Khotbah Pdm. Evie Mehita – Kemana Saja Ku Telah Sedia
Saulus adalah seorang berkharisma, pemimpin yang hebat, memiliki jabatan dan begitu berkobar-kobar untuk membunuh umat Tuhan. Ia merasa apa yang dilakukan untuk Tuhan. Saulus bukan orang yang sembarang, dengan pengetahuan dan kedudukan, ia meminta surat kuasa kepada Imam untuk bisa menganiaya anak-anak Tuhan pada masa itu. Saulus merasa ia melakukan tugas misi dan pelayanan yang memuliakan Tuhan. Saulus merasa melakukan kebenaran karena ia sendiri sudah mendapat pengajaran mengenai kitab-kitab hukum yang ada, tetapi ia tidak mengenal Allah Yahweh. Orang Kristen masa kini bisa seperti Saulus, melayani bahkan ke gereja tetapi tidak sungguh-sungguh mengenal Yesus yang sejati. Kita tidak bisa menilai mana yang datang dari Tuhan dan bukan. Saulus tidak sadar bahwa yang ia aniaya adalah Yesus sendiri.
Mengerti Alkitab yang kita miliki bukanlah jaminan seseorang telah lahir baru dan sejalan dengan hati Tuhan.
Sering kali kita bisa salah menilai diri sendiri, kita merasa sudah lahir baru, padahal belum. Dalam kemahatauan-Nya, Tuhan tau seorang yang bengis ini suatu saat nanti dapat dipakai secara luar biasa. Dalam waktu Tuhan yang sempurna, dalam perjalanan ke Damsyik, Saulus berjumpa dengan cahaya yang sangat terang. Tuhan mengijinkan Saulus mengalami kebutaan selama 3 hari. Ini adalah bagian dari perjalanan hidup Saulus yang paling berat. Itu adalah hari-hari dimana Saulus mengalami gejolak dalam dirinya, ada pertentangan dalam dirinya mengenai pemahaman akan pribadi Tuhan.
Ketika Saulus mendengar bahwa selama ini Yesuslah yang telah ia aniaya, sebagai seorang pemimpin ia mengalami krisis di dalam jiwanya mengenai kebenaran-kebenaran yang ia percayai. Selama 3 hari, Saulus bergumul dan berdoa atas perjumapaannya dengan Yesus. Ia belajar melepaskan setiap apa yang ia pandang benar dan ini adalah hal yang menghancurkan harga diri dari seorang Saulus. Sebuah perjumpaan yang yang berharga.
Tuhan bisa memakai siapa saja
Seperti dalam kisah Saulus, Ananias sempat ragu ketika Tuhan menyuruhnya pergi menjumpai Saulus, karena kebengisan Saulus sudah sangat terkenal pada saat itu tetapi akhirnya Ananias taat (KPR 9:11-16). Ketika Paulus telah melawati masa merenung selama 3 hari, ia mengalami ujian pertobatan. Tuhan membentuk dan mempersiapkan Paulus sebelum ia melakukan perjalan misi. Perubahan atau pertobatan adalah anugrah Tuhan, pekerjaan Roh Kudus. Benih Ilahi pastilah berbuah sesuatu yang ilahi tetapi benih dosa akan menghasilkan maut. Benih ilahi diberikan dalam diri Paulus melalui perjumpaannya dengan kebenaran dan itu membuatnya mengambil keputusan yang paling penting dalam hidupnya. Ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya yang lama.
“Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.” (Matius 7:6)
Babi dan anjing melambangkan orang yang punya sifat kedagingan sedangkan mutiara dan hal berharga adalah tentang kerajaan Surga (mulia, berharga dan kekal). Mutiara yang asli harganya sangat mahal, dalam 1 kerang hanya menghasilkan 1 mutiara. Untuk itu banyak sekali orang membudidayakan kerang penghasil mutiara yang harganya jauh lebih murah. Mutiara yang bukan hasil budidaya, mengalami proses yang menyakitkan sampai akhirnya terbentuklah mutiara yang bernilai tinggi.
Banyak anak Tuhan tidak bisa menangani bahkan merespon dengan benar setiap masalah dalam hidup kita. Masalah yang terjadi apabila direspon dan disikapi dengan benar, maka akan menjadi mutiara-mutiara yang berharga. Anak Tuhan akan menjadi lebih bijak dalam melihat dan menilai dengan standar Firman Tuhan. Kegagalan dalam menyikapi diri sendiri dan permasalahan dengan benar, membuat hidup kita kehilangan bobot dan mudah sekali terombang-ambing.
Selalu ada alasan dari setiap kejadian yang terjadi dalam hidip kita, untuk itu kita perlu selalu menilai dengan dasar Firman Tuhan.
Mutiara dalam Matius 7:6 berbicara mengenai kekekalan
Banyak orang Kristen yang hidupnya tidak pernah berubah walaupun sudah mendengar kebenaran, bahkan suka menolak kebenaran. Kita harus koreksi hidup kita, “jangan-jangan orang-orang seperti iti memiliki spirit babi dan ajing.” Babi dan anjing tidak akan menganggap penting kebenaran, sukanya kembali kepada dosa. 2 Petrus 2:2, “bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: “Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.” Kita jangan punya sikap seperti anjing dan babi yang suka kembali ke kubangannya, orang-orang seperti dalam 2 Petrus 2:2 adalah nabi palsu dan orang yang dikuasai hawa nafsu. Orang-orang seperti ini tidak menganggap hal-hal rohani adalah mutiara atau hal-hal yang berharga.
Saat ini banyak sekali petobat-petobat baru yang memberi kesaksian di media sosial, tetapi ada juga diantaranya yang tidak lama kemudian kembali hidup dalam dosa bahkan lebih parah lagi. Orang-orang seperti ini belum memiliki benih Ilahi seperti yang dialami orang Paulus. Dalam PL ada dosa berasal dari kata Hatta yang berarti mengurangi standar Tuhan selain itu juga dalam Avon adalah kecenderungan dosa yang diturunkan oleh orang tua dan kebiasaan buruk karena kebiasaan kita sendiri.
Daging manusia kecenderungan ingin jauh dari Tuhan untuk itu kita perlu terus dekat sama Tuhan.
Setiap orang punya area-area berbahaya dalam hidupnya, kenali setiap “kubangan-kubangan dosa” yang harus kita tinggalkan. Anak Tuhan harus bangkit dan meninggalkan hidup yang lama agar efektif dan maksimal dalam ladang-ladang Tuhan. Gereja harus punya sifat-sifat rohani, harus menjadi gereja yang bermisi, gereja yang hidup dan gereja kebangunan rohani. Di dalam gereja harus ada kasih, saling memperhatikan, menopang, bahkan kebiasaan-kebaisaan yang baik yang ada dijemaat mula-mula seprti saling memberi salam perlu dibangun digereja masa kini.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Seperti Apa Orang Farisi Itu?
Orang farisi adalah orang yang sangat taat pada aturan-aturan dalam kitab taurat dan memegang teguh adat istiadat perjanjian lama bahkan sampai pada aturan-aturan terkecil. Ketika aturan-aturan tersebut dilanggar, mereka merasa akan mendapat hukuman yang sangat berat sehingga hal ini membuat mereka takut.
Orang farisi termasuk golongan orang yang sangat dihormati. Mereka terdiri dari orang-orang yang berpengaruh dan orang-orang tingkat menengah yang begitu banyak bergaul dengan masyarakat di sekitarnya. Sedangkan orang saduki termasuk dalam golongan orang yang juga memiliki pengaruh besar tetapi biasanya berasal dari golongan orang menengah ke atas sehingga jarang sekali bergaul dengan masyarakat.
Orang farisi, orang saduki dan ahli-ahli taurat sangat memelihara hari sabat, aktif berpuasa dan melakukan kegiatan keagamaan tetapi Tuhan begitu mengecam mereka bahkan Yohanes pembaptis juga sangat mengecam mereka karena apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan (Matius 3:7-10).
Mereka hanya sekedar tahu dan melakukan apa yang diperintahkan oleh hukum taurat tanpa motivasi yang benar dan hanya menaruh perhatian pada hal-hal lahiriah sehingga hidup mereka tidak menghasilkan buah.
Orang farisi juga seringkali merasa bahwa mereka adalah orang paling benar serta tidak pernah berbuat dosa sehingga mereka menyombongkan diri dan tidak mau mengakui kesalahannya di hadapan Tuhan (Lukas 18:9-14). Oleh karena itu firman Tuhan berkata bahwa orang farisi tidak akan masuk ke dalam kerajaan sorga jika tidak menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan.
Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya apakah kita juga hanya menaruh perhatian pada hal-hal lahiriah saja?
Kita mungkin datang dan aktif ke gereja lalu menganggap bahwa diri kita rohani. Kita melayani Tuhan atau penginjilan, dianggap terpandang oleh teman-teman kita lalu merasa bahwa kita telah mendapatkan keselamatan tetapi tetap hidup dalam dosa, menyimpan banyak kepahitan dan luka serta tidak pernah mengalami perubahan. Jangan sampai kita menjadi orang yang sombong rohani yang merasa bahwa diri kita baik-baik saja. Kita perlu untuk mengakui segala kesalahan dan kelemahan kita dihadapan Tuhan agar bisa mengalami pemulihan.
Kita juga perlu untuk mengalami perubahan terus menerus dalam hidup kita serta mau selalu diubahkan oleh Tuhan seperti emas yang akan selalu dimurnikan agar semakin bersinar dan hal itu tidaklah mudah karena harus melalui proses yang berulang kali. Oleh karena itu, firman Tuhan berkata bahwa hidup keagamaan kita harus lebih benar dari orang farisi dan tidak hanya sekedar memandang hal-hal lahiriah saja (Matius 5:20).
Orang farisi juga merupakan orang-orang munafik yang tidak bisa melakukan apa yang mereka katakan, mereka kelihatannya seperti orang-orang yang taat tapi sebenarnya mereka adalah penyesat-penyesat rohani (Matius 23:3-26).
Orang farisi kelihatannya baik dari luar tetapi dalam hatinya begitu busuk, mereka hanya mencari kepentingan mereka sendiri tetapi tidak benar-benar memahami apa yang menjadi kerinduan Tuhan serta suka memprotes dan mengkritik semua pekerjaan Tuhan. Begitu pula dengan orang saduki yang tidak percaya pada hal-hal supranatural, tidak percaya akan adanya kebangkitan setelah kematian dan tidak percaya pada kebangkitan Tuhan Yesus. Oleh karena itu bahaya sekali orang-orang seperti mereka di akhir zaman ini, mereka merasa dirinya paling benar, tidak pernah mau bertobat, paling rohani dan seolah-olah menuntun orang lain kepada kebenaran tetapi sesungguhnya adalah penyesat.
Sebagai anak-anak Tuhan hendaklah kita menjadi orang yang memiliki integritas, tidak hanya sekedar bisa bicara tetapi juga bisa melakukan serta mau belajar untuk memahami apa yang menjadi kerinduan Tuhan.
Jangan sampai kita melakukan segala sesuatu karena kewajiban, hal itu dapat membuat kita penuh dengan luka dan menjadi kecewa kepada Tuhan jika tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Lakukanlah segala sesuatu karena kita benar-benar mengasihi Tuhan sehingga ada sukacita dalam hidup kita dan kita dapat menghasilkan buah yang benar dihadapan Tuhan karena dari buahlah kita akan dikenal.
Sudahkah kita menghasilkan buah dalam hidup ini? Apakah buah yang kita hasilkan seperti orang farisi yang selalu meninggikan diri, merasa paling benar, tidak mau ditegur dan disalahkan ataukah kita menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan kita.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Silvia Marryasa Hannah : Fase Menjadi Sempurna dalam Tuhan
Kata sempurna berasal dari bahasa Yunani “Teleios” yang memiliki beberapa arti yaitu dibawa ke akhir (akhir dari semua yang Tuhan inginkan dalam hidup kita), bertumbuh secara penuh serta bertumbuh dengan matang dan dewasa. Sempurna yang dimaksud oleh firman Tuhan adalah berbicara tentang pertumbuhan kita menjadi orang-orang yang dewasa didalam Tuhan (Kolose 1 : 28-29, Matius 5:8).
Kesempurnaan yang dimaksud berbeda jauh dengan kesempurnaan dunia ini. Kesempurnaan dunia ini seringkali menuntut seseorang untuk menjadi perfeksionis atau melakukan segala sesuatu sesuai dengan standar-standar yang telah ditetapkan sehingga tanpa sadar dapat membuat kita menjadi orang-orang yang berlebihan dalam melakukan segala sesuatu. Hal ini tidaklah sesuai dengan kerinduan Tuhan.
Tuhan rindu setiap kita menjadi pribadi-pribadi yang semakin disempurnakan dan menjadi dewasa dalam karakter dan sifat-sifat kita.
Hendaklah kita memiliki sifat-sifat yang semakin hari semakin disempurnakan sama seperti Kristus, bukan menurut standar-standar yang telah kita tetapkan sendiri (Filipi 3:12). Kedewasaan seseorang tidak bisa terjadi begitu saja tetapi ada sebuah proses dan usaha yang harus dilakukan untuk mencapainya sehingga ada perubahan dalam hidup hari demi hari. Ada 3 fase yang akan kita alami untuk mencapai kedewasaan penuh didalam Tuhan yaitu:
Bayi
Pada fase ini setiap orang pasti selalu ingin disayang dan diperhatikan tetapi ada saat dimana kita harus belajar untuk menjadi lebih mandiri agar ada perubahan dalam hidup kita sehingga bisa semakin bertumbuh menjadi seorang anak. Pada fase ini orang tua belajar untuk tetap memberikan kasih sayang yang sama tetapi dengan cara berbeda agar seorang anak tidak hanya menjadi bayi saja.Jika kita masih belajar mengenal Tuhan dan masih bayi rohani, marilah kita mau menjadi orang-orang yang dipersiapkan dan bertumbuh menjadi anak-anak rohani. Seringkali banyak orang meninggalkan gereja dan komunitas karena tidak mau menerima perbedaan perlakuan dari Tuhan atau orang tua rohani dan tidak mau mengalami fase pertumbuhan menjadi seorang anak. Kadang cara Tuhan mengasihi orang yang semakin menuju kedewasaan berbeda dengan sebelumnya tetapi kita harus mengalami hal tersebut agar bisa semakin bertumbuh karena jika kita terus menjadi seorang bayi saja maka hal itu tidaklah normal.
Anak
Seorang anak juga harus bertumbuh menjadi remaja tapi seringkali anak menjadi gagal untuk bertumbuh karena tidak mau diubahkan serta tidak tahan untuk diproses dan dilatih oleh Tuhan. Di masa ini anak akan terus mencari identitas dirinya sehingga akan mudah menjadi orang yang kecewa dan menuntut agar segala sesuatu terjadi sesuai dengan keinginannya. Banyak orang menjadi kecewa, pahit dan marah saat mengalami proses karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga menjadi gagal dan tidak mau bertumbuh lagi. Janganlah kita menjadi orang-orang yang masuk ke dalam tipu daya iblis dan berhenti di fase ini karena mengalami kepahitan padahal Tuhan ingin membawa kita menjadi orang-orang yang semakin bertumbuh.
Remaja
Biasanya di masa-masa ini seorang remaja akan sangat curiga dengan Tuhan dan pembimbingnya sehingga menjadi gagal bertumbuh dewasa karena memiliki sikap dan respon hati yang salah. Kadang saat kita bertumbuh dari remaja menuju dewasa ada hal-hal yang membuat kita seolah-olah dibiarkan sendiri, tidak diperhatikan dan diabaikan. Jika kita tidak kuat pada masa-masa ini maka kita akan merasa bahwa Tuhan atau pemimpin kita telah meninggalkan kita, tapi kita perlu tahu bahwa ini merupakan masa dimana kita dibentuk untuk tidak mengukur segala sesuatu (kasih, kebaikan) menurut keinginan kita tetapi mau belajar untuk menjadi orang-orang yang mulai mengambil tindakan untuk melakukan sesuatu bagi orang lain dan menjadi orang yang berbuah lebih didalam Tuhan.
Marilah kita menanggalkan sifat-sifat kekanakan kita dan mau menjadi orang-orang yang didewasakan seperti Kristus.
Saat melewati berbagai fase yang ada kita bisa saja gagal tapi kita harus ingat bahwa proses kita tidak hanya berhenti di fase menjadi bayi, anak atau remaja tetapi kita mau terus dibentuk menjadi orang-orang yang dewasa sesuai dengan kerinduan Tuhan yang siap untuk menerima setiap teguran dari Tuhan. Teguran bukan berarti membuat kita selalu merasa gagal dan salah tetapi membuat kita menyadari bahwa Tuhan ingin menjaga kita dan tidak mau jika kita tersesat. Teguran bukan membuat kita menjadi marah dan berontak serta pergi jauh dari komunitas tetapi teguran membuat kita yakin bahwa kita dididik, dikasihi dan diarahkan (Ibrani 5:11-14). Tuhan rindu kita menjadi jemaat yang berkemenangan serta dipakai untuk kemuliaan nama Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Extraordinary People in Extraordinary Season
Setiap kita dipilih oleh Tuhan untuk mengerjakan sebuah tujuan dan rencana besar. Firman Tuhan berkata sejak dunia dijadikan, Tuhan telah mengenal kita dan Tuhan memiliki rencana bagi kehidupan kita. Tuhan sangat mengasihi kita dan memiliki hak istimewa sebagai duta kerajaan Allah.
Kita harus ingat bahwa kita bukan berasal dari dunia ini dan kita diutus untuk melakukan misi kerajaan Allah bersama dengan Kristus. Seringkali kita lebih fokus pada keadaan sekeliling kita, sehingga kita lupa bahwa ada tujuan yang Tuhan tetapkan bagi setiap kita.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. – Roma 8:28
Kita tidak ditetapkan untuk menjadi orang Kristen yang biasa saja. Tahun ini adalah extraordinary favor-nya Tuhan, maka kita harus menjadi extraordinary-nya Tuhan, yang tidak biasa dalam melakukan segala sesuatu hanya untuk rutinitas dan menghabiskan hidup kita hanya sebagai siklus hidup.
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. – Yohanes 15:16
Tuhan telah memilih kita sejak semula dan menetapkan kita untuk pergi dan menghasilkan buah. Sudahkah kita menghasilkan buah dalam kehidupan kita? Dalam terjemahan lainnya, buah dalam ayat ini bersifat kuantitas, buah yang banyak dan tidak sekedarnya. Buah yang dihasilkan juga harus memiliki kualitas yang baik dan menyenangkan tuannya. Buah yang tetap artinya buah kita kekal, hidup kita dipakai menjadi berkat bagi banyak orang dan hidup kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Kehidupan kita adalah buah yang harusnya manis dan berdampak bagi kehidupan banyak orang.
Bagaimana cara kita melakukannya? Roma 12:2 telah menjawabnya, yaitu dengan kita tidak menjadi serupa dengan dunia, melainkan serupa dengan Kristus, sebab dunia sedang lenyap dengan keinginannnya. Hidup kita harusnya menjadi sesuatu yang dinilai Tuhan tetap karena kita mengerjakan apa yang Tuhan rindukan dalam kehidupan kita.
Orang yang tidak biasa (extraordinary people) juga tidak berkrompromi dengan dosa yang ia tahu tidak akan menghasilkan buah yang kekal. Banyak orang Kristen mengaku mengikuti Kristus tetapi masih terikat dengan dosa, masih kompromi dan menyukai cara hidup kita yang lama. Setiap hal yang kita kerjakan harusnya berbuah manis supaya kita bisa dinikmati dan menjadi dampak dalam pelayanan kita maupun kehidupan sehari-hari kita. Banyak orang Kristen yang masih terjebak dalam dalih demi dalih dan tidak mau diperbaharui oleh Tuhan karena masih terikat dengan dosa, bahkan tidak mau dilepaskan.
Mari kita hidup dengan totalitas kepada Kristus, yang bersedia memberikan seluruh miliknya yang terbaik dan mengerjakan panggilannya bersama Kristus. Kita mungkin dinilai bodoh dan gila bagi orang lain, namun itu menyenangkan hati Tuhan dan mengerjakan kerinduan Tuhan.
Tuhan menilai persembahan janda miskin lebih bernilai dan berharga dibandingkan orang kaya yang memberikan persembahan yang jumlahnya jauh lebih banyak. Tuhan tidak melihat berapa jumlah persembahan yang kita berikan, tetapi Tuhan melihat hati kita. Kisah janda miskin dalam kitab Markus tersebut juga mengajarkan kita mengenai totalitas dalam mengikuti Tuhan. Dengan jumlah dua keping, ia mungkin terlihat berkekurangan, namun ia memberikan semua miliknya, seratus persen yang ia punya tanpa perhitungan. Maukah kita memberikan seluruh milik kita, yang berharga bagi kita, untuk Tuhan?
Minyak narwastu yang digunakan oleh seorang perempuan untuk mengurapi kaki Yesus memiliki harga yang sangat mahal, yaitu senilai dengan upah satu tahun pada masa itu. Meski banyak orang menilai dia bodoh dan membuang-buang uang, tapi ia tidak peduli, ia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Tuhannya.
Jadilah orang yang tidak biasa, yang memberikan seluruhnya untuk Tuhan.
Bagi orang lain, mungkin saja kita dianggap bodoh dan gila, tapi itu tidak menggoyahkan dirinya untuk tetap berkarya maksimal di dalam Kristus. Menjadi orang yang tidak biasa membutuhkan hubungan yang intim dengan Tuhan, di mana hari demi hari kita diperbarui dan disempurnakan semakin serupa dengan Kristus. Tantangan dan halangan pasti ada, namun kita akan dikuatkan karena Kristus ada berserta dengan kita.
Jangan bandingkan lintasan kita dengan lintasan orang lain. Fokuslah dengan lintasan kita sendiri. Sekalipun kita jatuh dan terluka, kita tetap mau bangkit dan menyelesaikannya. Miliki mental penyelesai yang kuat dan tidak goyah. Marilah kita hidup berkenan bagi Tuhan dengan rela dibentuk, dimurnikan dan diproses Tuhan menjadi orang yang berbeda dari dunia dan dipakai Tuhan dengan luar biasa.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Krisis Iman
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)
Pencobaan-pencobaan di muka bumi ini adalah pencobaan biasa. Tidak ada pencobaan yang baru di dunia ini, bahkan pergumulan kita satu sama lain bisa saja sama. Firman Tuhan berkata bahwa Tuhan akan memberikan jalan keluar dan kekuatan sehingga kamu dapat menanggungnya.
Tuhan tidak hanya peduli dalam hal-hal besar saja dalam kehidupan kita. Tuhan sangat peduli kepada setiap kita bahkan hal yang paling kecil dalam kehidupan kita.
Firman Tuhan katakan sehelai rambut kita tidak akan terjatuh tanpa seijin Tuhan. Tuhan tidak mencintai kita karena kita melayani Dia, karena hal-hal besar yang kita lakukan, tetapi Tuhan memperhatikan segala hal dalam hidup kita meskipun kita tidak melayani Tuhan. Tuhan tahu semuanya dan Tuhan peduli, Tuhan merancangkan kebahagiaan kita. Tuhan ingin kita kuat dan bahagia dalam rencanaNya.
Setiap kita memiliki jalur pertandingan masing-masing yang harus kita menangkan.
Karena itu kita tidak boleh merasa bahwa beban kita yang paling berat dan beban orang lain lebih ringan. Jangan kita membanding-bandingkan panggilan kita, karunia ataupun talenta kita dengan orang lain. Kita perlu mengenali diri kita masing-masing agar tidak terus hidup di bawah bayang-bayang orang lain.
Iblis telah merusak gambar diri atau self image kita sehingga gambaran Tuhan dalam hidup kita juga ikut menjadi rusak. Hal ini menyebabkan munculnya banyak masalah emosi, tidak percaya diri, hati yang terluka dan sebagainya yang kemudian membuat kita sulit untuk mengetahui tujuan hidup kita di dalam Tuhan. Hidup kita sangat berharga di mata Tuhan, karena itu kita harus menggunakan potensi, talenta dan semua yang kita miliki dalam hidup ini untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan hanya untuk kepentingan pribadi kita saja agar kita tetap kuat di dalam Tuhan dan dapat memenangkan pertandingan iman kita.
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibrani 12:1-2)
Ada 4 hal yang harus dilakukan dalam pertandingan iman
Harus dilakukan dengan mata yang tertuju kepada Tuhan
Jika kita mengalami masalah yang terdesak, apakah kita datang kepada Tuhan dan memohon pertolonganNya ataukah kita justru mengalihkannya pada hal-hal lain yang dapat menyenangkan hati kita? Jika kita tidak pernah datang kepada Tuhan, maka kita tidak akan mengalami kemenangan atas persoalan yang kita hadapi.
Kecepatan dan strategi
Dalam perlombaan kita butuh kecepatan dan strategi untuk dapat memenangkannya. Begitu pula dengan perlombaan iman, jika kita berlambat-lambat dan tidak memiliki strategi, maka kita tidak akan dapat memenangkannya dan kehilangan apa yang terbaik dari Tuhan.
Latihan
Kita perlu melatih hidup kita agar semakin bertumbuh dan berbuah didalam Tuhan. Jika kita tidak pernah berlatih maka kita tidak akan pernah mengalami perubahan. Kita tidak bisa merubah hal-hal buruk yang ada dalam hidup kita hanya dalam sekejap saja, oleh karena itu latihan terus menerus diperlukan agar kita dapat mengalami pemulihan.
Asupan
Tanpa asupan makanan yang sehat, maka kita akan sulit untuk bertanding. Makanan yang kita perlukan dalam pertandingan iman adalah firman Tuhan.
Kedatangan Tuhan tidak lama lagi. Gereja harus dipersiapkan untuk menghadapi masa-masa sukar karena akan datang masa-masa yang begitu mengerikan sebelum kedatangan Tuhan. Kasih yang menjadi dingin, dosa yang merajalela dan dunia menjadi semakin jahat. Banyak orang di akhir zaman mengalami kemerosotan dan krisis iman, lesu, hampa, depresi dan sebagainya karena tidak mempunyai iman.
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Lukas 18:8)
Ada beberapa tokoh dalam Alkitab yang mengalami kegagalan ketika berada pada masa krisis yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup mereka.
Saul
Saul adalah orang yang diurapi dan dipilih oleh Tuhan, namun mengalami kegagalan dalam kepemimpinannya karena tidak taat kepada Tuhan. Ia tidak sabar untuk menunggu waktu Tuhan sehingga ia bertindak sesuai keinginannya sendiri ketika harus menghadapi peperangan. Tidak hanya itu, Saul juga lebih mementingkan apa yang dikatakan oleh rakyat daripada apa yang dikatakan oleh Tuhan karena ia menginginkan dukungan dan penghargaan dari rakyat. Akhirnya kepemimpinan Saul menjadi hancur dan ia kehilangan perkenanan Tuhan.
Simson
Simson mempunyai karakter yang cukup buruk, ia dipenuhi oleh kepedihan dan kesedihan dalam hidupnya tetapi tidak membawanya kepada Tuhan. Ia malah mencari kesenangan-kesenangan diluar Tuhan dan melakukan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan sehingga menyebabkannya mengalami kejatuhan.
Salomo
Salomo berada pada masa kesuksesannya, ketika ia jatuh dan mengalami krisis karena ketidaktaatannya. Tuhan telah memperingatkan Salomo untuk tidak memperistri wanita dari bangsa-bangsa lain, tetapi Salomo tidak taat dan lebih memilih untuk mengikuti keinginannya daripada apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Jika kita berada pada masa-masa sukar dalam hidup kita dan mengalami banyak kegagalan, tidak usah malu untuk datang kepada Tuhan. Ijinkan Tuhan yang melatih dan mengubah hidup kita sehingga kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Rahasia Gereja Pemuridan
Sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga, Ia memberikan pesan terakhir yang dikenal sebagai Amanat Agung. Ia naik ke Surga meninggalkan murid-muridNya dan tidak akan kembali lagi dengan tubuh manusia. Tuhan Yesus mempercayakan dunia ini kepada setiap orang percaya. Ia meninggalkan warisan yaitu Amanat Agung (Matius 28:18-20 ) kepada setiap orang percaya yang masih ada di dalam dunia.
Pesan Amanat Agung Tuhan Yesus dimulai dengan “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Warisan Amanat Agung berbicara tentang tugas yang belum selesai dan harus dilanjutkan oleh semua orang percaya.
Tuhan Yesus memberikan kita kuasa untuk menerima dan menyelesaikan tugas misiNya. Kuasa menjadi salah satu kata kunci atau pesan penting di dalam Amanat Agung.
“Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (ayat 19).” Pemuridan bukan hal asing karena sudah dimulai dari Perjanjian Lama. Pemuridan pertama kali dimulai dari keluarga sehingga banyak perintah di PL agar orang tua sejak kecil membawa anak-anak mereka mengenal Tuhan. Akan tetapi banyak orang tua yang gagal memuridkan anak-anaknya padahal pemuridan adalah hal yang sederhana yaitu membawa orang untuk mengenal Tuhan. Pemuridan dimulai dari keseharian seperti hubungan antara Musa dan Yosua, Elia dan Elisa. Ada impartasi dan teladan dalam hubungan keseharian, itulah pemuridan. Perintah mengenai pemuridan diulang kembali di PB sesaat sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga.
Sebuah survey mengatakan hanya 10% jemaat yang bisa “memberi makan diri sendiri”, selain dari itu sangat tergantung dari pemimpin rohani, tidak memiliki kesadaran untuk belajar Firman Tuhan melalui doa dan saat teduh.
Kerinduan Tuhan bukanlah melihat gerejaNya menjadi besar tetapi melihat gerejaNya bertumbuh.
Selain itu, survey berikutnya mengatakan bahwa hanya ada 2% jemaat di dalam gereja yang memuridkan orang lain. Ini adalah fakta yang mengerikan padahal pemuridan adalah perintah Tuhan Yesus kepada semua orang percaya dan kunci agar gereja mengalami transformasi. Gereja Tuhan di akhir zaman harus menjadi gereja yang memuridkan.
Iblis memberikan 3 tipu daya mengenai pemuridan, diantaranya:
Pemuridan itu sulit.
Hal ini membuat banyak anak Tuhan tidak berani memuridkan orang lain, bahkan banyak orang Kristen tidak berani bersaksi.
Pemuridan itu otomatis terjadi.
Hal ini adalah salah karena pemuridan adalah sesuatu yang perlu diusahakan. Ada hubungan yang perlu dibangun, ada harga yang perlu dibayar dan ada disiplin sebagai seorang murid. Orang yang lahir baru tidaklah otomatis menjadi murid, ia harus dibentuk, belajar menyangkal diri dan memikul salib setiap hari.
Pemuridan adalah pilihan.
Pemuridan bukanlah pilihan, tetapi semua orang percaya dipanggil masuk untuk menundukkan diri kepada otoritas Tuhan dan pemimpin yang dipercaya Tuhan atas hidup kita. Pemuridan tidak mengenal usia maupun status, semua orang dipanggil masuk ke dalam pemuridan.
Murid memiliki ciri utama yaitu belajar. Ketika kita berhenti untuk belajar, artinya kita berhenti menjadi murid.
Seumur hidup kita sebagai orang percaya, kita harus terus belajar dan diproses di dalam Tuhan. Banyak orang lebih suka dengan acara yang ada di dalam gereja daripada pemuridan, karena pemuridan membutuhkan harga di dalam sebuah hubungan.
Seorang yang lahir baru haruslah dibawa ke dalam kebenaran dan kebiasaan yang baru, seperti orang tua yang mengajari anaknya untuk mencuci tangan dan berdoa sebelum makan. Anak kecil perlu diajari terus menerus untuk hidup dalam kebiasaan yang baru dan benar sehingga ketika ia beranjak dewasa hal tersebut bukan lagi menjadi sebuah peraturan melainkan gaya hidup. Tidak hanya itu, apabila orang percaya tersebut sudah bertumbuh didalam gaya hidup kebenaran, kita harus menghubungkan mereka ke dalam gereja lokal sebagai persekutuan orang percaya. Disitulah orang percaya tersebut belajar untuk melayani dan mengaktifkan setiap talenta.
Pemuridan membutuhkan usaha yang harus dilakukan oleh orang percaya. Pemuridan tidaklah susah, pemuridan membutuhkan kesengajaan dan usaha. Keberhasilan dari gereja Tuhan bukanlah menjadi besar dan terkenal tetapi taat terhadap misi Tuhan.
Galatia 2:20 yang berbunyi “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” menjelaskan harga dari pemuridan sebuah pemuridan, yaitu:
- Disalibkan bersama dengan Kristus
- Bukan aku, tapi Kristus yang hidup didalam aku
- Hidup oleh iman
Geroge Muller pernah berkata, “aku merasakan perubahan total dalam hatiku, aku menyerahkan seluruh hidupku kepada Tuhan, kehormatan, kesenangan, uang, kekuatan fisik, kekuatan mental, semua aku persembahkan kepada Yesus. Aku menjadi pecinta Firman Tuhan dan Tuhan menjadi segala-galanya bagiku.” Inilah contoh dari orang yang mengalami Galatia 2:20, hidup yang mengalami perubahan.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Hati-Hati dengan Roh Pengendali!
Setiap anak Tuhan dipanggil dan diberikan perlengkapan untuk melakukan kehendak Tuhan, tetapi masih banyak yang tidak tahu cara mengaktifkan dan menggunakannya, bahkan ada yang tidak mendapatnya karena tidak mau berjalan dalam panggilan Tuhan. Langkah pertama mendapatkan perlengkapan dari Tuhan adalah belajar melangkah dalam panggilan Tuhan.
Ada juga yang takut dan kuatir ketika berjalan dalam rencana Tuhan dan panggilan Tuhan. Jangan takut dulu!!! Percaya kalau Tuhan memanggil kita, Dia pasti akan perlengkapi. Tuhan yang menciptakan kita, Tuhan yang paling mengetahui apa yang menjadi tujuan hidup kita. Seringkali kita sulit mengerti rencana Tuhan karena memiliki Roh pengendali.
Seperti namanya, roh pengendali adalah yang mengendalikan dan mengikat kita, sehingga kita tidak bisa berjalan sesuai dengan rencana Tuhan. Ia mengendalikan perasaan, pikiran atau tindakannya, sehingga hidupnya terikat. Pelayan Tuhan bisa saja melayani dengan luar biasa, tetapi ia tidak bisa melangkah lebih maju karena ia sedang terikat. Orang-orang yang terikat ini seringkali tidak menyadari bahwa ia sedang diikat.
Sebenarnya, dari mana asal Roh Pengendali?
-
Roh jahat (1 Korintus 10:20-21)
Kita bisa membuka celah bagi roh jahat untuk masuk dalam hidup kita, misalnya dengan melakukan praktek okultisme, perdukunan, dan percaya pada peruntungan dan ramalan. Tanpa kita sadari, kita dikendalikan oleh roh jahat tersebut. Intimidasi iblis membuat kita sulit untuk menyembah dan mempercayai Tuhan. Tetapi jangan khawatir, Tuhan sanggup membebaskan setiap orang yang berseru kepada Tuhan, namun kita tetap harus bertanggung jawab atas dosa yang kita lakukan.
-
Adat istiadat dan mitos (Kolose 2:8 & Galatia 4:9-10)
Hal ini berbicara mengenai roh-roh dunia. Di dalam kitab Galatia 4:9-10 mengatakan bahwa roh dunia yang sebenarnya lemah dan miskin dapat mengikat hidup banyak orang yang lemah hati dan tidak diisi oleh Firman Tuhan. Roh ini menjadi pengendali banyak orang bahkan anak-anak Tuhan. Adat istiadat dan mitos budaya yang tidak sesuai Firman Tuhan juga bisa menjadi celah yang membuat seseorang terikat kuat. Oleh karena itu, janganlah kita dikendalikan oleh Roh jahat maupun adat istiadat yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
-
Dosa (Ibrani 12:1-2)
Upah dosa adalah maut. Dosa membuat kita tidak dapat berlari karena ia mengikat kita dan menghalangi berkat Tuhan turun atas kita. Tidak semua beban adalah dosa, tetapi dosa pasti menjadi beban bagi kita. Misalnya, perasaan khawatir berlebihan dalam pergumulan yang tidak esensial dan berupa ikatan jiwa dari hubungan yang melelahkan.
Bebas dari dosa begitu indah dan nikmat. Kita dapat melayani dengan bebas. Yesus telah mati untuk setiap kita agar kita bebas. Jika kita mau meninggalkan semua beban dan dosa, Tuhan pasti membebaska kita. Dengan demikian, kitab isa berlari tanpa harus merasa menderita.
-
Manusia
Contoh di mana manusia menjadi pengendali adalah Ratu Izebel. Ia mengendalikan kehidupan raja Ahab dan orang-orang di sekelilingnya. Wanita sangat mudah menjadi pengendali dengan air mata, rajukan ataupun kata-kata yang menarik simpati. Demikian juga pria yang memiliki keinginan untuk menguasai wanita dan merasa wanita harus taat kepadanya.
Setiap orang bisa memiliki roh pengendali atas sesama kita. Roh pengendali bisa berwujud dalam banyak hal, bahkan sering dijumpai dalam keluarga.
Banyak anak Tuhan takut memasuki rencana Tuhan karena dikendalikan orang tua. Ataupun, berusaha menjadi seperti saudara atau teman, hidup dalam bayang-bayang mereka. Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain! Tuhan memiliki rencana besar dalam kehidupan masing-masing kita.
Terkadang, kita juga menuntut dan memaksa Tuhan mengabulkan keinginan kita. Kita melakukan sesuatu yang baik, bahkan kita melayani Tuhan, namun sebenarnya, kita melakukannya untuk tujuan pribadi kita sendiri. Akhirnya kita menjadi frustasi dan menderita. Kita menggunakan Tuhan dan hal-hal rohani untuk mencapai tujuan kita sendiri, bukan tujuan Tuhan.
Tetapi kita harus sadar bahwa kita diciptakan dengan begitu mulia, Tuhan turun tangan membentuk manusia dengan cinta bukan untuk tujuan yang sementara di bumi menurut rancangan kita.
Tuhan ingin agar kita percaya kepada rencanaNya, dengan bimbinganNya agar kita memuliakan Dia, bukan dengan cara kita, melainkan cara Tuhan. Mari belajar percaya penuh kepada Tuhan, karena kepercayaan itu penting. Yesus sangat mengasihi kita dna mengingini yang terbaik untuk kita. Mari kita belajar percaya kepada Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : 6 Ciri Jemaat yang Sehat
Seorang pemimpin membawa DNA di mana ia menerima visi dan mimpi, dan ia membawa setiap orang yang dipimpinnya mengalami visi dan mimpi tersebut.
Termasuk gereja juga akan bergerak dan berubah jika pemimpin mulai bergerak dan melakukan perubahan. Setiap gereja adalah anggota tubuh Kristus di mana Kristus mewariskan visi dan mimpi yang berbeda dan spesifik, tetapi membawa setiap bagiannya kepada Kristus sebagai kepala.
Tuhan sedang melatih kehidupan kita untuk menjadi pemimpin yang Tuhan rindukan. Pemimpin yang menganggap mimpi Tuhan itu penting, dan mau bergerak menggenapi mimpi tersebut akan membuat gereja bertumbuh, berubah dan bergerak. Jika tidak, maka gereja akan mengalami fase stagnan, bahkan hilang. Dalam pelatihan kepemimpinan yang Tuhan berikan, prinsip kepemimpinan Kristus haruslah yang menjadi fokus utama.
Tidak hanya pemimpin yang membawa perubahan, tetapi jemaat, sebagai orang yang dipimpin, juga turut membawa perubahan. Sebab seperti tubuh dan kepala, pemimpin dan jemaat tidak dapat dipisahkan. Bagaimana sikap hati seorang jemaat yang sehat sesuai Firman Tuhan?
Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami. – 1 Tesalonika 2:19-20
Gereja sebagai jemaat Kristus memiliki fungsi yang disebut Tri Tugas Gereja: Koinonia, Diakonia, Marturia. Jemaat Tesalonika dikategorikan sebagai jemaat aktif mengerjakan bagiannya. Jemaat tesalonika memiliki 6 poin yang membuat jemaat ini menjadi sehat, yakni:
Jemaat adalah keluarga; Mengetahui kelemahan dan mau saling memahami serta menasihati.
Jemaat saling mengasihi dan bertumbuh dengan baik, tetapi jemaat yang tidak sehat akan datang dan pergi sesuka hati sesuai kenyamanan mereka. Jemaat yang sehat harus mengenal satu sama lain menjadi keluarga. Dalam 1 Tesalonika 2:11 memberikan pemahaman mengenai gereja sebagai keluarga sehingga jika nasihat adalah hal yang baik untuk memperingatkan jemaat. Seperti Ayah kepada anaknya. Jemaat Tesalonika sangat dekat dengan Paulus.
Jemaat Tesalonika (1 Tesalonika 1:3), Jemaat yang bekerja pekerjaan iman, usaha, kasih dan ketekunan.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; – Yohanes 14:12
Bagi Yesus, jemaat yang sehat adalah jemaat yang bekerja.
Gereja tanpa bermisi maka perlahan gereja itu akan mati. Gereja yang tidak bekerja dan tidak melayani sesuai dengan karunia seorang demi seorang akan mengalami fase stagnant. Bersaksi itu adalah bentuk pelayanan sederhana dari anak Tuhan. Setiap Karunia dasar, Karunia Roh, Kecerdasan intelektual dan emosional bisa dilatih tetapi jika dilihat Kecerdasan spiritual (yaitu kecerdasan untuk memahami sesuatu secara rohani) merupakan kecerdasan yang sangat tinggi.
Jangan menjadi Jemaat yang pasif!
Jemaat tanpa kobaran api dan hanya menunggu dan melihat (wait and see). Jika jemaat menjadi pasif dan tidak ada kerinduan bekerja maka gereja akan mengalami kemunduran bahkan untuk beberapa puluh tahun ke depan gereja akan mati. Mari masuk dalam Kegerakan Tuhan!!! Jangan menunggu semua fasilitas baru kita bekerja dan jangan menyalahkan fasilitas tetapi belajar memperbesar Kapasitas!!! Biarlah Visi Tuhan boleh diterima untuk dikerjakan bersama-sama.
1 Tesalonika 1:5 mengatakan jemaat harus menerima injil yang sehat
Pengajaran yang sehat dan mengalami karya Roh Kudus dalam hidup kita adalah hal penting yang tidak boleh diabaikan lebih dari semua pelayanan rohani. Belajar bergaul dengan Roh Kudus. Jemaat yang terima injil yang sehat pasti akan berbuah. Apa yang sering kita makan secara rohani? Makanlah makanan yang sehat secara rohani yaitu Firman Tuhan yang memberi kekuatan dalam kehidupan doa kita. Gereja harus menjadi tempat dimana Firman Tuhan diajar dengan baik dan benar.
1 Tesalonika 1:6 menegaskan mengenai jemaat yang taat dan meneladani Kristus sebagai teladan
Teladani apa yang baik setelah itu menjadi teladan bagi banyak orang. Jangan menjadi jemaat yang meniru yang buruk dan mudah dipengaruhi oleh dunia ini. Sebab kehidupan kita sudah ditebus oleh darah Kristus.
1 Tesalonika 1:8 memberikan penjelasan bahwa diantara kamu Firman Tuhan bergema
yang artinya jemaat Tuhan harus menyatakan imannya dan bersaksi. Jemaat yang menginjil adalah jemaat yang bersaksi.
1 Tesalonika 1: 9 menceritakan bahwa mereka sendiri bercerita kepada kami
yang artinya setiap orang yang tergabung sebagai Jemaat memberi diri mereka dibongkar dan mengalami pertobatan yang sejati. Jemaat yang bertobat yang berbalik dari berhalanya untuk melayani Tuhan yang hidup dan yang benar.
Belajar melakukan semuanya untuk pekerjaan Tuhan dan untuk melayani Tuhan. Jemaat dan pemimpin yang sehat akan melahirkan kegerakan dan pemimpin yang sehat serta mampu menumbuhkan Jemaat yang sehat dan aktif bagi kegerakan Tuhan dan kebangkitan rohani yang menjadi Kerinduan Allah kepada setiap gereja-Nya.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Silvia Marryasa Hannah : Perhatikan dengan Siapa Anda Bergaul
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.” (
1 Korintus 15:33-34
“Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang yang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20)
Jika kita bergaul dengan orang bijak, maka kita akan menjadi bijak. Jika kita bergaul dengan orang bebal, maka kita akan menjadi malang. Satu hal yang perlu kita perhatikan dalam hidup ini adalah dengan siapa kita bergaul hari ini, menentukan kehidupan kita di masa mendatang. Tentu hal ini juga berlaku sebaliknya, jika kita bergaul dengan orang yang takut akan Tuhan, orang yang mencintai Tuhan, melayani dan memberikan hidupnya sepenuhnya bagi Tuhan, maka hidup kita juga akan seperti itu. Bukan berarti kita sedang membeda-bedakan dengan siapa kita berteman dan tidak mengasihi orang lain, tetapi terkadang kita tidak menyadari bahwa pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan kita.
Pesan ini disampaikan kepada jemaat di Korintus. Bukan jemaat yang tidak mengenal Tuhan, tetapi justru jemaat yang kehidupannya sudah dibangun untuk mengenal Tuhan. Kenapa? Karena nyatanya, sekalipun kita merupakan seorang Kristen yang sudah lama pergi ke gereja dan melayani Tuhan, pergaulan yang buruk bisa merusakkan segala kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah kita miliki.
-
Salomo
“Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.” Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta” (1 Raja-Raja 11:1-2).
Tidak dalam satu malam Salomo meninggalkan Tuhan dan mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain. Pergaulannyalah yang melakukan itu. Ia bergaul dengan perempuan-perempuan bangsa asing yang membuatnya menyimpang dari Tuhan. Sekalipun Tuhan sudah memperingatkan, tetapi hati Salomo sedang tertuju kepada perempuan-perempuan yang tidak takut akan Tuhan. Apakah penting memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini? Tentu saja!
-
Lot
Keponakan Abraham, Lot, memilih untuk tinggal di lembah Yordan dan dekat gerbang Sodom dan Gomora, kota yang penuh dengan dosa amoral yang sangat tinggi. Lot adalah seorang yang benar, tetapi ia memiliki pilihan dengan siapa ia bergaul. Sudahkah kita berdoa sebelum kita memilih? Lot mengandalkan apa yang ia lihat dan yang ia rasa baik. Banyak hal yang harus ia tanggung karena bergaul dengan orang Sodom.
dan ia berkata: “Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.” (Kejadian 19:7-8)
Ayat 7-8 menunjukkan bahwa moral Lot telah sama seperti orang Sodom dan Gomora pada umumnya. Ia menjual anak-anaknya perempuan untuk diperkosa. Ini menunjukkan bahwa pergaulan kita dapat menjadikan diri kita seperti apa. Lot awalnya seorang yang benar dan mempercayai Tuhan, tetapi ia salah memilih pergaulan. Lot diselamatkan, tetapi ia harus kehilangan istri dan kedua menantunya.
Lot membawa kedua anaknya perempuan. Kedua anaknya memiliki darah Sodom dan Gomora, sebab istri Lot berasal dari bangsa Sodom. Anak-anaknya yang masih terbiasa dengan perilaku kota Sodom, membuat ayahnya mabuk dan tidur dengan ayahnya. Lahirlah bangsa Moab dan Amon, yang menjadi musuh bangsa Israel di kemudian hari. Nama Lot kemudian tidak lagi dicatat setelah kejadian tersebut.
Lot merasa kuat, ia merasa tidak masalah dekat-dekat dengan orang Sodom dan membawanya pada kebinasaan. Kita juga mungkin sering merasa kuat, tidak memilih-milih pergaulan, tanpa kita sadari kita mulai menjadi serupa dengan dunia.
-
Bileam
Bileam adalah seorang nabi Tuhan, tetapi ia bergaul dengan Balak. Ketika Balak mengutus pemukanya untuk mengutuki bangsa pilihan Tuhan, ia goyah, apalagi mendapat imbalan yang besar. Bileam bisa langsung menolak, tetapi karena hati dan pikirannya tidak tertuju pada Tuhan, ia goyah dan menyuruh pemuka-pemuka untuk bermalam sekali lagi. Ia tidak dapat dengan tegas menolak, meski sudah tahu apa yang Tuhan mau, karena pergaulannya dengan Balak. Bileam memang tidak mengutuki bangsa Israel, tetapi dari Bileam, bangsa Israel dibujuk untuk menyembah allah-allah lain.
Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN. (Bilangan 31:16)
Bangsa Israel berubah setia karena perempuan-perempuan yang dikirim oleh Balak atas saran dari Bileam. Bangsa Israel bergaul dengan perempuan-perempuan tersebut dan berbalik menyembah allah lain.
Hari ini kita mungkin berkata bahwa kita adalah seorang Kristen yang takut dan mengasihi Tuhan. Tetapi jika kita tidak sungguh-sungguh mengarahkan hati kita kepada Tuhan dan terus membiarkan pergaulan yang buruk itu masih ada dalam kehidupan kita, maka pergaulan yang buruk itu akan merusakkan setiap kebiasaan baik yang kita miliki dan membuat kita secara perlahan semakin menjauh bahkan meninggalkan Tuhan.
Memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini, itu artinya kita peduli dengan masa depan kita.
Tuhan Yesus memberkati.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Mengenal dan Dikenal Yesus
Kita bisa mengagumi seseorang, tetapi berbahaya jika kita mengagungkannya dan bahkan mengutamakan dia lebih dari segalanya. Bisa jadi seorang selebriti, rekan pelayanan, gembala atau pembimbing kita, atau hamba Tuhan. Tentu kita harus menghormati hamba Tuhan, tapi kita salah besar jika kita mengagungkan dia seperti seolah-olah ia menjadi Tuhan dalam hidup kita. Kita telah menjadikannya sebagai berhala dalam hidup kita. Yang seharusnya menjadi idola kita adalah Tuhan kita, Yesus Kristus.
Kalau kita terlalu mengagungkan seseorang, kita akan mudah kecewa. Karena kita memberikan pengharapan yang lebih pada seseorang, sehingga ketika seseorang yang kita idolakan itu jatuh, kita akan sangat kecewa.
SUDAHKAH KITA MENGENAL YESUS?
Kristus telah memberikan teladan yang sempurna bagi hidup kita. Kita bisa mengetahuinya dari membaca Firman Tuhan. Kita mengetahui bagaimana perlakuan Yesus terhadap orang berdosa, ajaran-ajaran Yesus, dan itulah yang harus kita lakukan dalam hidup kita.
Kuasa penerimaan
Yesus mencintai orang berdosa dan gereja juga harus menerima dan menampung orang-orang yang berdosa. Tetapi Yesus tidak mau kita tetap tinggal dalam dosa kita. Kita harus berubah, itulah yang diinginkan Tuhan.
Namun seringkali konsep penerimaan disalahartikan dan menjadi senjata pembelaan untuk tetap tinggal di dalam dosa. Tuhan mengasihi kita, tetapi ia tidak ingin kita tetap tinggal di dalam dosa. Tuhan menghendaki perubahan dalam hidup kita untuk hidup kudus.
Jangan kita mencobai Tuhan dengan menjadi bebal dan mempermainkan kasih karunia Tuhan. Kita sudah tahu bagaimana kita harus hidup, tetapi kita tetap hidup dalam dosa. Kita sudah mempermainkan kasih karuniaNya
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Matius 5:48
Dalam hidup kita, Tuhan menuntut kesempurnaan kita. Tuhan adalah sempurna. Jika kita anak Tuhan, maka kita juga harus menjadi sempurna. Kekristenan kita harusnya bukan hanya sekadar menjadi identitas dalam kartu identitas kita saja, tetapi Tuhan ingin hidup kita benar-benar menjadi Kristen.
1 Yohanes 3:1-10
Kita harus mengetahui posisi kita sebagai anak-anak Allah. Kita adalah orang-orang yang dibenarkan oleh Yesus. Awal mula Adam Hawa diciptakan, mereka adalah ciptaan yang sempurna tanpa dosa. Tetapi iblis merusaknya dengan membuat Adam Hawa jatuh dalam dosa dengan keinginan dan nafsunya, sehingga manusia terpisah dari Tuhan. Dan Yesus telah menjadi pendamai dan menyucikan dosa-dosa kita ketika Ia mati di kayu salib. Kita ditebus dan kita telah menjadi orang yang benar. Jika kita telah mengerti hal ini, kita akan enggan untuk berbuat dosa lagi.
Ketika seseorang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, maka ia terpisahkan dari dunia. Dunia bukan lagi menjadi habitat kita. Alkitab berkata dunia tidak mengenal kita. Karena itu kita harus tampil berbeda dari dunia ini, seperti identitas baru yang Tuhan berikan.
Banyak gereja yang menjadikan dirinya serupa dengan dunia, dengan membawa cara-cara dunia ke dalam gereja dengan alasan penjangkauan. Jangan sampai gereja atau anak Tuhan menjadi serupa dengan dunia ini. Seharusnya kitalah yang menjadikan dunia serupa dengan Kristus.
MENGENAL DIA DENGAN BENAR.
Efesus 1:17-19 – Yesus memberikan roh hikmat dan wahyu untuk kita mengenal Kristus dengan benar. Kita harus mengenalNya dengan benar.
Sebelum kita menjalin persahabatan dengan seseorang, kita pasti membutuhkan waktu untuk mengenalnya dengan benar terlebih dahulu. Menghabiskan waktu bersama terlebih dahulu, untuk mengenal kepribadiannya. Tetapi terkadang dalam usaha kita mengenal, ternyata kita tidak sungguh-sungguh mengenal dia dengan benar. Kita mengenal seseorang sebagai seorang yang sabar, tapi ternyata setelah sekian lama, ia seorang yang pemarah.
Demikian juga, kita harus mengenal Kristus dengan benar. Apakah kita sudah benar-benar mengenal Yesus yang benar dengan benar, bukan Yesus yang palsu yang seperti pemikiran kita sendiri. Di akhir jaman ini, penyesat-penyesat datang dari gereja Tuhan untuk menyesatkan orang-orang yang tidak benar-benar mengenal Yesus dengan benar. Pemahaman kita tentang Tuhan harus terus bertambah. Dengan cara apa kita bergaul dengan Tuhan, mengenal kehendakNya, mengenal apa yang menjadi kerinduanNya.
Ketika kita sudah mengenal Kristus dengan benar, Firman Tuhan mengatakan, Ia akan menjadikan mata hati kita terang. Dalam hidup kita, mata hati kita tertutup oleh pengajaran-pengajaran dari dunia. Bagaimana pergaulan kita, lingkungan kita, itu akan membentuk kita. Karena itu hati-hati dalam pergaulan kita.
Berapa persen dalam hidup kita, kita bergaul dengan Kristus, dengan komunitasNya. Berapa persen kita bergaul dengan sosial media, dengan informasi-informasi dari dunia yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Jika kita lebih banyak menghabiskan waktu kita bergaul dengan Tuhan, maka sinar kemuliaan dalam diri kita itu akan keluar. Sehingga bukan kita yang dipengaruhi oleh dunia, tetapi dunialah yang dipengaruhi oleh kita.
Hidup kita dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar dari lingkungan kita. Karena itu, kita harus berada dalam komunitas yang benar, untuk membangun kita, memiliki pembicaraan yang membangun diri kita, untuk kita mengenal Kristus lebih lagi di dalam panggilanNya.
MENJADI TERANG UNTUK ORANG DI SEKITAR KITA.
Orang yang mengenal Allah, hidupnya akan tetap kuat dan akan bertindak. Orang yang tidak mengenal Allah dengan benar, akan cepat mudah putus asa. Dengan cepat ia akan mundur ketika menghadapi masalah. Tapi orang yang sungguh-sungguh mengenal Allah, akan tetap kuat dalam segala masalah.
Kaca pembesar berfungsi untuk membesarkan agar kita melihat dengan lebih jelas. Ketika kita diberikan kaca pembesar oleh Tuhan, kita akan membesarkan masalah kita atau kuasa dan kasih Tuhan dalam hidup kita? Ketika kita diberikan kesempatan untuk mengalami masalah untuk mendewasakan kita, seberapa sering kita membesarkan masalah kita. Kita tidak berdoa dan memberontak pada Tuhan, mengatakan Tuhan tidak adil dan jahat. Padahal Tuhan ingin memurnikan dan mendewasakan setiap kita agar kita makin serupa dengan Kristus.
APAKAH KITA SUDAH DIKENAL OLEH KRISTUS?
Ketika Yesus datang kedua kalinya, apakah Yesus mengenal kita dan menyambut kita? Ataukah kita tidak dikenal oleh Kristus? Hidup ini sangat singkat, waktu berjalan dengan sangat cepat. Kita tidak akan tahu kapan Tuhan memanggil kita. Seperti gadis bijaksana, kita mempersiapkan diri kita untuk menyambut Tuhan dengan sungguh-sungguh. Mereka membawa pelita dengan minyaknya. 5 gadis bodoh hanya membawa pelita tanpa minyak cadangan, sehingga pelita itu mati ketika minyak tersebut habis.
Jangan sampai kita memulai dengan roh dan mengakhirinya dengan daging. Kita berapi-api dengan Tuhan pada awalnya, tetapi Tuhan tidak mengenal kita, karena api kita padam. Tuhan akan menilai setiap hidup kita. Tuhan tidak melihat seberapa hebat pelayanan kita, tetapi Tuhan melihat kedalaman hati kita.
- Published in Sermons