Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Keselamatan yang Terjamin

Saya berusaha untuk hidup benar di hadapan Tuhan, namun saya tidak bisa. Dosa selalu ada menghampiri. Contohnya, ketika saya bertobat tidak lagi mencontek ataupun memberikan contekan, teman saya memohon agar saya memberikan contekan dengan memberikan alasan-alasan mengapa ia membutuhkan bantuan. Saya menolaknya dan membuatnya sedih… Saya sudah berbuat dosa… Saya tidak mau menolong teman saya dan membuatnya terluka.
Kita tidak mungkin dapat berhenti berbuat dosa jikalau kita tidak pernah menerima kemurahan dari Tuhan. Yang membuat manusia bebas dari dosa bukanlah segala perbuatan baik kita. Tidak ada seorangpun di dunia, bahkan nabi sekalipun sanggup menjalankan taurat Tuhan 100% sempurna. Yesus datang ke dunia untuk menyelesaikan tugas, yakni menggenapi hukum Taurat dan mematahkan kutuk. Karena itulah, keselamatan kita tergantung kepada Yesus Kristus, hasil usaha kita tidak dapat berbuat apa-apa untuk mendapatkannya. Tanpa kita sadar, kita sering mengingkari kuasa Yesus. Kita menjadi seorang yang sangat rohani, tapi kita sendiri meragukan keselamatan kita. Ketika kita diberi pertanyaan “jika engkau mati hari ini, apakah engkau akan masuk surga?”, 99% akan ragu menjawabnya. Ini adalah contoh kita mengingkari kuasaNya.
Kita sering diombang-ambingkan oleh pengajaran hukum taurat, bukan injil. Misalnya, suatu pengajaran mengatakan “kalau tidak berbahasa roh, tidak bisa masuk surga“. Tentu saja ini salah! Bahasa roh membuat kita dekat dengan Tuhan, tapi tidak membuat kita kehilangan keselamatan. Begitu banyak injil-injil palsu yang tidak pernah ada dalam Firman Tuhan, tapi disampaikan dan ditanamkan.
Keselamatan tidak tergantung pada perbuatan kita, tetapi dari kasih karunia.
Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.
Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”
Yohanes 5:2-7
Orang ini percaya akan adanya kesembuhan, namun tidak pernah mengalaminya sendiri. Ia mempercayai sesuatu yang salah, ia percaya kepada mitos-mitos, kepercayaan dan roh-roh agamawi yang ada. Ketika Yesus datang dan menjumpai dia, Yesus bertanya suatu pertanyaan yang konyol kepadanya “maukah engkau sembuh?“. Seharusnya, Yesus sudah tahu bahwa ia ingin sembuh. Bahkan tidak hanya Yesus, pasti semua orang tahu bahwa ia ingin sembuh. Tetapi jawaban dari orang lumpuh ini justru berbeda. Ia tidak marah, ia bahkan tidak menjawab dengan benar. Ia justru mengalihkan pembicaraan pada situasi-situasi yang ada, seolah-olah ia meminta Yesus untuk menolongnya sampai ke kolam. Sesuatu yang baik dari orang lumpuh ini adalah ia tidak kehilangan harapannya untuk sembuh selama 38 tahun.
Betesda artinya rumah kemurahan. House of Mercy, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk sembuh. Lalu mengapa orang ini tidak menerima kemurahan di rumah kemurahan? Karena ia memiliki pola pikir yang salah, pikiran-pikiran yang berkubu. Berpikir bahwa Yesus akan menolong saya ketika saya melakukan perbuatan yang wah, ketika saya melayani Dia dengan sempurna. Kita sering lupa akan hukum kasih karunia. Kesembuhan yang kita dapatkan tidak tergantung pada situasi dan kondisi, karena itu jangan salahkan situasi dan kondisi ketika kita tidak sembuh.
Ketika Yesus mati di kayu salib, dosa dan kutuk kita sudah ditanggung olehNya, karena itu Ia berkata “sudah selesai“
Barang siapa percaya Yesus sungguh-sungguh, dosanya telah diampuni dan kita diselamatkan. Ada proses pengudusan yang membuat kita semakin lama, semakin serupa dengan Yesus.