mereka dibongkar dan mengalami pertobatan yang sejati. Jemaat yang bertobat yang berbalik dari berhalanya untuk melayani Tuhan yang hidup dan yang benar.
Belajar melakukan semuanya untuk pekerjaan Tuhan dan untuk melayani Tuhan. Jemaat dan pemimpin yang sehat akan melahirkan kegerakan dan pemimpin yang sehat serta mampu menumbuhkan Jemaat yang sehat dan aktif bagi kegerakan Tuhan dan kebangkitan rohani yang menjadi Kerinduan Allah kepada setiap gereja-Nya.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Silvia Marryasa Hannah : Perhatikan dengan Siapa Anda Bergaul
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.” (
1 Korintus 15:33-34
“Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang yang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20)
Jika kita bergaul dengan orang bijak, maka kita akan menjadi bijak. Jika kita bergaul dengan orang bebal, maka kita akan menjadi malang. Satu hal yang perlu kita perhatikan dalam hidup ini adalah dengan siapa kita bergaul hari ini, menentukan kehidupan kita di masa mendatang. Tentu hal ini juga berlaku sebaliknya, jika kita bergaul dengan orang yang takut akan Tuhan, orang yang mencintai Tuhan, melayani dan memberikan hidupnya sepenuhnya bagi Tuhan, maka hidup kita juga akan seperti itu. Bukan berarti kita sedang membeda-bedakan dengan siapa kita berteman dan tidak mengasihi orang lain, tetapi terkadang kita tidak menyadari bahwa pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan kita.
Pesan ini disampaikan kepada jemaat di Korintus. Bukan jemaat yang tidak mengenal Tuhan, tetapi justru jemaat yang kehidupannya sudah dibangun untuk mengenal Tuhan. Kenapa? Karena nyatanya, sekalipun kita merupakan seorang Kristen yang sudah lama pergi ke gereja dan melayani Tuhan, pergaulan yang buruk bisa merusakkan segala kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah kita miliki.
-
Salomo
“Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.” Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta” (1 Raja-Raja 11:1-2).
Tidak dalam satu malam Salomo meninggalkan Tuhan dan mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain. Pergaulannyalah yang melakukan itu. Ia bergaul dengan perempuan-perempuan bangsa asing yang membuatnya menyimpang dari Tuhan. Sekalipun Tuhan sudah memperingatkan, tetapi hati Salomo sedang tertuju kepada perempuan-perempuan yang tidak takut akan Tuhan. Apakah penting memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini? Tentu saja!
-
Lot
Keponakan Abraham, Lot, memilih untuk tinggal di lembah Yordan dan dekat gerbang Sodom dan Gomora, kota yang penuh dengan dosa amoral yang sangat tinggi. Lot adalah seorang yang benar, tetapi ia memiliki pilihan dengan siapa ia bergaul. Sudahkah kita berdoa sebelum kita memilih? Lot mengandalkan apa yang ia lihat dan yang ia rasa baik. Banyak hal yang harus ia tanggung karena bergaul dengan orang Sodom.
dan ia berkata: “Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.” (Kejadian 19:7-8)
Ayat 7-8 menunjukkan bahwa moral Lot telah sama seperti orang Sodom dan Gomora pada umumnya. Ia menjual anak-anaknya perempuan untuk diperkosa. Ini menunjukkan bahwa pergaulan kita dapat menjadikan diri kita seperti apa. Lot awalnya seorang yang benar dan mempercayai Tuhan, tetapi ia salah memilih pergaulan. Lot diselamatkan, tetapi ia harus kehilangan istri dan kedua menantunya.
Lot membawa kedua anaknya perempuan. Kedua anaknya memiliki darah Sodom dan Gomora, sebab istri Lot berasal dari bangsa Sodom. Anak-anaknya yang masih terbiasa dengan perilaku kota Sodom, membuat ayahnya mabuk dan tidur dengan ayahnya. Lahirlah bangsa Moab dan Amon, yang menjadi musuh bangsa Israel di kemudian hari. Nama Lot kemudian tidak lagi dicatat setelah kejadian tersebut.
Lot merasa kuat, ia merasa tidak masalah dekat-dekat dengan orang Sodom dan membawanya pada kebinasaan. Kita juga mungkin sering merasa kuat, tidak memilih-milih pergaulan, tanpa kita sadari kita mulai menjadi serupa dengan dunia.
-
Bileam
Bileam adalah seorang nabi Tuhan, tetapi ia bergaul dengan Balak. Ketika Balak mengutus pemukanya untuk mengutuki bangsa pilihan Tuhan, ia goyah, apalagi mendapat imbalan yang besar. Bileam bisa langsung menolak, tetapi karena hati dan pikirannya tidak tertuju pada Tuhan, ia goyah dan menyuruh pemuka-pemuka untuk bermalam sekali lagi. Ia tidak dapat dengan tegas menolak, meski sudah tahu apa yang Tuhan mau, karena pergaulannya dengan Balak. Bileam memang tidak mengutuki bangsa Israel, tetapi dari Bileam, bangsa Israel dibujuk untuk menyembah allah-allah lain.
Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN. (Bilangan 31:16)
Bangsa Israel berubah setia karena perempuan-perempuan yang dikirim oleh Balak atas saran dari Bileam. Bangsa Israel bergaul dengan perempuan-perempuan tersebut dan berbalik menyembah allah lain.
Hari ini kita mungkin berkata bahwa kita adalah seorang Kristen yang takut dan mengasihi Tuhan. Tetapi jika kita tidak sungguh-sungguh mengarahkan hati kita kepada Tuhan dan terus membiarkan pergaulan yang buruk itu masih ada dalam kehidupan kita, maka pergaulan yang buruk itu akan merusakkan setiap kebiasaan baik yang kita miliki dan membuat kita secara perlahan semakin menjauh bahkan meninggalkan Tuhan.
Memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini, itu artinya kita peduli dengan masa depan kita.
Tuhan Yesus memberkati.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Mengenal dan Dikenal Yesus
Kita bisa mengagumi seseorang, tetapi berbahaya jika kita mengagungkannya dan bahkan mengutamakan dia lebih dari segalanya. Bisa jadi seorang selebriti, rekan pelayanan, gembala atau pembimbing kita, atau hamba Tuhan. Tentu kita harus menghormati hamba Tuhan, tapi kita salah besar jika kita mengagungkan dia seperti seolah-olah ia menjadi Tuhan dalam hidup kita. Kita telah menjadikannya sebagai berhala dalam hidup kita. Yang seharusnya menjadi idola kita adalah Tuhan kita, Yesus Kristus.
Kalau kita terlalu mengagungkan seseorang, kita akan mudah kecewa. Karena kita memberikan pengharapan yang lebih pada seseorang, sehingga ketika seseorang yang kita idolakan itu jatuh, kita akan sangat kecewa.
SUDAHKAH KITA MENGENAL YESUS?
Kristus telah memberikan teladan yang sempurna bagi hidup kita. Kita bisa mengetahuinya dari membaca Firman Tuhan. Kita mengetahui bagaimana perlakuan Yesus terhadap orang berdosa, ajaran-ajaran Yesus, dan itulah yang harus kita lakukan dalam hidup kita.
Kuasa penerimaan
Yesus mencintai orang berdosa dan gereja juga harus menerima dan menampung orang-orang yang berdosa. Tetapi Yesus tidak mau kita tetap tinggal dalam dosa kita. Kita harus berubah, itulah yang diinginkan Tuhan.
Namun seringkali konsep penerimaan disalahartikan dan menjadi senjata pembelaan untuk tetap tinggal di dalam dosa. Tuhan mengasihi kita, tetapi ia tidak ingin kita tetap tinggal di dalam dosa. Tuhan menghendaki perubahan dalam hidup kita untuk hidup kudus.
Jangan kita mencobai Tuhan dengan menjadi bebal dan mempermainkan kasih karunia Tuhan. Kita sudah tahu bagaimana kita harus hidup, tetapi kita tetap hidup dalam dosa. Kita sudah mempermainkan kasih karuniaNya
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Matius 5:48
Dalam hidup kita, Tuhan menuntut kesempurnaan kita. Tuhan adalah sempurna. Jika kita anak Tuhan, maka kita juga harus menjadi sempurna. Kekristenan kita harusnya bukan hanya sekadar menjadi identitas dalam kartu identitas kita saja, tetapi Tuhan ingin hidup kita benar-benar menjadi Kristen.
1 Yohanes 3:1-10
Kita harus mengetahui posisi kita sebagai anak-anak Allah. Kita adalah orang-orang yang dibenarkan oleh Yesus. Awal mula Adam Hawa diciptakan, mereka adalah ciptaan yang sempurna tanpa dosa. Tetapi iblis merusaknya dengan membuat Adam Hawa jatuh dalam dosa dengan keinginan dan nafsunya, sehingga manusia terpisah dari Tuhan. Dan Yesus telah menjadi pendamai dan menyucikan dosa-dosa kita ketika Ia mati di kayu salib. Kita ditebus dan kita telah menjadi orang yang benar. Jika kita telah mengerti hal ini, kita akan enggan untuk berbuat dosa lagi.
Ketika seseorang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, maka ia terpisahkan dari dunia. Dunia bukan lagi menjadi habitat kita. Alkitab berkata dunia tidak mengenal kita. Karena itu kita harus tampil berbeda dari dunia ini, seperti identitas baru yang Tuhan berikan.
Banyak gereja yang menjadikan dirinya serupa dengan dunia, dengan membawa cara-cara dunia ke dalam gereja dengan alasan penjangkauan. Jangan sampai gereja atau anak Tuhan menjadi serupa dengan dunia ini. Seharusnya kitalah yang menjadikan dunia serupa dengan Kristus.
MENGENAL DIA DENGAN BENAR.
Efesus 1:17-19 – Yesus memberikan roh hikmat dan wahyu untuk kita mengenal Kristus dengan benar. Kita harus mengenalNya dengan benar.
Sebelum kita menjalin persahabatan dengan seseorang, kita pasti membutuhkan waktu untuk mengenalnya dengan benar terlebih dahulu. Menghabiskan waktu bersama terlebih dahulu, untuk mengenal kepribadiannya. Tetapi terkadang dalam usaha kita mengenal, ternyata kita tidak sungguh-sungguh mengenal dia dengan benar. Kita mengenal seseorang sebagai seorang yang sabar, tapi ternyata setelah sekian lama, ia seorang yang pemarah.
Demikian juga, kita harus mengenal Kristus dengan benar. Apakah kita sudah benar-benar mengenal Yesus yang benar dengan benar, bukan Yesus yang palsu yang seperti pemikiran kita sendiri. Di akhir jaman ini, penyesat-penyesat datang dari gereja Tuhan untuk menyesatkan orang-orang yang tidak benar-benar mengenal Yesus dengan benar. Pemahaman kita tentang Tuhan harus terus bertambah. Dengan cara apa kita bergaul dengan Tuhan, mengenal kehendakNya, mengenal apa yang menjadi kerinduanNya.
Ketika kita sudah mengenal Kristus dengan benar, Firman Tuhan mengatakan, Ia akan menjadikan mata hati kita terang. Dalam hidup kita, mata hati kita tertutup oleh pengajaran-pengajaran dari dunia. Bagaimana pergaulan kita, lingkungan kita, itu akan membentuk kita. Karena itu hati-hati dalam pergaulan kita.
Berapa persen dalam hidup kita, kita bergaul dengan Kristus, dengan komunitasNya. Berapa persen kita bergaul dengan sosial media, dengan informasi-informasi dari dunia yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Jika kita lebih banyak menghabiskan waktu kita bergaul dengan Tuhan, maka sinar kemuliaan dalam diri kita itu akan keluar. Sehingga bukan kita yang dipengaruhi oleh dunia, tetapi dunialah yang dipengaruhi oleh kita.
Hidup kita dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar dari lingkungan kita. Karena itu, kita harus berada dalam komunitas yang benar, untuk membangun kita, memiliki pembicaraan yang membangun diri kita, untuk kita mengenal Kristus lebih lagi di dalam panggilanNya.
MENJADI TERANG UNTUK ORANG DI SEKITAR KITA.
Orang yang mengenal Allah, hidupnya akan tetap kuat dan akan bertindak. Orang yang tidak mengenal Allah dengan benar, akan cepat mudah putus asa. Dengan cepat ia akan mundur ketika menghadapi masalah. Tapi orang yang sungguh-sungguh mengenal Allah, akan tetap kuat dalam segala masalah.
Kaca pembesar berfungsi untuk membesarkan agar kita melihat dengan lebih jelas. Ketika kita diberikan kaca pembesar oleh Tuhan, kita akan membesarkan masalah kita atau kuasa dan kasih Tuhan dalam hidup kita? Ketika kita diberikan kesempatan untuk mengalami masalah untuk mendewasakan kita, seberapa sering kita membesarkan masalah kita. Kita tidak berdoa dan memberontak pada Tuhan, mengatakan Tuhan tidak adil dan jahat. Padahal Tuhan ingin memurnikan dan mendewasakan setiap kita agar kita makin serupa dengan Kristus.
APAKAH KITA SUDAH DIKENAL OLEH KRISTUS?
Ketika Yesus datang kedua kalinya, apakah Yesus mengenal kita dan menyambut kita? Ataukah kita tidak dikenal oleh Kristus? Hidup ini sangat singkat, waktu berjalan dengan sangat cepat. Kita tidak akan tahu kapan Tuhan memanggil kita. Seperti gadis bijaksana, kita mempersiapkan diri kita untuk menyambut Tuhan dengan sungguh-sungguh. Mereka membawa pelita dengan minyaknya. 5 gadis bodoh hanya membawa pelita tanpa minyak cadangan, sehingga pelita itu mati ketika minyak tersebut habis.
Jangan sampai kita memulai dengan roh dan mengakhirinya dengan daging. Kita berapi-api dengan Tuhan pada awalnya, tetapi Tuhan tidak mengenal kita, karena api kita padam. Tuhan akan menilai setiap hidup kita. Tuhan tidak melihat seberapa hebat pelayanan kita, tetapi Tuhan melihat kedalaman hati kita.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Pengorbanan Yesus yang Membebaskan
Kita diselamatkan saat kita mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. “Juru Selamat” artinya kita percaya Tuhan sebagai penebus kita. PengorbananNya bagi kita di atas kayu salib menebus setiap dosa dan pelanggaran kita.
Ada 7 peristiwa yang Yesus lewati sebelum Dia di salib yang perlu menjadi perenungan bagi kita semua :
1. Pakaiannya ditanggalkan (Mat. 27:28)
Pasukan yang menangkap Yesus menanggalkan jubah Yesus. Ketelanjangan melambangkan kehinaan dan rasa malu. Akibat dari dosa adalah rasa malu. Di Kejadian 3:8-10, Saat manusia jatuh dalam dosa, mereka mendapati diri mereka telanjang dan menjadi malu (Kej. 3:8-10). Sejak manusia memakan buah pengetahuan, mata mereka terbuka dan mereka menyadari bahwa tidak ada cover yang menutupi mereka lagi.
Seorang yang melakukan dosa/ kesalahan sewajarnya merasa malu. Seperti kisah anak yang hilang; Dia tahu dia berdosa, dan dia malu datang kembali kepada bapanya. Namun akhirnya dia kembali kepada bapanya, karena dia tahu bapanya akan menerima dia kembali. Yesus menggantikan rasa malu dan hina kita akibat dosa yang kita lakukan.
Sadari keadaan kita.
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang (Wahyu 3:17)
2.Dikenakan jubah ungu (Mat. 27:28)
Jubah ungu adalah jubah yang dipakai raja-raja yang pada saat itu mahal harganya. Sehingga ada kemungkinan Yesus dikenakan jubah tentara romawi yang berwarna merah. Jubah warna merah artinya penebusan, pengampunan. Seperti dalam Yesaya 1:18 dikatakan dosa kita merah seperti kirmizi, tetapi Tuhan menjadikannya putih seputih salju. Darah Yesus menyucikan, menebus, dan memberi pengampunan atas dosa kita.
3.Dipakaikan mahkota duri (Mrk. 15:17)
Ini adalah penghinaan bagi Yesus. Seorang Raja seharusnya menggunakan mahkota yang terbuat daro emas, tetapi Yesus dipakaikan mahkota duri. Duri melambangkan kutuk, kesengsaraan, dan penderitaan. Yesus menanggung kutuk manusia supaya kita ditebus dan menjadi orang yang bebas.
4.Diberikan buluh di tangan kananNya (Mat. 27:29)
5. Diolok-olok dan diberi salam sebagai “Raja Yahudi” (Mat. 27:29)
6. Diludahi (Mat. 27:30)
7. Dipukul (Mat. 27:30)
Mereka memukulkan buluh ke kepala Yesus sehingga duri-duri di mahkota yang dipakaikan kepadaNya semakin masuk dan menyakiti Yesus.
Marilah kita membawa setiap kehidupan kita di hadapan Tuhan. Tuhan sanggup memulihkan, menyucikan dan membebaskan setiap kita.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Dasar yang Benar
“Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.”-1 Kor 3:10-11
Dalam sebuah bangunan, fondasi merupakan bagian yang terpenting. Ketika kita hendak membangun dan merancang sebuah bangunan, kita perlu merencanakan fondasi seperti apa yang akan diletakkan sebagai dasar.
Konteks perikop dasar dan bangunan ini berhubungan dengan ayat sebelumnya. Pada saat itu terjadi suatu perselisihan antara golongan Paulus dan Apolos, hal ini menimbulkan perpecahan di antara mereka Tetapi Paulus berkata bahwa baik Apolos maupun Paulus adaah sama-sama pelayan Tuhan, Paulus menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberikan pertumbuhan. Di hari terakhir ini begitu banyak orang yang mudah membanggakan golongan tertentu, merasa diri mereka paling benar, tanpa menyadari bahwa kita semua hidup dalam dasar yang sama, yaitu Yesus Kristus.
Ada 2 jenis orang Kristen masa kini dalam memandang seorang pemimpin rohani
Yang pertama adalah orang yang selalu curiga dengan pemimpin, hidup dalam pemberontakan dan ketidapercayaan, penuh luka dan kepahitan sehingga memilih untuk hidup diluar gereja. Menjadi kritikus-kritikus serta tidak mau tertanam dalam keluarga Kristus dalam gereja lokal. Mereka hanya melihat keburukan pemimpin dan gereja serta hidup hanya untuk mencari kelemahan dan menjatuhkan anak-anak Tuhan.
Yang kedua adalah orang kristen yang melihat pemimpin rohani sebagai sosok orang yang sempurna, yang tidak pernah salah sehingga apa yang mereka katakan selalu benar dan menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan kecil.
Sebagai anak Tuhan, kita harus belajar didewasakan sehingga dapat membedakan ajaran yang sehat atau ajaran yang sesat. Sebab semakin banyak penyesat di akhir zaman. Filter kehidupan kita haruslah Firman Tuhan dan bukan seorang hamba Tuhan. Ada sebuah kalimat yang populer bahwa untuk menyesatkan seseorang sangatlah mudah.
“Cukup berikan mereka 99 kebenaran dan 1 kesesatan maka mereka akan menjadi percaya dan mudah disesatkan.”
Pemimpin yang dinilai terlalu sempurna akan membuat orang yang dipimpinnya melihat dan mengikuti semua yang dia lakukan dan katakan. Oleh karena itu, setiap kita harus berimbang dalam pengajaran Firman Tuhan. Ketahuilah bahwa seorang pemimpin yang rohani sekalipun adalah juga manusia yang bisa melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kita menaruh pengharapan kita bukan pada manusia tetapi pada Tuhan yang adalah sumber dari pengharapan itu.
Tetapi kita juga harus belajar untuk menghormati pemimpin kita, taatilah pemimpin yang Tuhan berikan bagi kita karena merekalah yang berjaga-jaga atas jiwamu!
Bahkan disaat mereka mungkin melakukan kesalahan, maka kitapun harus mendoakan mereka sebab tidak ada satupun dari kita yang kebal dari godaan dosa. Paulus juga berkata bahwa dia yang menanam, Apolos yang menyiram dan Allah yang memberikan pertumbuhan. Hal ini kembali mengingatkan kita sementara banyak orang yang sibuk berdebat dengan kebenaran yang mereka miliki, Paulus menegaskan bahwa setiap kita sudah memiliki bagian yang Tuhan tetapkan.
Selanjutnya Paulus mengatakan bahwa kita adalah kawan sekerja Allah, ladang Allah, bangunan Allah. Sebagai seorang ahli bangunan, Paulus menyatakan dirinya sebagai orang yang cakap (artinya penuh dengan hikmat) dengan kasih karunia Allah yang telah meletakkan dasar yaitu Kristus.
Sudahkah kita membangun pelayanan kita, misi dan visi kita dengan dasar Yesus Kristus? Ataukah kita menjadikan hal lain sebagai dasar dalam membangun Panggilan Pelayanan kita?
Jika kita membangunnya diatas dasar Kristus, maka semua pelayanan kita akan berbuah, bukan karena kekuatan kita tetapi Yesuslah yang mengerjakannya dalam kita. Sudahkah kita mengandalkan Yesus? Ataukah hidup kita penuh dengan rasa ego, ambisi dan keinginan pribadi kita? Demikianlah, hari-hari ini Tuhan rindu menguji dan memurnikan setiap pekerjaan dan pelayanan kita dihadapan-Nya.
Untuk membangun sebuah bangunan, selain fondasi, bangunan itu harus dibangun dengan material-material.
Bahan atau material apa yang kita gunakan dalam membangun visi, mimpi dan hidup kita?
Dalam ayat 12, ada beberapa material yang disebutkan oleh Paulus, yaitu emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering dan jerami. Setiap bahan tersebut akan diuji dengan api. Setiap hari adalah ujian yang harus kita lalui dan kita menangkan. Setiap perkataan, sikap hati dan tindakan dalam hidup kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Ada 2 kelompok material sebagai bahan bangunan yang dikatakan oleh Paulus:
- Emas, perak dan permata yang tahan terhadap api. Semakin dipanaskan dalam perapian, bahan-bahan ini akan semakin murni dan dipisahkan dari kotoran-kotoran.
- Kayu, rumput kering dan jerami yang mudah sekali terbakar.
Hendaklah hidup kita dibangun dengan bahan material yang siap untuk dimurnikan dan diuji. Ujian biasanya tidak menyenangkan tetapi itu membuat seseorang naik level.
Menjadi seorang Kristen kita harus siap diuji dan setia memikul salib kita. Tidak semua yang kita inginkan pasti terjadi dalam hidup kita. Tetapi kita mau sungguh-sungguh menyerahkan kehidupan kita dan mencintai Tuhan.
1 Korintus 3:14, jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, maka ia akan mendapat upah. Dalam Ibrani 11 mengenai saksi-saksi iman, banyak pahlawan-pahlawan Tuhan yang menerima apa yang Tuhan janjikan dalam hidup mereka, tetapi ada pula di antara pahlawan-pahlawan Tuhan yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan selama di dunia ini. Ayat 39 mengatakan bahwa mereka tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.
Hidup di dunia adalah sementara, tetapi hidup yang kekal telah disediakan kepada orang-orang yang mengasihi Dia.
Bait Allah merupakan tempat yang kudus dan dikhususkan mengkhususkan sebagai tempat beribadah kepada Allah. Ayat ke-17, Paulus berkata bahwa kita adalah Bait Allah dimana Roh Allah tinggal dalam kita. Dalam kitab Matius, Yesus marah saat orang tidak mengkhususkan Bait Allah untuk beridadah melainkan menjadikan tempat itu sebagai sarana memperoleh keuntungan (sarang penyamun).
Marilah kita menjadi Bait Allah yang kudus. Mungkin kita masih bisa melakukan kesalahan, pelanggaran atau dosa, tetapi kita mau terus diubahkan dan dibentuk menjadi pribadi yang serupa dengan Kristus. Miliki hati yang lembut dan mau dikoreksi. Tinggalkan dosa dan jangan cemari hidup kita.
Hidup kita bukan milik kita sendiri tetapi milik Kristus. Kita telah dibeli dan lunas dibayar, muliakanlah Allah dengan tubuhmu.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Tak Kenal Maka Tak Tahu
“Tak kenal maka tak tahu”
Hati-hati dengan setiap perkataan kita. Perkataan kita bisa menjadi tajam dan melukai orang, tetapi di sisi lain perkataan kita bisa membangun orang lain. Pilihlah untuk berpikir positif dan memperkatakan sesuatu yang membangun orang lain.
Kita hidup bukan dari apa kata orang lain, tetapi dari apa kata Firman Tuhan.
Menjadi Manusia Baru (Efesus 4:18-32)
Mencintai adalah sebuah kebahagiaan.
“Tak kenal tapi tetap sayang” Ini adalah panggilan bagi kita sebagai gereja Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Anak Tuhan Punya Integritas
Orang yang berintegritas memiliki ketetapan hati dan melakukan apa yang menjadi ketetapan hatinya (Daniel 1:8-21)
Orang yang berintegritas adalah orang memiliki kerendahan hati (Daniel 2:1-49)
Orang yang berintegritas tetap memilki iman kepada Tuhan dalam keadaan apapun (Daniel 3:1-30)
Orang yang berintegritas adalah orang yang memiliki ketulusan hati (Daniel 5:1-22)
Menjadi orang yang tulus hati artinya melakukan kebaikan untuk orang lain dengan ikhlas, bukan karena ingin mendapat imbalan/balasan. Sama dengan kasih Yesus yang tak bersyarat kepada setiap kita, hendaklah kita melakukan segala sesuatu tanpa mengharapkan balasan.
Daniel dapat dipercaya, setia dan tidak bercacat cela (Daniel 6)
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Cinta adalah Hubungan
Dalam dunia ada berbagai macam hubungan. Kita patut bersyukur karena kita diciptakan memiliki perasaan. Karena dengan perasaan itu kita dapat memiliki hubungan; Hubungan dengan teman, orang tua dengan anak, hubungan dengan keluarga – Hubungan adalah anugerah Tuhan.
Kekristenan bukanlah sebuah teori atau status, tetapi sebuah hubungan; Kisah cinta antara kita dengan pencipta kita. Namun kita tidak mungkin bisa mengenal dan mencintai Tuhan, jikalau bukan Tuhan yang menyatakan cintaNya terlebih dahulu kepada manusia.
Tuhan sebagai Sahabat (Yohanes 15:13 -15)
Yesus menyebut kita sebagai sahabatNya, bukan seorang hamba. Seorang hamba hanya melakukan apa yang diperintahkan – Dia melakukannya karena kewajiban semata, tetapi sahabat melakukannya dengan bersukacita. Hamba tidak diceritakan apa yang dilakukan tuannya, tetapi sahabat saling berbagi rahasia. Tuhan sudah memberikan rahasia kerajaanNya kepada kita. Demikian jika kita memandang Yesus sebagai sahabat, maka kita akan menceritakan semua rahasia kita kepadaNya.
Yesus adalah sabahat yang baik. Sahabat yang baik menanggung semua bersama dalam suka dan duka. Di dalam kesedihan, Dia menghibur dan turut menanggung kesedihan bersama dengan kita.
Tuhan sebagai Suami / Kekasih (Yesaya 54:5-8)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. (2 Korintus 11 : 2).
Kita adalah kekasih Tuhan; Kita adalah calon mempelai yang dipersiapkan ke dalam pernikahan kudus dengan Anak Domba. Dalam KBBI, kekasih artinya orang yang dicintai; tempat mencurahkan perhatian dan kasih sayang. Demikianlah Tuhan juga mengasihi kita; dan hanya ketika Tuhan terlebih dahulu menyatakan kasihNya kepada kita, maka kita dapat mencintai Tuhan.
Hubungan Kristus dengan jemaat juga digambarkan sebagai hubungan suami dengan istri (Efesus 5:22-33).
Sebagaimana istri tunduk kepada suaminya, demikianlah jemaat perlu tunduk kepada Tuhan (ay. 24). Mengapa kita perlu tunduk kepada Tuhan seperti halnya istri perlu tunduk kepada suami? [ay. 25] Istri hanya tunduk kepada suami yang mengasihi istrinya. Kristus sudah menggenapinya; Dia mengasihi kita dan memberikan segalanya, bahkan nyawaNya untuk kita. Maka kita perlu tunduk kepadaNya sebagai suami dan kekasih kita.
Suami yang baik adalah suami yang memperlakukan istrinya sebagai seseorang yang berharga (Efesus 5:28-29). Kristus melakukan itu; Dia memandang kita berharga – Kristus menjadikan kita sebagai prioritasNya. Tidak peduli seberapa kita berdosa atau tidak melakukan apapun, Dia mau kita semua diselamatkan. Ini dibuktikanNya dengan Dia mengorbankan diriNya untuk menebus setiap kita.
Cinta itu Berkorban
Cinta selalu identik dengan memberi – orang yang mencintai pasti memberi, berkorban sesuatu untuk yang dicintainya. “ Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati ” (Roma 12 : 1). Hendaklah kita mempersembahkan hidup kita yang terbaik bagi Tuhan.
Cinta itu menguduskan
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela (Efesus 5 : 26-27).
Awal Tuhan menciptakan manusia baik adanya. Namun kini manusia penuh dengan kerusakan. Karena itulah Tuhan hendak mengembalikan kita kepada kekudusan itu. Tidak ada seorang pun yang bisa kudus, sebab kecenderungan manusia adalah pikiran yang cemar. Tuhanlah yang akan menguduskan kita; Dia memandikan dan menyucikan kita dengan air dan Firman. Artinya ada ada proses untuk mencapai kekudusan.
Cinta adalah sebuah proses.
Maka cinta kita haruslah bertumbuh. Cinta yang kekanak-kanakan hanyalah menjadi cinta yang saling menyakiti dan menjebak kita dalam ikatan jiwa yang salah. Tetapi cinta yang benar, cinta yang dewasa, akan membuat orang lain menjadi lebih baik. Demikian juga cinta kita kepada Tuhan harus terus bertumbuh. Sebuah hubungan perlu dipelihara. Kita perlu senantiasa menjaga hubungan kita dengan Tuhan, sebab sebagai manusia cinta kita seringkali bisa berubah. CintaNya sudah sempurna bagi kita, tetapi cinta kita kepada Dia harus terus bertumbuh.
Dalam Mitologi Yunani ada beberapa jenis cinta :
1. Eros – Cinta romantika, kepuasan antara laki-laki dan wanita.
2. Storge – Cinta yang bertumbuh karena kelahiran kita di sebuah keluarga.
3. Philia – Cinta persahabatan (antar sahabat).
4. Agape – Cinta yang mementingkan Tuhan.
5. Ludus – Cinta yang main-main, takut untuk berkomitmen tetapi mengumbar cinta.
6. Mania – Cinta yang harus memiliki/mendapat.
7. Pragma – Cinta yang berdasar logika, bukan dibangun berdasar kasih sayang.
8. Plautia – Cinta akan diri sendiri, obsesif dengan diri sendiri.
Sudahkan kamu punya cinta yang sejati? Miliki cinta Agape. Kita mementingkan Tuhan di atas segalanya. Kita rela memberikan segalanya bagi Tuhan.
Saat menjalin kasih dengan orang, kita memberikan hati kita kepadanya dan mengijinkan orang lain memiliki kita. Tetapi jangan lupa bahwa hidup kita adalah milik Tuhan. Saat kita sadar bahwa kita adalah kepunyaan Tuhan, maka cinta kita adalah sebuah penyerahan kepada rencana dan jalan Tuhan. Kita tidak kuatir akan hari depan dan kita menyerahkan kisah hidup kita kepada penulis dan pelukis agung, Tuhan kita.
Pdm. Evie Mehita
- Published in Sermons